Bab Iii. Perencanaan Peretakan Asli
Bab Iii. Perencanaan Peretakan Asli
TEORI DASAR
20
Keberhasilan operasi perekahan hidraulik sangat tergantung pada
penentuan parameter perekah, yaitu ; tekanan hidraulik yang diberikan pemilihan
jenis fluida perekah dan pemilihan, proping agent untuk menahan celah rekahan
agar tidak menutup kembali.
21
σ1
σ2
Minimum
in-situ stress
Hydroulic Fracture
σ3
Retakan batuan yang terjadi sebagai akibat penekanan secara hidraulik dapat
berarah horizontal maupun vertical (Gambar. 3.2) tergantung dari arah gaya
dominan yang mempertahankan keutuhan batuan.
22
Besar tekanan rekah batuan formasi tergantung dari :
1. Kekuatan batuan pembentuk formasi. Semakin besar tensile strength dan
compressive strength, semakin besar pula tekanan rekahnya.
2. Tekanan overburden. Semakin dalam lapisan formasi, semakin besar
tekanannya, sehingga semakin besar pula tekanan rekahnya.
3. Permeabilitas batuan formasi. Penetrasi fluida perekah kedalam formasi
semakin efektif bila permeabilitas batuan semakin besar. Dan ini akan
mempermudah proses perekahan.
4. Keseregaman lapisan. Lapisan yang terbentuk dari batuan yang
mempunyai sifat-sifat yang seragam akan lebih mudah untuk direkahkan.
5. diameter lubang sumur. Sumur dengan diameter besar, akan
mempermudah proses perekahan batuan.
Gambar menunjukkan suatu plot harga-harga stress terhadap kedalaman.
Min.
Depth
horiz
Δσ
23
b. Untuk rekahan Vertikal :
2v
PF = Go D S t Pr ........................................................................(3-2)
1 v
Dimana :
PF = Tekanan perekahan, psi.
Go = Gradient tekanan overburden, psi/ft
D = Kedalaman lapisa, ft
Pr = Tekanan rekahan, psi
V = Poisson’s ratio, tanpa dimensi
St = Tensile strength batuan, psi
Besarnya tekanan dipermukaan yang diperlukan untuk perekahan formasi adalah :
Pwh = PF + Pf + Ppf - Ph...........................................................................(3-3)
Dimana :
Pwh = Tekanan injeksi dikepala sumur, psi
Pf = Kehilangan tekanan akibat gesekan didalam pipa, psi
Ppf = Kehilangan tekanan karena gesekan antara fluida perekah dengan
lubang perforasi, psi
Ph = Tekanan hidrostatik fluida perekah, psi
24
3.3. Model Geometri Rekahan
Model geometri dari perekahan hidrolik dibuat berdasarkan mekanika
batuan, sifat-sifat fluida perekah, dan stress dibatuan. Untuk menghitung
pengembangan rekahan diperlukan prinsip hukum konsevasi momentum, massa
dan energi, serta kriteria berkembangnya rekahan yang berdasarkan interaksi
batuan, fluida dan distribusi energi.
Secara umum model geometri perekahan adalah :
1. Model perekahan dua dimensi (2D), tinggi tetap, aliran fluida 1 dimensi
(1D).
2. Model perekahan Pseudo 3 dimensi (P3D), perkembangan dengan
ketinggian bertambah, aliran 1 atau 2.
3. Model 3 dimensi (3D), perluasan perekahan planar 3D, aliaran fluida 2D.
1 v q o 3 F1
1/ 5
W 1.58 3
3 / 10
. t ...........................................................
G hF K t
(3-6)
7)
25
Dimana :
W = lebar rekahan, in
L = panjang rekahan, ft
V = poisson’s ratio
μ = viskositas, Kpa-min
qo = laju pemompaan, bpm
Fl = parameter bentuk (sekitar 0.75 untuk ellips)
G = shear modulus, Kpa
hf = tinggi tekahan, FT
Kt = koefesien leak-off, ft/min1/2
t = waktu, menit
26
xf
u (x)
W (x,t)
w (0,t)
hf
1 v q o 2
1/ 4 1/ 4
2
W 4 3 . t 1 / 8 .......................................................(3-
G hF K t
8)
Panjang rekahan PKN model :
0.5 . q o . t 0.5
L ......................................................................................
. hr . K t
(3-9)
27
Closure pressure adalah harga rata-rata stress minimum dimana rekahan
terjadi, atau besarnya tekanan minimum agar rekahan tidak menutup kembali.
Harga ini dapat meningkat apabila tekanan pori-pori naik (poroelastic effect).
Closure pressure dicari dari minimum stress (σmin) karena stress bervariasi
sepanjang formasi antara barier. Mula – mula fluida perekah diinjeksikan
kedalam sumur, kemudian masuk ke formasi dan tekan semakin lama semakin
naik, begitu juga dengan laju injeksi semakin sesuai dengan selang waktu yang
diberikan untuk rekahan menutup kembali, kemudian hasil operasi tersebut diplot.
Plot grafik seperti terlihat pada gambar 3.5.
Pada operasi perekahan hidrolik, tekanan harus dibiarkan turun sampai
melewati closure pressure. Data closure pressure ini mutlak diperlukan dalam
analisa penurunan tekanan dan juga untuk menentukan closure time dari suatu
perekahan hidrolik. Penentuan closure pressure dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu berdasarkan pada flow back test dan berdasarkan pada step rate test.
FRACTURE
CLOSES
ON
CLOSURE PRESSURE PROPPANT
600 HORIZ. ROCK
STRESS
0 28
RESERVOIR
PRESSURE Pr
300
Gambar 3.6. Grafik Kelakuan Rekahan Pada Perekahan Hidrolik
3.4.2. Metode Step Rate Test
Fluida komplesi (seperti 4 % KCL) diinjeksikan pada laju yang berangsur-
angsur naik sampai pelaksanaan perekahan selesai. Dalam test ini dicari sampai
diperoleh tekanan rekah, dan tekanan maksimum harus diatas tekanan tersebut
sampai sebesar 50 % sampai 200 % psi. Tekanan harus lebih tinggi karena harus
melawan friksi dan menembus rekahan tersebut.
Inflection point
Bottom Pressure
Anc
Too
Rebound low
BHP
Pressure Anc
Too Correct rase
High Conecture reservoir
flowback Shut in
29
Gambar 3.8. Penentuan Closure Pressure Dengan Flow Back Test
Gambar 3.7. menunjukkan suatu step rate dengan grafik tekanan vs laju produksi.
30
pengangkatan yang baik terhadap propping agent kedalam rekahan, dan specific
gravitinya tinggi, dengan demikian tekanan hidrostatiknya besar, sehingga
mengurangi tekanan pompa yang diperlukan untuk perekahan.
3.5.2. Additive
31
Additive adalah suatu material yang ditambahkan kedalam fluida perekah
untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Sifat – sifat yang harus dimiliki oleh
additive ini adalah :
a. Tidak reaktif dengan fluida reservoir
b. Mudah dikeluarkan dari formasi
c. Sangat efektif pada konsentrasi rendah
Sedangkan macam-macam additive yang biasa digunakan antara lain :
Crosslink (argonometalic, borate), untuk meningkatkan viscositas dengan
pengikatan satu molekul atau lebih.
Buffer (NaOH), asetat acid, fumaric acid, sulfamic acid), untuk mengontrol PH.
Bactericide (glutaraldehyde, chlorophenates, quaternary amines, isothiazoline),
untuk melindungi polymer dari kerusakan oleh bakteri.
Fluid Loss Additive (silica flour, oil soluble resins, adomite regain, unrefined
guar, karaya gums), untuk mengontrol kehilangan fluida.
Breakers (oxidizers, enzyme, acid), untuk memecahkan rantai polymer sehingga
encer kembali (viskositasnya menjadi kecil) setelah penempatan proppant, agar
produksi aliran minyak kembali mudah dilakukan.
Viscosity stabilizers (methanol, natrium thiosulfate), untuk menjaga penurunan
viskositas pada polysaccharide gels (fluida perekah), yang dilakukan pada
temperatur diatas 200 0F.
Surfactant (fluorosurfactant), mengabsorb dua permukaan antara dua fluida yang
tidak bercampur, menurunkan tegangan permukaan, mempermudah
menghilangkan air dari permukaan formasi, dan mempermudah terjadinya
rekahan.
32
Konduktivitas rekahan = lebar rekahan x permeabilitas.
Semakin besar besar permebilitas di rekahan akan semakin besar pula
produktivitas tanpa mengesampingkan segi ekonomis dalam pemilihan proppant
atau ukuran rekahan.
33
3. Proppant Concentration adalah banyaknya proppant per satuan luas
rekahan (satu sayap). Jika proppant masih tercampur dalam fluida perekah
sampai rekahan menutup, konsentrasi dihitung dengan lebar selama
pemompaan dan konsentrasi proppant dalam fluida. Konduktivitas rekahan
bertambah dengan bertambahnya proppant dalam rekahan.
4. Proppant strength, kekuatan proppant sangat dipertimbangkan dalam
desain perekahan. Proppant harus kuat menahan tekanan formasi yang
direkahkan. Kekuatan diekspesikan dengan beban yang dibutuhkan untuk
memecahkan sebutir proppant dibagi diameter kuadrat dari permukaan
yang bersentuhan pada titik pecahnya.
10.000
1 – 12/20 Sand
2 – 20/40 Sand
1 3 – 30/50 Sand
1000 4 – 40/70 Sand
2
3
100 4
10
0 2000 4000 6000 8000 10.000
Closure Stress (psi)
34
besi pada proppant, akan berakibat menurunnya permeabilitas proppant
serta merusak konduktivitas.
Salah satu yang dianggap penting untuk berhasil tidaknya pekerjaan
peretakan hidraulik adalah pemilihan jenis dan ukuran propping agent yang harus
digunakan. Berdasarkan fungsinya propping harus mempunyai beberapa sifat
sebagai berikut :
1. Berbentuk bulat
2. Mempunyai specific gravity antara 0,8 s/d 3,0
3. Berdiameter cukup besar
4. Mempunyai compressive strength tinggi
5. Ukuran butiran hamper seragam
6. Inert terhadap semua fluida formsi dan treating chemicals
7. Mudah didapat dan relative murah
Jenis propping agent yang biasa dipakai dalam operasi peretakan hidrolik
antara lain adalah :
a. Pasir Kwarsa, SG = 2.7
b. Wall Nutshells, SG = 1.4
c. Glass Beads, SG = 2.7
d. Alluminium Pellets, SG = 2.7
e. Most Plastics, SG = 1.1
35
Gambar 3.11. Distribusi propping agent dalam celah retakan
Gambar 3.12. Hubungan kapasitas alir dengan konsentrasi pasir untuk berbagai
Harga Closure stress
36
sehingga tidak semua celah rekahan terisi propping agent. Celah rekahan yang
tidak terisi propping agent, besar kemungkinan akan tertutup kembali.
Masalah tersebut dapat juga terjadi karena tidak cukupnya jumlah propping
agent yang berfungsi di dalam celah rekahan serta sulitnya menempatkan
propping agent pada semua posisi. Kejadian ini pada umumnya disebut “sand
out”, dan diakibatkan oleh beberapa haI, diantaranya ialah :
1. Viskositas cairan peretak terlalu rendah
2. Konsentrasi propping agent dalam cairan terlalu tinggi
3. Pengendapan propping agent terlalu cepat
Ketiga faktor di atas akan mengurangi kemampuan pembawaan propping
agent cairan perekah untuk masuk ke dalam celah rekahan, sehingga propping
agent akan terakumulasi pada dasar sumur.
Untuk menempatkan propping agent pada lokasi yang cukup jauh dari
lubang sumur, kadang-kadang perlu operasi perekahan ulangan dalam arah
vertikal.
Pengaruh besar butir propping agent (mesh) dengan kapasitas alir (md-ft)
dapat dilihat pada Gambar 3.12a dan 3.12b.
Ada beberapa hal yang bisa dicatat dari kurva tersebut, semakin besar partikel (8 –
12 sand) akan semakin besar kapasitas alirnya, untuk konsentrasi pasir dan closure
stress yang sama.
Sedangkan untuk closure strees diatas 4500 psi dan konsentrasi pasir
diatas 1000 lbs / 1000 sq ft, pasir dengan ukuran 20 – 40 mesh mempunyai
kapasitas alir lebih besar dari pada dengan ukuran 8 -12 mesh.
Kecepatan pengendapan propping agent dipengaruhi oleh diameter
propping agent dan viscositas cairan. Semakin besar diameternya, kecepatan
pengendapannya semakin besar, dan semakin besar viskositas cairan makin kecil
kecil pengendapannya.
37
Dalam pelaksanaan perekahan, kesalahan yang dilakukan dalam pemilihan
proppant dapat mempengaruhi keberhasilan perekahan. Oleh karena itu harus
diperhatikan kriteria dalam pemiliha proppant :
a. Ukuran proppant, sangat penting untuk kesuksesan perekahan hidrolik
karena harus cocok dengan ukuran perforasi, konduktivitas dan bridging
(untuk bisa mulus, maka ukuran lebar rekahan harus sekitar 4 kali ukuran
proppant).
b. Distribusi proppant, uniform (seragam) atau tidak.
c. Kualitas proppant, jumlah kotoran/tambahan yang tidak diperlukan.
d. Roundness (kehalusan permukaannya) dan sphericity (bentuk bulatnya).
38
additive dan surfactant atau KCL untuk mencegah damage, dan ini dipompakan
didepan untuk membantu memulai membuat rekahan. Viskositas yang rendah
dapat masuk ke matrix lebih mudah dan mendinginkan formasi untuk mencegah
degradasi gel. Tetapi prepad tidak dipakai untuk reservoir relative rendah atau
gradient rekahan relative juga rendah.
1. Pad, fluida dengan viskositas lebih tinggi, juga tanpa proppant
dipompakan untuk membuka rekahan dan membuat persiapan agar lubang
dapat dimasuki slurry dengan proppant. Viskositas yang lebih tinggi
mengurangi leak-off(kebocoran fluida meresap masuk ke formasi). Pad
diperlukan dalam jumlah cukup agar tidak terjadi 100 % leak-off sebelum
rekahan terjadi dan proppant ditempatkan.
2. Slurry, dimana proppant dicampur dengan fluida kental, proppant
ditambahkan sedikit demi sedikit selama pemompaan pada fluida kental,
dan penambahan proppant ini dilakukan sampai harga tertentu pada
alirannya (yang tergantung pada karakteristik formasi, sistem fluida dan
gelling agent).
3. Flusing, yaitu fluida untuk mendesak slurry sampai dekat dengan
perforasi, viskositas tidak tinggi dengan friksi rendah.
Distribusi atau penempatan proppant dalam ruang rekahan, dipengaruhi oleh
transportasi horizontal oleh aliran fluida perekah, setling (kecepatan pengendapan)
vertikal karena perbedaan density antara fluida dan proppant, waktu penempatan
pad dan proppant serta tinggi maksimum ruang rekahan yang dapat ditempati
proppant.
39
kedalam batuan, yang nantinya akan membentuk selaput tipis/filter cake (polymer
dan fluid loss additive) dan tersimpan serta merembes ke dalam permukaan
formasi.
40
Indeks produktivitas merupakan suatu bilangan yang menunjukan
kemampuan suatu formasi produktif untuk dapat berproduksi dalam keadaan
tertentu (harga drawdown pressure tertentu), yaitu kemampuan suatu formasi
produktif untuk dapat mensuplay fluida ke dalam lubang sumur. Indeks
produktivitas untuk aliran satu fasa diperkenalkan oleh Darcy, yaitu sebagai
berikut :
PI = Q / (Pr – Pwf)........................................................................(3-10)
Keterangan :
Metode Prats adalah metode yang pertama kali digunakan dan sangat
sederhana. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa semua keadaan dianggap
ideal. Metode Prats dijabarkan lewat persamaan :
r
ln e
J
rw
...…………………………………………………..(3-11)
Jo re
ln
0,5 L f
41
Keterangan :
42
dianalisa. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan perbandingan indeks
produktivitas metode McGuire-Sikora:
Keterangan :
= Wf x Kf
K = Permeabilitas formasi, mD
43
Gambar 3.14. Grafik McGuire-Sikora untuk Menunjukkan Kenaikan
Produktivitas dari Perekahan
44
Dengan terbentuknya rekahan di dalam formasi yang terisi oleh material
pengganjal (propant), maka akan terbentuk media aliran fluida baru di formasi.
Besar kecilnya kemampuan aliran fluida di dalam rekahan atau yang disebut
sebagai konduktivitas rekahan (fracture conductivity), tergantung dari harga
permeabilitas dan lebar rekahan yang terjadi. Jari-jari sumur efektif, r w’ akan
digunakan dalam evaluasi disini. Semakin besar jari-jari sumur maka semakin
besar pula produktivitas sumur tersebut. Cinco-Ley cs membuat grafik seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.15. Untuk itu didefinisikan konduktivitas rekahan
tanpa dimensi (dimensionless fracture conductivity), Fcd adalah sebagai berikut :
w Kf
Fcd .........................................................................................(3-
kXf
15)
Keterangan :
w = lebar rekahan setelah menutup (pada propant), ft
kf = permeabilitas propant, md
k = permeabilitas formasi, md
xf = panjang rekahan satu sayap, ft
45
rekahan lalu tidak menjadi masalah (kecualai kalau ada formation damage maka
rekahan harus lebih panjang yang bisa melewati zone damage tersebut).
Pada umumnya harga optimum Fcd = 2. Ini hanya dari segi aliran fluida
pseudo radial di formasi, bukan secara ekonomi perekahan, dan bukan untuk
aliran keseluruhan di reservoar serta berlaku untuk terutama perekahan yang lebar
46
pendek. Untuk rekahan panjang dan sempit, mungkin Fcd = 1. Grafik pada
Gambar 3.15. digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan perekahan
berdasarkan harga skin semu (pseudo skin), yang ditunjukkan dalam persamaan
sebagai berikut :
rw'
S ln ...................................................................................(3-
rw
16)
rw' rw rwe s ..................................................................................(3-
17)
keterangan :
S = Faktor skin
rw = jari-jari sumur, ft
rw’ = jari-jari sumur efektif, ft
Sedangkan kenaikan kelipatan produktivitas (K2P) dapat dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut :
re
ln
rw
K 2P ..................................................................................(3-
re
ln
rw'
18)
47
Data :
Tubing ID, inch
Casing ID, inch
Treatment melalui tubing / casing.
Interval perforasi target, ft
Densitas perforasi, SPF
Jumlah lubang perforasi
Diameter perforasi, inch
Laju injeksi fluida perekah, BPM
Data rheology fluida perekah (K’ dan n’)
Perhitungan :
1. Kehilangan tekanan aliran sepanjang pipa
Dengan type fluida perekah, laju injeksi fluida perekah dan ukuran tubing
yang digunakan dalam pekerjaan perekahan hidraulik, maka dari Gambar 3.14
(contoh untuk fluida YF140HTD) dapat diperkirakan kehilangan tekanan
aliran sepanjang tubing, dimana dari grafik akan didapatkan kehilangan
tekanan karena friksi dalam tubing ( Psi/1000ft).
Sehingga kehilangan tekanan sepanjang tubing adalah :
48
Gambar 3.16. Kehilangan tekanan aliran untuk YF140HTD
Keterangan :
Ppf = Kehilangan tekanan pada perforasi, Psi
Cp = Koefisien discharge perforasi.
ρ = Densitas fluida perekah, lb/gal
N = Jumlah lubang perforasi.
D = Diameter lubang perforasi, inch
Δ Ph = 43,3 x ( ρ / 8,33)....................................................................(3-21)
49
Sehingga tekanan hidrostatik fluida perekah :
Keterangan :
Δ Ph = Gradient hidrostatik fluida perekah, Psi/100 ft
ρ = Densitas fluida perekah, lb/gal
Ph = Tekanan hidrostatik fluida perekah, Psi
4. Tekanan perekahan dasar sumur (BHTP), Psi
Tekanan perekahan di dasar sumur didapatkan dengan mengalikan
gradient rekah batuan dengan kedalamannya, yaitu :
BHTP = gradient rekah batuan x kedalaman.......................................(3-23)
5. Tekanan perekahan di permukaan (Pw), Psi
Tekanan injeksi perekahan di permukaan merupakan penjumlahan tekanan
perekahan di dasar sumur dengan kehilangan tekanan tekanan sepanjang tubing
dan perforasi yang dikurangi dengan tekanan hidrostatik fluida perekah.
Persamaannya adalah :
50
Permeabilitas formasi rata-rata (Ki)
Porositas formasi rata-rata (Φ)
Bottom hole treating pressure (BHTP)
Static bottom hole pressure (BHP)
Modulus young (E)
Kompresibilitas fluida reservoir (C)
Viskositas fluida reservoir (μf)
Static bottom hole Temperatur (BHT)
Closure stress pada proppant (CS)
Jari-jari sumur (rw)
Koefisien Fluid loss (Cw)
Koefisien spurt loss (SP)
Fluida perekah
K’ slot
n’ slot
Perhitungan :
1. Apparent viscosity fluida perekah (μa), cp :
Viskositas semu fluida perekah pada kondisi rekahan didekati dengan
persamaan :
μa = 47879 x K’ x (170)n’-1...........................................................(3-26)
ΔP = BHTP – BHP.........................................................................(3-27)
51
Koefisien fluid loss yang dipengaruhi viskositas dihitung dengan
persamaan :
Sehingga :
52
7. Menghitung konstanta A1, A2 dan A3 :
3
6 a Q
..........................................................(3-
A1 8,28 x10 x x
2
E HxCeff
33)
Cvc xH
A2 7,48 x .............................................................................(3-
SPxHN
34)
5,61xQ
A3
Ceff xH .......................................................................................(3-
35)
Total volume injeksi = volume total fluida perekah + ( ABV x PWT )........(3-38)
53
11. Total treatment time (TT), menit
Waktu yang dibutuhkan untuk pemompaan total volume dihitung dengan
membagi volume total dengan laju injeksinya, yaitu sebagai berikut :
54
Effisiensi fluida perekah, baik oleh pad maupun oleh keseluruhan volume
injeksi dihitung dengan persamaan :
Perhitungan :
1. Kecepatan pengendapan proppant / settling velocity (Vp), ft/s
Kecepatan pengendapan proppant dalam rekahan dapat dihitung dengan
persamaan :
55
Tset = H / ( 60 x Vp)........................................................................(3-50)
Tprop = TT - Tpad................................................................................(3-51)
56
Gambar 3.17. Chart Untuk Menentukan X dan Y
Data :
Permeabilitas batuan awal rata-rata (Ki)
Lebar rekahan (Wf)
Tabal formasi batuan (h)
Jari-jari pengurasan sumur (re)
Jari-jari sumur (rw)
Panjang rekahan (Xf)
Konduktivitas rekahan (Wkf)
( Kxh) WK f
Kf .............................................................................(3-56)
h
log(re / rw)
K avg
1 rf 1 re ....................................................(3-57)
log log
Kf rw K i rf
57
Indeks produktivitas merupakan suatu bilangan yang menyatakan
kemampuan suatu formasi untuk berproduksi. Secara teoritis, harga indeks
produktivitas akan meningkat setelah perekahan hidraulik dilakukan. Berikut akan
diuraikan perhitungan indeks produktivitas setelah perekahan hidraulik dilakukan
dengan metode Cinco-ley, Samaniego dan Dominiquez.
Asumsi :
Area pengurasan silindris
Komplesi sumur cased hole
Memperhitungkan permeabilitas dan konduktivitas serta panjang rekahan
Aliran fluida steady state.
Data :
WKf = Konduktivitas rekahan (md.ft)
Ki = Permeabilitas batuan awal rata-rata (mD)
Xf = Panjang rekahan (ft)
re = Jari-jari pengurasan sumur (ft)
rw = Jari-jari sumur (ft)
58
Peningkatan produktivitas setelah perekahan hidraulik dengan metode
Cinco-ley didapat dengan persamaan :
ln(re / rw)
J / Jo ..............................................................................(3-
ln(re / rw' )
58)
59
3. Utilities
Terdiri dari : Pricing, Sensitivity Analysis, Tubing Movement, Additives
and Foam Calculation dan Log Analysis.
Catatan : tidak semua bagian dari FracCADE harus dijalankan..
3.8.1. Design
3.8.1.1. General Input (Pemasukan Data)
Data yang diperlukan untuk menjalankan simulasi FracCADE ini dapat
dibagi menjadi :
1. Administration : Nama perusahaan, Lapangan, Sumur, Lokasi, Formasi.
2. Well : Data sumur, Tubing, Casing, Perforasi dan Hole surve.
3. Zone : Summary, Detailed, All zone.
4. Reservoir Fluid : General, PVT.
5. Fluid : Database, Properties, Additive.
6. Proppant : Database, properties dan pack data.
Keenam data tersebut harus diisi secara benar dan tepat. FracCADE akan
memberikan indikator warna untuk setiap input atau angka yang dimasukkan ke
dalam program simulasi. Indikasi warna biru menandakan bahwa angka yang
tertera merupakan hasil perhitungan internal simulasi dan tidak bisa diubah.
Indikasi warna merah menandakan bahwa data yang dimasukkan melebihi harga
range atau batas. Warna magenta menunjukkan bahwa data tidak konsisten,
misalnya harga MD dikurangi TVD.
Apabila data yang kita masukkan berwarna merah, maka kita harus
mengubahnya sampai berwarna biru, karena kalau masih berwarna merah kita
tidak bisa melanjutkan ketahap berikutnya. General input merupakan data
awal/data minimum yang harus dimiliki untuk menjalankan design suatu
pekerjaan perekahan hidraulik. Setelah melengkapi general input maka langkah
selanjutnya adalah pump schedule Generator (PSG).
60
Data yang perlu diisi pada PSG :
1. Fracture geometri model (PKN, KGD, P3D, 3D, Vertical radial,
Horizontal radial)
2. Pump rate, BPM
3. Proppant Step Size
61