Anda di halaman 1dari 8

KORELASI PERMEABILITAS TERHADAP POROSITAS

MELALUI DATA TEKANAN KAPILER

Kata Kunci : Porositas, Permeabilitas, Tekanan kapiler, Korelasi


ABSTRAK
Untuk mengetahui sifat petrofisik batuan, dilakukan analisa laboratorium yang terdiri dari analisa core rutin dan analisa core
spesial. Yang termasuk dalam analisa core rutin adalah pengukuran porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan yang termasuk
analisa core spesial adalah pengukuran tekanan kapiler versus saturasi air, permeabilitas relatif, faktor sementasi dan sebagainya.
Ada penelitian yang membuat korelasi empiris antara tekanan kapiler dengan permeabilitas absolut (Shouxiang M. et al., 1991).
Dan ada pula yang menghubungkan antara porositas dan permeabilitas absolut dengan kenampakan kurva tekanan kapiler (Purcell
W.R, 1949). Dari fenomena-fenomena tersebut maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa tiga vareabel yaitu permeabilitas absolut,
porositas dan tekanan kapiler bisa saling berhubungan.
Sebagai data masukan diperlukan beberapa core yang sudah diketahui porositas, permeabilitas dan kurva tekanan kapiler versus
saturasi air dalam suatu lapisan, kemudian disusun hubungan variabel-variabel didalamnya. Dari hubungan permeabilitas absolut
dengan data tekanan kapiler didapat faktor litologi batuan (Purcell). Variabel tersebut kemudian digunakan untuk mengkorelasi antara
permeabilitas absolut dengan porositas.
Dari percobaan laboratorium menunjukkan bahwa hubungan antara permeabilitas dan porositas dengan perkalian faktor litologi
memberikan hasil yang signifikan.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Untuk menyajikan sifat petrofisik batuan, dilakukan analisa
laboratorium yang terdiri dari analisa core rutin dan analisa
core spesial. Yang termasuk dalam analisa core rutin adalah
pengukuran porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan
yang termasuk analisa core spesial adalah pengukuran tekanan
kapiler versus saturasi air, permeabilitas relatif, faktor
sementasi dan sebagainya.
Ada beberapa penulis yang membuat korelasi empiris antara
3,4)
tekanan kapiler dengan permeabilitas absolut . Dan ada pula
yang menghubungkan antara porositas dan permeabilitas
1,2)
absolut dengan kenampakan kurva tekanan kapiler
. Dari
penulis-penulis tersebut, maka dicoba untuk membuat suatu
hubungan antara porositas dan permeabilitas absolut .

untuk mengkorelasi antara permeabilitas absolut dengan


porositas.
2. LANDASAN TEORI
Korelasi Purcell
Jika ditinjau suatu pipa yang mempunyai panjang L, dan jarijari R, dan fluida yang mengalir mempunyai viscositas ,
maka menurut Poiseuilles dapat diformulasikan :

R 4P
=
8L
t

............................... ....(1)

Dimana P adalah perbedaan tekanan yang terjadi pada ujung2


ujungnya. Sedangkan volume pipa V, akan sama dengan R L,
sehingga persamaan (1) dapat ditulis :

1.2. Metodologi Penelitian


Korelasi antara permeabilitas absolut dengan porositas sudah
banyak dilakukan, yaitu dengan membuat plot log k
(permeabilitas) dengan (porositas). Dengan menggunakan
pendekatan tersebut, ada yang memberikan korelasi yang baik
dan ada pula yang tidak. Oleh sebab itu dibuat dengan
menambah vareabel lain yaitu kurva tekanan kapiler versus
saturasi air. Sebagai acuan dalam penyusunan vareabelvareabel tersebut digunakan persamaan Purcell.
Sebagai data masukan diperlukan beberapa core yang sudah
diketahui porositas, permeabilitas dan kurva tekanan kapiler
versus saturasi air dalam suatu lapisan, Kemudian disusun
hubungan variabel-variabel didalamnya. Dari hubungan
permeabilitas absolut dengan data tekanan kapiler didapat
faktor litologi batuan. Variabel tersebut kemudian digunakan

........................................(2)

Tekanan kapiler di dalam pipa dapat diformulasikan :


P

2 cos

.........................................(3)

Jika persamaan (2) dan (3) digabung , akan menjadi :

Q cos 2 VP
..........................(4)
t 2
2
2 L P c

Jika pipa-pipa kapiler didalam batuan merupakan susunan


pipa yang saling berhubungan (paralel), maka total laju aliran
akan menjadi :
Q
t

2 N

( Cos ) P

2L

V
i

... .(5)

i1 c i

IATMI 2001-64

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

Suranto

... ..(6)

...(10)
i1 c i
dimana C adalah konstanta yang dibentuk dari tegangan
permukaan dan sudut kontak fluida.
K C F

Dimana Vi adalah volume tiap-tiap pipa. Menurut Darcy, laju


aliran fluida yang mengalir di dalam pipa yang terisi pasir
dapat diformulasikan :
Q KAP
t L
Dimana K adalah permeabilitas system. Dengan demikian,
jika persamaan (5) dan (6) jika digabungkan akan menjadi :

( Cos ) N V
K
2
2 AL
i

....(7)

i1 Pc i
Jika Vi adalah volume pori, VT adalah volume total batuan,
maka batuan tersebut akan mempunyai porositas sebesar :
Vi
i
V
T

Pada uraian dimuka telah diketahui bahwa volume batuan


adalah AL, sehingga :

Vi

x100

AL

2 N
K ( Cos )
4

Vi

.(8)

2
2x10
i 1 Pc i
Persamaan (8) merupakan harga permeabilitas untuk sistem
parallel pipa silindris dan mempunyai variasi ukuran. Karena
ada variasi ini maka setiap batuan akan mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, yang disebut sebagai faktor
litologi batuan. Karena adanya faktor ini maka persamaan (8)
menjadi :

2 N

K F ( Cos )
2x10 4

.(9)

i 1 Pc i

dimana :
k = permeabilitas, milidarcy
f = porositas, fraksi
S = Saturasi fluida pengisi rongga pori, fraksi
Pc = tekanan kapiler, psi
= tegangan permukaan, dyne/cm
= sudut kontak
F = Faktor litologi batuan
Harga F merupakan harga spesifik yang dipengaruhi oleh
karakteristik batuan dimana setiap contoh batuan akan
mempunyai nilai yang berbeda-beda tergantung dari
karakteristik litologinya.
Dari persamaan (9), jika dianggap bahwa Tegangan
permukaan dan sudut kontak antara fluida yang membasahi
dan yang tidak membasahi adalah sama dalam setiap
percontah batuan, maka persamaan (9) dapat di tulis menjadi :
N

V
i

Jika dalam suatu core mempunyai harga F yang semata-mata


fungsi dari permeabilitas maka persamaan (10) akan menjadi :

4.1. Persiapan Sampel

*
KF

.....(11)

P 2

i1 c i

dimana F* adalah variabel yang mewakili C dan F. Sehingga


definisi F* adalah :
F*

K
N

Vi

..(11)

P 2

i1

c i

Harga F* inilah yang digunakan sebagai vareabel tambahan


dalam korelasi permeabilitas absolut dan porositas.
3. PROSES PERHITUNGAN
Algoritma :
1. menyediakan sejumlah sampel, kemudian diukur
porositas, permeabilitas dan tekanan kapiler versus
saturasi.
2. Buat korelasi antara data tekanan kapiler dan porositas
terhadap permeabilitas sehingga ditemukan kostanta C
3. Constanta C digunakan untuk mengkorelasi antara
permeabilitas dan porositas.
4. PROSEDUR PERCOBAAN

IATMI 2001-64

Sebelum dilakukan analisa tekanan kapiler, sampel sebaiknya


diukur terlebih dahulu porositas dan permeabilitasnya. Karena
setelah diukur tekanan kapilernya dengan metode injeksi
merkuri sampel batuan akan rusak.
Mula-mula sampel harus dibentuk dulu berupa silinder (plug
berukuran garis tengah 2,5 cm dengan panjang lebih kurang 3
cm dengan cara di bor). Sampel kemudian dicuci dengan
toluena dan dikeringkan. Setelah kering sampel tersebut
diukur porositas dan permeabilitasnya. Sebaiknya alat ukur
yang digunakan tidak merusak sampel sehingga untuk analisa
injeksi merkuri dapat dilakukan.
4.2. Prinsip Kerja
Penggunaan injeksi merkuri ini didasari bahwa tekanan kapiler
dalam batuan sangat dipengaruhi terutama oleh diameter poripori batuan dan tegangan antar muka fluida yang mengisinya.
Merkuri yang diinjeksikan ke dalam batuan, akan mempunyai
karakteristik yang dapat dilihat dari kurva injeksi. Pada
tekanan rendah merkuri memasuki pori-pori yang diameternya
lebih besar dan untuk selanjutnya pori-pori yang lebih kecil
sampai akhirnya pada tekanan maksimum walaupun tekanan
ditambah merkuri tidak bisa memasuki sisa-sisa pori-pori yang
ada.
5. PEMBAHASAN
Dengan data tekanan kapiler versus saturasi air, menurut
Purcell3) dapat ditentukan faktor litologi suatu batuan yang
merupakan faktor pembentuk permeabilitas batuan. Dari

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

persamaan (10) terlihat bahwa faktor lotologi merupakan


fungsi dari data tekanan kapiler.
Dari Gambar-2 terlihat bahwa hubungan antara permeabilitas
dan faktor litologi, bila dibuat aproksimasi ternyata
mempunyai nilai R2 = 0.87. Hal ini menandakan bahwa secara
statistik faktor litologi mempunyai peran 87.6 % dalam
pembentukan permeabilitas batuan. Pada Gambar-3
memperlihatkan hubungan antara porositas dengan faktor
litologi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa titik-titik yang
dibentuk menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahawa
faktor litologi tidak banyak berperan dalam pembentukan
porositas. Gambar-4 memperlihatkan hubungan antara
permeabilitas dengan porositas. Dari hubungan tersebut
ternyata porositas hanya berperan 50 % saja dalam
pembentukan permeabilitas.
Dari Gambar-5 terlihat bahwa hubungan antara permeabilitas
dengan perkalian antara porositas dengan faktor lotologi
ternyata setelah di aproksimasi menghasilkan angka R2 =
0.95. Hal tersebut mengartikan bahwa permeabilitas
berbanding lurus dengan perkalian antara porositas dengan
faktor litologi.
6. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dan data yang tersedia maka dapat
disimpulkan :
1. Untuk mendapatkan korelasi porositas dari permeabilitas
dalam suatu lapangan diperlukan beberapa sampel batuan
yang dapat mewakili lapangan tersebut.
2. Dari data tekanan kapiler versus saturasi air dapat
ditentukan konstanta faktor lotologi batuan, yang
kemudian digunakan untuk mengkorelasi porositas dari
permeabilitas.
3. Dari hasil percobaan ternyata korelasi porositas dari
permeabilitas, secara statistik memberikan random error
sebesar 0.95.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Amyx,J.W, et al., Petroleum Reservoir Engineering,


USA, 1960

2.

Hawkins J.M., Capillary Pressure Model Predicts


Distance to Gas/Water Contact, Oil and Gas Jurnal,page
39 -43, Jan. 18 , 1993.

3.

Purcell W.R., Capillary Pressure - Their Measurement


Using Merkury and The Calculation of Permeability
Therefrom, AAPG, Page 39 -47, 1949.

4.

Shouxiang M. et al., Correlation of Capillary Pressure


Relationships and Calculations of Permeability, SPE
22685, page 279 - 292, Dallas, 1991.

5.

Thomeer, J.H.M.,Introduction of a Pore Geometrical


Factor Defined by the Capillary pressure Curve,JPT,
March , page 73 - 77, 1960.

6.

Swanson, B.F., Asimple Correlation Between


Permeability and Mercury Capillary Pressure, JPT, page
2498 - 2504,December 1971.

Suranto

7.

Pittman, E.D. Relationship of Porosity and Permeability


to Various Parameter Derived For Mercury Injection
Capillary Pressure Curve for Sandstone, AAPG
Bulletin, Vol 76 No. 2., February 1992.
Tabel-1
Salah Satu Percontoh Batuan
No. PERCONTOH

:8

PERMEABILITAS , mD

: 7.59

POROSITAS, %

: 15.16

Tekanan,
Psi

1/Pc^2

Saturasi Air,

(1/psi^2)

(Sw)

Luasan

100.000

0.1111111

99.620

0.021111

0.0277778

99.049

0.039653

0.0123457

98.669

0.007623

12

0.0069444

98.289

0.003665

15

0.0044444

97.719

0.003246

18

0.0030864

96.768

0.003581

21

0.0022676

95.057

0.004580

24

0.0017361

92.776

0.004566

27

0.0013717

89.544

0.005022

30

0.0011111

84.791

0.005901

40

0.0006250

76.236

0.007426

60

0.0002778

68.156

0.003647

80

0.0001563

63.308

0.001052

100

0.0001000

59.506

0.000487

200

0.0000250

48.669

0.000677

300

0.0000111

42.681

0.000108

500

0.0000040

35.932

0.000051

750

0.0000018

31.422

0.000013

1000

0.0000010

28.422

0.000004

1250

0.0000006

26.616

0.000001

1500

0.0000004

25.380

0.000001

Total Luasan

Tabel-2
Data Percontoh Batuan di daerah Studi

0.112

IATMI 2001-64

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

Suranto

Grafik Kurva PC vs Sw dan 1/Pc^2 vs Sw


1000

1000

Pc, psi

100
10

1.00E-05
1.00E-06

1
0

20

40

60

y = 0,2293e
Permeabilitas, m

1.00E+00
1.00E-01
1.00E-02
1.00E-03
1.00E-04

1/Pc^2, 1/psi^2

10000

10

1.00E-07
100

80

0,2588x

R = 0,5025

100

0,1
0

Sw,%

10

15

20

25

Porositas, fraksi

Gambar-1
Grafik Kenampakan Luasan 1/Pc^2

Gambar-4
Kutva Hubungan Antara Permeabilitas versus
Porositas

100

y = 8,1416x 0,7875
R2 = 0,9554

1000

10
y = 0,6556x

0,717

Porositas x F

Faktor Litologi, F

10000

R = 0,876
1

100

10

0,1
0,1

10
Permeabilitas, mD

100

1000

1
0,1

10

100

Permeabilitas, mD

Gambar-2
Kurva Hubungan Antara Permeabilitas versus
Faktor Litologi (F)

Gambar-5
Kurva Hubungan antara Permeabilitas Versus
Porositas xF*

30

Faktor Litologi, F

25
20
15
10
5
0
0

10

15

20

Porositas, fraksi

Gambar-3
Kurva Hubungan antara Faktor Litologi versus
Porositas

25

1000

IATMI 2001-64

Anda mungkin juga menyukai