Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. Sejarah Lapangan Itoshii

PT. CPI (Citra Petroleum Indonesia) adalah perusahaan minyak yang

beroperasi di Indonesia dengan sistim kontrak bagi hasil (production

sharing contract). Salah satu lapangan minyak terbesar yang dimiliki PT.

CPI adalah Lapangan Itoshii yang berada di Propinsi Riau, Sumatera

Tengah, ± 35 km sebelah utara kota Pekanbaru. (Gambar 2.1)

Gambar 2.1. Peta lokasi Lapangan Minyak Itoshii

4
SOCAL (Standard Oil Company of California) pada tahun 1935

memperoleh daerah konsesi seluas 600.000 hektar di Sumatera Tengah

(blok rokan) untuk melakukan operasi eksplorasi. Tahun 1936 SOCAL

bergabung dengan TEXACO dan membentuk suatu perusahaan bernama

CALTEX (California Texas Petroleum Corporation).

Setelah melakukan penyelidikan geologi dan melihat adanya prospek

ke arah selatan, atas izin pemerintah, Caltex memperluas daerah

operasinya. Tahun 1938, WALTER E. NGYREM, seorang ahli geologi

ditugaskan untuk mempelajari daerah selatan tersebut. Dari serangkaian

penyelidikan didapatkan suatu model antiklin pada lapisan paleosen dan

miosen, sedangkan dari hasil survey seismic tahun 1940 diperkirakan

terdapat suatu antiklin besar dan berlapis-lapis. Ini menunjukkan adanya

potensial akumulasi hidrokarbon yang besar. Wilayah berpotensi tersebut

kemudian diberi nama Itoshii. Selanjutnya P. FOX membuat pemboran

sumur percobaan Itoshii-1 pada titik tertinggi peta Itoshii.

Kegiatan eksplorasi sempat terhenti karena perang dunia dan

dilanjutkan setelah perang dunia II usai. Lapangan Itoshii mulai

berproduksi 20 April 1952 dengan jumlah sumur produksi 35 buah.

Produksi berlangsung secara sembur alam (natural flow). Tahun 1958

pengembangan Lapangan Itoshii terus berlanjut hingga mencapai 164

sumur dan sebagian diantaranya telah menggunakan pompa angguk

(sucker rod). Untuk meningkatkan produksi minyak, mulai tahun 1960

digunakan pompa listrik bawah permukaan (electric submersible pump).

5
Berdasarkan strukturnya, produksi minyak Lapangan Itoshii berasal

dari formasi Sihapas dengan kedalaman antara 2000-2600 ft. Interval

batupasir produktif terdiri dari beberapa lapisan yaitu: X, A1, A2, B1, B2,

D dan S. Mekanisme pendorong reservoir Lapangan Itoshii berupa strong

water drive. Mekanisme ini ditambah dengan pemakaian ESP pada laju

produksi yang tinggi sehingga mengakibatkan air terproduksi menjadi

cepat, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan water cut yang cepat sekali.

Akibat produksi yang dilakukan dan bertambahnya waktu produksi,

terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini menyebabkan

turunnya laju produksi. Untuk menjaga atau mempertahankan tekanan

reservoir, tahun 1970 diterapkan injeksi air dengan model peripheral.

Penerapan metoda ini meningkatkan produksi minyak hingga mencapai

400.000 BOPD pada tahun 1973. Dengan diterapkannya injeksi air

peripheral dibutuhkan penambahan sumur-sumur baru hingga lebih 600

pada tahun 1990. Pada tahun tersebut laju produksi rata-rata 230.000

BOPD dengan injeksi air rata-rata 1.650.000 BWPD. Agar produksi minyak

lebih optimal, injeksi air dilakukan dengan pola inverted seven spot

(satu sumur injeksi dikelilingi enam sumur produksi) dan diharapkan

efisiensi injeksi air semakin meningkat.

2.2 Teknologi Yang digunakan Pada Lapangan Itoshii

Selama ini lapangan Itoshii dalam memproduksikan minyak yang

ada pada reservoir menggunakan metoda-metoda antara lain :

6
* Untuk mempertahankan tekanan reservoir, maka pada tahun 1971

mulai dilakukan penginjeksian air dengan sistem peripheral . Dengan

metoda ini produksi minyak memperlihatkan kenaikan hingga mencapai

produksi tertinggi menggunakan pola 7 titik (Inverted Seven Spot),

dimana 1 sumur injeksi digunakan untuk menyuplai 6 sumur produksi.

* Pada tahun 1994, teknologi pemboran berarah (Directional Drilling)

mulai dilaksanakan di lapangan Itoshii. Selanjutnya peningkatan produksi

dengan teknologi terbaru dikembangkan guna mempertinggi faktor

perolehan minyak (Oil Recovery Factor ). Diantaranya dengan dimulainya

proyek Light Oil Steam Flood (LOSF) yang pilot plantnya telah dimulai

pada awal tahun 1999, Itoshiir ligin/ Surfactan Injection yang telah

dimulai awal tahun 2000 dan Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR).

Dengan metoda-metoda yang digunakan dari waktu ke waktu

produktivitas sumur makin lama menurun, apalagi sekarang ini kadar air

(water cut) reservoarnya sudah mencapai 98 %.

Pada lapangan Itoshii cadangan kandungan minyak awal (Initial

Oil In Place) masih diperkirakan sekitar 9 milyar barrel (9 MMM bbl) dan

sampai saat ini sekitar 4.1 MMM bbl yang telah berhasil diproduksi dari

lokasi tersebut

2.3. Keadaan geologi

Lapangan Itoshii berdasarkan lokasinya terdapat pada cekungan

Sumatera Tengah dimana pembentukannya bersamaan dengan cekungan

7
Sumatera Selatan. Batas kedua cekungan tersebut berupa suatu kawasan

yang mengarah ke Timur Laut - Barat Daya melalui pengunungan

Tigapuluh. Di sebelah Barat Daya cekungan yang asimetris dibatasi oleh

sesar-sesar dan singkapan batuan pra-tersier di sepanjang kawasan kaki

pengunungan Bukit Barisan. Di sebelah Timur Laut dibatasi oleh dataran

tinggi Lampung dan suatu dataran tinggi yang letaknya sejajar dengan

pantai Timur Sumatera. Sedangkan pada bagian Utara dan Barat Laut

dibatasi oleh dataran tinggi Asahan dan singkapan batuan pra-tersier.

Dari sejarahnya, cekungan ini terbentuk pada zaman Tersier Awal

(Eosen- Oligosen) yang berkembang dari serangkaian blok-blok yang naik

dan turun (Graben dan Horst Block) akibat regangan berarah Timur –

Barat. Adanya gerakan transform antara lempeng Sunda dan lempeng

Samudera Hindia pada awal Paleosen menimbulkan peregangan pada

bagian Barat Dataran Sunda dan menghasilkan terban-terban pematang.

(Gambar 2.2)

8
Gambar 2.2. Peta cekungan Sumatera Tengah

2.3.1. Struktur Geologi

Lapangan Itoshii terbagi menjadi dua reservoar yang dipisahkan

oleh suatu patahan besar yaitu reservoir Utama dan reservoir Barat Laut

(Main Segment dan Northwest Segment). Struktur utama Lapangan Itoshii

berupa antiklin yang membentang dari arah Barat Laut ke arah Tenggara

pada cekungan Tapanuli, Sumatera Tengah. Antiklin ini terbentuk akibat

tumbukan lempeng Samudera Indonesia dan lempeng Benua Asia dan

terjadi bersamaan dengan patahan normal pada formasi Petani. Sebagian

besar patahan ini berakhir pada suatu kedalaman di atas formasi

Sihapas. Formasi Sihapas dipotong oleh delapan patahan dengan struktur

yang sederhana.

9
Dari keseluruhan 9 BBO OOIP di Itoshii, sekitar 1,5 BBO atau 17%

berada di Northwest Segment. Studi injeksi air yang dilakukan

sebelumnya sudah mencakup Northwest Segment dan memberikan

indikasi bahwa daerah ini memiliki potensi untuk dikembangkan.

2.3.2. Stratigrafi Reservoir

Berdasarkan stratigrafinya, Lapangan Itoshii didominasi oleh batuan

pasir dan lempung berumur Miosen. (Gambar 2.3). Ketebalan lapisan

produktif mencapai 380 ft dengan perbandingan komposisi 75% pasir dan

25% lempung. Perlapisan pasir tebalnya bisa mencapai 100 ft dengan

sisipan lempung sebagian besar lebih kecil dari 50 ft.

Secara deskriptif batuan formasi Sihapas sebagai berikut:

- Warna : abu abu sampai coklat muda dan coklat

- Butiran : baik sampai kasar dan konglomerat pada

beberapa

Tempat.

- Kebundaran : angular sampai subrounded

- Pemilahan : jelek sampai sedang dan glauconit

- Komposisi utama : kwarsa dan beberapa menunjukkan feldspar.

10
Gambar 2.3. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera Tengah

Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa formasi Itoshii merupakan formasi

yang pengendapannya relatif muda. Formasi Itoshii merupakan deposit

kuarter yang diendapkan tidak selaras di atas formasi Petani, tersusun

atas lapisan tipis gravel, pasir dan lempung yang merupakan endapan

alluvial dan prosesnya berlangsung sampai kini.

11
Secara stratigrafi batuan di cekungan Sumatera Tengah dapat di

kelompokkan menjadi 6 satuan lithostratigrafi yang tersusun sebagai

berikut:

- Batuan dasar berumur pra-tersier

- Formasi pematang berumur paleosen atas

- Kelompok sihapas berumur miosen bawah

- Formasi telisa berumur pertengahan miosen tengah-paleosen

- Formasi minas berumur pertengahan miosen tengah-paleosen

- Formasi minas berumur kuarter.

2.4. Karakteristik Reservoir

Karakteristik batuan di lapangan Itoshii meliputi sifat-sifat fisik

batuan, fluida, tekanan dan temperatur. Dimana reservoir merupakan

formasi batuan yang mengandung hidrokarbon (Koesomadinata,1980).

Ruangan penyimpanan hidrokarbon dalam reservoir berupa rongga atau

pori-pori yang terdapat diantara butiran mineral.

Batuan reservoir yang umum dijumpai adalah sandstone,

limestone, dolomite atau campuran ketiganya. Formasi batuan hanya

terdiri dari sandstone atau limestone maka disebut formasi bersih atau

clean formation , sedangkan formasi batuan yang mengandung clay atau

shale disebut dirty atau shaly formation.

12
2.4.1 Karakteristik Batuan

Dari hasil core Lapangan Itoshii diperoleh harga porositas rata-rata

batuan bervariasi antara 24%-30% dan permeabilitas rata-rata antara

400-1600 mD. Harga distribusi porositas dan permeabilitas rata-rata

reservoir Lapangan Itoshii dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Karakteristik batuan reservoir Lapangan Itoshii

Harga Rata-rata
Lapisan Pasir Porositas Permeabilitas

(%) (mD)

A-1 26.6 1145

A-2 27.7 1136

B-1 26.6 1540

B-2 27.5 960

D 27.1 390

2.4.2. Tekanan dan Temperatur Reservoar

Lapangan Itoshii mempunyai tekanan pada datum (2400 ft subsea) saat

reservoir ditemukan sebesar 930 psi dengan temperatur rata-rata 207 F

2.4.3. Karakteristik Fluida Reservoar

13
Sifat fisik fluida reservoar Lapangan Itoshii meliputi viskositas, densitas,

kelarutan gas (GOR), faktor volume formasi (B) dan kompresibilitas

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Karakteristik Fluida Reservoar Lapangan Itoshii

Karakteristik Fluida Reservoir


Minyak
Tekanan gelembung 235 psi

Gas Oil Ratio 7-100 SCF/STB

Kompresibilitas minyak 1E-5 1/psi

Densitas minyak pada Pb 0.8 gr/cc

Faftor Volume Formasi pada Pb 1,083 bbl/STB

Viskositas pada Pb 3.3-3.5 cp

Rs rata-rata pada 30 psi dan 130oF 35 CF/bbl

Rs pada Pb 85 CF/bbl
Gas
Specific Gravity Gas
1.27 API
Faktor Kompresibilitas pada Pb dan
0.915
200oF
0.0104 cp
Viskositas pada200oF
1.21E-01 bbl/STB
Faktor Volume Formasi pada Pb
Air Formasi

14
Salinitas
ppm
o
Faktor Volume Formasi pada 200 F

P = 900 psi
1.0339 bbl/STB
P = 250 psi
1.0363 bbl/STB
P = 14.7 psi
bbl/STB
o
Kompresibilitas pada 200 F

P = 1000 psi
3.24E-06 1/psi
P = 14.7 psi
3.31E-06 1/psi
o
Viskositas air pada 200 F dan 2300
0.32 cp
ppm

2.4.5. Mekanisme Pendorong Reservoar

Mekanisme pendorong reservoir Lapangan Itoshii berupa tenaga

dorong air yang kuat (strong water drive). Jenis tenaga dorong ini

memiliki kemampuan produksi yang tinggi namun dapat menyebabkan air

dari aquifer cepat terproduksi dalam jumlah besar. Pemakaian pompa

dan laju produksi yang tinggi menyebabkan tekanan reservoir turun

dengan cepat dari 900 psi menjadi 320 psi. Untuk menjaga tekanan tidak

turun secara drastis dilakukan injeksi dengan model peripheral. Untuk

meningkatkan efisiensi penyapuan area reservoar, selanjutnya

diterapkan injeksi air berpola (pattern waterflood). Dengan tersedianya

air dalam jumlah besar maka program injeksi air pada Lapangan Itoshii

merupakan pilihan yang tepat guna meningkatkan perolehan minyak.

15
16

Anda mungkin juga menyukai