tp
bf
bo bo
be
tp
bo
w c
Gambar 11 (a) Diagram Regangan Balok Komposit; (b) Diagram Tegangan Balok Komposit
dengan Penampang Tertransformasi
Untuk mentransformasi luas beton Ac, maka lebar efektif pelat beton be dibagi
dengan nilai n (rasio modulus elastisitas baja terhadap beton) sebagai berikut :
be. tplat
Ac =
n
Nilai tegangan lentur pada bagian serat atas dan bawah profil baja dihitung
menggunakan persamaan :
M . ya
fsa =
I
M . yb
fsb =
I
Tegangan yang terjadi pada serat atas beton dihitung berdasarkan persamaan :
M. y
fc =
n. I
Contoh 1 :
Rencanakan balok komposit interior suatu konstruksi lantai gedung dengan denah
seperti Gambar 12. Sistem pelaksanaan konstruksi tanpa perancah (unshored
construction). Rencana balok menggunakan profil WF 450.200.9.14 dengan mutu
baja BJ 37. Tebal plat lantai beton adalah 12 cm dengan mutu beton fc’ = 20 MPa.
Hitung tegangan-tegangan yang terjadi.
Balok 8,50 m
komposit
yang
direncanakan
9,00 m ( 4 x 2,25 m)
Penyelesaian :
Menentukan nilai n :
Ebeton = 4700 fc' = 4700 20 = 21 000 MPa
Ebaja = 200 000 MPa
Es 200000
n= = = 9,52 9
Ec 21 000
A. y 5038219,80 tp
y = = = 132,55 mm > (ok, garis netral di daerah baja)
A 38009,33 2
be= 236,11
mm
120 mm
y = 132,55 mm
Itr 187532471,87
Wc = = = 1 414 805,52 mm3
y 132,55
Itr 187532471,87
Ws atas = - 120 = - 120 = 1 417 919,73 mm3
Sa 132,55
Itr 187532471,87
Ws bawah = = = 428 694,64 mm3
Sb 437,45
-90,11 MPa
-162,15 MPa
Kuat lentur nominal tercapai ketika kondisi penampang baja mencapai leleh dan
beton menahan tekan hancur. Hubungan distribusi tegangan pada kondisi
penampang komposit disebut dengan distribusi tegangan plastis. Analisa plastis
konstruksi komposit dengan ketentuan sebagai berikut :
• Kuat lentur nominal dari komponen balok komposit (untuk momen positip) harus
memenuhi persyaratan SNI pasal 12.4.2.1.a dan b :
h 1680
• Untuk penampang kompak : ≤
tw fy
Mn harus dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis pada
penampang komposit, dengan b = 0,85
h 1680
• Untuk penampang tidak kompak : >
tw fy
Mn ditentukan berdasarkan superposisi tegangan-tegangan elastis yang
memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara (perancah), dengan b
= 0,90
• Untuk menentukan cara distribusi tegangan yang terjadi, maka harus dihitung nilai
terkecil antara :
1. As. fy
2. 0,85. fc’ . Ac
3. ΣQn
Kuat lentur nominal yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis, dapat
dikategorikan menjadi dua kasus sebagai berikut :
1. Sumbu netral plastis (PNA) berada di pelat beton (lihat Gambar 15a) :
Besar gaya tekan C adalah :
C = 0,85.fc’.a. be (3)
Jika dari hasil perhitungan Pers.(6) ternyata a > te, maka asumsi harus
diubah.
Hasil ini menyatakan bahwa pelat beton tidak cukup kuat untuk mengimbangi
gaya tarik yang timbul pada profil baja.
2. Sumbu netral plastis berada pada profil baja (lihat Gambar 15c)
Bila ke dalam blok tegangan a, ternyata melebihi tebal pelat beton, maka
distribusi tegangan dapat ditunjukkan pada Gambar 15c.
Penyelesaian :
Pembebanan :
Beban plat beton = 0,12 x 2400 x 2,25 = 648 kg/m
Berat profil WF (asumsi) = 100 kg/m
Bekisting = 125 kg/m
Keramik dan spesi = (1x24 + 2x 21) x 2,25 = 148,50 kg/m
Plafond + penggantung = (11 + 7) x 2,25 = 40,50 kg/m
Partisi = 40 x 2,25 = 90 kg/m
qD = 279,00 kg/m
Menentukan Zx perlu :
1 1
Mu = . qu. L2 = (2462,40)(8,5)2 = 22238,55 kgm = 22238,55 x104 Nmm
8 8
(catatan : untuk analisa portal, momen digunakan dari hasil analisa gaya-gaya
dalam)
Mu 22238,55 x 10 4
Zx perlu = = = 1 029 562,50 mm3
b x fy 0,9 x 240
Zx 1029562,50
Bila menggunakan elastis : Wx perlu = = = 919 252,23 mm3
1,12
Mu
As perlu =
. fy (d/2 t - a/2)
222,38 x 10 6
pakai WF 350, maka As perlu = = 6229,13 mm2
0,85 (240) (175/2 87,5)
222,38 x 10 6
pakai WF 400, maka As perlu = = 5813,86 mm2
0,85 (240) (200/2 87,5)
222,38 x 10 6
pakai WF 450, maka As perlu = = 5450,49 mm2
0,85 (240) (225/2 87,5)
Lengan momen dari momen kopel C (gaya tekan resultan beton) dan T (gaya tarik
resultan baja) :
d a 350 67,43
y= + tp - = + 120 - = 261,28 mm
2 2 2 2
be = 2125 mm
C
tp =120 mm
350 mm
fy
Gambar 17
• Jenis kanal seperti Gambar 18(a). Kuat geser nominal satu penghubung geser
kanal adalah (SNI pasal 12.6.4) :
Qn = 0,3 (tf + 0,5tw) Lc fc'.Ec
dimana : Lc = panjang shear connector kanal
tf = tebal flens balok
tw = tebal web balok
(a)
(b)
Gambar 18. (a) shear connector kanal, (b) shear connector stud
• Gaya geser horisontal (Vh) ditentukan oleh nilai terkecil antara As.fy; 0,85.fc’.Ac
atau ΣQn.
Jika Vh ditentukan oleh As.fy atau 0,85.fc’.Ac maka akan terjadi aksi komposit
penuh, dan jumlah shear connector yang diperlukan adalah :
Vh
N1 =
Qn
• Jumlah N1 shear connector diletakkan dengan jarak seragam pada daerah yang
dibatasi oleh momen maksimum (positip / negatip) dengan momen nol.
Contoh 3 :
Hitung shear connector untuk balok lantai dari Contoh 1 !
Penyelesaian :
a. Menghitung jumlah shear connector
Vh = 0,85. fc’ . a. be = As x fy = 6314 (240) = 1 515 360 N
Rencana pakai shear connector tipe stud ½” x 5 cm, tahanan geser 1 buah stud :
Qn = 0,5. Asc fc' x Ec = 0,5(126,73) (20)(21019) = 41083,79 N
Untuk seluruh bentang dipasang 74 buah stud, jika pada tiap penampang
melintang dipasang 2 buah stud, maka jarak antar stud adalah :
8500
s = = 229,73 mm ≈ 20 cm
37
smin = 6d = 7,62 cm
smaks = 8t = 80 cm
s > smin = 7,62 cm
< smaks = 80 cm (ok)