0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang proses sedimentasi dan diagenesis pada batuan karbonat serta beberapa model reservoir karbonat. Faktor geotektonik dan iklim mempengaruhi sedimentasi karbonat, sedangkan diagenesis karbonat dapat mengubah porositas dan permeabilitas batuan melalui proses seperti dolomitisasi dan karstifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang proses sedimentasi dan diagenesis pada batuan karbonat serta beberapa model reservoir karbonat. Faktor geotektonik dan iklim mempengaruhi sedimentasi karbonat, sedangkan diagenesis karbonat dapat mengubah porositas dan permeabilitas batuan melalui proses seperti dolomitisasi dan karstifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang proses sedimentasi dan diagenesis pada batuan karbonat serta beberapa model reservoir karbonat. Faktor geotektonik dan iklim mempengaruhi sedimentasi karbonat, sedangkan diagenesis karbonat dapat mengubah porositas dan permeabilitas batuan melalui proses seperti dolomitisasi dan karstifikasi.
Gentur Basunondo - 111180138 Proses sedimentasi pada karbonat ditentukan oleh dua faktor utama yaitu geotektonik dan iklim. Kedua faktor tersebut akan mengontrol faktor penting lainnya yaitu muka air laut. Geotektonik mengontrol salah satu syarat utama terjadinya sedimentasi karbonat yaitu dengan tidak adanya pengendapan material silisiklastik, karena karbonat sulit tumbuh pada air yang keruh. Geotektonik juga mampu menentukan setting pengendapan karbonat dengan terbentuknya tiga jenis platform karbonat, yaitu ramp, rimmed shelf, dan isolated platform. Iklim sangat berpengaruh pada temperatur, pola sirkulasi air, salinitas, sumber makanan, gelombang, dan arus badai pasang dan surut yang nantinya mempengaruhi perkembangan sedimentasi karbonat. FASIES KARBONAT
Jenis dan tekstur batuan karbonat dapat merepresentasikan
lokasi pengendapan dan fasies karbonat. Pengetahuan mengenai fasies karbonat ini nantinya akan membantu dalam mengetahui porositas dan permeabilitas yang ada dalam batuan. Lalu, dengan mengetahui lingkungan pengendapan dan morfologi platform, akan memudahkan dalam penentuan distribusi reservoir dan penentuan letak sumur berikutnya. Diagenesis pada batuan karbonat memungkinkan terjadinya perubahan kestabilan mineral, neomorfisme, dolomitisasi, sementasi, silisifikasi, kompaksi, pelarutan, dan perekahan.Terdapat 4 zona diagenesis karbonat.
Zona pertama yaitu zona vadose atau zona leaching aragonit,
zona ini terdapat di atas permukaan laut, pada zona ini aragonit larut. Semen yang berkembang pada zona ini umumnya bertipe meniscus dan pendant dengan porositas yang berkembang pada zona ini berksiar sekitar 75% dengan tipe porositasnya vuggy, biomoldic dan intercrystalline. Zona kedua adalah Freshwater Phreatic, zona ini terletak dibawah zona vadose. Pada zona ini terjadi proses sementasi yang intensif, zona ini biasa disebut “Void filling by cement”. Tipe semen yang berkembang pada daerah ini adalah blocky spar, mozaic, dan syntaxial overgrowth. Porositas yang berkembang ini berkisar antara 20-30%.Zona ketiga adalah mixing zone, pada zona ini biasanya terjadi dolomitisasi, awalnya kristal kalsit yang berbentuk bulat mozaik berubah menjadi kotak kotak lebih kecil dan menyisakan banyak rongga. Porositasnya bertipe intercrystalline dengan besar sekitar 35%.Zona keempat adalah zona terbawah yaitu marine phreatic, biasanya semen menjadi bertipe, fibrous, pada daerah ini tidak ada porositas yang berkembang. Kunci utk menentukan geometri & properti reservoir karbonat adalah mengkombinasikan deskripsi sedimentologi & diagenesis,model geologi,analisis fabrik batuan,Properti petrofisika batuan.
Terdapat 4 model reservoir karbonat :
1. Model Reservoir Upward-Shoaling Cementation and Compaction 2. Model Dolomitisasi Subtidal-Supratidal dan Pengendapan Sulfat 3. Model Reservoir Karst-Collapse 4. Model Reef Suatu sikuen vertikal yg terdiri dari batuan mud supported dengan porositas dan permeabilitas yang buruk terdapat pada bagian bawah sedangkan batuan grain supported dg porositas dan permeabilitas yang baik terdapat padabagian atas.
Pada saat grainstone tersingkap sehingga mengalami diagenesa
meteorik, akan berkembang porositas tipe vug yg bisa mengurangi permeabilitas tetapi meningkatkan porositas.
Pada kondisi hipersaline, grainstone tersementasi oleh anhidrit dan
porositas interkristalin pada sedimen mud-supported membentuk fasies permeabel. Model ini didasarkan pada transport sedimen karbonat menuju pantai oleh badai atau arus pasang surut(tidal) yg menghasilkan progradasi dari lingkungan tidal flat ke subtidal.Interval subtidal terdiri dari mudstone, wackestone, packstone dan grainstone.
Sedimen intertidal dan supratidal bersifat muddy.Sikuen vertikal
yang terbentuk yaitu perselingan antara sedimen mud supported dengan sedimen grain supported pada lingkungan subtidal yang ditutupi oleh alga mats dari lingkungan intertidal & wackestone serta mudstone dengan struktur mudcrack atau desiccation-crack pd interval supratidal. Sering terjadi dolomitisasi serta penyemenan oleh gipsum dan anhidrit pada sikuen subtidal-supratidal.
Dolomitisasi grainstone pada interval subtidal akan
mempertahankan pori intergranular, pada saat terjadi sementasi oleh anhidrit akan terbentuk unit yg permeabel. Dolomitisasi pada sedimen mud-supported akan mengubah batugamping mud-supported yg kedap menjadi unit yg permeabel krn pembentukan kristal dolomit berukuran besar dan porositas interkristalin.
Yang menghasilkan dua unit aliran pada interval subtidal, yaitu
unit aliran dolomud-supported dan dolograin-supported. Model ini menggambarkan sistem pori vug yang terbentuk akibat proses dissolusi yg masif pada batuan karbonat yg terjadi karena adanya aliran air tanah meteorik yg diikuti oleh terjadinya proses runtuhan dan pengisian goa. Proses ini tidak dipengaruhi oleh fasies pengendapan, dan sebagian besar terjadi pd zona vadose & phreatik bagian atas serta membentuk goa yg horisontal. Geometri goa juga dikontrol oleh orientasi kekar. Terdapat 3 fasies karst berdasarkan geometri pori vug: (1)Fasies Atap Goa yang dicirikan oleh proses dissolusi intensif akibat adanya rekahan yang terbentuk akibat runtuhnya goa. (2)Fasies Goa yg dicirikan oleh pengisian sedimen. (3)Fasies Lantai Goa yg dicirikan oleh breksi hasil runtuhan atap goa. Reservoir karst biasanya terkompartmentalisasi dan sangat kompleks. Model ini merupakan gabungan antara model upward shoaling subtidal-supratidal dengan karst collapse. Perbedaannya adalah pada fasiesnya yg terdiri dari fasies paparan karbonat yg keberadaannya membentuk relief tinggi di atas lantai samudra dan dengan topografi berlereng curam. Fasies laguna yg terletak di belakang shelf-edge biasanya tersusun oleh sedimen lempungan. Grainstone, packstone dan boundstone berasosiasi dg fasies terumbu dan dijumpai di sepanjang shelf-edge. Kompaksi dan sementasi merusak permeabilitas sedimen berbutir halus lagunal dan menyisakan sedimen berbutir kasar serta boundstone shelf-edge sebagai reservoir. Namun selective leaching, dolomitisasi dan karstifikasi dapat mengubah pola permeabilitas.
Unit aliran reservoir sangat kompleks krn adanya berbagai
kemungkinan kombinasi antara event pengendapan dan diagenesa.