Anda di halaman 1dari 7

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas reservoir

pada batuan karbonat.

Jehezkiel Nafael Makapuan


10019006
Petroleum Engineering
Bab I

Pendahuluan

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi dominan lebih
dari 50% mineral karbonat. Batuan karbonat pada dasarnya terbentuk dari proses
sedimentasi karbonat di lingkungan perairan dan biasanya banyak di temukan di daerah
tropis dan subtropic

Batuan Karbonat terbentuk dari Proses kimiawi maupun biogenic, dimana proses
kimiawi yakni presipitasi dan disolusi dari air laut membentuk mineral karbonat seperti
aragonite dan kalsit, dan proses biogenic yang melibatkan organisme seperti coral,
algae, moluska, foraminifera dll.

Fasies dan mineralogi dari batuan karbonat sangat penting dalam reservoir karbonat,
karena fasies karbonat sangat beragam yang berarti reservoir karbonat akan memiliki
heterogenitas yang tinggi. Sedangkan mineralogi akan mempengaruhi proses kimia
saat diagenesa seperti presipitasi maupun disolusi pada batuan karbonat yang akan
mengubah tekstur asli batuan karbonat.

Pada batuan karbonat, porositas dan permeabilitas akan dikontrol oleh fasies,
mineralogi dan diagenesa. Fasies dan mineralogi adalah bagian dari faktor yang akan
mempengaruhi kualitas suatu reservoir karbonat (dilihat dari nilai porositas dan
permeabilitasnya), namun diagenesa adalah faktor yang paling menentukan kualitas
karbonat, karena diagenesa akan mengubah tekstur hasil pengendapan batuan
karbonat.

Batuan karbonat
Bab II

Pembahasan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir pada batuan karbonat:

1. Tekstur Pengendapan
Sedimen karbonat umumnya mengalami terbentuk di laut dangkal, dan hangat baik
dengan pengendapan langsung dari air laut atau dengan ekstraksi biologis kalsium
karbonat dari air laut untuk membentuk bahan kerangka. Sedimen karbonat dapat
dibagi menjadi sedimen lepas dan sedimen terikat bersama sebagai hasil dari
aktivitas organik.

2. Mineralogi
Mineralogi karbonat biasanya terdiri dari mineral utama sederhana seperti kalsit,
dolomit, dan lempung minor. Mineral sekundernya terdiri dari anhidrit, rijang, dan
kuarsa umum ditemukan. Mineralogi akan mempengaruhi proses kimia saat
diagenesis seperti presipitasi ataupun disolusi batuan karbonat yang akan
mengubah tekstur asli batuan karbonat.

3. Diagenesis
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami, sejak proses
pengendapan awal hingga batas dimana metamorfisme akan terbentuk. Diagenesis
pada batuan karbonat secara umum mencakup berbagai macam proses yang sama
dengan batuan silisiklastik: reksristalisasi, pelarutan, sementasi, replacement,
bioturbasi, kompaksi, dan autigenesis. Pelarutan (dissolution) merupakan proses
yang penting pada diagenesis batuan karbonat untuk menentukan bagaimana
struktur pori-pori pada batuan karbonat.

Diagenesis pada batuan karbonat memungkinkan terjadinya perubahan kestabilan


mineral, neomorfisme, dolomitisasi, sementasi, silisifikasi, kompaksi, pelarutan, dan
perekahan.
Proses Diagenesa yang terjadi pada batuan karbonat

Fase perubahan porositas karna disolusi


Terdapat 4 zona diagenesis karbonat.

 Zona pertama (Zona vadose atau zona leaching aragonit)


Zona ini terdapat di atas permukaan laut. Semen yang berkembang pada
zona ini umumnya bertipe meniscus dan pendant dengan porositas yang
berkembang pada zona ini berksiar sekitar 75% dengan tipe porositasnya
vuggy, biomoldic dan intercrystalline.

 Zona kedua (Freshwater Phreatic)


Zona ini terletak dibawah zona vadose. Pada zona ini terjadi proses
sementasi yang intensif, zona ini biasa disebut “Void filling by cement”. Tipe
semen yang berkembang pada daerah ini adalah blocky spar, mozaic, dan
syntaxial overgrowth. Porositas yang berkembang ini berkisar antara 20-30%.

 Zona ketiga (mixing zone)


Pada zona ini biasanya terjadi dolomitisasi, awalnya kristal kalsit yang
berbentuk bulat mozaik berubah menjadi kotak kotak lebih kecil dan
menyisakan banyak rongga. Porositasnya bertipe intercrystalline dengan
besar sekitar 35%.

 Zona keempat (Marine Phreatic)


Merupakan zona terbahwa dimana biasanya semen menjadi bertipe, fibrous,
pada daerah ini tidak ada porositas yang berkembang.
Bab III
Kesimpulan

 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir pada batuan karbonat adalah
tekstur pengendapan, mineralogi, dan diagenesis
 Mineralogi yang benar penting untuk estimasi porositas yang akurat menggunakan
perangkat nuklir.
 Pori pada batuan dapat bertambah ataupun berkurang pada proses diagenesis dan
akan mempengaruhi nilai porositas dan permeabilitas. Besaran nilai porositas dan
permeabilitas ini akan menentukan apakah reservoirnya baik atau tidak.
Bab IV
Daftar Pustaka
 Lucia, F.J., 2007., Carbonate Reservoir Characterization : An Integrated
Approach Second Edition., Springer, USA

 Al – Hanai, W. et.al., scaweb.org., Features of Carbonate and Relates Reservoir


Issues: Carbonate Rocks., Diakses pada tanggal 8 Oktober 2021 dari:
https://www.scaweb.org/wp-content/uploads/scal-
2000_carbonates-.pdf#:~:text=Carbonate%20sediments%20are%20particularly
%20sensitive%20to%20environmental%20changes.,thus%20most%20carbonate
%20production%20is%20strongly%20depth%20dependent.

 Rohmana, R.C., 29 April 2015., Pengaruh Tekstur dan Diagenesa Terhadap Pori
Batuan., Diakses pada 8 Oktober 2021 dari
https://riancr.wordpress.com/2015/04/29/porositas-dan-permeabilitas-pada-
batuan-silisiklastik-dan-karbonat/

 Birokursus., iagi.or.id., 1 Agustus 2017, Mengenal Reservoir Karbonat., Diakses


pada 8 Oktober 2021 dari:
https://www.iagi.or.id/kursus/mengenal-reservoir-karbonat/

Anda mungkin juga menyukai