MANAJEMEN TAMBANG
A
04.27.16.
Akuan
1998
KATA PENGANTAR
Halaman
2. PROSES MANAJEMEN . 11
2.1 PENGANTAR . 11
2.2 PENETAPAN TUJUAN . 13
2.3 PERENCANAAN 14
2.4 STAFFING .. 16
2.5 PENGATURAN (DIRECTING) 17
2.6 PENGAWASAN (SUPERVISING) .. 18
2.7 PENGENDALIAN .. 18
3. DAFTAR PUSTAKA 19
1.1 PENGANTAR
Pada bab pertama ini akan diterangkan pengertian dasar manajemen serta
sejarah perkembangan keilmuannya dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman mengenai manajemen sebagai suatu ilmu serta latar belakang
perkembangannya.
Masih banyak lagi definisi atau pengertian yang diberikan oleh para ahli
mengenai manajemen, namun demikian dari sekian banyak definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan dengan usaha
untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan serta
usaha memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya
kegiatan manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia,
sebab sebagai makhluk sosial manusia akan selalu berusaha berkumpul dan
bekerja sama.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa
semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang
mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat
mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa
memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Banyak sumbangan positif yang diberikan oleh aliran manajemen ini, seperti
pengukuran waktu kerja dan konsep-konsep penetapan efisiensi, yang
sampai saat ini masih digunakan. Selain sumbangan positif yang diberikan
aliran ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan paling menonjol yang
dirasakan adalah dalam masalah "memanusiakan pekerja". Manajemen
ilmiah dinilai memandang pekerja semata-mata hanya sebagai obyek kerja
saja. Pendapat yang menyatakan bahwa bonus untuk kelebihan kerja akan
dapat mendorong produktivitas kerja, ternyata tidak selamanya benar.
Walaupun sudah diberikan bonus ternyata perbaikan produktivitas yang
dihasilkankan kurang memadai. Kenyataan inilah yang kemudian mendorong
pemikiran-pemikiran baru di kalangan ilmuwan manajemen.
Pelopor dari aliran manajemen ini adalah Elton Mayo. Mayo merumuskan
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang manajer adalah mencari
atau menentukan teknik-teknik manajemen yang dapat memecahkan
persoalan sesuai dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan,
dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan
ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, manajemen dengan
2 PROSES MANAJEMEN
2.1 PENGANTAR
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang
memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam
organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa
yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada
keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah
diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah (top-down) atau
pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak (bottom-up) atau
pendekatan dari bawah.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan dengan
tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau tingkatan
tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan kata lain tingkat
manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global. Makin ke bawah tingkatan
tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik dan
operasional. Misalkan sebuah perusahaan bertujuan meningkatkan jumlah
keuntungan pada tahun produksi mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan
tersebut dapat dirumuskan lagi dalam bentuk sasaran penjualan (misalkan
dalam rupiah) tahun mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di
bawahnya lagi tujuan tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi
promosi yang harus dilakukan.
2.3 PERENCANAAN
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu
atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan
waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka
panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain
pihak ada rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana
untuk satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai
rencana operasional (taktis).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka
terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai.
Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan
lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang
diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan
persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan kedua hal inilah baru
dilakuan proses staffing tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi
tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal
dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang dapat
dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk
melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat
timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal.
Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri
serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
2.7 PENGENDALIAN
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses
evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan
kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat
apakah yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
3. DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN TAMBANG
1998
KATA PENGANTAR
Halaman
4. DAFTAR PUSTAKA 7
Gambar Halaman
Contoh : Sebuah kursi dapat dianggap sebagai sistem, dimana kursi ini
terdiri dari elemen-elemen yaitu berupa kaki, bagian penyangga (tempat
duduk, paku-paku dll.) yang saling berhubungan dan memiliki fungsi untuk
duduk.
Sebuah pabrik juga dapat diperlakukan sebagai sebuah sistem. Dalam hal ini
elemen-elemennya terdiri dari bahan mentah sebagai masukan (input),
proses transformasi beserta perlengkapannya, barang jadi sebagai keluaran
(output) dan lain-lain. Semua elemen tersebut saling terkait satu sama lain
dan diarahkan untuk satu tujuan yang sama yaitu memenuhi permintaan
para konsumen.
Dalam kehidupan dijaman modern ini, masalah yang muncul dalam suatu
sistem sangat besar tingkat ketergantungannya terhadap sistem yang lain.
Misalnya, solusi/pemecahan masalah dari suatu kasus belum tentu akan baik
efeknya bagi sistem yang lain.
Sebagai contoh, masalah polusi bahan kimia dalam suatu pabrik dapat
diatasi lewat pencucian limbah dengan mempergunakan sejumlah besar air.
Akan tetapi, dilain pihak penggunaan air yang berlebihan ini menuntut
pemasangan sumur bor yang tidak sedikit. Penggunaan sumur bor yang
berkapasitas tinggi ini dapat mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat
sekitar karena mereka tidak mendapatkan air dari dalam tanah akibat
penyedotan air secara besar-besaran oleh industri tadi.
Jadi dalam sistem kompleks solusi dari suatu masalah sangat bergantung
kepada masalah yang lain. Dengan kata lain penanganan suatu masalah
yang muncul dalam suatu sistem, sangat memerlukan keterpaduan antar
berbagai faktor dengan mempertimbangkan akibat dan dampak yang
mungkin terjadi dan merugikan sistem yang diamati maupun sistem yang
lain.
Di sini peranan informasi sangat menentukan. Arus informasi yang cepat dan
sangat mudah berubah memerlukan cara penanganan tersendiri oleh pihak
manajer. Maka pengelolaan suatu sistem organisasi membutuhkan
manajemen yang mampu mengantisipasi perkembangan sistem pada masa
yang akan datang dan mengolah informasi sesuai dengan kebutuhan yang
dihadapi.
INDUSTRI
SEKUNDER
INDUSTRI
Arus Barang INDUSTRI MANUSIA
ALAM PRIMER TERSIER KONSUMEN
Arus Uang
Gambar 4. Pola arus uang yang dikaitkan dengan arus ke luar negeri.
Regulasi
(pemerintah)
Ekonomi Hukum
Proses
Industri
Pertambangan Lingkungan
Teknik
Sosial Pasar
4. DAFTAR PUSTAKA
Ali Basyah Siregar dan TMA Ari Samadhi, Manajemen, Institut Teknologi
Bandung, 1987.
MANAJEMEN TAMBANG
TEORI ORGANISASI
1998
KATA PENGANTAR
Teori Organisasi - i
DAFTAR ISI
Halaman
1. PENGERTIAN ORGANISASI 1
4. BENTUK-BENTUK ORGANISASI 17
4.1 STRUKTUR ORGANISASI ... 17
4.2 BENTUK- BENTUK ORGANISASI .. 18
Teori Organisasi - ii
PERTAMBANGAN . 27
Tabel Halaman
Teori Organisasi - iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Teori Organisasi - v
1. PENGERTIAN ORGANISASI
Berbagai teori tentang organisasi yang di kemukakan oleh para ahli antara
lain :
1. John M. Gaus : Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang
untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab.
2. John D. Millet : Organisasi adalah kerangka struktur dimana pekerjaan
dari banyak orang dilakukan guna mencapai tujuan bersama, sedemikian
sehingga merupakan suatu sistem penugasan pekerjaan diantara
kelompok-kelompok orang melalui tahapan-tahapan tertentu. Organisasi
adalah kelompok-kelompok orang yang bekerjasama, dengan demikian
mengandung ciri-ciri hubungan manusia yang timbul dalam aktifitas
kelompok.
3. Fremont E. Kast dan James Rozenzweig : Organisasi merupakan suatu
subsistem dari lingkungan yang lebih luas, dan berorentasi pada tujuan.
4. Herbert A. Simon : Organisasi adalah suatu sistem yang terencana
berkenaan dengan usaha kerjasama dimana setiap peserta mempunyai
peranan yang diakui untuk dijalankan, dan mempunyai
kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan.
5. Paul R. Lawrence dan Jay W Lorsh (19,h.3) menyatakan bahwa sebuah
organisasi adalah koordinasi dari bermacam-macam aktifitas penyumbang
(contributor) individual untuk menjalankan transaksi-transaksi yang telah
direncanakan dengan lingkungannya.
Definisi ini dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1.) :
Teori Organisasi - 1
Dari berbagai pendapat tersebut pada dasarnya pendapat-pendapat itu
dapat dikategorikan kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
1. Pendapat yang mengemukakan bahwa organisasi adalah kumpulan dari
orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu.
2. Pendapat yang mengemukakan bahwa organisasi adalah merupakan
proses pembagian kerja dalam suatu unit/kelompok staf yang
terorganisasir.
3. Pendapat yang mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja
sama, sistem hubungan atau sistem sosial.
Teori Organisasi - 2
Dari ketiga macam ciri yang telah disebutkan di atas, maka dapatlah
diturunkan dua buah pengertian tentang organisasi yaitu :
1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerjasama
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.
2. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara
skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang
terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan.
Teori organisasi merupakan teori yang sangat luas, mencakup suatu sistem
keseluruhan yang terdiri dari bermacam-macam subsistem disiplin ilmu,
seperti: Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Filsafat, Matematika dan
lain-lain.
Teori Organisasi - 3
2. BEBERAPA ALIRAN TEORI ORGANISASI
Teori Organisasi - 4
- Gambaran pekerjaan secara mendetail harus ditunjukkan untuk semua
jabatan penting.
- Saluran komando yang pasti harus direncanakan dengan baik. Peraturan
melarang adanya pelompatan tingkat atau pemotongan saluran.
- Kesatuan perintah harus dipelihara.
- Perencanaan kedudukan dan satuan organisasi harus mendahului
pertimbangan khusus individu-individu yang akan mengisi jabatan.
Teori Neo Klasik timbul sebagai reaksi atas ketidakpuasan terhadap teori
Klasik yang terlalu mekanistis dan tidak manusiawi. Sebagai akibat
bertambah besarnya organisasi, pada perkembangannya terdapat beberapa
fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh pendekatan klasik, yaitu
faktor-faktor manusia dan segala sifatnya. Pada teori Neo Klasik ini mulai
diperhatikan aspek-aspek manusia dengan segala sifatnya yang unik
terutama dipandang dari segi psikologi dan sosial sehingga pendekatan ini
disebut juga dengan Gerakan Hubungan-hubungan Manusia (Human
Relations Movement) (33,h.13).
Teori Organisasi - 5
Pendekatan Neo Klasik ini memandang organisasi sebagai:
- Suatu kesatuan sosial.
- Suatu sistem sosial yang berhubungan dengan nilai-nilai.
- Suatu jaringan aliran interaksi antara individu dengan individu dan antara
individu dengan kelompok.
Jadi pendekatan ini mempunyai tiga elemen dasar yakni manusia dengan
segala tingkah laku dan kebutuhannya, struktur serta informasi atau
komunikasi.
Pendekatan Neo Klasik ini berpangkal tolak dari pendirian bahwa di dalam
organisasi yang disitu beranggotakan lebih dari seorang, pasti melibatkan
hubungan di antara mereka. Hampiran hubungan kerja antar manusia
mengutamakan peranan penting dari kebutuhan individu, motivasi hubungan
informal. Apabila jalinan hubungan antar para pejabat dalam keadaan baik,
berbagai kebutuhan individu dapat terpenuhi secara layak, adanya motivasi
yang sehat di antara pejabat dalam melaksanakan kerjasama, serta adanya
jalinan hubungan pribadi yang serasi antar para pejabat, maka organisasi
dapat diurus dengan mudah dan dapat berjalan dengan lancar menuju
kepada tujuan yang telah ditentukan.
Teori Organisasi - 6
mulai diperhatikan aspek lingkungan (environment) organisasi. Sehingga
cara memandang organisasi tidak lagi ditekankan pada beberapa aspek
tertentu tapi dipandang sebagai suatu kesatuan elemen-elemen yang
membentuk jaringan aliran transformasi input-output dari sumber-sumber
tertentu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja melalui pengintegrasian
subsistem-subsistem yang membentuk sistem organisasi.
Teori Organisasi - 7
3. PENDEKATAN SISTEM DALAM TEORI ORGANISASI
Sebuah pabrik dapat diperlakukan sebagai sebuah sistem. Dalam hal ini
elemen-elemennya terdiri dari bahan mentah sebagai masukan (input),
proses transformasi beserta perlengkapannya, barang jadi sebagai keluaran
(output) dan lain-lain. Semua elemen tersebut saling terkait satu sama lain
dan diarahkan untuk satu tujuan yang sama yaitu memenuhi permintaan
para konsumen.
Kast dan Rozenweig (1969) dengan bertitik tolak dari pendekatan sistem
terbuka, keduanya berpendapat bahwa organisasi adalah sistem yang dibuat
oleh manusia, dimana memiliki sifat saling mempengaruhi secara dinamis
(dynamic inter play) dengan lingkungannya.
Teori Organisasi - 8
secara individu dan secara kolektif. Secara ekstern, kita dapat
menghubungkan transaksi organisasi dengan organisasi dan lembaga lain.
Adalah prinsip dasar bahwa semua organisasi mendapatkan sumber dari
lingkungan yang lebih luas di mana organisasi merupakan bagian dari
padanya, dan sebaliknya organisasi ini menyediakan barang dan jasa yang
diminta oleh lingkungan yang lebih luas itu. Para manajer harus sekaligus
menangani segi-segi intern dan ekstern dari perilaku keorganisasian. Proses
yang pada dasarnya rumit ini dapat disederhanakan untuk keperluan
analisis, dengan menggunakan konsep dasar dari pendekatan sistem.
LINGKUNGAN
Teori Organisasi - 9
3.3 ORGANISASI SEBAGAI SISTEM TERTUTUP
Istilah sistem tertutup dan sistem terbuka berasal dari konsep yang
mendefinisikan sebagai berikut :
Suatu sistem dikatakan sebagai sistem tertutup apabila tidak ada material
yang masuk atau keluar dari padanya, dan merupakan sistem terbuka
apabila ada material yang keluar/masuk sistem.
Teori Organisasi - 10
3.4 ORGANISASI SEBAGAI SISTEM TERBUKA
Teori Organisasi - 11
MASUKAN ORGANISASI KELUARAN
(PROSES)
bahan mentah keluaran
sumber daya modal dampak sosial
sumber daya manusia produk
energi bahan buangan
informasi
LINGKUNGAN
Ada beberapa perbedaan pada berbagai tipe sistem terbuka, tetapi kesemua
model organisasi sebagai sistem terbuka tersebut secara umum dapat
dicirikan oleh sifat-sifat/karakteristik sebagai berikut :
1. Adanya pemasukan energi (importation of energy).
Sistem terbuka memasukkan bentuk-bentuk energi yang tertentu dari
lingkungan luarnya. Adanya pemasukan energi ke dalam organisasi ini
dicirikan dalam bentuk manusia dan material-material lainnya yang
berasal dari lingkungan organisasi.
2. Proses transformasi atau pengubahan bentuk.
Merupakan proses pengubahan masukan-keluaran menjadi suatu
masukan-keluaran tertentu dilakukan melalui kegiatan kerja. Organisasi
menciptakan sebuah produk baru atau mengolah material atau melatih
pegawai atau memberikan pelayanan.
Teori Organisasi - 12
3. Masukan/keluaran.
Setiap sistem terbuka mempunyai suatu hasil yang dikeluarkan kepada
lingkungannya. Organisasi bisa memberikan produk atau jasa yang dijual
kepada lingkungannya.
4. Siklus kejadian (cycles of events).
Pola kegiatan dari transformasi energi mempunyai suatu siklus tertentu.
Hasil yang dikeluarkan dari suatu proses atau keluaran ada kemungkinan
akan menjadi masukan kembali.
5. Entropi negatif.
Organisasi berusaha untuk memasukkan energi lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah energi yang sebenarnya diperlukan. Sistem
yang hidup, menjaga dirinya sendiri agar supaya dapat tetap dalam
kondisi keseimbangan dinamis, dapat mempertahankan diri dari
perubahan entropi yang mengakibatkan kerusakan sistem. Organisasi
yang diciptakan oleh akal manusia dapat secara kontinu memasukan
komponen-komponen manusia dari berbagai sumber untuk menjaga
kelangsungan hidupnya sehingga memungkinkan keseimbangan entropi
dapat terjaga dalam waktu yang tidak terbatas. Berarti sistem terbuka
menggunakan energi dalam proses transformasi dan menyimpan energi
untuk kebutuhan kelak.
6. Keadaan mantap (steady state) dan keseimbangan dinamis.
Sistem akan berusaha untuk menetralisir ancaman yang datang dari luar,
dalam upaya untuk memelihara dan mempertahankan karakter dan
identitasnya. Keseimbangan dinamis untuk suatu sistem yang terbuka
terjadi apabila sistem tersebut selalu dapat memelihara fungsinya dan
melakukan fungsinya dengan efektif.
7. Memasukan informasi, umpan balik negatif (negatif feedback) dan proses
pengkodean.
Sistem organisasi juga menerima masukan berupa informasi-informasi
dari lingkungannya, tentang lingkungannya dan tentang fungsi sistem
dalam lingkungannya. Informasi-informasi tersebut akan diproses dan
diberi tanda sedemikian rupa sehingga informasi tersebut berguna bagi
sistem.
Teori Organisasi - 13
Umpan balik sangat penting sekali artinya dalam organisasi yang
kompleks, karena harus selalu menerima masukan dari lingkungannya
secara kontinu. Umpan balik negatif adalah masukan informasi yang
menandakan terjadinya penyimpangan sistem dari yang diperintahkan.
Dan ini harus dibetulkan kembali agar tercapai kondisi keseimbangan
dinamis. Jadi umpan balik yang negatif membuat sistem tersebut dapat
memperbaiki kekurangannya.
Mekanisme seleksi masukan yang terdapat pada sistem disebut proses
pengkodean.
8. Differensiasi.
Pada sistem terbuka terjadi kecenderungan untuk melakukan differensiasi
dan spesialisasi fungsi. Sehingga pada perkembangannya suatu
organisasi akan lebih terspesialisasi dan memperinci strukturnya.
9. Kesamaan tujuan akhir atau equifinality.
Menurut prinsip ini, sebuah sistem dapat mencapai keadaan/tujuan akhir
yang sama walaupun berbeda keadaan awalnya maupun jalannya.
Teori Organisasi - 14
PENDEKATAN SISTEM
perubahan di dalam proses penye perubahan dalam
sebuah subsistem suaian (home supra sistem
organisasi atau di ostasis dina
dalam suprasistem mis)
lingkungannya
PENDEKATAN KOTINGENSI
perbedaan di dalam perbedaan di dalam perbedaan
situasi atau konteks kontingensi yang dalam struktur
organisasional (seperti dihadapi oleh organisasi
lingkungan eksternal, organisasi
dimensi, teknologi, dll.)
Ide dasar dari pendekatan ini adalah sifat teknologi yang digunakan oleh
organisasi, dimensi organisasi, sifat pasar dan faktor-faktor lainnya yang
menghadapkan organisasi kepada peluang-peluang tertentu dan juga
pembatas-pembatas tertentu serta masalah-masalah sedemikian rupa
sehingga memberikan ciri-ciri pada cara organisasi tersebut menyesuaikan
dari dengan lingkungannya seperti yang ditunjukkan oleh strukturnya.
Teori Organisasi - 15
keanekaragaman organisasi dan mencoba untuk mengerti bagaimana
organisasi bekerja dalam berbagai keadaan dan dalam keadaan yang
khusus. Pandangan kontingensi secara penuh ditujukan pada perbaikan
bentuk organisasi dan kegiatan manajerial yang sesuai dengan kondisi
tertentu.
Teori Organisasi - 16
2. Tujuan organisasi sudah digariskan dan terus menerus ada.
3. Teknologi relatif sama (uniform) dan stabil.
4. Ada kegiatan rutin dan produktifitas adalah tujuan utamanya.
5. Pengambilan keputusan direncanakan, serta koordinasi dan proses
pengawasan cenderung membuat struktur yang lebih ketat, sistem hirarki
dimungkinkan.
Teori Organisasi - 17
3. Teknologi relatif sama (uniform) dan stabil.
4. Ada kegiatan rutin dan produktifitas adalah tujuan utamanya.
5. Pengambilan keputusan direncanakan, serta koordinasi dan proses
pengawasan cenderung membuat struktur yang lebih ketat, sistem hirarki
dimungkinkan.
4. BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Teori Organisasi - 18
a. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama perusahaan
yang bersangkutan.
b. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan
hubungan-hubungan yang ada di dalam perusahaan.
c. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja
yang ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan
siapa atasan.
Teori Organisasi - 19
b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas.
c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan perintah sehingga
mempermudah pemeliharaan disiplin dan tanggung jawab.
d. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat karena
komunikasi cukup mudah.
Pengawas
Pelaksana
Teori Organisasi - 20
Didalam organisasi garis dan staf :
- Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dipergunakan secara
maksimal.
- Dalam melaskanakan pekerjaannya, anggota garis atau lini dapat
meminta pengarahan serta informasi dari staf.
- Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.
- Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan.
Teori Organisasi - 21
d. Timbul kekacauan bila tugas-tugas tidak dirumuskan dengan jelas.
Bentuk organisasi garis dan staf dapat dilihat pada Gambar 7.
Pengawas Pelaksana
Staf (estimator)
Teori Organisasi - 22
Kekurangan-kekurangan organisasi fungsional adalah :
a. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi suatu masalah tidak
jelas siapa yang harus bertanggung jawab.
b. Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan.
c. Terjadinya saling mementingkan fungsi masing-masing menyebabkan
koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan.
d. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karena anggota
organisasi terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang keahliannya
saja, sehingga untuk mengadakan pertukaran jabatan harus dilakukan
suatu pendidikan yang intensif terlebih dahulu.
Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil
pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari
kelompok orang adalah dengan membentuk satu kelompok tetap yang
disebut komite.
Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi
kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat
keputusan bersama-sama. Dengan adanya komite, diharapkan akan dapat
Teori Organisasi - 23
meghilangkan iri hati atau pertentangan diantara anggota kelompok dan
dapat dihindari hambatan-hambatan yang timbul akibat adanya
perintah-perintah yang simpang siur antara pimpinan yang setingkat.
Teori Organisasi - 24
- sebagai akibat dari banyak dan panjangnya tahapan yang harus dilalui
maka diperlukan modal yang sangat besar dan jangka waktu investasi
yang lama.
- selain itu perusahaan pertambangan hanya memiliki sedikit bahkan tanpa
pengendalian sama sekali terhadap harga pruduknya di pasaran dan
sangat dipengaruhi oleh campur tangan pengendalian dari pemerintah
terutama masalah perpajakan dan lingkungan hidup.
Teori Organisasi - 25
pengorganisasian tugas dan tanggung jawab. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa seorang manajer bukan hanya harus ahli dibidangnya tetapi
juga harus memahami secara umum kegiatan bidang-bidang kerja lainnya.
Fungsi-fungsi diatas dapat dibagi menjadi sub-sub bidang yang lebih kecil.
Teori Organisasi - 26
PENYELIDIKAN UMUM
Eksplorasi pendahuluan
EKSPLORASI Eksplorasi detail
Eksplorasi eksploitasi
Perencanaan tambang
STUDI KELAYAKAN Evaluasi ekonomi
Persiapan penambangan
PENAMBANGAN
Operasi penambangan
Penyesuaian ukuran
PENGOLAHAN Ekstraksi
Pemurnian
PENGANGKUTAN
PEMASARAN
Teori Organisasi - 27
5.4 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
Dapat dilihat bahwa pada struktur organisasi PT. Timah terdapat modifikasi
yaitu pada bagian/fungsi Teknik-Operasi yang dikepalai oleh seorang
direktur. Berdasarkan pertimbangan bahwa bagian ini sangat penting karena
berkaitan langsung dalam menghasilkan produk timah maka bagian ini
mempunyai srtruktur organisasi yang mendukung kegiatannya secara
lengkap dan tersendiri.
Teori Organisasi - 28
DIREKTUR
Ka
Ka. Ka. Ka. Kepala Kepala
KESEHATAN
PERBENDA- PERENCANAAN EKSPLORASI PEMASARAN SPI
HARAAN & PENG. PROD.
Ka.
PERSONALIA
Ka. Ka.
K3 PLH
PENGAWAS
PROD.I S/D VI
Keterangan :
Hubungan operasional
Hubungan teknis
Teori Organisasi - 29
Selain itu juga terdapat fungsi-fungsi yang tidak di-desentralisasi melainkan
langsung dibawah pengawasan Direktur Utama. Hal ini karena fungsi-fungsi
tersebut memegang peranan penting misalnya pengendalian pruduksi yang
sangat dipengaruhi permintaan yang selalu berfluktuasi sehingga perlu tetap
dibawah pengawasan langsung dari pusat. Sebagai contoh adalah fungsi
Pemasaran. Fungsi tersebut setingkat dengan fungsi Teknik-Operasi tetapi
tidak dikepalai oleh Direktur melainkan Kepala Pemasaran.
Selain itu diberikan satu contoh lagi struktur organisasi dari perusahan
pertambangan yang ada di Indonesia yaitu PT. FREEPORT INDONESIA.
Diamana PT. FREEPORT INDONESIA memiliki dua struktur organisasi
perusahaan yaitu struktur organisasi di Jakarta yang mengurus masalah
hubungan keluar perusahaan (pemerintah, konsumen,dan lain-lain), tenaga
kerja,dan lain-lain serta struktur organisasi di Tembagapura (lokasi tambang)
yang mengurus operasi penambangan. Struktur organisasi PT. FREEPORT
INDONESIA tersebut dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.
Teori Organisasi - 30
6. MOTIVASI DALAM MANAJEMEN
6.1 DEFINISI
Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda sesuai tempat dan keadaan
masing-masing, diantaranya :
Motivasi diambil dari kata latin movere yang artinya bergerak. Sedangkan
menurut Kartini Kartono (1981), motivasi (dari kata Latin motivus) artinya
sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat,
atau ide pokok.
Pendapat lain memberi batasan sebagai proses dengan mana tingkah laku
dipengaruhi dan diarahkan.
Ahli lain Buchari Zainun (1981) menyatakan ada dua macam kebutuhan :
1. Yang disadari (Conscious needs).
Teori Organisasi - 31
2. Yang tidak disadari (Unconsious needs).
Motivasi yang erat kaitannya dengan pekerjaan disebut motivasi kerja yang
dibatasi sebagai suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.
Teori motivasi kerja yang sangat dikenal ialah teori motivasi dua faktor dari
Frederick Herzberg (1969). Kedua faktor tersebut perlu mendapat perhatian
karena sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Teori Organisasi - 32
dissatisfaction). Tetapi sebaliknya jika faktor tersebut ada (hadir) tidak akan
menimbulkan kepuasan kerja (job satisfaction). Dengan kata lain faktor
tersebut tidak dapat memberikan motivasi kerja, tetapi ketidak hadirannya
dapat menurunkan prestasi kerja. Karena itu faktor ini dapat disebut
faktor-faktor pemelihara (maintenance factors). Faktor kedua disebut faktor
pendorong (motivator satisfier) yaitu bila tidak ada tidak menimbulkan
ketidak puasan kerja, tetapi kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan
kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi kerja. Perincian
kedua faktor tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Faktor lingkungan dan faktor pendorong dari Herzberg
Teori Organisasi - 33
c. Faktor-faktor luar :
- keadaan keluarga karyawan.
- rekreasi.
- training, upgrading.
- pendidikan lainnya, dan sebagainya.
2. Ghiselli & Brown (1950) dengan faktor yang dikemukakan sebagai
berikut :
a. Kedudukan/posisi.
b. Pangkat/golongan.
c. Umur.
d. Jaminan finansial & jaminan sosial.
e. Mutu pengawasan.
Kebutuhan pokok
Organisasi Tujuan
Alat perangsang
Teori Organisasi - 34
Selain teori motivasi kebutuhan, terdapat pula teori motivasi harapan; yaitu
kemungkinan subyektif akan suatu hasil.
Ganjaran
Prestasi
Usaha Kepuasan
Teori Organisasi - 35
merupakan alasan pokok motivasi kerja. Alasan tersebut berfungsi sesuai
dengan nilai dan harapan rangsangan dalam keadaan itu. Alasan untuk
mencapai sesuatu tergantung kepada persetujuan dan
kepuasan-kepuasan lain yang diharapkan, yang dapat diperoleh melalui
pencapaian suatu tujuan.
Kesemua itu tergantung pada beberapa faktor seperti terlihat pada model
motivasi kerja Patchen berikut ini (lihat Gambar 15.) :
2
11
3
6 21
12
7
8
9 13
10
14 24
15
22
16
17
18
23
19
20
Teori Organisasi - 36
4. Bagian dalam menentukan tujuan.
5. Alasan untuk persetujuan.
6. Rangsangan persetujuan (kemungkinan hadiah dari yang
menyetujui).
7. Harapan bahwa prestasi akan menghasilkan persetujuan.
8. Lain-lain alasan yang relevan untuk promosi.
9. Rangsangan lain (ganjaran dalam hal tertentu).
10. Harapan bahwa prestasi akan menghasilkan ganjaran lain.
11. Kepuasan hakiki yang diharapkan yang akan disebabkan oleh
prestasi.
12. Kepuasan yang diharapkan dalam persetujuan yang akan
disebabkan oleh prestasi.
13. Kepuasan yang lain yang diharapkan dan promosi yang
disebabkan oleh prestasi.
14. Standar keunggulan yang jelas.
15. Umpan balik tentang prestasi.
16. Tanggung jawab atas sukses (pengendalian terhadap motode).
17. Sukarnya tugas.
18. Tersedianya sumber dana untuk melaksanakan pekerjaan.
19. Adanya kepercayaan diri.
20. Pengalaman masa lalu tentang keberhasilan dalam bidang
tersebut.
21. Alasan untuk berprestasi.
22. Rangsangan untuk berprestasi (sejumlah keberhasilan yang
mungkin terjadi dalam situasi).
23. Harapan bahwa usaha akan menghasilkan prestasi.
24. Dua motivasi yang dihasilkan perilaku.
Bila kita perhatikan model motivasi kerja tersebut, faktor nomor 1 s/d
nomor 10 identik dengan faktor lingkungan dan no 14 s/d 20 identik
dengan faktor pendorong dari teori Herzberg. Sedangkan bila dilihat jenis
motivasinya ada kesamaan dengan ide Vroom, yaitu motivasi prestasi
(tingkat pertama) dapat dianggap sebagai batu loncatan untuk
Teori Organisasi - 37
memperoleh pesetujuan dan kepuasan lainnya seperti promosi (tingkat
kedua).
Motivasi prestasi ini akan menghasilkan motivasi kerja.
Masih ada model motivasi lain yang hanya diusulkan oleh Lawler saja
tetapi tidak akan dibahas disini karena hanya ditekankan pada masalah
upah kerja.
Teori Organisasi - 38
dalam kerangka keorganisasian. Menurut model ini motivasi kerja terdapat
pada 3 tingkatan. Yang pertama pada tingkat pribadi, berkenaan dengan
kebutuhan. Kemudian orang tersebut memutuskan untuk bekerja dalam
suatu organisasi/perusahaan. Antara orang tersebut dengan organisasi
terjadi interaksi yang dipercepat oleh perannya dalam organisasi.
Selanjutnya terjadi integrasi dari orang yang bersangkutan ke dalam
organisasi.
Motivasi tingkat kedua dan ketiga mengikuti pergaulan tersebut dengan
lingkungannya.
Tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
Tingkat 1 : Orang mempunyai berbagai kebutuhan psikologi dalam
berbagai strategi (Kotak 7). Kebutuhan-kebutuhan yang
paling penting adalah kebutuhan untuk berprestasi
(keunggulan), hubungan (pergaulan pribadi maupun sosial),
kekuasaan (pengaruh dan pengendalian), ketergantungan
(arahnya), dan pergaulan (terhadap orang lain).
Tingkat 2 : Setelah terjadi pergaulan individu dengan organisasi melalui
perannya dalam organisasi itu, berkembanglah motivasi
kerja dalam kaitan dengan perubahan kekuatan dalam pola
kebutuhannya dan keikatannya kepada pekerjaan dalam
organisasi (Kotak 12).
Tingkat 3 : Hasil psikologi terakhir dari orang yang bekerja pada suatu
organisasi ialah kepuasan yang ia peroleh dari pekerjaannya
itu juga merupakan motivasi kerja (Kotak 14).
Karena motivasi kerja dalam organisasi terutama terdapat
pada tingkat kedua (Kotak 12) dan tingkat ketiga (Kotak 14),
maka perlu sekali untuk mempertimbangkan perkembangan
mereka.
Untuk jelasnya mengenai Model Motivasi Tiga Tingkat ini,
perhatikanlah peragaan model tersebut pada Gambar 13.
Dalam suatu organisasi senantiasa terdapat :
- Sekelompok manusia yang terkoordinir.
Teori Organisasi - 39
- Ada pembagian pekerjaan/peran diantara orang-orang
tersebut.
- Ada pembagian wewenang dan tanggung jawab.
- Ada tujuan/sasaran bersama.
- Ada pengaruh timbal balik dengan lingkungannya.
3.
Tujuan-tujuan
Organisasi
1. 2. 10.
Organisasi Struktur Suasana Pola peranan
Oragnisasi motivasi interaksi
P
4.
Mekanisme E
penguat
R
7. N
Kebutuhan
5. 6. 11.
Individu Kepribadian Harapan Persepsi dan
penerima
8.
Persepsi tentang
tujuan & penentuan
tujuan
Teori Organisasi - 40
motivasi kerja itu sendiri dapat dikembangkan dalam
hubungan keorganisasian ini.
Ada beberapa faktor dalam hubungan keorganisasian ini
yang perlu mendapat perhatian dalam mengelola motivasi
kerja. karena itu seperti sudah disinggung dimuka diagnosis
yang tepat dan terinci dari variabel-variabel yang
berpengaruh bisa digunakan dalam menentukan pada
bagian mana campur tangan akan efektif untuk
perkembangan organisasi.
7. DAFTAR PUTAKA
Teori Organisasi - 41
MODUL PELATIHAN
MANAJEMEN TAMBANG
PRODUKTIVITAS
1998
KATA PENGANTAR
Produktivitas - i
DAFTAR ISI
Halaman
1. UMUM 1
5. DAFTAR PUSTAKA 18
Produktivitas - ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Produktivitas - iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Produktivitas - iv
1. UMUM
Produktivitas - 1
1. Dewan Produktivitas Nasional Indonesia mendefinisikan bahwa
produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan untuk itu,
atau dalam bentuk rumusnya :
3)
jumlah hasil keluaran keluaran
Produktivitas =
Jumlahmasukan masukan yang dimasukkan / dipakai
Produktivitas - 2
daya yang diperlukan. Hal ini menunjukkan keefisienan dari pencapaian
hasil dengan pemakaian sumber daya yang minimal.
Jumlahkeluaran keluaran
Produktivitas =
Masukan tenaga kerja modal energi dsb.
Produktivitas - 3
Selain itu untuk memperjelas pengertian produktivitas, Paul Mali
memberikan 4 pengertian produktivitas berdasarkan ruang lingkup yaitu :
1. Ruang Lingkup Nasional, memandang negara secara keseluruhan. Dalam
ruang lingkup ini diperhitungkan faktor-faktor buruh, modal, manajemen,
bahan mentah, dan sumber lainnya secara sederhana.
2. Ruang Lingkup Industri, hanya memperhitungkan faktor-faktor yang
berhubungan dan berakibat terhadap industri tertentu seperti industri
ruang angkasa, minyak, batubara, timah, besi baja, pendidikan,
kesehatan, perhubungan dan lain-lain.
3. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi. Dalam perusahaan atau
organisasi lebih memungkinkan melihat hubungan timbal-balik antara
faktor untuk diukur, dan dapat dibandingkan dengan perusahaan atau
organisasi lain. Sebagai contoh produk per jam kerja.
4. Ruang Lingkup Pekerjaan Perorangan, sangat dipengaruhi oleh
lingkungan pekerjaan dan ketersediaan peralatan proses dan
peralatannya. Hal ini sudah lebih kompleks karena adanya faktor motivasi
yang tidak dapat diukur, sedangkan motivasi sangat mempengaruhi hasil
pekerjaan.
Produktivitas - 4
Gambar 1. Produktivitas bidang pertambangan A.S.
2. PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN
Produktivitas - 5
Everett E. Adam Jr, dkk. mendefinisikan bahwa Produktivitas perusahaan
adalah suatu konsep sistematis mengenai konversi dari masukan keluaran
dalam sistem yang berada pada suatu keadaan tertentu.
Keluaran keluaran
Produktivitas total =
Tenaga ker ja Modal Material Energi
(S C MP) E
Produktivitas Faktor Total =
(W B) (K w K f ) . Fb . d f
dimana :
S = penjualan
C = persediaan
MP = bahan yang dibuat sendiri walaupun dapat dibeli dipasaran
E = faktor yang tidak merupakan hasil usaha produksi
S + C + MP - E = keluaran total
W = gaji dan upah
B = tunjangan
Kw = modal kerja
Kf = modal tetap
Fb = faktor penyesuaian kontribusi penanaman modal
df = faktor penyesuaian perubahan kerja.
Model ini masih mencerminkan secara jelas konsep produktivitas Ricardo yl,
dengan segala sifatnya yaitu bahwa produktivitas merupakan perbandingan
keluaran, produktivitas lebih berfungsi dan dinyatakan sebagai indeks, dan
semua keluaran maupun masukan diagregasikan.
Produktivitas - 6
Produktivitas faktor total ini lebih menunjukkan keadaan yang sebenarnya
dalam proses kerja, karena seluruh sumber daya diperhitungkan. Nisbah
(ratio) produktivitas faktor total harus dapat menghubungkan keluaran
seluruh faktor masukan seperti modal, tenaga kerja, dll.
Produktivitas ekonomi =
ton / shift ton
Biaya mod al / shift + Biaya tenaga ker ja / shift + Biaya operasi / shift $
Produktivitas - 7
memperluas konsep ini, dengan memandang nilai per ton dari batubara yang
diproduksi sehingga didapat suatu nisbah pengukuran dari produktivitas
yaitu :
Efisiensi ekonomi =
ton / shift x nilai dolar / ton Nilai $
Biaya mod al / shift + Biaya tenaga ker ja / shift + Biaya operasi / shift Biaya $
Produktivitas tenaga kerja adalah hasil yang diberikan untuk setiap satuan
waktu bekerja untuk itu atau dalam bentuk matematisnya adalah :
WMT.SSP
P.T.K. =
manshift
Produktivitas - 8
dimana :
P.T.K = Produktivitas tenaga kerja
WMT.SSP = Wet Metric Ton Screening Station Product yang merupakan
produk akhir dari Departemen Tambang sebagai bahan
baku pabrik.
manshift = Jam kerja yang dibayar untuk seluruh Departemen
Tambang dari manajemen, geologi, operasi, engineering
dan pemeliharaan.
Semua operasi pekerjaan pembuatan jalan tambang, pengupasan tanah
dan operasi penambangannya sendiri termasuk perhitungan di dalam
menghasilkan produk akhir Departemen Tambang (SSP).
Sedangkan yang termasuk perhitungan manshift adalah :
a. Operator alat tambang : operator
b. Pengawas tambang : mandor, pengawas dan pengawas senior
c. geologi : semua pegawai
d. engineering : semua pegawai
e. Bagian pemeliharaan : - tingkat pertama : - perbaikan lapangan
- pemeliharaan
pencegahan (Bottom
Shop)
- tingkat kedua : - pemeliharaan
- pembuatan komponen
(Top Shop)
f. manajemen : setingkat superinterdent.
2. Perhitungan produktivitas tenaga kerja PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) dan PN. Tambang Batubara.
Model yang digunakan menghitung produktivitas tenaga kerja dikedua
perusahaan ini adalah :
ton
P.T. K. =
manshift
Produktivitas - 9
dimana :
P.T.K. = Produktivitas tenaga kerja
Ton = Produksi yang dihasilkan dari tambang
manshift = Jam kerja yang terjadi untuk seluruh pegawai, yang dapat
dihitung untuk :
1. Jam kerja untuk Dinas Tambang Terbuka dan Tambang
Dalam.
2. Jam kerja untuk seluruh pegawai sampai ke Kuasa
Direksi, tidak termasuk pegawai di Kantor Pusat Jakarta.
Produktivitas - 10
Tabel 1. Produktivitas tenaga kerja berbagai perusahaan tambang
No. Nama Tambang Lokasi Pemilik Jenis Tahun Tipe Bijih/ Sistem Produk-ti
Perusahaan Mulai Kadar Tambang vitas
(Ton/MS)
1 Messina (Tvl) Africa 100% Swasta 1904 1,15% Cu Sub. Cav. 1,4
Development Selatan (100% public)
CO. Ltd.
2 Serrouvile Serrouvile, 100% Swasta 1973 36% Fe R&P 64
Perancis (Arbed)
3 Amax Chemical Meksiko 100% Swasta 1952 16% K2 R&P 52
Corp. Carlsbad (Amax Inc)
4 New Market A.S. 100% Swasta 1963 27% Zn R&P 24
Mine Jefferson (Asarco Inc) Skrinkage
County, Tem Stoping
Benching
5 Mac Leod Mine, Kanada 100% Swasta 1939 34,6% Fe Sub bl. 44
Algona Ore Div. (Algona Steel Corp)
Ontario
6 Windana Nickel Australia 50% Shell 1978 2% Ni Sub bl. 11
Project Laicaton Barat 50% Western C&F
Mining Corp Sub Cav
7 Soroako INCO Indonesia Swasta 19.. 2% Ni Open Pit 13,16 x)
Indonesia
8 Lakestor Mine A.S. 50% Hecta 1976 1% Cu bl Cav. 24
Casa Grandi, Mining Co. pa Cav.
Arizona 50% El Paso Sub Cav.
Natural Gas& Co,
9 BCL Ltd. Bostwana 25% Amax 1973 1,80% Cu C&F 3,10
Selebi-Pikwe 25% AAC of SA 1,25% Ni Open Stoping
15% Botswana with Post fill
35% Public
10 Mosaboni Group India 100% Pemerintah 1924 1,35% Cu R&P 0,75
Mines C&F
Mosaboni-Bihor
11 Cerro de Pasco Peru 100% Pemerintah 1901 3,27% Pb bl Cav. 3,34
7,14% Zu C&F
2.802/ton sq Set
Ag arch block
12 Codelco, Chili 100% Pemerintah 1905 1,59% Cu bl Cav. 25
Rancagua
13 Fosdalens Norway 100% Pemerintah 1906 30% Fe Sub Cav. 16
Bergverks A/S
14 Bukit Asam Indonesia Pemerintah 1918 Batubara Strip Mine 1,11*)
Sumatera
Selatan
15 Ombilin Indonesia Pemerintah 1892 Batubara Strip Mine 3,22**)
Sumatera Barat
16 Ombilin Indonesia Pemerintah 1892 Batubara Longwall 1,50**)
Sumatera Barat R & P, Cav
10)
17 Seluruh A.S. A.S. Campuran Batubara Tambang 15,60***)
(1968 - 1978) Bawah Tanah
Keterangan :
x) = Bulan Januari 1994
*) = Rata-rata selama tahun 1979 - 1981
**) = Rata-rata selama tahun 1979 - 1982
***) = Proyeksi
- Sub Cav. = Sublevel caving
- R&P = Room and Pillar
- Sub bl = Sublevel blas hole
- C&F = Cut and Fill
- pa cav = panel caving
- sq set = square set.
Produktivitas - 11
4. MODEL PRODUKTIVITAS M.E. MUNDEL
Sum AO / m
Sum RI / m
Produktivitas =
Sum AO / b
Sum RI / b
Produktivitas - 12
4. SUM Ao/m = AOP/1m + AOP/2m + AOP/3m
5. RIP/1 = masukan sumber modal
6. RIP/2 = masukan sumber energi, peralatan dan tenaga kerja
langsung
7. RIP/3 = masukan sumber tidak langsung
8. AOP/1 = pengembalian ongkos modal (capital cost recovery)
9. AOP/2 = pengembalian ongkos buruh langsung (direct labor
recovery)
10. AOP/3 = pengembalian ongkos tidak langsung (indirect cost
recovery).
Produktivitas - 13
$T/m = ongkos suku cadang peralatan dan pemeliharaan, perioda
pengukuran pada nilai perioda dasar
H/b = jam tenaga kerja langsung, perioda dasar
H/m = jam tenaga kerja langsung, perioda pengukuran.
Catatan :
1. Harga perioda dasar digunakan untuk $E/m dan $T/m mengisolasikan
perhitungan dari faktor selain faktor pasar yang berpengaruh pada
item ini. Tidak digunakan Indeks harga agar item ini tidak diperlukan
bergerak dengan indeks ini.
H/m
2. Digunakan $L/b x mengatur gaji ke nilai pada perioda dasar,
H/b
juga tanpa ketergantungan pada indeks harga.
Produktivitas - 14
dalam RIP/3/m gaji/jam adalah tingkat perioda dasar karena penurunan
setiap masukan secara terpisah, hal ini tidak sama jika semua tingkat
gaji akan dikoreksi oleh indeks harga.
d. AOP/1b = Q1/b x ST1/1 x ($1 x $1E/b + $1T/b) ..... + ST1/N x ($NE/b
x $NE/b) + $NT/b) + Qi/b dan seterusnya, untuk semua
produk dan tahap proses
Q1/b = jumlah produk 1, perioda dasar
Q2/b = jumlah produk 2, perioda dasar
:
:
QN/b = jumlah produk N, perioda dasar
STi/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk 1 pada
fasilitas 1
ST2/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk 2 pada
fasilitas 1
STi/N = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk i pada
fasilitas N.
Produktivitas - 15
f. AOP/3b = RIP/3b
AOP / 1m + AOP / 2m
AOP/3m = x RIP/3b
AOP / 1b + AOP / 2b
Perioda dasar menyatakan beberapa perioda dan telah lampau dari kinerja ,
dihubungkan dengan perioda waktu biasa dari suatu perioda waktu yang
umum.
Sum AO / m
Sum RI / m
Bila P =
Sum AO / b
Sum RI / b
P = Indeks Produktivitas
SUM AO / m
= Indeks kinerja sekarang
SUM RI / m
SUM AO / b
= Indeks kinerja dasar
SUM RI / b
SUM AO / m
= Indeks keluaran
SUM RI / b
SUM RI / m
= Indeks masukan
SUM RI / b
Pada dasarnya model M.E. Mundel ini adalah kuantifikasi dan agregasi
keluaran maupun masukan.
Produktivitas - 16
Umumnya metoda kuantifikasi dari agregasi masukan adalah dalam istilah
tenaga kerja (man power) adalah waktu kerja (man hours) atau (man years)
Produktivitas - 17
Ketelitian di dalam melihat agregasi keluaran dan masukan perlu mendapat
perhatian untuk mencegah nilai produktivitas yang tidak menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya.
5. DAFTAR PUSTAKA
Produktivitas - 18
Taylor, W. Bernard III, Davis, K. Roescoe; Corporate Ptoductivity-getting it
all together, Industrial Engineering, Vol.9 No.3, march 1977.
Produktivitas - 19
MODUL PELATIHAN
MANAJEMEN TAMBANG
1998
KATA PENGANTAR
Halaman
1. MANAJEMEN PROYEK . 1
1.1 UMUM .. 1
1.2 LATAR BELAKANG METODE LINTASAN KRITIS .. 2
1.3 MANFAAT PERENCANAAN JARINGAN .. 3
1.4 DIAGRAM JARINGAN .. 4
2. MANAJEMEN PERALATAN .. 8
2.1 SISTEMATIKA MANAJEMEN PERALATAN . 8
2.2 MEDAN KERJA DAN SIFAT MATERIAL ... 14
2.3 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM 26
PEMILIHAN ALAT BESAR ...
2.4 FAKTOR EKONOMIS PEMILIHAN PERALATAN 29
3. DAFTAR PUSTAKA 35
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1.1 UMUM
Perencanaan jaringan seperti yang dikenal pada saat ini merupakan alat yang
perkembangannya bertolak dari konsep lintasan kritis. Arti penting perencanaan
jaringan terletak pada penyederhanaan. Konsep ini merubah suatu proyek yang
kompleks mejadi sebuah gambaran grafis yang sederhana, dan di samping itu
ia dapat bekerja tanpa memerlukan terlalu banyak analisa matematika. Konsep
di atas dikemudian hari berkembang dengan cepat dan menumbuhkan
berbagai sistem walaupun di antara sistem-sistem tersebut sebenarnya tidak
terdapat perbedaan yang menonjol. Perbedaan lebih banyak menyangkut
orientasi dan titik berat pusat perhatiannya.
Sistem-sistem itu misalnya :
1. Metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM).
2. Teknik evaluasi dan revisi proyek atau Project Evaluation and Review
Technique (PERT).
3. Teknik evaluasi dan revisi proyek dengan mempertimbangkan aspek biaya
atau PERT With Cost (PERTCO).
4. Perencanaan dan penjadualan proyek atau Project Planning and Scheduling
(EPS).
Perkembangan metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM) berjalan
bersama-sama dengan perkembangan sistem lain yang dikenal sebagai PERT.
PERT diperkembangkan pada tahun 1958 pada U.S. Navy Special Project
untuk merencanakan dan mengendalikan program sistem peluru kendali
polaris. Pusat perhatian PERT terutama dikonsentrasikan untuk mengendalikan
faktor waktu yang tampil dengan suatu estimasi waktu, PERT berakhir dengan
taksiran waktu yang diperlukan untuk mennyelesaikan suatu proyek. Dan
melalui suatu analisa statistik yang sederhana, dapat ditentukan variasi
terhadap taksiran waktu tersebut disertai kemungkinan-kemungkinannya.
Dengan demikian PERT merupakan pendekatan probabilistik untuk
CPM yang berpijak pada dasar yang sama dengan PERT dikembangkan oleh
suatu tim dari Du Pont Company pada tahun 1957. Orientasi sistem ini tidak
terbatas semata-mata pada faktor waktu. Disamping itu, CPM dikembangkan
dengan tujuan untuk menekan biaya untuk melaksanakan perbaikan pabrik,
perawatan, pekerjaan konstruksi, dan lain-lain. CPM memerlukan data yang
lebih pasti dan merupakan suatu pendekatan deterministik.
1. Aktivitas.
Aktivitas digambarkan oleh sebuah panah ( ).
Identitasnya dinyatakan pada anak panah itu, demikian pula waktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya (lihat Gambar 1.).
Merancang
struktur
Aktivitas
i j
8 hari
A
i j Aktivitas
B
i,j
Aktivitas dinyatakan
i j dengan nomor kejadian
8
3. Kejadian.
Kejadian adalah sebuah titik dalam deretan waktu. Kejadian merupakan titik
pangkal atau akhir dari sebuah aktivitas. Kejadian digambarkan dengan
tanda lingkaran dengan nomor kejadian di dalamnya.
20 20 20
Gambar 2. Kejadian.
A B
2 5 7
B tergantung terhadap A
B 7
A
2 5 C
C D D
3
B E
Mulai A F G H Akhir
C D
Dalam praktek notasi lingkaran tidak begitu banyak digunakan. Pada tulisan ini
untuk selanjutnya akan digunakan sistem notasi yang lain yaitu notasi anak
panah.
Seleksi adalah proses pemilihan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan perusahaan atau perencanaan penggunaan peralatan dari
sekumpulan peralatan yang tersedia.
Seleksi disini juga termasuk pemilihan orang/operator yang benar-benar
profesional dibidangnya, sehingga peralatan dapat berfungsi dengan baik.
Dalam proses seleksi suatu peralatan haruslah direncanakan terlebih dahulu
kriteria-kriteria dasar pemilihan dari peralatan tersebut. Kriteria-kriteria tersebut
antara lain adalah : jenis pekerjaan, kuantitas pekerjaan, kapasitas alat,
teknologi, dana yang tersedia, peratuaran pemerintah, dan lain-lain.
Yaitu suatu proses penggantian yang harus dilakukan terhadap satu atau
beberapa bagian dari peralatan yang digunakan dalam aktivitas perusahaan,
baik penggantian yang direncanakan yaitu karena habisnya umur pakai
misalnya penggantian ban truk setelah umur pakainya habis, ataupun
penggantian yang tidak direncanakan yaitu penggantian karena tidak berfungsi
atau terjadi kerusakan pada suatu bagian dari peralatan sebelum berakhirnya
umur pakai bagian peralatan tersebut.
Dengan adanya penggantian suku cadang tersebut, maka unjuk kerja peralatan
akan selalu terjaga, karena halangan ataupun hambatan yang disebabkan oleh
kerusakan peralatan akan semakin kecil. Dengan demikian hasil yang diperoleh
perusahaan akan maksimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2.1.3 Perawatan
Biaya tunai (cosh cost) : Semua transaksi baik berupa biaya yang dilakukan
secara tunai maupun pengeluaran tunai dalam bentuk inverstasi (meningkatkan
aktiva).
Tahapan ini adalah tahapan yang paling menentukan dari seluruh tahapan yang
ada di dalam sistematika manajemen peralatan, sebab keberhasilan suatu
perencanaa suatu kegiatan ditentukan oleh implementasinya dalam operasi.
Dimana seluruh elemen dikerahkan dalam rangka mencapai tujuan.
Aplikasi alat-alat besar tidak dapat dipisahkan dari kondisi medan kerja dan
sifat fisik material, karena kedua keadaan diatas akan banyak menentukan segi
teknis jenis alat apa yang tepat digunakan. Alat yang dipergunakan pada
medan kerja yang berbatu dan bergelombang akan sangat lain dengan alat
yang dipergunakan pada medan kerja lunak berlumpur, demikian pula alat yang
dipergunakan mengerjakan material yang berat akan bebeda dengan yang
ringan. Kondisi suatu medan kerja umumnya tercipta oleh keadaan alam dan
jenis material yang ada didalamnya.
Hubungan aplikasi alat-alat besar terhadap kondisi medan kerja dan sifat-sifat
fisik material dapat digambarkan secara skematik seperti terlihat dalam
Gambar 6.
Yang dimaksud dengan material dalam bidang aplikasi alat-alat besar disini
adalah meliputi tanah, batuan, bahan galian tambang, vegetasi (pohon, semak
belukar dan alang-alang) dan bangunan.
tanah
UKURAN
PECAHAN kecil crawler type
memungkinkan
pendek Tidak
memungkinkan
LOADER & MOTOR TOWED BUCKET WHEEL SWAMP
BULLDOZER
DUMP TRUCK SCRAPER SCRAPER EXCAVATOR & DOZER
CONVEYOR BELT
Sifat fisik material ini berpengaruh besar terhadap operasi alat-alat besar,
terutama dalam :
- Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas
produksinya.
- Perhitungan volume pekerjaan.
- Kemampuan kerja alat pada kondisi medan kerja/kondisi material yang ada.
Perubahan volume tersebut akan diikuti pula dengan perubahan dari bobot isi
(density) material atau dengan kata lain faktor pengembangan dan penyusutan
volume sama dengan faktor perubahan bobot isi material dalam kondisi yang
sama.
Faktor pengembangan (swell factor) dari material dapat dilihat pada tabel
konversi volume material (Tabel 2.).
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu
alat besar untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat,
menarik, mengangkut dan lain-lain, akan sangat dipengaruhi oleh berat material
tersebut.
Menjadi bentuk
Material Bentuk awal
Asli Gembur Padat
Asli 1,00 1,11 0,99
Tanah berpasir Gembur 0,90 1,00 0,80
Padat 1,05 1,17 1,00
Asli 1,00 1,25 0,90
Tanah biasa Gembur 0,80 1,00 0,72
Padat 1,11 1,39 1,00
Asli 1,00 1,43 0,90
Tanah liat Gembur 0,70 1,00 0,63
Padat 1,11 1,59 1,00
Asli 1,00 1,18 1,08
Tanah campur kerikil Gembur 0,85 1,00 0,91
Padat 0,93 1,09 1,00
Asli 1,00 1,13 1,03
Kerikil Gembur 0,88 1,00 0,91
Padat 0,97 1,10 1,00
Asli 1,00 1,42 1,29
Kerikil besar & padat Gembur 0,70 1,00 0,91
Padat 0,77 1,10 1,00
Pecahan batu kapur, Asli 1,00 1,65 1,22
batu pasir dan cadas Gembur 0,61 1,00 0,74
lunak lainnya Padat 0,82 1,35 1,00
Pecahan granit, basalt Asli 1,00 1,70 1,31
dan cadas keras lainnya Gembur 0,59 1,00 0,77
Padat 0,76 1,30 1,00
Asli 1,00 1,75 1,40
Pecahan cadas Gembur 0,57 1,00 0,80
Padat 0,71 1,24 1,00
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan
mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu kesatuan volume atau
tempat.
Material yang kondisi butirnya halus dan seragam, kemungkinan besar isinya
dapat sama dengan besarnya volume ruang yang ditempati. Sedangkan
material yang berbutir kasar dan berbongkah-bongkah, volumenya akan lebih
kecil dari nilai volume ruangan yang ditempati, hal ini terjadi karena jenis
material ini akan membentuk rongga-rongga udara yang memakan sebagian
dari ruangan tersebut.
Faktor Muat
Kelompok Material
Tanah Kering Tanah Gembur
Butir campuran lembab 0,95 1,00 0,95 1,00
Sampai 3mm, 0,95 1,00
Butir seragam 3 mm 9 mm 0,85 0,90 0.85 0.90
12 mm 20 mm 0,90 0,95
24 mm lebih 0,85 0,90
Material hasil Diledakan baik 0,80 0,85
Peledakan Sedang 0,75 0,80
Diledakan buruk 0,60 0,65
Lempung lembab 1,00 1,10
Tanah, batu besar, berakar 0,80 1,00
Material yang bersifat mengikat 0,85 0,95
Yang disebut kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat diantara butir-butir material itu sendiri.
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat
besar. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya
tergolong keras adalah batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah
terbagi dalam tiga batuan dasar, yaitu :
a. Batuan beku : Sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
b. Batuan sedimen : Merupakan perlapisan yang lunak sampai dengan keras.
ringan dan bersifat lepas.
c. Batuan Metamorf : Umumnya perlapisannya keras, padat dan tidak teratur.
Nilai kekerasan tanah diukur dengan menggunakan Ripper meter/ Seismic Test
meter. Besarnya nilai ditunjukkan dalam satuan m/dt. (Satuan cepat rambat
gelombang seismik batuan). Untuk mengetahui alat besar apa yang sesuai
berdasarkan nilai cepat rambat gelombang seismik batuannya, dapat dilihat
pada Gambar 9. dibawah ini :
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang
berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut
akan memberikan takanan (ground pressure), sedangkan perlawanan yang
diberikan tanah adalah daya dukung.
Jika tekanan alat lebih besar dari pada daya dukung tanah, maka alat tersebut
akan terbenam.
Untuk mengetahui alat besar apa yang sesuai berdasarkan daya dukung
tanahnya dapat dilihat pada Gambar 10. dan Tabel 5. dibawah ini.
Gambar 10. Daya dukung tanah untuk alat besar (merk Komatsu).
Pemilihan alat-alat besar untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut
dan kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangukutan suatu material dengan
dump truck, akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel loader atau
motor scraper. Skematik pemilihan alat-alat besar berdasarkan jarak angkut
adalah seperti terlihat pada Gambar 11.
Jarak angkut
Dalam memilih alat-alat besar yang harus diperhatikan pula adalah tentang
iklim dan curah hujan, karena hal ini disamping untuk mngetahui sampai
batasan mana landasan kerja itu bila terkena air hujan akan rusak atau tidak,
juga untuk melihat apakah hal ini cukup mengganggu kelangsungan kerja
alat-alat besar nantinya. Juga dengan mengetahui iklim dan curah hujan akan
terlihat berapa waktu yang tersedia sebenarnya mengingat adanya curah hujan
di daerah tersebut.
Besarnya curah hujan dan hari hujan akan membatasi hari kerja pengoperasian
alat-alat besar. jumlah hari hujan dan curah hujan perlu dicatat untuk
mengethaui jumlah hari kerja yang benar-benar tersedia didaerah yang
bersangkutan.
Tabel 6. Jumlah hari yang hilang selama menunggu tanah menjadi kering.
Keadaan tanah
Curah hujan Batu kerikil, Batu Tanah Tanah Liat Tanah
(mm/hari) tidak tersaring Pasir Lempung
<3 0 0 0 0 - 0.5
3 - 10 0 0 1 - 1.5 1.5 - 2
11 - 30 0 - 0.5 0.5 - 1 1.5 - 2 2-3
> 30 1 1.5 - 2 2-3 3-4
Catatan :
- Saluran penirisan daerah baik.
- Nilai-nilai diatas dapat berubah sesuai dengan keadaan topografi.
Karena dari data curah hujan dapat diketahui hari yang efektif untuk operasi,
biasanya dihitung dengan menggunakan kakulasi sebagai berikut :
Jumlah hari kerja efektif = jumlah total hari kalender dari target waktu yang
tersedia - jumlah hari libur resmi/nasional - hari
kerja yang hilang
Keterangan :
Hari yang hilang yaitu tidak beroperainya alat kerena hujan, sehingga
diperlukan waktu untuk menunggu tanah menjadi kering kembali, agar alat
dapat dioperasikan lagi. Hari kerja yang hilang ini umumnya dimanfaatkan
untuk mereparasi/memperbaiki alat-alat yang rusak.
Setelah hari kerja efektif diketahui maka dapat dicari jumlah jam kerja yang
tersedia. Untuk maksud ini perlu diketahui jam kerja tiap shift-nya, dan jumlah
shift setiap harinya. Tabel 7. menunjukkan jam kerja yang optimal berdasarkan
jumlah shift kerja serta jumlah hari kerja yang tersedia dalam satu tahun.
Jumlah shift per Jam kerja per Jam kerja Faktor efisiensi
hari hari (A) optimal (B) (B/A) x 100%
1 8 5,5 - 6,5 75%
2 16 10 11,5 70%
3 24 13,5 15,5 60%
Yaitu jumlah material yang harus dipindahkan, atau yang harus ditimbun,
dihitung dalam m3 atau ton. Dengan menggabungkan data volume perkerjaan
dengan data waktu pengerjaan (penyelesaian pekerjaan) akan didapat target
volume pekerjaan.
volume pekerjaan
Target volume pekerjaan =
waktu pengerjaan
= ton / jam atau m3 / jam
Tenaga kerja lokal yang dapat diserap dalam penggunaan peralatan besar di
suatu lokasi proyek adalah tenaga menengah sampai kebawah untuk pekerjaan
seperti :
- Pembantu mekanik.
- Pembantu operator.
- Pembantu mandor.
- Tenaga administrasi, dll.
Apabila tenaga kerja tersebut diatas tersedia di sekitar lokasi proyek hal ini
akan memberikan keuntungan baik dari segi biaya maupun dari segi sosial.
Berarti tenaga kerja mudah diperoleh sekaligus meningkatkan taraf hidup
penduduk lokal.
Mahal atau murahnya alat besar sebenarnya dapat dilihat dari biaya
produksinya, karena alat besar merupakan alat produksi.
Ketepatan dalam memilih alat besar yang cocok dengan jenis pekerjaan dan
fungsi alat besar itu sendiri sehingga dapat berproduksi seoptimal mungkin
dengan biaya produksi terendah tentunya sangat membantu para pemakai
untuk menghemat biaya, sekaligus mendapatkan keuntungan yang memadai.
Dalam hal ini biaya pemilikan dan operasi memegang peranan penting. Dengan
kata lain, besar kecil penghematan sangat tegantung pada kecermatan dalam
menganalisa biaya pemilikan dan operasi.
Biaya pemulikan dan operasi suatu alat besar terdiri atas (lihat Gambar 12.) :
Depresiasi/penyusutan
Biaya pemilikan
Bunga modal, pajak
dan Asuransi
Biaya pemilikan
dan Operasi Bahan bakar
Ban
Biaya Operasi
Pebaikan/reparasi
Upah operator
Hal-hal khusus
Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari harga
alat tersebut, tetapi juga diengaruhi oleh faktor :
1. Kondisi medan kerja.
2. Tipe pekerjaan.
3. Harga lokal dari bahan-bahan dan minyak pelumas.
4. Tingkat bunga.
5. Pajak dan asuransi, dll
Biaya ini adalah jumlah antara penyusutan alat, bunga modal dan asuransi alat.
a. Biaya penyusutan.
Penyusutan yaitu harga modal yang hilang pada suatu peralatan yang
disebabkan oleh umur pemakaian.
Guna menghitung biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur
kegunaan dari alat yang bersangkutan dan nilai sisa alat pada batas umur
kegunaannya.
Salah satu metode perhitungan biaya penyusutan yang banyak digunakan
digunakan adalah metode garis lurus (straight line) yaitu turunnya nilai modal
dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besar
sepanjang umur kegunaan dari alat.
Catatan :
* : untuk alat yang menggunakan Crowler harga ban tidak ada.
b. Bunga modal, pajak dan asuransi.
Bunga modal tidak hanya berlaku bagi kendaraan yang dibeli dengan sistem
kredit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai pinjaman.
Jangka waktu peminjaman biasanya tidak lebih dari 2 (dua) tahun.
Besar kecilnya nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya peralatan,
kondisi medan kerja, dan tipe pekerjaan.
Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi dapat disatukan dengan
menggunakan rumus :
Biaya operasi peralatan adalah biaya yang keluar hanya apabila alat
beroperasi. Biaya tersebut terdiri dari :
a. Bahan bakar, pelumas dan filter.
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat atau
merk mesin. Data ini biasanya dapat diperoleh pada pabrik atau dealer alat
yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian bahan bakar dan
pelumas per jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan berkurang
bila bekerja ringan.
Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas
diluar bahan bakar. Pelumas pada alat-alat besar terbagi atas :
- Oli mesin
- Oli transmisi
- Oli hidrolis
- Oli final drive
- Gemuk
c. Perbaikan/reparasi.
Biaya ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan
kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja(jam kerja besar) makin besar
pula biaya operasinya.
Populasi alat pada suatu tempat atau daerah akan memberi pengaruh terhadap
penyediaan suku cadang (part) dan tenaga yang terampil dalam menangani
alat tersebut.
Populasi alat yang banyak menyebabkan suku cadang dari alat akan banyak
dijual, demikian pula dengan tenaga-tenaga manusia yang terampil menangani
alat tersebut akan semakin banyak, akibatnya harga suku cadang dan jasa
manusia yang mengerjakan juga dapat bersaing dan mudah didapatkan.
Dengan mudahnya suku cadang dan tenaga manusia didapatkan, maka alat
yang mengalami kerusakan akan lebih cepat ditangani sehingga waktu untuk
perbaikan (down time) dapat dipersingkat dan ketersediaan (availability) alat
akan pun tinggi, dengan demikian maka produksi per satuan waktu
(produktivitas) akan menjadi tinggi pula.
Alat yang seragam dalam suatu proyek akan memudahkan dalam penyediaan
suku cadang dan tenaga terampil yang menagani alat tersebut, dengan
demikian biaya perbaikan dan perawatan akan menjadi murah dan
ketersediaan alat juga menjadi lebih tinggi.
Jadi dalam memilih alat untuk suatu proyek, pertimbangan populasi alat dan
keseragaman alat untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu perlu
diperhitungkan. Keseragaman alat ini menyangkut merk, jenis, tipe, kelas dan
alat tambahan yang digunakan. Pemilihan alat yang seragam tidak lepas dari
Dalam hal ini terdapat kecenderungan makin kecil unit, semakin murah dan
mudah mobilisasinya.
Untuk proyek yang lokasinya mudah dicapai oleh segala jenis kendaraan,
mobilisasi alat tidak menjadi pertimbangan dalam pemilihan alat. Untuk lokasi
yang sulit dicapai seperti seperti pada suatu pulau atau pedalaman yang sarana
transportasinya sangat minim, maka pemilihan peralatan sesuai dengan sarana
transportasi yang lebih ekonomis perlu dipertimbangkan, mengingat biaya
mobilisasi alat yang cukup tinggi.
3. DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN TAMBANG
1998
KATA PENGANTAR
Halaman
3. DAFTAR PUSTAKA . 35
Gambar Halaman
Pendekatan ini dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan
strategis. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan misi, sasaran dan
kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya adalah dilakukannya analisis
kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka
dilanjutkan ke pemrosesan transksi yaitu penentuan keluaran, masukan,
basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga
merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur.
Fase-fase dalam metoda ini menyediakan suatu dasar untuk manajemen dan
diidentifikasikan untuk tujuan manajerial dan spesifikasi dokumen yang harus
dihasilkan pada setiap fase. Langkah yang ditempuh dalam metoda ini
adalah mengidentifikasikan kebutuhan sistem yang efektif, kemudian
dikembangkan dalam sistem fisik laporan, formulir, prosedur dan program
dengan pembuatan rancangan sistem, program komputer dan
pengembangan prosedur.
Misi
3
2
1 F
Tujuan E
Untuk D
masing-masin
g tujuan
A
B
A
Faktor-faktor kritis
keberhasilan
D
C
B
A
Faktor-faktor kritis
keberhasilan
Informasi untuk
mengukur kinerja
C
B
Kebutuhan sistem
informasi yang lebih
baik
Sebagaimana tujuan bisnis, CSF selalu berubah setiap waktu. Hal ini
berimplikasi terhadap perubahan kebutuhan sistem informasi dan prioritas
aktivitas manajemen. Sehingga, dalam kurun waktu yang relatif pendek CSF
suatu organisasi harus segera ditinjau ulang oleh pihak manajemen seiring
dengan perubahan pada kondisi internal maupun eksternal organisasi.
Dalam setiap tahap hasil yang diperoleh segera ditinjau kembali. Jika
ternyata dalam sebuah proses baru diketahui perlunya penjelasan atas
proses selanjutnya atau diketahui adanya kekurangan komponen proses
yang sedang berjalan, maka semua aktivitas dalam proses sebelumnya
diulangi kembali. Pengulangan ini untuk menghindari didefinisikannya
proses stabil yang sebenarnya belum stabil. Pekerjaan ini terus
berlangsung sampai semua syarat dipenuhi dan hasil akhir mengenai proses
yang stabil dapat diterima oleh si perancang.
Data kontrol
(kendala)
Masukan Keluaran
Proses
data data
Mekanisme pendukung
Tahapan pembuatan model sebuah sistem saat ini atau sistem baru (usulan)
adalah melalui tahap-tahap berikut :
1. Pembuatan diagram konteks (context diagram), yakni level yang tertinggi.
Kegiatan kontrol
Kegiatan Kegiatan
Data
Mekanisme simpanan
SADT memandang suatu sistem terdiri dari dua hal sebagai berikut : Benda
(objek, dokumen, data) dan Kejadian/Event (kegiatan oleh orang, mesin atau
perangkat lunak). Disamping itu SADT juga menggunakan dua macam
diagram, yaitu diagram kegiatan (activity diagram) yang disebut dengan
actigrams (yang juga digunakan dalam pendekatan berorientasi-proses) dan
diagram data (data diagram) yang disebut dengan datagrams (yang juga
digunakan dalam pendekatan berorientasi-data/objek).
Kegiatan kontrol ini membatasi kegiatan penghasil data dan kegiatan yang
menggunakan data (berorientasi data), sekaligus mengkoreksi data
terstruktur yang telah ada yang dipergunakan dalam proses yang terlibat
2. TEORI KEPUTUSAN
Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling sulit
yang akan dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya.
Karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa
keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan
merasa terlibat dan terkait pada keputusan tersebut. Ini adalah proses
tersulit. Walaupun demikian, bila ini dapat disadari, maka proses keputusan
secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal
telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberi
hasil yang baik.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari
beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif
membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu
berbeda satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari
konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya (Simon, 1960). Pilihan
yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan,
karena inilah yang merupakan salah satu aspek paling penting dalam
keputusan.
Sistem informasi
Penelusuran lingkup manajemen/
masalah Pengolahan data
elektronik
Sistem Pendukung
Keputusan
Pelaksanaan tindakan
Dari deskripsi ketiga tahap diatas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektrik
(PDE) dan SIM mempunyai konstribusi dalam tahap penelusuran ,
sedangkan IM/OR berperan penting dalam tahap pemilihan. Tidak nampak
pendukung yang berarti pada tahap perancangan, walaupun pada
kenyataannya fase ini merupakan salah satu kontibusi dasar dari suatu
Sistem Pendukung Keputusan.
Esensi dari model ini, pada saat dihadapkan pada masalah komplek,
pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah pelik
sampai pada tingkat di mana dia siap untuk memahaminya. Hal ini
dikarenakan secara manusiawi dia tidak mungkin memahami dan mencerna
semua informasi penting secara optimal. Di dalam model ini pembatasan
proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan
rasionalitas terbatas (bounded rationality), yaitu proses penyederhanaan
model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa
melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit.
Model favorit dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak
rutin. Seperti halnya pada model yang disedernhanakan, pada model inipun
menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu
pembuat keputusan. Bedanya dengan adalah bahwa model favorit implisit
tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian
alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif. Pada awal
proses keputusan, si pengambil keputusan sudah cenderung memilih
alternatif yang dirasakan paling baik/disukai.
- Pendekatan depan-ujung.
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah
secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk
mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan
kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak
dibangun dari data-data yang lalu.
- Pendekatan belakang-ujung.
Pengambilan keputusan menggunakan instuisi dengan bersandar/
mempercayakan pada analisis rasional untuk mengidentifikasi dan
mengalokasi bobot nilai kriteria, seperti halnya untuk mengembangkan
dan mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini sudah
dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat satu atau dua hari dari
kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir.
Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh
alternatif lainnya. Kekurangan dari pareto adalah adanya peringkat
alternatif-alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap
individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-pareto ke
alternatif optimal pareto, karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat
pareto telah diidentifikasi. Pendekatan yang lebih baik adalah terlebih dahulu
mengidentifikasi alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif pareto,
dibutuhkan metode lain untuk memilih satu alternatif. Dalam hal ini pareto
dapat digunakan untuk menguji mutu dari pilihan tersebut.
dimana Z = (z1, z2, . . . , zn) adalah vektor atau urutan tersusun dari imbalan
yang diterima kepada/terhadap anggota kelompok dan ai adalah bobot yang
diberikan kepada utilitas i individu.
MANAJEMEN TAMBANG
1998
KATA PENGANTAR
Halaman
1. PENGANTAR .. 1
4. DAFTAR PUSTAKA 12
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Sementara itu, hasil analisis dari 8 (delapan) langkah di atas harus didasari
oleh fakta dan logika yang jelas. Hal ini dikembangkan dalam konsep
7 (tujuh) alat kontrol kualitas.
Kendala lain yang kemudian timbul adalah tentang alat bantu yang dapat
dipergunakan secara tepat untuk menganalisis masalah dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu diciptakan alat-alat bantu berikut ini yang
dapat dipergunakan secara mudah namun tepat untuk membantu
pelaksanaan kedelapan langkah pemecahan masalah. Alat bantu yang
pertama dikembangkan ialah 7 (tujuh) alat pengendali kualitas (7 QC tools),
yaitu :
1. Lembar periksa (Checksheet).
2. Diagram Batang (Histogram).
3. Diagram Pareto.
Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana
sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data tersebut. Umumnya lembar periksa ini berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat
cukup memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia dan/atau
memberikan keterangan seperlunya.
Diagram histrogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih dahulu
tabel frekuensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan statistis, baru
kemudian memplot data ke dalam diagram histogram. Hasil plot data akan
memudahkan dalam menganalisis kecenderungan sekelompok data.
20
Perbaikan Sistem Kerja - 4
15
ensi
Gambar 1. Contoh diagram batang.
26 100 %
88.5 %
69.2 %
Keterangan :
A Ban pecah
B Tergelincir karena hujan
C Operator tidak mahir
D Kondisi truk tidak mengizinkan
untuk mencapai kecepatan
optimum
12 46.2 %
6
5
A B C D
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram tulang ikan karena
menyerupai bentuk susunan tulang ikan. Bagian kanan dari diagram
biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan, sedangkan
cabang-cabang tulang ikannya menggambarkan penyebab-penyebabnya.
Pada umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah
kualitas. Sedangkan unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-faktor
manusia, material, mesin, metode dan lingkungan.
Antrian truk di
permuka kerja
Gambar 3. Contoh diagram sebab-akibat untuk masalah antrian truk menunggu alat muat di permuka kerja (front).
Harga batubara
C
A
G
F
E
I
J
D
H
Berikut ini diberikan contoh diagram tebar antara waktu edar truk dan
perubahan jarak angkut. Dari hasil plot data terlihat kecenderungan adanya
korelasi positif antara waktu edar dengan berubahnya jarak angkut.
Waktu edar (jam)
Grafik adalah suatu bentuk yang terdiri dari garis-garis yang menghubungkan
dua besaran tertentu.
60 %
Kadar (%) Al2O3
55 %
50 %