Anda di halaman 1dari 18

Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

3.4. Lebar Efektif


Suatu penampang komposit pada dasarnya merupakan suatu balok dengan
sayap yang lebar atau dikenal sebagai balok T. Untuk itu diperlukan menentukan
lebar efektif atau lebar sayap yang efektif menahan beban bekerja.
Penentuan lebar efektif dapat berbeda-beda, sesuai letak dari konstruksi komposit,
sesuai SNI 03-1729-2002, pasal 12.4.1 :

1. Balok tengah (interior), seperti pada Gambar 9 :


be

tp

bf

bo bo

Gambar 9. Lebar Efektif Balok Interior

Lebar efektif : be  bo/2 (1a) nilai terkecil yang


be  L/8 (1b) menentukan

2. Balok tepi (eksterior), seperti Gambar 10 :


Lebar efektif : be  bo/2 + jarak pusat balok ke tepi plat (2a) ambil
be  L/8 + + jarak pusat balok ke tepi plat (2b) nilai
be  w (2c) terkecil
dimana : bo = jarak antar gelagar
w = jarak ke tepi plat
L = bentang balok

Utari Khatulistiani KOM - 1


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

be

tp

bo

w c

Gambar 10. Lebar Efektif Balok Eksterior

3.5. Rasio Modulus Elastisitas


Konstruksi komposit yang terdiri dari dua material berbeda dengan sifat material yang
berbeda. Karena hal tersebut, maka dalam perencanaan komposit, balok
diasumsikan homogen dengan menggunakan rasio modulus elastisitas dari material
baja dan beton, yaitu :
Es
n=
Ec
3.6. Tegangan Elastis Balok Komposit
Pada saat kondisi beban layan, balok komposit perlu juga untuk dilakukan kontrol,
yaitu tegangan lentur, tegangan geser dan lendutan yang terjadi.
Tegangan lentur dan geser untuk balok homogen dihitung dengan rumusan (ingat
Mekanika Bahan) :
M. c V.Q
fb = dan fv =
I I. t
Tetapi karena komposit bukan balok homogen, maka persamaan di atas tidak dapat
digunakan.
Perlu transformasi penampang untuk menghitung tegangan-tegangan komposit, yaitu
penampang beton ditransformasi menjadi baja dengan asumsi efeknya sama dengan
beton.

Utari Khatulistiani KOM - 2


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Gambar 11 memperlihatkan diagram tegangan dan regangan balok komposit. Jika


pelat beton dihubungkan secara kaku ke profil baja, maka akan terbentuk diagram
regangan seperti Gambar 11(a), dan diagram tegangan (Gambar 11(b)), yang
dinyatakan sebagai :
fc fs
s = c atau =
Ec Es
Es
atau fs = fc = n . fc
Ec

Gambar 11 (a) Diagram Regangan Balok Komposit; (b) Diagram Tegangan Balok Komposit
dengan Penampang Tertransformasi

Untuk mentransformasi luas beton Ac, maka lebar efektif pelat beton be dibagi
dengan nilai n (rasio modulus elastisitas baja terhadap beton) sebagai berikut :
be. tplat
Ac =
n
Nilai tegangan lentur pada bagian serat atas dan bawah profil baja dihitung
menggunakan persamaan :
M . ya
fsa =
I
M . yb
fsb =
I
Tegangan yang terjadi pada serat atas beton dihitung berdasarkan persamaan :
M. y
fc =
n. I

Utari Khatulistiani KOM - 3


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Contoh 1 :
Rencanakan balok komposit interior suatu konstruksi lantai gedung dengan denah
seperti Gambar 12. Sistem pelaksanaan konstruksi tanpa perancah (unshored
construction). Rencana balok menggunakan profil WF 450.200.9.14 dengan mutu
baja BJ 37. Tebal plat lantai beton adalah 12 cm dengan mutu beton fc’ = 20 MPa.
Hitung tegangan-tegangan yang terjadi.

Balok 8,50 m
komposit
yang
direncanakan

9,00 m ( 4 x 2,25 m)

Gambar 12. Denah Balok

Penyelesaian :
Menentukan nilai n :
Ebeton = 4700 fc' = 4700 20 = 21 000 MPa
Ebaja = 200 000 MPa
Es 200000
n= = = 9,52  9
Ec 21 000

Menentukan lebar efektif be :


be = 1/8 L = 1/8 (8,50) = 2,125 m
be = bo/2 = 2,25/2 = 1,125 m

Utari Khatulistiani KOM - 4


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

ambil nilai terkecil, be = 2,125 m = 2125 mm


be 2125
Lebar efektif ekivalen = = = 236,11 mm
n 9

Menentukan letak garis netral penampang komposit (Gambar 13) :


Luas transformasi Lengan momen A .y
A (mm2) y (mm) (mm3)

Pelat beton Ac = (2125x120) /9 = 28333,33 60 1699999,80


Profil WF 9676 345 3338220
 38009,33 5038219,80

A. y 5038219,80 tp
y = = = 132,55 mm > (ok, garis netral di daerah baja)
A 38009,33 2

Menentukan momen inersia penampang :


Itr = Iprofil + Aprofil (Hprofil/2 + tp - y )2 + Ibeton + Ac ( y - tp/2)2
= 33500 + 96,76(450/2 + 120 – 132,55)2 + 1/12 x 236,11 x 1203 +
(236,11x120)(132,55 – 120/2)2
= 187 532 471,87 mm4

be= 236,11
mm

120 mm
y = 132,55 mm

g.netral komposit 212,45 mm


450 mm
g.n profil 437,45 mm

Gambar 13 Letak Garis Netral Penampang Komposit


Menentukan modulus penampang W :

Utari Khatulistiani KOM - 5


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Itr 187532471,87
Wc = = = 1 414 805,52 mm3
y 132,55

Itr 187532471,87
Ws atas = - 120 = - 120 = 1 417 919,73 mm3
Sa 132,55
Itr 187532471,87
Ws bawah = = = 428 694,64 mm3
Sb 437,45

Kondisi 1 : kondisi sebelum komposit


Kondisi pelat beton belum mampu menahan beban, maka seluruh beban dipikul oleh
profil baja
Pembebanan :
Beban plat beton = 0,12 x 2400 x 2,25 = 648 kg/m
Berat profil WF = 76 kg/m
Bekisting = 125 kg/m

qDL = 849 kg/m

Beban terfaktor qu = 1,4(849) = 1188,60 kg/m

Momen yang terjadi :


Mmaks = 1/8(1188,60)(8,50)2 = 7667,53 kgm =107 345 437,50 Nmm

Tegangan yang terjadi :


Mmaks 107345437,50
fsa = = = 72,04 MPa
Sx 1490 x 10 3
fsb = fsa = 72,04 MPa
Diagram tegangan seperti Gambar 14(a)

Kondisi 2 : kondisi setelah komposit


Kondisi pelat beton sudah mampu menahan beban, maka semua beban bekerja
dipikul oleh penampang komposit.
Pembebanan :
Keramik dan spesi = (1x24 + 2x 21) x 2,25 = 148,50 kg/m

Utari Khatulistiani KOM - 6


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Plafond + penggantung = (11 + 7) x 2,25 = 40,50 kg/m


Partisi = 40 x 2,25 = 90 kg/m
qDL = 279,00 kg/m

Beban hidup qLL = 300 kg/m2 x 2,25 m = 675 kg/m


Beban terfaktor qu = 1,2(279) + 1,6(675) = 1414,80 kg/m

Momen yang terjadi :


Mmaks = 1/8(1414,80)(8,50)2 = 12777,41 kgm = 127 774 125 Nmm

Tambahan tegangan yang terjadi : ( Gambar 14(b) )


Mmaks 127774125
fc = = = 10,03 MPa
n x Wc 9 x 1414805,52
Mmaks 127774125
fsa = = = 90,11 MPa
Wsa 1417919,73
Mmaks 127774125
fsb = = = 298,05 MPa
Wsb 428694,64
Diagram tegangan sebelum dan setelah komposit seperti Gambar 14

-10,03 MPa -10,03 MPa


72,04 MPa

-90,11 MPa
-162,15 MPa

+ 72,04 MPa + 298,05 MPa +370,09 MPa


(a) (b) (c)

Gambar 14 Diagram Tegangan Sebelum dan Sesudah Komposit

3.7. Kuat Lentur Nominal Komposit


(SNI 03-1729-2002, bab 12)

Utari Khatulistiani KOM - 7


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Kuat lentur nominal tercapai ketika kondisi penampang baja mencapai leleh dan
beton menahan tekan hancur. Hubungan distribusi tegangan pada kondisi
penampang komposit disebut dengan distribusi tegangan plastis. Analisa plastis
konstruksi komposit dengan ketentuan sebagai berikut :

• Kuat lentur nominal dari komponen balok komposit (untuk momen positip) harus
memenuhi persyaratan SNI pasal 12.4.2.1.a dan b :
h 1680
• Untuk penampang kompak : ≤
tw fy
Mn harus dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis pada
penampang komposit, dengan b = 0,85
h 1680
• Untuk penampang tidak kompak : >
tw fy
Mn ditentukan berdasarkan superposisi tegangan-tegangan elastis yang
memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara (perancah), dengan b
= 0,90

Saat balok komposit mencapai batas plastis, tegangan-tegangan akan terdistribusi


dalam tiga cara seperti ditunjukkan Gambar 15.
• Gambar 15 (a) menunjukkan hubungan distribusi tegangan tarik leleh baja
dengan beton tekan dan garis netral plastis (PNA) berada di plat beton.
• Gambar 15 (b) menunjukkan blok tegangan plat beton dengan PNA berada di
sayap penampang baja.
• Gambar 15 (c) menunjukkan PNA berada di badan penampang baja.

Asumsi Dasar Distribusi Tegangan Plastis


(SNI 03-1729-2002, pasal 12.2.4)
• Untuk momen positip :

Utari Khatulistiani KOM - 8


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

• Tegangan tekan sebesar 0,85 fc’ terdistribusi merata di sepanjang daerah


tekan efektif pelat beton
• Kuat tarik beton diabaikan
• Tegangan leleh baja fy terdistribusi merata di daerah tarik / tekan

• Untuk momen negatip :


• Tegangan tarik tulangan longitudinal diambil sebesar fyr
• Tegangan leleh baja sebesar fy terdistribusi merata di daerah tarik / tekan

• Untuk menentukan cara distribusi tegangan yang terjadi, maka harus dihitung nilai
terkecil antara :
1. As. fy
2. 0,85. fc’ . Ac
3. ΣQn

Utari Khatulistiani KOM - 9


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Gambar 15 Distribusi Tegangan Plastis

Kuat lentur nominal yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis, dapat
dikategorikan menjadi dua kasus sebagai berikut :
1. Sumbu netral plastis (PNA) berada di pelat beton (lihat Gambar 15a) :
Besar gaya tekan C adalah :
C = 0,85.fc’.a. be (3)

Utari Khatulistiani KOM - 10


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Gaya tarik T pada profil baja adalah sebesar :


T = As. Fy (4)

Dari keseimbangan gaya C = T, maka diperoleh :


As.fy
a = (5)
0,85 x fc' x be

Kuat lentur nominal dapat dihitung dari Gambar 16 :


Mn = C.d1
d a
= T. d1 = As. fy   t   (6)
2 2

Gambar 16 Kuat Lentur Nominal Berdasarkan Distribusi Tegangan Plastis

Jika dari hasil perhitungan Pers.(6) ternyata a > te, maka asumsi harus
diubah.
Hasil ini menyatakan bahwa pelat beton tidak cukup kuat untuk mengimbangi
gaya tarik yang timbul pada profil baja.

Utari Khatulistiani KOM - 11


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

2. Sumbu netral plastis berada pada profil baja (lihat Gambar 15c)
Bila ke dalam blok tegangan a, ternyata melebihi tebal pelat beton, maka
distribusi tegangan dapat ditunjukkan pada Gambar 15c.

Gaya tekan Cc yang bekerja pada beton adalah sebesar :


Cc = 0,85.fc’.be.ts (7)

Dari keseimbangan gaya, diperoleh hubungan :


T’ = Cc + Cs (8)
Dengan menyamakan Pers.(7) dan (8), diperoleh :
As.fy - Cy
Cs = (9)
2
Atau dengan mensubstitusikan Pers.(7), diperoleh bentuk :
As.fy - 0,85.fc'.b e.ts
Cc = (10)
2

Kuat lentur nominal diperoleh dengan memperhatikan Gambar 16c :


Mn = Cs.d2’ + Cs.d2” (11)

Contoh 2 : Cek Mn profil


Rencanakan balok komposit interior dengan menggunakan denah Contoh 1. Balok
menggunakan profil WF, mutu baja Bj 37. Tebal pelat lantai beton tp = 120 mm dan
mutu beton f’c = 25 MPa.
Diminta : a. Tentukan dimensi profil WF untuk balok
b. Periksa tegangan yang terjadi sebelum dan setelah komposit
c. Periksa Mn profil

(Penyelesaian a dan b seperti pada Contoh 1)

Utari Khatulistiani KOM - 12


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Penyelesaian :

Pembebanan :
Beban plat beton = 0,12 x 2400 x 2,25 = 648 kg/m
Berat profil WF (asumsi) = 100 kg/m
Bekisting = 125 kg/m
Keramik dan spesi = (1x24 + 2x 21) x 2,25 = 148,50 kg/m
Plafond + penggantung = (11 + 7) x 2,25 = 40,50 kg/m
Partisi = 40 x 2,25 = 90 kg/m
qD = 279,00 kg/m

Beban hidup qL = 300 kg/m2 x 2,25 m = 1152 kg/m


Beban terfaktor qu = 1,2(1152) + 1,6(675) = 2462,40 kg/m

Menentukan Zx perlu :
1 1
Mu = . qu. L2 = (2462,40)(8,5)2 = 22238,55 kgm = 22238,55 x104 Nmm
8 8
(catatan : untuk analisa portal, momen digunakan dari hasil analisa gaya-gaya
dalam)

Mu 22238,55 x 10 4
Zx perlu = = = 1 029 562,50 mm3
b x fy 0,9 x 240

Zx 1029562,50
Bila menggunakan elastis : Wx perlu = = = 919 252,23 mm3
 1,12

Mu
As perlu =
 . fy (d/2  t - a/2)

untuk t = 120 mm dan diasumsikan a = 25 mm (trial & error), maka :


t – ½ a = 87,5 mm

222,38 x 10 6
pakai WF 350, maka As perlu = = 6229,13 mm2
0,85 (240) (175/2  87,5)

Utari Khatulistiani KOM - 13


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

222,38 x 10 6
pakai WF 400, maka As perlu = = 5813,86 mm2
0,85 (240) (200/2  87,5)

222,38 x 10 6
pakai WF 450, maka As perlu = = 5450,49 mm2
0,85 (240) (225/2  87,5)

Coba profil WF 350.250.9.14 :


As = 10150 mm2; Ix =21700x104 mm4; Zx = 1 360 024 mm3

Menentukan gaya tekan beton C : (lihat Gambar 17)


1. C = As. fy = 10150 (240) = 2 436 000 N
2. C = 0,85. fc’. Ac = 0,85(20)(2125x120) = 4 335 000 N
diambil nilai terkecil, maka C = 2 436 000 N

Menentukan sumbu netral plastis a. Asumsi a berada di plat beton, sehingga :


C As x fy
a = =
0,85 . fc' . be 0,85 . fc'. be
2436000
= = 67,43 mm < tp = 120 mm (OK)
0,85 (20) (2125)

Lengan momen dari momen kopel C (gaya tekan resultan beton) dan T (gaya tarik
resultan baja) :
d a 350 67,43
y= + tp - = + 120 - = 261,28 mm
2 2 2 2

Kuat lentur nominal :


Mn = C. y = T. y = 2436000 (261,28) = 636 478 080 Nmm
Mn = 0,85 (636478080) = 541,01 x 106 Nmm > Mu = 222,39 x106 Nmm
. . . . . . . (OK)
Profil memenuhi menahan beban momen lentur

Utari Khatulistiani KOM - 14


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

be = 2125 mm
C
tp =120 mm

350 mm

fy

Gambar 17

Utari Khatulistiani KOM - 15


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

3.8. Penghubung Geser (Shear Connector)


• Jenis paku (stud) seperti Gambar 18(b). Kuat geser nominal satu penghubung
geser paku adalah (SNI pasal 12.6.3) :
Qn = 0,5. Asc fc'.Ec ≤ Asc. fu
dimana : Asc = luas penampang shear connector (mm2)
fu = tegangan putus shear connector (MPa)
Qn = kuat nominal penghubung geser

• Jenis kanal seperti Gambar 18(a). Kuat geser nominal satu penghubung geser
kanal adalah (SNI pasal 12.6.4) :
Qn = 0,3 (tf + 0,5tw) Lc fc'.Ec
dimana : Lc = panjang shear connector kanal
tf = tebal flens balok
tw = tebal web balok

(a)
(b)
Gambar 18. (a) shear connector kanal, (b) shear connector stud

Persyaratan lain untuk penghubung geser :


• Diameter maksimum = 2,5 tf
• Panjang minimum = 4d
• Jarak longitudinal minimum = 6d
• Jarak longitudinal maksimum = 8 tplat

Utari Khatulistiani KOM - 16


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

• Jarak transversal minimum = 4d


• Selimut minimum arah lateral = 25 mm

Jumlah Penghubung Geser yang Diperlukan :


(SNI 03 -1729-2002, pasal 12.6.5)

• Gaya geser horisontal (Vh) ditentukan oleh nilai terkecil antara As.fy; 0,85.fc’.Ac
atau ΣQn.
Jika Vh ditentukan oleh As.fy atau 0,85.fc’.Ac maka akan terjadi aksi komposit
penuh, dan jumlah shear connector yang diperlukan adalah :
Vh
N1 =
Qn

• Jumlah N1 shear connector diletakkan dengan jarak seragam pada daerah yang
dibatasi oleh momen maksimum (positip / negatip) dengan momen nol.

Contoh 3 :
Hitung shear connector untuk balok lantai dari Contoh 1 !

Penyelesaian :
a. Menghitung jumlah shear connector
Vh = 0,85. fc’ . a. be = As x fy = 6314 (240) = 1 515 360 N

Rencana pakai shear connector tipe stud ½” x 5 cm, tahanan geser 1 buah stud :
Qn = 0,5. Asc fc' x Ec = 0,5(126,73) (20)(21019) = 41083,79 N

dengan : Ec = 4700 20 = 21019 MPa


Asc. fu = (126,73)(370) = 46890,10 N > Qn = 41083,79 N
maka ambil Qn = 41083,79 N

Utari Khatulistiani KOM - 17


Struktur Baja Lanjut Jembatan Komposit

Jumlah stud yang dibutuhkan :


Vh 1515360
n= = = 36,88 ≈ 37 buah (untuk ½ bentang)
Qn 41083,79

Untuk seluruh bentang dipasang 74 buah stud, jika pada tiap penampang
melintang dipasang 2 buah stud, maka jarak antar stud adalah :
8500
s = = 229,73 mm ≈ 20 cm
37
smin = 6d = 7,62 cm
smaks = 8t = 80 cm
 s > smin = 7,62 cm
< smaks = 80 cm (ok)

Utari Khatulistiani KOM - 18

Anda mungkin juga menyukai