Anda di halaman 1dari 35

Kontrol Geologi dan Konsep

Homogenitas
Aspek Geologi dan Homogenitas
Aspek geologi utama :
• Sejarah dan Kondisi Geologi,
• Model 3D (geometri endapan),
• Model genetik endapan,
• Karakteristik mineralogi,
• KontinuitaS

Kombinasi empat aspek geologi tersebut (sebaran, geometri,


model genetik serta karakteristik mineralogi) akan
menggambarkan kontinuitas (homogenitas)
INFORMASI GEOLOGI - #1
Beberapa informasi geologi :

• Jenis dan komposisi batuan proses mineralisasi dan tipe endapan.


• Patahan (sesar) dapat mengganggu susunan litologi umur patahan
sangat penting untuk dapat melakukan interpretasi kemenerusan endapan
mineral.
• Lipatan dapat membuat geometri endapan menjadi lebih kompleks.
• Kerapatan dan arah rekahan/urat dapat mengontrol tatanan spasial
mineralisasi.
• Urutan fase mineralisasi (paragenesa) dapat berpengaruh pada tingkat
kompleksitas endapan.
INFORMASI GEOLOGI - #2
• Fakta : merupakan data dasar dalam pemodelan.
• Interpretasi : dibutuhkan untuk membangun model 3D dari fakta-
fakta yang ada.
– Interpolasi : menghubungkan unsur-unsur geologi diantara titik-titik
data (fakta).
– Ekstrapolasi : meneruskan unsur-unsur geologi ke arah luar dari titik
informasi (fakta).
• Fakta dan hasil interpretasi diplot dalam sebuah peta atau
penampang dengan skala yang representatif.
KONTROL SESAR
INTENSITAS STRUKTUR DAN ARAH MINERALISASI
PEMODELAN GEOMETRI ENDAPAN
KARAKTERISTIK
ENDAPAN
Berdasarkan bentuk, morfologi, dan
genesa dan implikasinya untuk
pemodelan sumberdaya
Endapan berbentuk urat (vein)
• Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
• Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar sehingga diperlukan
sample dengan volume yang besar agar representatif.
• Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan
dengan dilution.
• Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona
geser (regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya
efek dilution pada batuan samping.
• Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada
umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping,
impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari
(bercabang).
Endapan berbentuk urat (vein)
• Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak
beraturan) dan sulit diprediksi.

• Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit
untuk mencegah terjadinya bias akibat variable kuantitas per unit
panjang sulit dikontrol.

• Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak (interval),


karena pada umumnya harus dilanjutkan melalui pemboran inti.
Endapan berbentuk urat (vein)
Endapan Stratiform
• Mempuyai ketebalan yang cukup besar.
• Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas.
• Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik yang
kuat, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam sampling.
• Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat diprediksi,
namun kadang-kadang dapat terganggu oleh adanya remobilisasi,
metamorfisme, atau berbentuk urat.
• Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar harus
diikuti oleh perubahan dalam interval sampling.
Endapan Stratiform
• Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang berbutir
halus dan kemudian berpengaruh pada besar volume material yang
dilakukan sampling.
• Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan variabel
ukuran conto akibat perubahan ukuran, kekerasan batuan, atau nugget
effect.
• Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan dapat
menyebabkan kesalahan pada sampling yang signifikan.
Endapan Stratiform
Endapan Porfiri
• Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih diprioritaskan
dengan pemboran inti (diamond atau percussion).
• Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai kadar yang
rendah dan bersifat erratic, sehingga kadangkadang dibutuhkan conto
dalam jumlah (volume) yang besar, sehingga kadang-kadang dilakukan
sampling melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.
• Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas yang beragam,
seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.
• Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona pengkayaan
supergen, dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.
Endapan Porfiri
• Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering
terkonsentrasi sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi
sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan seksama.

• Zonasi-zonasi internal (alterasi batuan samping) harus selalu


diperhatikan dan direkam sepanjang proses sampling.

• Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan


batuan, sehingga interval (kerapatan) sampling akan sangat membantu
dalam informasi fragmentasi batuan nantinya.
Endapan Porfiri
Endapan Sedimen
• Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping.
• Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang bersifat
gradual.
• Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam
batubara, sehingga interval sampling lebih bersifat ply per ply.
• Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yang cenderung gradual,
sehingga anomali-anomali yang ditemukan dapat diprediksi lebih awal
(washout, sesar, perlipatan,dll.), sehingga pola dan kerapatan sampling
disesuaikan dengan variasi yang ada.
• Rekomendasi pola sampling (strategi sampling) adalah dengan
interval teratur secara vertikal, bed by bed (atau ply by ply), atau jika
relatif homogen dapat dilakukan secara komposit.
Endapan Sedimen
Endapan Berdasarkan TingkatHomogenitas
• Faktor struktur geologi ; dapat menjadi suatu endapan yang tergolong
sederhana menjadi sulit (kompleks) untuk dievaluasi.
• Faktor bentuk-geometri ; akan berhubungan dengan dilution per tonne of
ore, dimana akan berhubungan dengan faktor losses pada perhitungan
recoverable reserve
• Koefisien variasi kadar ; berhubungan erat dengan distribusi kadar.
Endapan yang mempunyai koefisien variasi tinggi relative lebih sulit
dievaluasi daripada endapan yang mempunyai koefisien variasi rendah.
• Sebaran dan variasi unsur minor ; untuk endapan yang sederhana relatif
tidak sukar untuk dievaluasi, tetapi dalam beberapa kasus sulit untuk
mendefinisikan variasi unsur-unsur minornya.
Endapan Type A
• Merupakan endapan bijih yang mempunyai koefisien variasi yang
rendah.
• Kategori endapan bijih ini dibagi dalam dua type
• Type 1, yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri yang sederhana
dan distribusi kadar yang sederhana.
• Type 2, yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri yang sederhana
dan distribusi kadar yang kompleks.
Endapan Type B

Yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi


kadar sederhana.
Untuk endapan bijih :
• Kadarnya mungkin seragam.
• Faktor geometri mungkin sangat menentukan.
• Dilusi batas tepi dapat sangat tinggi.
• Interpretasi geologi merupakan faktor vital.
• Kadar yang lebih tinggi biasanya ditambang (tetapi tidak sampai
batas-batas yang digunakan dalam tambang emas).
Endapan Type C
Untuk endapan bijih :
• Bentuk geometrinya sangat kompleks
• Dilusi batas tepi mungkin sangat tinggi.
• Dilusi internal adakalanya sangat tinggi juga.
• Interpretasi geologi dan pengambilan contoh merupakan faktor
menentukan dalam pengambilan endapan bijih.
• Asumsi-asumsi subjektif sangat penting.
• Perkiraan lokal biasanya merupakan problem
yang disebabkan faktor pola pemboran.

Anda mungkin juga menyukai