Anda di halaman 1dari 6

Reservoir Karbonat di Indonesia

Jehezkiel Nafael Makapuan


10019006
Petroleum Engineering
Pendahuluan

Reservoir karbonat memiliki heterogenitas yang cukup kompleks yang merupakan hasil
dari sedimentasi dan diagenesis. Reservoir karbonat umumnya memiliki hubungan
porositas dan permeabilitas yang kompleks, sehingga perlu dilakukan karakterisasi
reservoir secara khusus yang berbeda dengan reservoir silisikastik. Karakterisasi pada
reservoir silisiklastik umumnya mendasarkan diri pada observasi fasies pengendapan.
Akan tetapi, pada batuan karbonat proses diagenesis yang kompleks sering
mengaburkan hubungan antara fasies pengendapan dan sifat petrofisikanya

Pembahasan

a. Banyu Urip

Terletak di zona Randublatung antara zona Rembang dan Kendeng. Di area ini, graben
dihasilkan selama fase ekstensional Eosen diisi oleh sedimen fluvial, lakustrin, dan
marjinal. Perairan dangkal Eosen Akhir dan Oligosen karbonat laut berkembang
bersamaan dan mengikuti isi graben di atas dataran tinggi yang tergenang luas dan agak
tidak beraturan, memproduksi anjungan karbonat perairan dangkal yang sangat luas
dikelilingi oleh karbonat perairan dalam.
Lapangan Minyak Banyu Urip merupakan pengembangan pertama di dalam wilayah kerja
Blok Cepu dan mencakup pengembangan lapangan minyak Banyu Urip, dengan
penemuan cadangan minyak mentah yang diperkirakan sebanyak 450 juta barel yang
diumumkan pada April 2001. Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai pada Desember
2008 melalui Fasilitas Produksi Awal yang mulai berproduksi dengan kapasitas 20.000
barel minyak per hari pada Agustus 2009. Melalui inovasi dan keunggulan dari
manajemen proyek, produksi meningkat menjadi lebih dari 80.000 barel per hari pada
saat dimulainya start-up di tahun 2015.

b. Sukowati

Lapangan Sukowati adalah reservoir minyak karbonat yang ditemukan pada tahun 2001
dan terletak di daratan di Timur Jawa, Indonesia. Terletak di blok Tuban di provinsi Jawa
Timur, berisi sekitar 308 juta STB minyak di tempat. Produksi minyak berasal dari
terumbu karang Miosen Bawah dan Oligosen Atas yang terdiri dari batu rangka kerangka
yang sangat berpori dan permeabel serta batu kerangka wackestone. Sukowati telah
memproduksi lebih dari 100 juta barel minyak hingga saat ini. Lapangan saat ini
dioperasikan oleh Pertamina EP.
Kedalaman reservoir sekitar 6300 kaki TVDSS dengan tekanan reservoir awal 2800 psi.
Produksi minyak mencapai puncaknya pada tahun 2011 pada 45.000 barel per hari dan
saat ini memproduksi 11.000 barel per hari minyak, produksi gas 15 juta ft3 per hari gas
dan 18.000 barel air per hari. Fluida reservoir di lapangan ini juga ditemukan memiliki 20-
25% CO2 oleh massa yang saat ini sedang dialihkan ke area pemrosesan pusat (CPA)
Mudi. Sekarang recovery factor dari lapangan sekitar 36% dengan tekanan reservoir rata-
rata 2651 psi.

c. Lapangan FTM
Lapangan minyak FTM terletak pada daerah pantai lepas Toili di bagian timur Sulawesi
Tengah pada Cekungan Banggai. Lapangan FTM terletak di sepanjang timur tektonik
kompleks di daerah cekungan tersier Banggai, Sulawesi Tengah Cekungan Banggai
terbentuk selama Miosen akibat dari tumbukan lempeng mikro cekungan Banggai- Sula
dengan busur tersier non- vulkanik yang sekarang berada pada Sulawesi Tengah.
Perubahan geologi lapangan FTM merupakan hasil proses tumbukan. Pada lapangan
FTM ada empat data sumur yang digunakan, tiga berproduksi minyak dan gas sumur
FTM-1, FTM-2, dan FTM-4, dan satu kosong yaitu sumur FTM-3.

Pada sumur FTM-1 nilai porositas antara 2% - 29% merupakan daerah yang mempunyai
(gambar 5). Pada zona reservoir nilai NPHI dan nilai RHOB sama – sama rendah. Nilai
dari RHOB sekitar 2.6 / m 3. Nilai gamma ray cukup rendah sekitar 11 API - 27 API. Dari
log dan crossplot terlihat dominasi dolomite sebagai reservoir utama, dan ada pengaruh
sedikit sisipan batupasir. porositas bagus. Dari hasil analisa petrofisika saturasi air pada
formasi Tomori kecil yaitu antara 5%-19,5%

Untuk sumur FTM-2 mempunyai porositas bagus pada zona minyak yaitu 18-24%,
porositas formasi Tomori secara keseluruhan berkisar antara 2%-24%. Saturasi air pada
formasi Tomori berkisar 2% - 90% sedangkan pada zona minyak sekitar 18%. Nilai
gamma ray dan nilai resistivitas rendah. di sumur FTM- 2 ditemukan batubara dengan nilai
resistivitas tinggi dan nilai dari log SP tinggi dan temukan batuan lempung yang
berkabonatan dengan prosentase 30 persen.

Pada sumur FTM-3 dimana posisi sumur berapa pada daerah rendahan dan diluar dari
LKO nilai gamma ray tinggi sekitar 80 API. Nilai dari log neutron tinggi. Nilai Sw pada FTM-
3 cukup besar dan porositasnya kecil. Pada FTM3 ditemukan light to medium grey,
wackestone dan packstone, dengan fosil foram,echinoderm dan gastropoda

Analisa petrofisika dari FTM-4 menunjukkan formasi Tomori mempunyai porositas yang
bagus dan saturasi airnya kecil. Dari analisa crosplot dan log densitas litologinya
merupakan limestone dengan sisipan batupasir. Pada FTM-4 ditemukan Limestone,
mudstone, wackstone, dolomit, batubara dengan ukuran micro vugular porosity.
Daftar Pustaka

• Toni Simo, Rizky P. Sekti, et al., 2012., “Reservoir Characterization and Simulation
of an Oligocene-Miocene Isolated Carbonate Platform: Banyu Urip Field, East
Java Basin, Indonesia”., ExxonMobil URC, Mobil Cepu LTD
• Kelly. Mark, Joel. Main., et al., 2019., “Indonesia: Pilot Carbon Capture and
Storage Activity in the Natural Gas Processing Sector”., ADB., Ohio, United
States
• Fatimah.2016. Lingkungan Pengendapan Area FTM Cekungan Banggai Sula
Sulawesi. Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan
Informasi” ke – 11 Tahun 12016
• www.exxonmobil.co.id., Lapangan Minyak Banyu Urip., Diakses pada 11
November 2021., Dengan sumber link
https://www.exxonmobil.co.id/id-ID/Energy-and-environment/Energy-
resources/Oil

Anda mungkin juga menyukai