STRUKTUR KOMPOSIT
Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri atas dua
material atau lebih yang mempunyi sifat bahan yang berbeda
dan membentuk satu kesatuan struktur dan menghasilkan
struktur gabungan yang lebih baik.
Hal ini akan terjadi jika dua material pemikul struktur tersebut
disambung secara integral dan melendut secara bersama,
misalnya pada struktur beton bertulang.
bE
b’ bf b’
x x (maks)
2L
be b f
3 2 2
Agar perencanaan pelat jembatan menjadi sederhana, SNI Baja memakai
perhitungan lebar efektif sayap yang sama dengan yang digunakan dalam
ACI Code, dimana lebar efektif pelat lantai yang membentang pada masing-
masing sisi dari sumbu balok tidak boleh melebihi:
L
a. be (jarak antara tumpuan);
4
b. be ≤ bo (jarak antar gelagar yang sama)
2. untuk balok eksterior
L
a. be + jarak pusat balok ke tepi pelat
8
b. be ≤ ½ bo + jarak pusat balok ke tepi pelat
bE bE
bf bo
Menurut spesifikasi oleh AASHTO (standar jembatan amerika), lebar
efektif dalam perencanaan jembatan jalan raya identik dengan AISC
dengan bentuk sbb:
L
a. be
4
b. be = bo (jarak antar gelagar yang sama)
c. be ≤ 12.ts
L
a. be
12
b. be
bo b f
12
c. be ≤ 6.ts
2. Sifat-sifat penampang
Sifat-sifat penampang dari struktur komposit dapat dihitung dengan
menggunakan metode transformasi luas. Plat beton pada penampang komposit
ditransformasikan menjadi luasan baja ekivalen.
Ec 4700 fc'
harga minimum untuk rasio moduler adalah 6 baik yang diijinkan oleh ACI
ataupun oleh AASHTO.
b. modulus penampang efektif
Balok komposit dapat dipandang sebagai batang baja yang memiliki plat
rangkap pada sayap atas. Plat rangkap yang berupa beton hanya dianggap
efektif pada bagian tekan saja, sedangkan pada bagian tarik diabaikan. Untuk
balok menerus pada bagian momen negatif plat beton diabaikan.
AISC mengijinkan tulangan yang sejajar balok baja dan berada dalam luasan
plat efektif disertakan dalam perhitungan sifat-sifat penampang. Batang
tulangan ini biasanya tidak mengubah banyak nilai modulus elastisitas
penampang komposit, sehingga sering diabaikan.
3. Metoda Pelaksanaa
Dalam pelaksanaan pekerjaan balok komposit, ada dua macam
pelaksanaan yaitu dengan penunjang (perancah) dan tanpa penunjang
(tanpa perancah). Bila tanpa penunjang balok baja akan mendukung beban
primer selama beton belum mengeras. Beban mati sekunder serta beban-
beban lain akan di dukung oleh balok komposit yang akan berfungsi jika
beton telah mengeras dan menyatu dengan baja. Untuk pelaksanaan
dengan penunjang maka beban mati primer selama beton belum mengeras
akan didukung oleh penunjang. Setelah beton mengeras dan penunjang
dilepas maka seluruh beban akan didukung oleh balok komposit.
Sistem pelaksanaan yang lain misalnya dengan pemakaian perancah
sementara selama beton belum mengeras. Tumpuan sementara akan
memikul berat dari profil baja, bekisting pelat serta beton yang belum
mengeras. Dengan pemakaian tumpuan sementara akan dapat
mengurangi tegangan yang timbul pada profil baja selama proses
konstruksi. Setelah beton mengeras perancah dilepas dan beban-
beban layan dipikul melalui aksi komposit dan pelat beton.
Tegangan yang terjadi pada profil baja sebelum menjadi komposit dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
M
fs
Ss
Jika besarnya gaya horisontal (Vh) ditentukan oleh nilai As.fy atau
0,85.fc’.bE.ts
maka yang terjadi adalah perilaku aksi komposit penuh dan jumlah
penghubung geser yang diperlukan antara titik momen nol dan momen
maksimum adalah;
𝑉ℎ
𝑁=
𝑄𝑛
Namun, jumlah penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi
oleh lokasi beban terpusat dan momen nol yang terdekat harus sesuai
jumlahnya dengan yang dibutuhkan untuk mengembangkan momen
maksimum yang terjadi di lokasi beban terpusat tersebut.
Keterangan:
Rasio ΣQn/Cf untuk balok komposit parsial tidak boleh kurang dari 0,25.
Batasan ini diberlakukan agar tidak terjadi slip yang berlebihan pada balok.
End of composite section