1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Untuk menyajikan sifat petrofisik batuan, dilakukan analisa
laboratorium yang terdiri dari analisa core rutin dan analisa
core spesial. Yang termasuk dalam analisa core rutin adalah
pengukuran porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan
yang termasuk analisa core spesial adalah pengukuran tekanan
kapiler versus saturasi air, permeabilitas relatif, faktor
sementasi dan sebagainya.
Ada beberapa penulis yang membuat korelasi empiris antara
3,4)
tekanan kapiler dengan permeabilitas absolut . Dan ada pula
yang menghubungkan antara porositas dan permeabilitas
1,2)
absolut dengan kenampakan kurva tekanan kapiler
. Dari
penulis-penulis tersebut, maka dicoba untuk membuat suatu
hubungan antara porositas dan permeabilitas absolut .
R 4P
=
8L
t
............................... ....(1)
........................................(2)
2 cos
.........................................(3)
Q cos 2 VP
..........................(4)
t 2
2
2 L P c
2 N
( Cos ) P
2L
V
i
... .(5)
i1 c i
IATMI 2001-64
Suranto
... ..(6)
...(10)
i1 c i
dimana C adalah konstanta yang dibentuk dari tegangan
permukaan dan sudut kontak fluida.
K C F
( Cos ) N V
K
2
2 AL
i
....(7)
i1 Pc i
Jika Vi adalah volume pori, VT adalah volume total batuan,
maka batuan tersebut akan mempunyai porositas sebesar :
Vi
i
V
T
Vi
x100
AL
2 N
K ( Cos )
4
Vi
.(8)
2
2x10
i 1 Pc i
Persamaan (8) merupakan harga permeabilitas untuk sistem
parallel pipa silindris dan mempunyai variasi ukuran. Karena
ada variasi ini maka setiap batuan akan mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, yang disebut sebagai faktor
litologi batuan. Karena adanya faktor ini maka persamaan (8)
menjadi :
2 N
K F ( Cos )
2x10 4
.(9)
i 1 Pc i
dimana :
k = permeabilitas, milidarcy
f = porositas, fraksi
S = Saturasi fluida pengisi rongga pori, fraksi
Pc = tekanan kapiler, psi
= tegangan permukaan, dyne/cm
= sudut kontak
F = Faktor litologi batuan
Harga F merupakan harga spesifik yang dipengaruhi oleh
karakteristik batuan dimana setiap contoh batuan akan
mempunyai nilai yang berbeda-beda tergantung dari
karakteristik litologinya.
Dari persamaan (9), jika dianggap bahwa Tegangan
permukaan dan sudut kontak antara fluida yang membasahi
dan yang tidak membasahi adalah sama dalam setiap
percontah batuan, maka persamaan (9) dapat di tulis menjadi :
N
V
i
*
KF
.....(11)
P 2
i1 c i
K
N
Vi
..(11)
P 2
i1
c i
IATMI 2001-64
2.
3.
4.
5.
6.
Suranto
7.
:8
PERMEABILITAS , mD
: 7.59
POROSITAS, %
: 15.16
Tekanan,
Psi
1/Pc^2
Saturasi Air,
(1/psi^2)
(Sw)
Luasan
100.000
0.1111111
99.620
0.021111
0.0277778
99.049
0.039653
0.0123457
98.669
0.007623
12
0.0069444
98.289
0.003665
15
0.0044444
97.719
0.003246
18
0.0030864
96.768
0.003581
21
0.0022676
95.057
0.004580
24
0.0017361
92.776
0.004566
27
0.0013717
89.544
0.005022
30
0.0011111
84.791
0.005901
40
0.0006250
76.236
0.007426
60
0.0002778
68.156
0.003647
80
0.0001563
63.308
0.001052
100
0.0001000
59.506
0.000487
200
0.0000250
48.669
0.000677
300
0.0000111
42.681
0.000108
500
0.0000040
35.932
0.000051
750
0.0000018
31.422
0.000013
1000
0.0000010
28.422
0.000004
1250
0.0000006
26.616
0.000001
1500
0.0000004
25.380
0.000001
Total Luasan
Tabel-2
Data Percontoh Batuan di daerah Studi
0.112
IATMI 2001-64
Suranto
1000
Pc, psi
100
10
1.00E-05
1.00E-06
1
0
20
40
60
y = 0,2293e
Permeabilitas, m
1.00E+00
1.00E-01
1.00E-02
1.00E-03
1.00E-04
1/Pc^2, 1/psi^2
10000
10
1.00E-07
100
80
0,2588x
R = 0,5025
100
0,1
0
Sw,%
10
15
20
25
Porositas, fraksi
Gambar-1
Grafik Kenampakan Luasan 1/Pc^2
Gambar-4
Kutva Hubungan Antara Permeabilitas versus
Porositas
100
y = 8,1416x 0,7875
R2 = 0,9554
1000
10
y = 0,6556x
0,717
Porositas x F
Faktor Litologi, F
10000
R = 0,876
1
100
10
0,1
0,1
10
Permeabilitas, mD
100
1000
1
0,1
10
100
Permeabilitas, mD
Gambar-2
Kurva Hubungan Antara Permeabilitas versus
Faktor Litologi (F)
Gambar-5
Kurva Hubungan antara Permeabilitas Versus
Porositas xF*
30
Faktor Litologi, F
25
20
15
10
5
0
0
10
15
20
Porositas, fraksi
Gambar-3
Kurva Hubungan antara Faktor Litologi versus
Porositas
25
1000
IATMI 2001-64