Anda di halaman 1dari 56

Metode Penaksiran dan Perhitungan

Cadangan Secara Konvensional


METODE PERHITUNGAN CADANGAN
KONSEP HOMOGENITAS vs METODA
PERHITUNGAN CADANGAN
KONSEP PENAKSIRAN
Mengapa diperlukan?
• Keterbatasan untuk mencapai desain eksplorasi yang ideal.
• Keterbatasan jumlah sampel atau titik data.

Konsep Penaksiran Secara Konvensional :


• Tanpa Grid Teratur.
• Dengan Grid Teratur.
KONSEP PENAKSIRAN TANPA GRID TERATUR
Konsep Penaksiran Tanpa Grid Teratur
KONSEP PENAKSIRAN DENGAN GRID TERATUR
Konsep Penaksiran Dengan Grid Teratur
METODA PENAKSIRAN
DENGAN METODA ISOLINE

Secara praktis diterapkan untuk


endapan-endapan yang memiliki
pola kadar memusat
Metoda Isoline
Penerapan (aplikasi) :
Penentuan kadar rata-rata.
Penentuan volume (sumberdaya).

Data yang diperlukan/dihasilkan :


Data kadar rata-rata,
Luasan dan volume bidang pada interval kadar tertentu.
Metoda Isoline (penentuan kadar rata-rata)
Metoda Isoline (penentuan kadar rata-rata)
METODA PENAKSIRAN
Dengan Metoda Segitiga (triangular grouping)

Dilakukan dengan menggunakan tiga


titik, dengan bidang yang dihitung
tidak akan memiliki internal data
Metoda Segitiga
(Triangles atau Triangular Grouping)
Metoda Segitiga
(Contoh perhitungan)
Kelemahan metoda triangulasi
(Sinclair, 2002)
• Proses smoothing hanya bersifat empiris.
• Pembobotan yang dilakukan berdasarkan 3 (tiga)
sampel cukup beresiko, terutama pada heterogenitas
tinggi.
• Belum memperhitungkan anisotrop.
• Sulit diterjemahkan menjadi sistem grid.
METODA PENAKSIRAN
Dengan Metoda Poligon

Dilakukan dengan menggunakan


titik data sebagai sentral data yang
mewakili suatu areal tertentu
Metoda Poligon
• Pada endapan-endapan yang relative homogen dan geometri
sederhana.
• Kadar pada suatu luasan tertentu ditaksir dengan nilai data yang
berada di tengah-tengah poligon.
• Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data,
• Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi
distribusi ruang.
Konstruksi Poligon
Konstruksi Poligon
Konstruksi Poligon
Metoda poligon
(Contoh perhitungan)
Metoda poligon
(Contoh perhitungan)
TEKNIK PENAKSIRAN
PADA GRID YANG TERATUR, DAPAT
DIAPLIKASIKAN DALAM MODEL
BLOK
Rule of Nearest Point

Merupakan penyederhanaan
(turunan) dari metoda poligon
Rule of Nearest Point
• Menggunakan nilai titik terdekat sebagai nilai pada titik yang ditaksir.
• Umumnya digunakan untuk tipe parameter dengan kemenerusan
tinggi.
• Contoh penerapan ketebalan, dan kualitas batubara, endapan plaser,
endapan laterit, dll.
Inverse Distance Square
(IDS)

Merupakan pengembangan dari


Constant Distance Weight
Inverse Distance Square (IDS)
Dalam prakteknya, karena dipengaruhi oleh jarak pengaruh dan
kerapatan data, maka Hughes & Davey (1979) membuat aturan (rule of
thumb) sebagai berikut:

• Harus ada pembatas jarak pengaruh


• Derajat (pangkat) yang digunakan m =2
• Sudut pencarian nearest point rule
METODA PENAMPANG
VERTIKAL
Dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan :

• Metoda pindah langkah (step change method)


• Metoda berangsur-angsur pindah (gradual change method)
Step Change
(dengan 1 penampang)
Gradual Change
(dengan 2 penampang)
Gradual Change
(dengan 2 penampang)
• Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada
areal di antara kedua penampang tersebut.
• Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan) dimensi antara
kedua penampang tersebut.
• Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat digunakan rumus mean area &
rumus kerucut terpancung,tetapi jika perbedaannya terlalu besar
maka digunakan rumus obelisk.
Dengan 3 penampang
• Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya
variasi (kontras) pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu
ditambahkan penampang antara untuk mereduksi kesalahan.
• Untuk menghitungnya digunakan rumus prismoida.

Anda mungkin juga menyukai