Petroleum Engineering
Pertama – tama saya ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah
membantu saya menyelesaikan laporan well log analysis dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas proyek UAS pada
mata kuliah well log analysis. Selain itu, makalah ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang well log analysis bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rian Cahya Rohmana, S.T, M.Eng, selaku
dosen mata kuliah well log analysis yang telah memberikan tugas proyek laporan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang saling mendukung dan
menyemangati satu sama lain hingga tugas proyek makalah ini selesai.
Saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Saya
memohon maaf apabila ada kesalahan pada laporan ini.
Penulis
1
Lembar Pengesahan Laporan
2
Daftar Isi
3
4.1.2 Aplikasi log neutrin porosity ................................................................................... 20
4.1.3 Interpretasi log neutron porosity.............................................................................. 21
4.2 Densitas Log ................................................................................................................... 21
4.2.1 Pengukuran densitas log .......................................................................................... 21
4.2.2 Aplikasi Log Densitas ............................................................................................. 22
4.2.3 lnterpretasi log densitas ........................................................................................... 23
4.3 Photoelectric Index (PEF) Log ....................................................................................... 24
4.3.1 Pengukuran Photoelectric Index (PEF) Log ............................................................ 24
4.3.2 Aplikasi Photoelectric Index (PEF) Log ................................................................. 24
4.3.3 Interpretasi Photoelectric Index (PEF) Log ............................................................. 25
4.4 Sonic Log ....................................................................................................................... 25
4.4.1 Pengukuran Sonic Log............................................................................................. 25
4.4.2 Aplikasi log sonic .................................................................................................... 26
4.4.3 Interpretasi log sonic ............................................................................................... 27
Bab V ....................................................................................................................................... 28
Pengambilan dan Aplikasi Core............................................................................................... 28
5.1 Core ................................................................................................................................ 28
5.1.1 Pengambilan Core.................................................................................................... 28
5.2 Aplikasi Coring .............................................................................................................. 30
Bab VI ...................................................................................................................................... 31
Kesimpulan .............................................................................................................................. 31
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 32
Lampiran .................................................................................................................................. 33
Lampiran 1 : Caliper ........................................................................................................... 33
Lampiran 2 : SP .................................................................................................................... 35
Lampiran 3 : Gamma Ray (GR) ........................................................................................... 37
Lampiran 4 : Resistivity ....................................................................................................... 39
Lampiran 5 : Porosity & Density ......................................................................................... 41
4
Bab I
Pendahuluan
Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan
menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur untuk evaluasi formasi dan
identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan. Orang pertama yang membuat pengukuran
log sumur mungkin adalah Profesor Forbes dari Edinburgh Observatory, ketika, dari tahun
1837 hingga 1842, dengan menggunakan sensor suhu menjadi tiga poros sedalam 24 kaki untuk
merekam variasi suhu dengan kedalaman dan waktu.
Well logging pertama kali dikembangkan untuk industri minyak bumi oleh Marcel dan Conrard
Schlumberger pada tahun 1927.Schlumberger bersaudara ini mengembangkan alat Resistivitas
untuk mendeteksi perbedaan dalam porositas dari batupasir untuk lapangan minyakdi
Merkwiller-Pechelbronn, di Perancis bagian Timur.
Tujuan well logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi, porositas, resistivitas, dan
kejenuhan hidrokarbon. Sedangkan tujuan utama penggunaan log - log yang merekam bentuk/
defleksi kurva selama well logging adalah untuk menentukan zona lapisan permeabel dan
impermeabel, memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir. Log
adalah suatu grafik kedalaman (dalam waktu) dari satu set yang menunjukkan parameter fisik,
yang diukur secara berkesinambungan dalam sebuah sumur (Harsono, 1997).
5
1.1 Sejarah Wireline Logging
Orang pertama yang membuat pengukuran log sumur mungkin adalah Profesor Forbes dari
Edinburgh Observatory, ketika, dari tahun 1837 hingga 1842, dengan menggunakan sensor
suhu menjadi tiga poros sedalam 24 kaki untuk merekam variasi suhu dengan kedalaman dan
waktu.Well logging pertama kali dikembangkan untuk industri minyak bumi oleh Marcel dan
Conrard Schlumberger pada tahun 1927. Schlumberger bersaudara ini mengembangkan alat
Resistivitas untuk mendeteksi perbedaan dalam porositas dari batupasir untuk lapangan
minyakdi Merkwiller-Pechelbronn, di Perancis bagian Timur. Logging di komersialkan di
Prancis pada tahun 1928; Venezuela, Amerika Serikat, dan Rusia pada 1029; dan Far East pada
tahun 1930 (The Petroleum Times, 1936).
Guyod (1961) mencatat bahwa, jika sirkuit penebangan dilengkapi dengan filter yang sesuai,
efek S.P. akan ditemukan beberapa saat kemudian. Conrad Schlumberger memperoleh paten
Perancis (Rust, 1038) pada penggunaan kurva S.P. untuk menemukan strata permeabel pada
tahun 1929, tetapi baru pada tahun 1931 pengukuran ini, dicatat secara bersamaan dengan
kurva resistivitas tunggal. Selama periode waktu yang sama, teleklinometer elektromagnetik
dan dipmeter (Schlumberger dan Doll, 1933) telah diperkenalkan di Eropa dan Amerika
Selatan, mengukur pola konduktivitas anisotropik dari lapisan sedimen; akan tetapi, ini adalah
pengukuran yang sangat rumit dan memakan waktu sehingga penggunaannya tidak pernah
meluas. Lalu kemudian car aini dikomersialkan. Log listrik tahun 1936 telah mencapai standar
dan bentuk yang terus berlanjut selama bertahun-tahun.
Pada tahun 1938, sebuah langkah luar biasa diambil dalam penafsiran log listrik, cenderung
menjadikan penafsiran lebih sebagai seni dan lebih banyak ilmu. Makalah pertama tentang
6
penggunaan kuantitatif log dengan menghubungkan produktivitas potensial dengan resistivitas
yang diukur dan dikoreksi diterbitkan oleh Martin, Murray, dan Gillingham (1938).
Penggunaan perangkat foto-listrik oleh Dale (1935) untuk lokalisasi titik masuk air ke dalam
sumur produksi, penggunaan terbatas pada tahun 1937 dari perekam waktu pengeboran
mekanis yang ditemukan oleh Nichols (1945), dan log kaliper ditawarkan komersial pada tahun
1938 oleh Halliburton (Guyod, 1945) semuanya merupakan metode pinggiran zaman. Tetapi
pada tahun 1939, teknik utama lain ditawarkan kepada personel eksplorasi dan produksi ini
adalah log sinar gamma, menandai penggunaan pertama sifat radioaktif batuan untuk
identifikasi downhole (Geofisika, 1940).
Sebuah teknik yang dikembangkan oleh Seismograph Service Corporation dan anak
perusahaannya, Well Surveys, Inc., dilisensikan kepada Lane-Wells untuk penggunaan
komersial di Amerika Serikat. Pekerjaan penelitian telah dilakukan dalam pengukuran sinar
gamma downhole oleh Howell dan Frosch (1939) pada awal 1935 dengan ruang ionisasi dan
pengukuran titik. Pekerjaan yang lebih halus kemudian dilakukan oleh mereka (1939) dengan
pencatatan pencacah Geiger terus menerus. Kemudian mud logging diperkenalkan oleh Baroid
pada tahun 1939.
Gambar 3. Truk logging ;kabin perekam terpisah; kabel kepang; instrumen otomatis. (1945)
Pengenalan dipmeter SP (Doll, lY59) pada tahun 1941, menggabungkan fotoklinometer yang
telah ditawarkan tahun sebelumnya sebagai solusi fotografi untuk masalah pengukuran deviasi
7
lubang dan pengenalan logging neutron-gamma pada tahun 1941 juga (Pontecorvo, 1941 ).
Yang pertama oleh Schlumberger dan yang terakhir oleh Well Surveys, Inc., dilisensikan
kepada LaneWells untuk eksploitasi lapangan. Perangkat neutron-gamma merupakan hasil
karya fisikawan Italia pada tahun 1935, yang pada tahun 1941 masih terlibat dalam penelitian
nuklir yang mengarah pada pengembangan bom atom pertama.
Perkembangan besar berikutnya adalah log induksi (Doll, 1949), diperkenalkan oleh
Schlumberger pada tahun 1947 untuk mengukur resistivitas formasi ketika lubang bor diisi
dengan minyak atau lumpur berbasis minyak. Log kerentanan magnetis diperkenalkan oleh
Magnolia Field Research Lab pada tahun 1951 (Broding et al, 1952). logging terus
dikembangkan secara terus menerus. Pada tahun 1956 kombinasi log Induksi-Listrik
diperkenalkan oleh Schlumberger (Tinieret al, 1960). Log magnetisme nuklir diperkenalkan
oleh California Research dan Borg-Warner pada tahun 1958 (Brown dan Gamson, 1960; Hull
dan Coolidge, 1960).
8
Bab II
Pengukuran dan Aplikasi Caliper, Bit Size, SP dan Gamma Ray Log
Log caliper merupakan suatu usaha atau kegiatan dengan menggunakan alat untuk mengukur
diameter dan bentuk lubang bor. Alat ini memiliki beberapa lengan (biasanya 4 lengan) yang
dapat bergerak masuk dan keluar dari lubang bor dan menempel pada dinding lubang bor, dan
gerakan ini diubah menjadi sinyal listrik oleh alat potonsiometer.
.
Gambar 4. Prinsip kerja dan Respon log caliper terhadap bentuk dan ukuran lubang bor (Gover P.W.J., 2000)
9
2.1.2 Istilah pada Caliper Log
• Cave/wash out : yaitu peristiwa dimana diameter lubang bor lebih besar dibandingkan dengan
ukuran bit atau bisa dikatakan formasi dinding sumur terjadi keruntuhan yang biasanya terjadi
pada batuan shale.
• On gauge : merupakan indikasi teknik pengeboran yang baik dimana diameter lubang bor
dengan bit size sesuai (sama), biasanya terjadi pada lapisan impermeable (sandstone).
• Sloughing/tight spot : yaitu adanya gundukan kecil dari sisa lumpur atau serpihan pemboran
yang menempel pada dinding lubang bor.
• Mud cake : yaitu ditunjukkan dengan diameter lubang bor lebih kecil dibandingkan ukuran
bit, indikasi nya terdapat zona permeable pada lapisan batuan sandstone.
10
2.1.4 Interpretasi Caliper Log
Log caliper adalah log yang bergantung kepada diameter dan bentuk lubang bor. Jika pada data
grafik log caliper melebihi (atau menjauh ke kanan) diameter lubang bor dan membantuk
jendolan seperti gua (cave) maka itu adalah shale , jika mendekati diameter lubang bor dan ada
cekungan ke dalam (on gauge) maka itu adalah limestone, jika mendekati bit size dan dia lurus
maka itu adalah impermeable sandstone, dan jika log berada di bawah diameter lubang bor
(mudcake) atau grafik ke arah kiri maka itu adalah sandstone.
2.2 Bit size
2.3.1 Pengukuran SP
Log SP secara tidak sengaja ditemukan oleh para insinyur Schlumberger pada tahun 1928-
1930. Prinsip pengukuran SP Log adalah mengukur perbedaan potensial antara elektroda yang
bergerak didalam lubang bor dengan elektroda dipermukaan. Satuannya adalah millivolt
(Harsono, 1997). Potensial ini dihasilkan dari perbedaan salinitas antara fluida pemboran dan
fluida formasi.
11
2.3.2 Aplikasi log SP
12
2.3.3 Interpretasi SP
Gambar 5. Interpretasi SP
13
2.4 Gamma Ray Log
Log gamma ray adalah suatu teknik nuklir yang digunakan dalam menganalisis tingkat
radioaktif dari suatu mineral batuan. Radioaktivitas adalah hasil peluruhan radioaktif terutama
kalium (K), torium (Th), dan uranium (U). Prinsip pengukuran log gamma ray (GR) yaitu
mengukur tingkat radioaktivitas (interaksi sinar gamma) alami dari unsur Potasium (K),
Thorium (Th), dan Uranium (U), yang menyusun batuan.
Radioaktivitas alami adalah peluruhan spontan atom-atom isotop tertentu menjadi isotop lain.
Produk peluruhan, atau anak perempuan, mungkin stabil atau mungkin mengalami peluruhan
lebih lanjut sampai isotop stabil akhirnya dibuat. Deret radioaktif mengacu pada sekelompok
isotop termasuk radioisotop awal dan semua anak perempuannya yang stabil atau tidak stabil.
Radioaktivitas disertai dengan emisi partikel alfa atau beta, sinar gamma, dan oleh
pembangkitan panas. Radiasi gamma alami adalah salah satu bentuk radiasi spontan yang
dipancarkan oleh inti atom tertentu yang tidak stabil. Frekuensi sinar gamma terletak, menurut
definisi, antara 1019 dan 1021 Hz. Pengukuran unit GR yaitu berdasarkan pada nilai API
(American Petroleum Institute).
14
2.4.2 Aplikasi Gamma Ray Log
Untuk interpretasi log gamma ray, kita terlebih dahulu menentukan shale base line (sbl)
ditentukan dari melihat grafik datanya biasanya shale itu memiliki nilai yang tinggi (nilai API
= 80 – 140) pada log GR (grafik ke kanan), lalu kemudian juga membuat garis shaly (shaly
line) dan sand line (garis sand). Grafik pada data yang menyentuh sbl atau belum menyentuh
shaly line berarti adalag shale, grafik yang menyentuh shaly line dan belum sampai pada sand
line berarti adalah shaly sandstone, dan grafik yang menyentuh garis sand (sand line) berarti
sandstone.
15
Bab III
Pada dasarnya banyak material dibawah permukaan mempunyai sifat elektrikal yang
dimanfaatkan untuk membaca fluida batuan yang terkandung didalamnya. Hukum yang
digunakan pada pengukuran resistivitas ini adalah hokum Ohm law, pada intinya setiap benda
bisa di ukur resistivitas nya. Prinsip pengukuran log ini adalah dengan mengukur kemampuan
jenis lapisan batuan untuk menghantarkan arus listrik. Apabila suatu batuan/fluida dapat
mengalirkan listrik artinya resistivitasnya kecil (konduktifitasnya besar), sebaliknya jika suatu
fluida batuan atau benda tidak dapat menghantarkan arus listrik itu berarti memiliki resistivitas
yang besar (konduktifitasnya kecil).
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk pengukuran resistivitas. Sebagai fungsi dari nilai
spacing, dapat mempertimbangkan dua kategori alat utama:
1. Long – spacing devices or macro devices : (laterologs), dengan spasi yang jauh antara zona
resistivitas menyebabkan kurang sensitive (kurang detail) dalam pembacaan zona.
16
Gambar 6. Alat log resistivitas (spacing tools)
Zona Resistivitas
Pada resistivitas terbagi menjadi 3 zona pembacaan resistivity yaitu :
1) Zona mud filtrate (Rm)
2) Invaded zone (Rxo)
3) Uninvaded zone (Rt, true resistivity) : identifikasi fluida
Kombinasi dari 3 zona ini kita bisa mengidentifikasi zona reservoir, saturasi hidrokarbon dan
bisa juga di gunakan untuk mengkombinasikan data porositas terutama dalam perhitungannya.
Kegunaan utama dari log resistivitas ini adalah mengidentifikasi adanya fluida didalam suatu
lapisan batuan (oil/gas/water).
17
Tabel 5. Aplikasi log resistivitas
Cara interpretasinya adalah dengan melihat zona terlebih dahulu, kemudian liat nilai pada
log nya. Nilai minyak ≥ 15 ohm dan diberi warna hijau, Nilai air : < 15 ohm dan diberi
warna biru, dan Nilai gas : biasanya 200 ohm dan diberi warna merah.
18
Bab IV
Neutron (n) adalah partikel fundamental tak bermuatan dari inti atom, dengan massa yang
mendekati massa proton. Unsur ini ditemukan oleh Chadwick pada tahun 1932. Prinsip
pengukurannya adalah dengan mengukur persentase pori batuan, dari intensitas atom
hidrogennya, dengan asumsi bahwa pori batuan terisi oleh hidrogen sebagai air atau
hidrokarbon.
Beberapa jenis alat neutron antara lain sidewall neutron porosity (SNP), dan compensated
neutron log (CNL). Peralatan neutron log ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu neutron source
dan detector (thermal dan epithermal). Sidewall neutron porosity (SNP) dirancang untuk
digunakan pada sumur open hole dengan diameter lubang minimum 5 inch. Salah satu
keunggulan SNP adalah dapat meminimalisir pengaruh lubang bor (borehole effect), karena
alat ini menempel pada dinding lubang bor. Selain itu SNP juga bisa digunakan pada sumur
yang berisi berbagai jenis lumpur.
19
4.1.1 Pengukuran Neutron Log
Pinsip pengukurannya adalah dengan mengukur persentase pori batuan, dari intensitas atom
hidrogennya, dengan asumsi pori batuan terisi oleh hidrogen sebagai air atau hidrokarbon.
Dengan menggunakan pemancar neutron dan dua detektor yang ditempatkan pada dinding
lubang pemboran, setelah neutron dipancarkan, akan terjadi gejala Hamburan Elastik (neutron
dengan atom hidrogen) dan reaksi penangkapan neutron termal. Ketika neutron termal diserap,
sinar gamma dipancarkan dan pada detector yang ditempatkan pada jarak tertentu dari sumber
pancar dapat mengukur populasi neutron epitermal & populasi neutron termal..
Manfaat Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan, evaluasi litologi,
dan deteksi keberadaan gas.
20
4.1.3 Interpretasi log neutron porosity
Densitas atau massa jenis adalah sifat fisik yang ada pada mineral, fluida dan batuan. Log
density merupakan log yang mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor dinyatakan
dalam gr/cc. Adapun PEF Index yaitu alat yang sensitive terhadap komposisi unsur formasi
(litologi dan mineral penyusun batuan).
4.2.1 Pengukuran densitas log
Prinsip kerja log densitas adalah sumber radioaktif yang ada pada alat akan memancarkan sinar
gamma rays ke dalam formasi dan memperhitungkan pengurangan radioaktivitas antara
sumber dan detektor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan
bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan
kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang
kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar
gamma yang dipantulkan tergantung dari densitas batuan formasi.
Salah satu peralatan density log adalah Formation Density Compensate (FDC). FDC terdiri
dari source, long space detector, short space detector. Kedua detektor yang ada pada density
log ini berfungsi sesuai dengan radius kedalamannya. Selain FDC ada pula Litho Density Tool
(LDT). LDT merupakan salah satu peralatan density log yang banyak digunakan. Litho Density
Tool merupakan jenis alat FDC yang telah disempurnakan. Selain untuk pengukuran berat jenis
batuan, alat ini juga mengukur indeks penyerapan fotoelektrik dari batuan formasi.
21
Gambar 11. Alat Density Log : Compensated Density Log
Kegunaan log dinsity adalah untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, log ini juga
digunakan besama-sama dengan neutron log. (Penggabungan neutron porosity dan density
porosity log sangat bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir. Zona gas
ditunjukkan dengan “cross-over‟ antara neutron dan density) Menentukan densitas
hidrokarbon (ρh). (bila data porositas dari lab diketahui) Identifikasi litologi. (berdasarkan nilai
RHOB dan PEF).
22
Tabel 7. Aplikasi density log
23
4.3 Photoelectric Index (PEF) Log
Prinsip kerjanya yaitu energi sinar gamma yang dipancarkan berenergi rendah. Log ini
menggunakan alat yang bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan
sinar gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan.
Fotolistrik (PEF) diperkenalkan pada awal 1980-an sebagai pengukuran tambahan untuk
pengukuran densitas oleh Schlumberger, yang menandai kemunculannya dengan penunjukan
'Lithodensity' log. Kurva PeF umumnya diskalakan pada kisaran antara 0 dan 10
lumbung/elektron, dan panduan interpretasi umum diberikan pada gambar di atas.
• Menghitung porositas,
• Menentukan litologi,
• Mengidentifikasi adanya heavy minerals
• Mengevaluasi clay.
24
4.3.3 Interpretasi Photoelectric Index (PEF) Log
Prinsip pengukuran Sonic log yaitu mengukur interval transit time gelombang suara yang
melewati ketebalan formasi. Signal/gelombang suara dikirim oleh transmitter dan diterima oleh
receiver. Log sonik komersial pertama dijalankan pada Juli 1957 oleh Velocity Logging Tool
(VLT) dengan tiga receiver. Parameter yang terekam terkait dengan transmisi gelombang suara
dalam formasi yaitu :
2. Amplitudo dan atenuasi di satu atau beberapa penerima dari berbagai gelombang yang
menyusun sinyal.
3. Amplitudo dan posisi bagian positif dari sinyal yang diterima. Ini adalah log kepadatan
variabel (VDL).
5. Pencatatan di geophone yang terletak pada kedalaman yang berbeda di sumur kedatangan
langsung atau pantulan gelombang yang dikirim dari permukaan oleh suatu sumber.
25
Alat yang digunakan yaitu BHC (Borehole Compesanted Sonic Tool) yaitu alat yang
menggunakan rangkaian pasangan pemancar-penerima rupa sehingga pengaruh dari lubang bor
dapat dikecilkan. Alat sonik mengukur kecepatan suara / sonik dalam formasi Transmitter
memancarkan suatu “ pressure pulse” berfrekuensi 25 Hz ini menghasilkan 6 gelombang, yaitu
: Gelombang kompresional dan gelombang refraksi shear yang merambat dalam formasi. Dua
gelombang langsung sepanjang sonde dan di dalam mud.
Log ini juga dapat digunakan untuk menentukqan litologi batuan, mengetahui keberadaan
reservoir, menghitung porositas dan permeabilitas batuan, mengetahui interval velocity.
26
4.4.3 Interpretasi log sonic
27
Bab V
5.1 Core
Core adalah sampel atau sampel batuan yang diambil dari bawah permukaan dengan suatu
metode tertentu. Core umumnya diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif oleh
perusahaan minyak atau tambang untuk keperluan lebih lanjut.
Data core merupakan data yang paling baik untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, tapi
karena panjangnya yang terbatas maka dituntut untuk mengambil data-data yang ada secara
maksimal. Data yang diambil meliputi jenis batuan, warna, tekstur (ukuran butir, pemilahan,
bentuk butir, kemas), komposisi (fragmen, matriks dan semen), struktur sedimen dan
keterangan yang penting lainnya.
5.1.1 Pengambilan Core
1) Sidewall Core, yaitu core yang diambil pada saat melakukan wireline logging.
28
2) Conventional Core, yaitu core yang diambil bersamaan dengan proses pemboran.
29
5.2 Aplikasi Coring
30
Bab VI
Kesimpulan
• Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan
dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur untuk evaluasi
formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan.
• Ada berbagai macam log yang bisa digunakan, misalnya : caliper, SP, gamma ray,
resistivitas, densitas, neutron , sonic dan dengan coring atau pengambilan core
• Masing – masing alat mempunyai prinsip kerja sendiri dan aplikasinya sendiri
➢ Kegunaan log Caliper : untuk mengukur diameter lubang bor, masalah pada
lubang bor, mendeteksi zona berpori dan permable/impermeable dan mengukur
ketebalan mudcake.
➢ Kegunaan log SP : untuk mengidentifikasi lapisan berpori dan permeable,
mengetahui kehadiran hidrokarbon, dan identifikasi litologi batuan.
➢ Kegunaan log GR : untuk mengevaluasi kandungan volume shale mengetahui
litologi batuan, sedimentology dan stratigrafi.
➢ Kegunaan log RES : untuk mendeteksi reservoir, evaluasi volume hidrokarbon,
mengetahui ketebalan lapisan yang jelas, dan litologi batuan.
➢ Kegunaan log Neutron : mengetahui lokasi zona berpori, mendeteksi adanya
gas atau fluida batuan, mendapatkan densitas hidrokarbon, dan menentukan
litologi batuan.
➢ Kegunaan log Densitas : untuk menghitung porositas, mendeteksi reservoir,
litologi batuan, sedimentology dan akustik impedansi batuan.
➢ Kegunaan log PEF : untuk menentukan tipe reservoir, litologi, mengetahui
kehadiran heavy minerals, kehadiran gas dan mengetahui adanya rekahan.
➢ Kegunaan log Sonic : untuk menentukan porositas dan permeabilitas, litologi
batuan, mengetahui lokasi reservoir, deteksi zona gas, dan mengidentifikasi
adanya rekahan.
➢ Kegunaan Coring : Untuk mengetahui litologi batuan beserta mineral, tekstur
dan fosil yang dikandunganya dan Core juga dapat menunjukkan zona
hidrokarbon
• Kita tidak hanya bisa menentukan dari 1 log saja harus melihat dari log lain juga
31
Daftar Pustaka
32
Lampiran
Lampiran 1 : Caliper
33
34
Lampiran 2 : SP
35
36
Lampiran 3 : Gamma Ray (GR)
37
38
Lampiran 4 : Resistivity
39
40
Lampiran 5 : Porosity & Density
41
42
43
44