BAB VI
STABILITAS BENDUNG
VI.1 Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendung
VI.1.1 Gaya tekanan air.
Tekanan air yang diperhitungkan dalam perencanaan bendung umumnya
adalah tekanan hidrostatis, yang besarnya tergantung dari kedalaman titik yang
ditinjau dari permukaan air. Besarnya tekanan air ini dihitung menurut rumus :
p = w . h
Dimana :
p = Tekanan air kN/m2.
w = Berat jenis air kN/m3.
H = Kedalaman titik yang ditinjau ( m ).
Tekanan air tersebut bekerja ke semua arah, sehingga arah gaya yang
bekerja pada suatu bidang, tergantung pada posisi bidang tersebut. Untuk bidang
yang vertikal, maka gaya yang bekerja mempunyai arah horizontal. Sebaliknya
untuk bidang horizontal, gaya yang bekerja mempunyai arah vertical. Besarnya
gaya yang bekerja adalah sebedar luas bidang dikalikan tekanan air rata-rata pada
bidang tersebut.
Tekanan air yang bekerja pada tubuh bendung, tidak hanya diperhitungkan
terhadap bagian bendung yang ada diatas tanah, tetapi juga terhadap bagian
bendung yang menerima tekanan air tanah karena berada dibawah tanah. Dengan
demikian tekanan air tanah pada tubuh bendung, dihitung dengan cara diatas
dimana kedalaman diukur terhadap muka air hulu.
Tekanan air tersebut dihitung dalam 2 kondisi : kondisi banjir dan kondisi
normal. Pada waktu banjir muka air hulu setinggi muka air banjir dan muka air
dihilir sesuai dengan lengkung debit untuk debit sebesar debit banjir rencana.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
dimana :
Ps = gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur yang bekerja
horizontal.
s = berat lumpur, kN/m3.
h = dalamnya lumpur, meter.
= sudut gesekan dalam, derajat.
Beberapa andaian/asumsi dapat dibuat seperti berikut :
dimana :
s’ = berat volume kering tanah 16 kN/m3 ( 1600 kgf/m3 )
G = Berat jenis butir = 2,65
menghasilkan s = 10 kN/m3 ( 1000 kgf/m3 )
Sudut gesekan dalam, yang bias diandaikan 30o untuk kebanyakan hal,
menghasilkan :
Ps = 1,67 h2
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
K=G.E ;
dimana :
K = Gaya akibat gempa
G = Berat sendiri bendung
E = Koeffisien gempa.
ad = percepatan gempa rencana, cm/dt2
ac = percepatan kejut dasar, cm/dt2
g = percepatan gravitasi 980 cm/dt2
z = Koeffisien zona
n, m = koeffisein jenis tanah
Sedangkan besarnya percepatan kejut dasar tergantung dari periode ulang,
seperti pada daftar berikut ini.
Periode ulang 20 tahun ac = 85 cm/dt2
100 tahun 160 cm/dt2
500 tahun 225 cm/dt2
1000 tahun 275 cm/dt2
Untuk harga-harga diantaranya dapat dilakukan interpolasi.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
diperhitungkan bekerja horizontal menuju kearah yang paling tidak aman yaitu
arah hilir.
Peta tersebut berasal dari peta yang diterbitkan oleh DPMA dalam tahun
1981 dengan judul “ Peta Zona Seismik untuk Perencanaan Bangunan Air Tahan
Gempa “ Peta tersebut dikutip dari buku Standar Perencanaan Irigasi. Pada peta
tersebut pulau-pulau di Indonesia dibagi menjadi 5 daerah dengan parameter
gempa yang berbeda.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
dimana :
n = Reaksi pondasi akibat gaya normal.
m = Rekasi pondasi akibat momen.
b = lebar pondasi
B = panjang pondasi yang ditinjau (= 1 meter)
e = eksentrisitas gaya normal.
Kalau tekanan akibat momen lebih besar dari tekanan akibat gaya normal,
maka dengan mengambil nilai kurang ( - ) pada rumus diatas, akan didapat nilai
negatip, sehingga terjadi tekanan tarik pada pondasi. Ini berarti pondasi akan lepas
dari tanah dasar, karenanya tekanan akibat momen tidak boleh lebih besar dari
tekanan akibat gaya normal.
Dengan kondisi tersebut, besarnya gaya reaksi tanah adalah sebesar gaya
normal ( N ), yang mempunyai titik tangkap bergeser sebesar eksentrisitas gaya
normal ( e ). Eksentrisitas ini diukur dari titik tengah pondasi.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Dapat juga dihitung berdasar rumus Terzaghi seperti yang diuraikan berikut ini.
dimana :
qa = daya dukung izin, kN/m2
qu = daya dukung batas, kN/m2
F = Faktor keamanan ( 2 sampai 3 ).
= berat volume tanah, kN/m3
z = kedalaman pondasi dibawah permukaan tanah, meter.
c = tegangan kohesi, kN/m2
Nc,Nq dan N = factor-faktor daya dukung tak berdimensi seperti pada grafik
berikut.
, = factor tak berdimensi, untuk pondasi jalur = 1 dan = 0,5.
Faktor-faktor daya dukung
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
dimana :
(H) = Seluruh gaya horizontal yang bekerja pada bendung , kN.
(V–U) = Keseluruhan gaya vertikal ( V ), dikurangi dengan
gaya tekan yang bekerja keatas pada bendung, kN.
= sudut resultante semua gaya terhadap garis vertikal,
derajat.
f = koeffisien gesekan.
S = Faktor keamanan.
Besarnya koeffisien gesekan untuk berbagai bahan menurut Standar Perencanaan
Irigasi adalah sebagai berikut :
Bahan f
Pasangan batu pada pasangan batu 0,60 – 0,75
batu keras berkualitas baik 0,75
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30
Menurut Standar Perencanaan Irigasi itu pula, untuk bangunan-bangunan kecil,
harga-harga factor keamanan ( S ) adalah :
Kondisi pembebanan normal 2,0
Kondisi pembebanan ekstrim 1,25.
Yang dimaksud dengan pembebanan ekstrim adalah :
Tidak ada aliran diatas mercu selama gempa atau,
Banjir rencana maksimum.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
dimana :
dx = tebal lantai pada titik x,meter.
px = tekanan air keatas pada titik x, kg/m2.
wx = kedalaman air pada titik x, meter.
= berat jenis bahan, kg/m3.
S = Koeffisien keamanan.
Besarnya koeffisien keamanan diambil = 1,5 untuk kondisi normal dan = 1,25
untuk kondisi ekstrim.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Gambar 6.4 Potongan Dinding Tegak untuk Tinggi Kurang dari 3 Meter
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Gambar kiri adalah potongan melintang dinding tegak yang mempunyai dinding
depan vertikal. Sedangkan pada gambar kanan adalah dinding tegak dengan
dinding depan miring, dengan kemiringan kurang dari 1 : 1/13.
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Analisa Perhitungan
Stablitas Bendung
Mx My
SEGME A X(m Y(m
LUAS =A. =A.
N (m2) ) )
X Y
0.5 1.5
1 1.00 x 0.81 5.73 1.24 4.64 1.01
4 0
0.5 1.5
2 0.50 x 0.83 5.64 2.42 4,66 0.80
4 3
1.0 0.7
3 0.50 x 0.41 4.79 3.51 1.96 1.44
1 7
1.2 0.7
4 0.50 x 0.51 4.03 3.51 2.07 1.81
7 7
1.7 3,3
5 1.00 x 3.94 2.38 2.38 9.39 9.39
3 4
1.4 2.2
6 0.50 x 3.23 2.65 1.74 8.55 5.61
6 1
1.4 1.0
7 x 1.49 2.46 0.51 3.66 0.76
6 2
1.0 1.8
8 0.50 x 1.89 0.34 1.15 0.64 2.17
2 5
1.0 1.8
9 x 1.85 0.88 0.50 1.63 0.93
0 5
14.9 37.2 24.2
∑ total
6 0 6
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Momen Tahan : MT = G . x
= 32,912. 2.487
= 81,852 ton.m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
P2 = ½ . L . a . h
= ½ . 1,2 . 1.56 . (2/3 . h)
= ½ . 1,2 . 1.56 (2/3 . 2.33)
= 1,454 ton
MT = P2 . x2
= 1,454 .5.49
= 7,982 ton.m
Besarnya gaya-gaya :
W1 = ( w . h ) . ½ . h . 1 m
= ( 1 . 2,33 ) . ½ . 2,33 . 1
= 2,714 ton
y1 = 2,68 m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
MG = W1. y1
= 2,714 . 2,68
= 7,273 ton.m
W2 = ½.a.P
= ½ . 1,55 . 2,33
= 1,806 ton
x2 = 5,54 m
MT = W2. x2
= 1,806 . 5,54
= 10,004 ton.m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
x2 = 3,62 m
MT2 = W2. x2
= 1,693. 3,62
= 6,129 ton.m
W3 = ½ . h . a . w . 1 m
= ½ . 2,33 .1,55. 1 . 1
= 1,806 ton
y3 = 4,04 m
MG3 = W3. x3
= 1,806 . 4,04
= 7,295 ton.m
W4 = 0,5. a. h4. w . 1 m
= 0,5. 1,66 . 1,29 . 1. 1
= 1,071 ton
X4 = 3,40 m
MT4 = W4. y4
= 1,071 . 3,40
= 3,641 ton.m
W5 = ½ . a . h5 . w . 1 m
= ½ . 0,93 . 1,02 . 1 . 1
= 0,474 ton
Y5 = 4,22 m
MG5 = W5. X5
= 0,474 . 4,22
= 2,00 ton.m
W6 = ½ . h6 .h . w . 1 m
= ½ 2,11 .1,68 . 1 . 1
= 1,772 ton
X6 = 1,50 m
MT6 = W6. y6
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
= 1,772. 1,50
= 2,658 ton.m
W7 = ½ . h7 .h . w . 1 m
= ½ 0.43 . 0.94 . 1 . 1
= 0,202 ton
Y7 = 0,28 m
MG7 = W7. y7
= 0,202 . 0,28
= 0,057 ton.m
W8 = ½ . h8 .h . w . 1 m
= ½ 1,5 . 2,08 . 1 . 1
= 1,56 ton
X8 = 0,44 m
MT8 = W8. X8
= 1,56 . 0,44
= 0,686 ton.m
W9 = ½ . h9 .h . w . 1 m
= ½ 0,31 . 0,43 . 1 . 1
= 0,067 ton
Y9 = 0,14 m
MG9 = W9. Y9
= 0,067 . 0,14
= 0,009 ton.m
W10 = h10 .h . w . 1 m
= 0,43. 0,57 . 1 . 1
= 0,245 ton
X10 = 0,28 m
MT10 = W10. Y10
= 0,245 . 0,28
= 0,069 ton.m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Pa2 = s . Ka . h . ½ . h . 1 m
= 1,65 . 0,376 . 1,51 . ½ . 2,13 . 1
= 0,998 ton
y = 0,25 m
MG2 = Pa2 . y
= 0,998 . 0,25
= 0,250 ton.m
Pa3 = ½ . s . Ka. h2 . 1 m
= ½ . 1,65 . 0,376 . 1,33. 1 . 1
= 0,413 ton
y = 0,66 m
MT3 = Pa3. y
= 0,413 . 0,66
= 0,273 ton.m
Pp = ½ . s . Ka. h2 . 1 m
= ½ . 1,65 . 0,376 . 1,39. 0,51 . 1
= 0,220 ton
y = 0,83 m
MGp = Pp. y
= 0,220 . 0,83
= 0,183 ton.m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Perbedaan tinggi muka air antara udik dan hilir bendung akan
menimbulkan perbedaan tekanan. Akibat dari perbedaan tekanan akan
menimbulkan suatu gaya yang akan berusaha mengangkat tubuh bendung ke
atas. Untuk mencari besarnya gaya angkat yang bekerja pada bendung, harus
dicari terlebih dahulu "Uplift Pressure" yang terjadi pada tiap-tiap titik sudut
bidang kontak, gaya angkat akibat Uplift Pressure ini tidak sepenuhnya bekerja
pada tubuh bendung.
L = LV + LH
LV = AB + CD + EF + GH + IJ + KL + MN + OP + QR +ST+UV
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
LH = BC + DE + FG + HI + JK + LM + NO + PQ + RS
= 0,25 + 2,18 + 0,25 + 2,68 + 2 + 1,5 + 2 + 2,8 + 8 + 0,5
= 22,16 + I m
Syarat : L > c . H
11,56 + 22,16 + I > 9 . 2,33
I > 27,03 , diambil l = 27 m
; H = 4,75 m
L = 61 m
1 2
H1
H
V1 V V2 l
Z
Z H2
l
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
z = 2 . V1 + V2 . l z = (2 . H2 + H2 ) . l
3 .(V1 + V2) 3 .(H1 + H2)
Harga Ux
Titik I : HI = 1 + 0,25 + 0,56 + 2,18+0,5 + 0,25 + 0,5 + 2,68 = 7,92 m
LI = 4,13 m
UI = HI - 0,08 . LI
= 4,13 - 0,08. 7,92 = 3,5 ton.
Harga H.
H = ½ . (UI + UJ) . LIJ
= ½ . (3,5 + 8,5) . 1 = 6 ton
z = (2 . VI + VJ) . l
3 .(VI + VJ)
z = (2 . 3,5 + 8,5) .1 = 0,43 m
3 .(3,5 + 8,5)
maka jarak I ketitik P ; y = z + 5,5
= 0,43 + 5,5 = 5,93 m
Dengan cara yang sama, maka harga-harga Ux, H, V, z, x dan y untuk tiap titik
dapat dihitung. Secara lengkapnya, hasil-hasil perhitungan dibuat secara tabelaris :
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Rumus menurut Lane dari bukuAnalisa stabilitas Bendung Oleh Drs. Erman
Mawardi
; H = 6,47 m
L = 110 m
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
Kontrol dilakukan pada kondisi air normal dan kondisi air banjir. Adapun
kontrol stabilitas bendung tersebut, dilakukan pada :
1. Keamanan Terhadap Guling.
Fs = MT / MG > 1,5
2. Resultante gaya yang bekerja harus masuk dalam keamanan terhadap
pengaruh eksentrisitas (e) = e < B/6
3. Keamanan terhadap geser.
2. Terhadap Eksentrisitas
e < B/6
e < 11/6
e < 1,833
e = x - B/2
e = 5,871 – 11/2
e = 0,371
e < B/6 => 0,371 < 1,833 (ok!)
HAFIZD IKRAM
D1011131110
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II
2. Terhadap Eksentrisitas
e < B/6
e < 11/6
e < 1,833
HAFIZD IKRAM
D1011131110