Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 14

Diagram Interaksi P – M Kolom

Struktur Beton Bertulang I 1


14.1 Diagram Interaksi P – M Kolom
Kapasitas penampang beton bertulang untuk menahan
kombinasi gaya aksial dan momen lentur dapat
digambarkan dalam suatu bentuk kurva interaksi antara
kedua gaya tersebut, disebut diagram interaksi P – M kolom.

Setiap titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi


kekuatan gaya nominal Pn (atau f Pn) dan momen nominal Mn
(atau f Mn) yang sesuai dengan lokasi sumbu netralnya.

: dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu


Diagram interaksi ini
daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tarik dan daerah
yang ditentukan oleh keruntuhan tekan, dengan
pembatasnya adalah titik seimbang (balanced).

Struktur Beton Bertulang I 2


Gambar 14.1. Diagram interaksi P-M dari suatu penampang kolom.
Struktur Beton Bertulang I
3
CONTOH 3 :
50 Dari soal contoh 1, buatlah diagram interaksi P-M
3D22
dari penampang kolom tersebut :
500
Mutu beton fc’ = 25 MPa dan mutu baja fy = 390 MPa
3D22
50
Jawab :
300

a. Kapasitas maksimum (Po) dari kolom : (kolom sentris)

Po  0,85. f c' .Ag  Ast   Ast . f y


 0,85. 25.300.500  2280,8  2280,8.390  4.028.545 N
 4.028,5 kN

Struktur Beton Bertulang I 4


b. Kekuatan nominal maksimum penampang kolom :
untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat
Pn (max) = 0,80 Po = 0,80 x 4.028,5 = 3.222,8 kN
Eksentristas minimum : emin = 0,1 x 500 mm = 50 mm

c. Kuat Tekan Rencana Kolom : fPn


untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat :
f Pn (max) = f 0,80 Po = 0,65 x 3.222,8 kN = 2.094,8 kN
d. Kapasitas Penampang pada Kondisi Seimbang (Balanced):

Pnb  0,85. f c' .ab .b  As' . f s'  As . f y


 
 
 
M nb  Pnb .eb  0,85. f c' .ab .b. y  b   As' . f s' . y  d '  As . f y .d  y 
a
 2
 
Struktur Beton Bertulang I 5
Pnb  0,85. f c' .ab .b  As' . f s'  As . f y
 0,85.25.231,82.300 1.477.852 N
 1.477,85 kN
 
 
 
M nb  Pnb .eb  0,85. f c' .ab .b. y  b   As' . f s' . y  d '  As . f y .d  y 
a
 2
 
198.165.242  88.951.200  88951 .200  376067842 N
 376,07 kNm
Eksentrisitas pada kondisi seimbang :

M nb 376,07 kNm
eb    0,2545 m  254,5 mm
Pnb 1.477,85 kN

Struktur Beton Bertulang I


6
f . Pnb  0,65 x 1.477,85 kN  960,6 kN
f . M nb  0,65 x 376,07 kNm  244,4 kNm
e. Kapasitas Penampang pada Kondisi Momen Murni : ( P = 0)
Kapasitas penampang dengan kondisi momen murni ditentukan
Dengan menganggap penampang balok dengan tulangan tunggal

 As . f y 
M n  As . f y .  d  0,59. ' 
 f c .b 
 1140,4. 390 
1140,4. 390.  450  0,59.  184,6 kNm
 25. 300 

f. M n  0,80 x 184,6 kNm  147,68 kNm

Struktur Beton Bertulang I 7


Diagram Interaksi P - M

5000

4000 Mn, Pn
3000
fPn, Pn

2000 f Mn, f Pn
1000
Keruntuhan tekan
0
0 100 200 300 400
Keruntuhan tarik
fMn, Mn

Mn, Pn fMn, fPn

Struktur Beton Bertulang I 8


14.2 Kolom Beton Bundar
Sebagaimana halnya dengan kolom segi-empat, pada kolom
bundar keseimbangan momen dan gaya yang sama digunakan
untuk mencari gaya tahanan nominal Pn untuk suatu
eksentritas yang diberikan. Persamaan keseimbangan tersebut
serupa dengan persamaan sebelumnya, dengan perbedaan dalam
hal :
Bentuk luas yang tertekan yang merupakan elemen lingkaran, dan
Tulangan-tulangan tidak dikelompokkan kedalam kelompok tekan
dan tarik sejajar.
Dengan demikian gaya dan tegangan pada masing-masing
tulangan harus ditinjau sendiri-sendiri. Luas dan titik berat segmen
lingkaran dihitung dengan menggunakan persamaan matematisnya.
Apabila tidak demikian, dapat digunakan persamaan dari Whitney
sebagai penyederhanaan.

Struktur Beton Bertulang I


9
14.2. Metoda Empiris untuk Analisis Kolom Bundar

Untuk penyederhanaan analisis kolom bundar dapat di-


transformasikan menjadi kolom segi-empat ekuivalen, seperti pada
Gambar 14.2

Ds

h b
Penampang ekivalen regangan tegangan

(a). Penampang kolom bundar (b). Penampang segi-empat ekuivalen


Gambar 14.2 Transformasi kolom segi-empat menjadi kolom
segi-empat ekuivalen

Struktur Beton Bertulang I 10


Agar keruntuhannya berupa keruntuhan tekan, penampang
segi-empat ekuivalen harus mempunyai :

1. Tebal dalam arah lentur, sebesar 0,8.h, dimana h adalah


diameter luar lingkaran kolom bundar.

2. Lebar kolom segi-empat ekuivalen diperoleh sama


dengan luas bruto kolom bundar dibagi 0,8.h, jadi b =
Ag/(0,8.h), dan

3. Luas tulangan total Ast ekuivalen di-distribusikan pada 2


lapis tulangan yang sejajar masing-masing Ast/2, dengan
jarak antara lapisannya 2Ds/3 dalam arah lentur dimana Ds
adalah diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as.

Struktur Beton Bertulang I 11


Apabila dimensi kolom segi-empat ekuivalen telah diperoleh,
analisis dan disain dapat dilakukan seperti kolom segi-
empat aktual.

Persamaan untuk keruntuhan tarik dan keruntuhan tekan, dapat


juga dinyatakan dalam dimensi kolom bundar sebagai berikut :
a. Untuk keruntuhan Tarik :

  0,85.e 
2
 m.D  0,85 .e  
Pn  0,85 f c' .h 2    0,38     0,38 
g . s

  h  2,5.h  h 

b. Untuk keruntuhan Tekan : ...( 14.1 )
'
Ast . f y Ag . f
Pn  
c

 3.e   9,6.h.e 
   1,0   1,18
2
...( 14.2 )
 Ds   0,8.h  0,67.Ds  
Struktur Beton Bertulang I 12
dimana :
h ; diameter penampang kolom bundar
Ds ; diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as
e ; eksentrisitas terhadap pusat plastis penampang
g = Ast/Ag = luas tulangan bruto/luas beton bruto
m = fy/0,85.fc’

Struktur Beton Bertulang I


13
b. Kolom Pendek dengan Tulangan pada 4 sisi
Apabila kolom mempunyai tulangan pada ke-empat sisinya,
persamaan dasar (13-8) dan (13-9) harus disesuaikan dulu.
Kontrol keserasian tegangan harus tetap dipertahankan di
seluruh bagian penampang.

Cara coba-coba dan penyesuaian dilakukan dengan


menggunakan asumsi tinggi garis netral c, sehingga tinggi
blok tegangan a diketahui.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan


ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti
Gambar. 14.3.

Struktur Beton Bertulang I


14
Pn
Pn

Gambar 14.3 Kolom dengan tulangan pada keempat sisinya,


(a).penampang melintang; (b). regangan ; (c). gaya-gaya yang
bekerja
Struktur Beton Bertulang I 15
Beberapa anggapan yang digunakan adalah :
Gsc : titik berat gaya tekan pada tulangan tekan
Gst : titik berat gaya tarik pada tulangan tarik
Fsc : resultan gaya tekan pada tulangan = S As’.fsc
Fst : resultan gaya tarik pada tulangan = S As.fst
Keseimbangan antara gaya-gaya dalam dengan momen
dan gaya luar harus terpenuhi, yaitu :

Pn  0,85. f .a.b  Fsc  Fst


c
'
...( 14.3 )

 
 h a 
M n  0,85. f c' .a.b.    Fsc . ysc  Fst . yst ...( 14.4 )
2 2
 
Struktur Beton Bertulang I
16
Cara coba-coba dengan penyesuaian diterapkan dengan
menggunakan suatu asumsi tinggi garis netral c.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan


ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti
Gambar 14.3 untuk menjamin terpenuhinya keserasian
regangan.

Tegangan pada setiap lapis tulangan diperoleh dengan


menggunakan persamaan berikut :

si  c  si 
f s i  Es . si  Es . cu .  600 .  ...( 14.5 )
c  c 
dimana : fsi haruslah ≤ fy.

Struktur Beton Bertulang I


17
Carilah Pn untuk nilai c yang di-asumsikan, dengan
menggunakan pers. (14.3). Kemudian subsitusikan besarnya
nilai Pn ke dalam pers. (14.4), dan diperoleh harga c.

Apabila nilai c belum cukup dekat dengan yang di-asumsikan


semula, lakukan coba-coba berikutnya.

Gaya tahanan nominal Pn yang sesungguhnya adalah yang


diperoleh pada coba-coba terakhir, dengan nilai c yang
benar.

Struktur Beton Bertulang I

Anda mungkin juga menyukai