kemenerusan, kondisi roof, dan kandungan sulfur pada lapisan batubara. Melalui model pengendapan atau fasies juga dapat
ditentukan lapisan batubara ekonomis yang ditandai oleh sebarannya yang luas, tebal, kandungan abu dan sulfur rendah. Artinya
ada
hubungan
genetik
antara
geometri
lapisan
batubara
dan
lingkungan
pengendapannya
Hasil penelitian di Cina Timur menyimpulkan bahwa keruangan dan orientasi cekungan serta sebaran formasi pembawa lapisan
batubara dikendalikan oleh sistem tektonik aktif selama periode pengendapan batubara. Di Cekungan Bengkulu geometri lapisan
batubara dikendalikan oleh posisinya di cekungan,yaitu apakah berada di tengah cekungan, di tepi cekungan, atau di ketinggian.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek geometri lapisan batubara berhubungan atau dikendalikan oleh faktor
lingkungan pengendapan dan proses tektonik yang berlangsung. Kedua faktor tersebut di atas dicerminkan oleh proses-proses
geologi, yaitu :
1.
2.
Proses geologi yang berlangsung bersamaan dengan pembentukan batubara: perbedaan kecepatan sedimentasi dan
bentuk morfologi dasar pada cekungan, pola struktur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan kondisi lingkungan saat
batubara terbentuk.
Proses geologi yang berlangsung setelah lapisan batubara terbentuk: adanya sesar, erosi oleh proses- proses yang terjadi
di permukaan, atau terobosan batuan beku (intrusi).
Oleh karena itu, pemahaman geometri lapisan batubara hanya akan diperoleh jika hubungannya dengan lapisan batuan yang
berasosiasi (lingkungan pengendapan) diperhitungkan bersamaan dengan proses tektonik yang mempengaruhi daerah tersebut.
PARAMETER GEOMETRI LAPISAN BATUBARA
Parameter geometri lapisan batubara berdasarkan hubungan dengan dapatnya suatu lapisan batubara ditambang dan kestabilan
lapisannya meliputi :
Ketebalan lapisan batubara
Sangat tipis, apabila tebalnya kurang dari 0,5 m
Tipis 0,5-1,5 m
Sedang 1,5-3,5 m
Tebal 3,5-25 m
Vertikal
Teratur
Tidak teratur
Selanjutnya agar geometri lapisan batubara menjadi berarti dan menunjang untuk perhitungan cadangan, bahkan sampai pada
tahap perencanaan tambang, penambangan, pencucian, pengangkutan, penumpukan, maupun pemasaran, maka parameternya
adalah:
Ketebalan
Ketebalan lapisan batubara adalah unsur penting yang langsung berhubungan dengan perhitungan cadangan, perencanaan
produksi, sistem penambangan, dan umur tambang. Oleh karena itu perlu diketahui faktor pengendali terjadinya kecenderungan
arah perubahan ketebalan, penipisan, pembajian, splitting, dan kapan terjadinya. Apakah terjadi selama proses pengendapan,
antara lain akibat perbedaan kecepatan akumulasi batubara, perbedaan morfologi dasar cekungan, hadirnya channel, sesar, dan
proses karst atau terjadi setelah pengendapan, antara lain karena sesar atau erosi permukaan.
Pengertian tentang tebal, perlu dijelaskan apakah tebal lapisan batubara tersebut termasuk parting (gross coal thickness), tebal
lapisan batubara tidak termasuk parting (net coal thickness), atau tebal lapisan batubara yang dapat ditambang (mineable
thickness).
Kemiringan
Besarnya kemiringan lapisan batubara berpengaruh terhadap perhitungan cadangan ekonomis, nisbah pengupasan, dan sistem
penambangan. Besarnya kemiringan harus berdasarkan hasil pengukuran dengan akurasi tinggi. Dianjurkan pengukuran
kedudukan lapisan batubara menggunakan kompas dengan metode dip direction, sekaligus harus mempertimbangkan kedudukan
lapisan batuan yang mengapitnya.
Pengertian kemiringan, selain besarnya kemiringan lapisan juga masih perlu dijelaskan :
Apakah pola kemiringan lapisan batubara tersebut bersifat menerus dan sama besarnya sepanjang cross strike maupun
on strike atau hanya bersifat setempat.
Apakah pola kemiringan lapisan batubara tersebut membentuk pola linier, pola lengkung, atau pola luasan (areal).
Kegiatan penambangan hadirnya split dengan kemiringan sekitar 45o yang umumnya disertai dengan perubahan
kekompakan batuan, maka akan menimbulkan masalah dalam kegiatan tambang terbuka, kestabilan lereng, dan
kestabilan atap pada operasi penambangan bawah tanah.
Apakah pola lapisan batubara di permukaan (crop line) menunjukkan pola teratur (garis menerus yang lurus,
melengkung/meliuk pada elevasi yang hampir sama) atau membentuk pola tidak teratur (garis yang tidak menerus,
melengkung/meliuk pada elevasi yang tidak sama).
Apakah bidang lapisan batubara membentuk bidang permukaan yang hampir rata, bergelombang lemah, atau
bergelombang).
Juga harus dipahami faktor pengendali keteraturan lapisan batubara.
Induced cleat bersifat lokal akibat proses penambangan dengan adanya perpindahan beban kedalam struktur tambang.
Frekuensi induced cleat tergantung pada tata letak tambang dan macam teknologi penambangan yang digunakan.
Bentuk laminasi, pada exogenic cleat berupa perselingan antara batubara keras dan lunak atau antara durain dan vitrain.
Besarnya pengaruh cleat pada beberapa bagian dari suatu rangkaian industri pertambangan, membuat cleat menjadi penting untuk
dipelajari dan diketahui karena kehadiran dan orientasi cleat antara lain akan mempengaruhi pemilihan tata letak tambang, arah
penambangan, penerapan teknologi penambangan, proses pengolahan batubara, penumpukan batubara, dan bahkan pemasaran
batubara (mulai fine coal sampai lumpy coal).
Oleh karena itu, perekaman data cleat tidak hanya terbatas pada kedudukan dan kisaran jarak antar cleat, tetapi perlu dilengkapi
dengan merekam jenis, pengisi, pengendali terbentuknya, karakteristik kerekatannya, dan jarak dominan cleat.
Pelapukan
Tingkat pelapukan batubara penting dite ntukan karena berhubungan dengan dimensi lapisan batubara, kualitas, perhitungan
cadangan, dan penambangannya. Oleh karena itu karakteristik pelapukan dan batas pelapukan harus ditentukan. Pada batubara
lapuk selain harus ditentukan batasnya dengan batubara segar, juga berpengaruh pada pengukuran tebalnya. Kondisi ini umumnya
dijumpai pada batubara dengan kandungan abu dan moisture tinggi.
ARTI PENTING GEOMETRI LAPISAN BATUBARA
Pembahasan dan pemahaman geometri lapisan batubara harus dikaitkan dengan kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara.
Pada tahap eksplorasi akan sangat membantu di dalam usaha menentukan besarnya cadangan batubara, kemudian akan sangat
membantu untuk :
1.
Evaluasi pada setiap tahap eksplorasi.
2. Perencanaan pengembangan atau perluasan daerah eksplorasi.
3.
4.
5.
Rencana penambangan.
Selanjutnya pada tahap penambangan, karakteristik geometri lapisan batubara akan menjadi salah satu dasar didalam penentuan :
1.
Perencanaan produksi dan umur tambang karena berkait dengan cadangan batubara,
2. Sistem penambangan yang akan diterapkan.
3.
4.
5.
Proses pengolahan
6.
Penumpukan batubara
7.
Pemasaran batubara