Anda di halaman 1dari 27

STRUKTUR KOLOM

Kolom adalah : Komponen struktur bangunan yang tugas utamanya

 Menyangga beban axial tekan vertikal


 Dan momen lentur

L Le
P2' P1 P2' P1
Ɣ Ɣ
M=p2'.L M = P2’x M=p2'.L
e

Sumbu kolom Sumbu kolom

Atau dengan kata lain kolom hanya diperhitungkan untuk menyangga beban axial tekan dengan
exintrisitas tertentu.

Ketahanan kolom: berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan
dengannya kegagalannya tidak diawali dengan peringatan yang jelas jadi bersifat mendadak.
Dalam perencanaan maka harus diberikan cadangan kekuatan yang lebih tinggi dari komponen
struktur yang lain.

23
Secara garis besar ada 3 jenis kolom beton bertulang:

2) Gelagar baja
1) 3) Pipa baja
spiral

sengkang Kolom komposit beton - baja

spasi

Pengikat spiral

Tidak menutup kemungkinan


bentuk bisa bermacam-macam

Pengikat lateral

Yang dibatas
Yang Di Bahas

Fungsi Tulangan pengikat lateral:


Bukan untuk memberikan sumbangan terhadap kuat lentur penampang tetapi
memperkuat kedudukan tulangan pokok pada kolom.

Beda TulanganPengikat Spiral dan Sengkang

Kedua kolom berperilaku sama hanya pada saat tercapainya titik luluh kolom

A = Titik Luluh
B = SengkangA= titik leleh
/ Pengikat Lateral Runtuh tiba-tiba
B= sengkang/pengikat lateral
C=spiral hancur
A C C = Spiral Hancur (Lebih tangguh
dibanding B )
B
beban

24
Proses Hancur Kolom

Sengkang : Titik luluh tercapai selimut beton pecah/ lepas → Sengkang rusak→
Beton hancur→ Lepas berongga,→ Tulangan panjang tertekuk / bucling
diantara sengkang→ Terjadi Pelimpahan beban pada beton inti dan tulangan
pokok→
Karena sengkang rusak maka tulangan pokok luluh dan menekuk keluar
sehingga,
Menambah tegangan pada beton inti→
Batas kekuatan Runtuh tercapai →
Kolom Runtuh secara mendadak ( Proses terjadi sangat cepat)

Pengikat spiral: Titik luluh tercapai→beton yang di kelilingi tulangan spiral masih efektif
bertahan ke arah lateral dan masih mampu melaksanakan tugasnya menahan
beban axial. Kehancuran terjadi jika terjadi deformasi yang besar pada bagian
inti yang diikuti dengan meluluhnya tulangan spiral.

Kolom langsing: Keruntuhan lebih ditentukan oleh kegagalan tekuk / Bucling Lateral dari pada
kuat lentur penampangnya.

Kolom Pendek : Tidak di tinjau terhadap efek tekuk lateral. Keruntuhan : Ditandai
dengan kegagalan unsur bahannya yaitu: Hancurnya beton pada
peristiwa Runtuh Tekan atau Luluhnya baja tulangan pada
Runtuh Tarik.

Kolom Panjang/langsing : Lebih ditekankan pada kegagalan tekuk lateral dari pada kuat lentur
penampangnya

25
Kekuatan Kolom Exentrisitas Kecil
Hampir tidak pernah dijumpai kolom yang menopang beban axial tekan secara konsentris/
exentrisitas kecil

L
P2' e P1
Ɣ
M=p2'.L
M = P2’x e

Sumbu kolom

 Keadaan 1 tanpa eksintrisitas/ konsetris: mengahasilkan tegangan tekan merata


pada permukaan penampang melintang.
 Keadaan 2 dengan exsintrisitas→M=P2’.e dan cenderung meletur searah M,
tegangan tekan yang terjadi tidak merata pada seluruh permukaan penampang
tetapi akan timbul lebih besar pada satu sisi terhadap sisi yang lain.

Kuat beban axial nominal/ teoritis :

Po = 0,85fc’ (Ag-Ast) + fy. Ast (tanpa exentrisitas)


𝐴𝑠𝑡
𝜌𝑔 = sehingga
𝐴𝑔

Po = Ag{0,85fc’ (1-ρg) + fy.ρg}

Po = Ag{0,85fc’ + ρg (fy - 0,85fc’)}

26
Hubungan beban dengan kekuatan Pu = ø Pn

Dimana : Ag = luas kotor penampang lintang kolom (mm²)

Ast = luas total penampang tulangan memanjang (mm²)

Po = kuat beban axial nominal/ teoritis tanpa eksentrisitas

Pn = kuat beban aksial nominal/ teoritis dengan eksentrisitas

Pu = kuat beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas

Jika tanpa eksentrisitas maka : Pn = Po → Pu ≤ ø Pn

ø = Faktor Reduksi Kekuatan:

Spiral direduksi 15% sehingga ØPn (maks) = 0,85Ø{0,85.fc’(Ag-Ast)+fy.Ast}

Sengkangdireduksi20% sehingga ØPn (maks) = 0,80Ø{0,85.fc’(Ag-Ast)+fy.Ast}

Spiral Ø = 0,70, sengkang 0,65

Catatan: Peningkatan kekuatan dari sengkang dan spiral adalah 8%

27
Persyaratan Detail Penulangan Kolom

Membuat kolom berperilaku ductail agak sukar dilakukan karena beban aksial tekan lebih
dominan sehingga keruntuhan tekan sulit di hindari.

Batasan-Batasan Untuk Kolom Prismatik ( Sengkang)

1. Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi dengan rasio

penulangan ρg = 0,01 s/d 0,08


2. Penulangan yang lazim = 1,5 % - 3% luas penampang kolom
3. Untuk bangunan berlantai banyak = 4% usahakan jangan lebih agar tidak berdesakan
terutama pada pertemuan balok dan pelat

4. Untuk spiral, tulangan pokok memanjang minimal = 6 batang


untuk sengkang tulangan pokok memanjang minimal = 4 batang
5. Jarak bersih antara tulangan pokok memanjang kolom ≥ 1,5 db atau 40 mm
6. Tebal minimal selimut beton 40 mm

7. Sengkang Ø10 → tulangan pokok ≤ D32mm


Ø12 → ≥ D32
Makximum D16.
8. jarak antara sengkang pilih dari:

 16 x D tulangan pokok
 48 x D tulangan sengkang
 Dimensi terkecil penampang kolom

28
Batasan-Batasan Untuk Kolom Lingkaran ( Spiral)

1. Diameter batang spiral minimal 10 mm maximal 16 mm


2. Jarak spasi spiral minimal 25 mm makximal 80 mm
3. Pada setiap ujung kesatuan tulangan spiral ditambah pejangkar 1,50 x lilitan
4. Apabila disambung harus dengan lewatan 48 x diameter atau ≥ 300 mm jika perlu
diperkuat dengan pengelasan
5. Selimut beton = 40mm
6. Rasio penulangan spiral ρs ≥ persamaan berikut

𝐴𝑔 𝑓𝑐′
𝜌𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,45( − 1)
𝐴𝑐 𝑓𝑦

𝜌𝑠 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑆

dimana S = jarak spasi tulangan spiral

Ag = luas penampang lintang kotor dari kolom (0,25x π Dg^2)


Ac = luas penampang lintang inti kolom (tepi luar ke tepi luar spiral) (0,25x π Dc^2)
Fy = tegangan luluh baja spiral ≤ 400 Mpa = 4000 kg/cm²

Jika ditentukan :

Ds = diameter spiral dari pusat ke pusat

Dc = diameter inti kolom(dari tepi ke tepi terluar spiral)

Dg = diameter kolom(dari tepi ke tepi terluar kolom)

Asp = luas penampang batang tulangan spiral (0,25x π dspiral^2)


Ds = as spiral
Dc = luar spiral

Dg = tepi luar kolom

29
Sehingga: ρs =

Volume Tulangan spiral 1 Putaran = Asp. π Ds

𝜋 𝐷𝑐²
Volume inti kolom setinggi S = (𝑠)
4

jika Dc dan Ds perbedaannya kecil sehingga Dc = Ds

𝟒 𝑨𝒔𝒑
maka 𝝆𝒔 =
𝑫𝒄 𝒔

Analisis Kolom Pendek Eksentrisitas Kecil

Analisis kolom pendek yang menopang beban aksial eksentrisitas kecil pada hakekatnya.
Pemeriksaan terhadap kekuatan maximum bahan dan detail rencana penulangan
400

Contoh Soal : 8 D 29
121 mm
106 mm

Hitung : Ø 10 - 400 40
mmmm

= 121106
mmmm
< 150 mm

1. Pn (kekuatan beban aksial maksimum yang tersedia pada kolom)

2. Periksa kekuatan sengkang .

Diketahui:

Kolom persegi, pengikat sengkang; dimensi 400 x 400 mm²

Tulangan pokok 8D29. Sengkang D10, selimut beton 40mm (barsih)

Jenis kolom pendek, fc’ = 30 Mpa, fy = 400 Mpa (untuk pokok & sengkang)

30
jawab:

periksa rasio penulangan memanjang 𝜌𝑔

𝐴𝑠𝑡 5384
𝜌𝑔 = = (400)2 = 0,033
𝐴𝑔

0,01 < 𝜌𝑔 = 0,033 < 0,08 𝑜𝑘 ! Syarat Rasio penulangan Kolom

Lebar inti 320 mm(lebar kolom di kurangi selimut beton 2 sisi = 400-80=320)

Sehingga maximum isinya lihat tabel A - 40 = 8 batang

Jumlah tulangan sesuai dengan soal. ok ! = 8 D 29

Menghitung ø Pn (max)

ø Pn (max) = 0,80ø{0,85fc’(Ag - Ast)+fy Ast}

= 0,80.(0,65){0,85(30)(160000-5284)+400(5824)}(10)-3

= 3151 KN.

Pemeriksaan Sengkang

D10→tulangan pokok ≤ D32

Jarak spasi diambil terkecil dari :

 48 x D sengkang (10) = 480 mm


 16 x D29 (panjang) = 464 mm
 lebar kolom terkecil = 400 mm (dipakai)

31
Jarak besih antara tulangan pokok memanjang ≤ 150 mm jika lebih besar dari 150 mm
diperlukan tulangan pengikat tambahan.

Jarak bersih = ½{400-2(40) – 2(10) – 3(29)} = 121 mm < 150 mm

Tidak perlu pengikat tambahan.

4 bt 6 bt 6 bt

<150 > 150 mm

10 bt
8 bt
8 bt

32
Soal 2.

1. Periksa apakah Pn = Kekuatan beban axial maximum yang tersedia pada kolom
Mampu Menopang
Pu = 2400 KN ( Beban axial rencana ),

L
P2' P1
Ɣ
7 D 25 mm
M=p2'.L Pu = 2400 KN

Sumbu kolom
D10-50 mm

Ds = as spiral
Dc = luar spiral
Pn = ...... KN
Dg = 380 mm

2. Periksa Tulangan Spiral.

Diketahui :

Kolom bentuk Lingkaran dengan

diameter luar 380 mm,

Jumlah tulangan pokok/ tulangan memanjang 7D25,

dengan pengikat lateral/ spiral D10 jarak 50 mm

Jarak eksentrisitas e = Kecil, fc’ = 30 Mpa, fy = 400 Mpa

33
Jawab

Dari table A4 → Ast (Luas Tulangan 7 D 25 ) = 3436,1 mm²

Diameter kolom 380 mm→ Ag ( Luas Permukaan Kolom) = 113411 mm²

Maka nilai 𝝆𝒈 =

3436,1
𝝆𝒈 = = 0,0303
113411

0,01 < 𝝆𝒈 = 0,0303 < 0,08


Memenuhi syarat jumlah rasio penulangan kolom

Table A4 → Diameter kolom = 380mm

→ Diameter inti kolom = 300 mm ( = 380 – 2 x 40 mm )

→ Jumlah penulangan kolom > 7 D 25 ( Memenuhi syarat )

Menghitung Nilai øPn (Max)


øPn (Max) = 0,85 Ø {0,85fc’(Ag-Ast)+fy.Ast}

= 0,85 (070){0,85. 30(113411- 3436,1)+400(3436,1}(10)-3

= 2486 KN

Syarat Pu ≤ Ø Pn

34
2400 < 2486→ ok !

Pemeriksaan pengikat spiral

Ratio penulangan spiral :

Diameter kolom 380 mm

Ag = Luas Permukaan Kolom

= 0,25 π D2 mm² dengan nilai D = 380 mm

= 113411 mm²

Ac = luas penampang lintang inti kolom (tepi luar ke tepi luar spiral)

= 0,25 π D2 mm² dengan nilai D = 300 mm (380 – 2 x 40 mm )

= 70686

Periksa Nilai 𝜌𝑠 𝑚𝑖𝑛

𝐴𝑔 𝑓𝑐′
𝜌𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0,45( − 1)
𝐴𝑐 𝑓𝑦

113411 30
= 0,45 ( − 1)
70686 400

= 0,0204

Periksa Nilai 𝜌𝑠 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

4 𝐴𝑠𝑝
𝜌𝑠 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝐷𝑐𝑠

35
4. (78,5)
=
300(50)

= 0,0209 > 0,0204

Artinya : nilai rasio penulangan dari tulangan spiral yang digunakan D10-50, menghasilkan

nilai 𝜌𝑠 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 yang lebih besar dari 𝜌𝑠 𝑚𝑖𝑛

Persyaratan jarak bersih antar tulangan spiral (Space) min 25mm max 80 mm

Space antara tulangan spiral = 50 mm - 10mm (diameter tulangan spiral yang digunakan)

= 40mm ( memenuhi syarat.)

Perencanaan Kolom Pendek Eksentrisitas


DC

Kriteria :menentukan 6D25 = Ast

 Dimensi kolom

36

Dg
Ag =¼ πDg²
 Tulangan baja
 Pilih tulangan /spiral → spesi yg tepat

Pembatasan oleh rasio memanjang ρg = 0,01 ≤ ρg ≤ 0,08

Maka; øPn (max)= 0,80 Ø {0,85 fc’(Ag-Ast)+fy(Ast)}

ρg = Ast/Ag → Ast= ρg.Ag

maka øPn (max) = 0,80. Ø {0,85fc(Ag-ρg.Ag)+fy.ρg.Ag}

= 0,80. Ø.Ag{0,85 fc’(1-ρg)+fy.ρg}

Karena Pu ≤ Ø Pn (max) → maka dengan disisa Ag perlu dari kuat kolom Pu

Sehingga untuk kolom pengikat spiral sengkang

𝑃𝑢
Ag perlu = = luas kotor penampang kolom yang diperlukan
0,80.∅{0,85.𝑓𝑦 ′ (1−𝑓𝑦)+𝑓𝑦.𝜌𝑔}

untuk kolom pengangkat spiral

𝑃𝑢
Ag perlu = 0,80.∅{0,85.𝑓𝑦 ′ (1−𝑓𝑦)+𝑓𝑦.𝜌𝑔}

Contoh soal:

Pemakaian :

 Kolom bujur sangkar 400

37
40 320 40
 Beban axial; mati 1400 kN, hidup 850 kN
 Kolom pendek : fc’= 30mpa , fy= 400 mpa
 ρg = 0,03

Jawab: Pu = 1,6.850 + 1,2 .1400 = 3040 KN .

𝑃𝑢
Ag perlu = 0,80.∅{0,85.𝑓𝑦 ′ (1−𝑓𝑦)+𝑓𝑦.𝜌𝑔}

3040
= 0,80.0,65{0,85.30(1−0,03)+400.(0,03)}

= 159144 mm2

Dimensi = √159144 = 399 mm ∞ 400 mm → sbg ρg berkurang sedikit dari 0,03.

Ag actual = (400)2 = 160000mm2

Nilai perkiraan beban yang dapat disangga oleh daerah beton (kren ρg beban h)

= 0,80.Ø(0,85 fc’) Ag(1-ρg)

= 0,80.(0,65).(0,85).(30).(160000).(1-0,03).(10)-3 = 2058 KN

Sebagai disangga tulangan baja → = 3040 - 2058 = 982 KN

982.(10)3
Kekuatan max yang disediakan oleh fy bagian 0,80.Ø.Ast.fy → Ast perlu = =
0,80.(0,65).(400)

4721mm2

Dipakai 8D2g (Ast = 5284mm2) → table A40 = diameter inti 320 mm → memenuhi syarat

Merencanakan Tulangan Sengkang

Dipakai tulangan baja .D10 (sengkan) jika spasi 48(10)= 480 mm

6 (29) =246 mm

= 400 mm → dipilih

Jika bersih antara bata tulangan

38
½{400-80-20-3(29)} = 106,5 mm > 150 mm (jika pada batang pengikat)

Contoh soal 4

Untuk kolom bulat , pengikat spiral; data sama dengan No.3

ƒc’= 30mpn ƒy = 400mpn, ρg = 0.03, Pu = 3040KN

Jawab

py 3040.(10)3
Ag perlu = = = 139084mm2
0.85 Ø{0.85 fc′ (1−pg)+fy pg} 0,85.0,70{0,85(30)(1−0,03)+400(0,03)}

Diameter kolom = ¼ πD2 = 139084 → D = 430 mm

Ag Acture = ¼ π 4302 = 145220mm2

Beban pada daerah beton = 0.85 Ø (0.85 ƒc’)Ag(1-ρg)

= 0.85 (0.70)(0,85)(30).(1145220)(1-0.03)(10)-3 = 2137 KN

Beban yang di sangga oleh batang tulang baja adalah :

3040 – 2137 = 903 KN

903 (10)3 903 (10)3


Ast perlu = + 0.80(0.70)400 = 4031 mm2 → 7D 2g Ast = 4623,7 mm
0,8 Ø ƒ𝑦

Tabel A-40; batang max 9D32 untuk dimensi inti max kolom = 430-80 = 350 mm

Sehingga 7D29 memenuhi syarat.

Merencanakan Tulangan Spiral DC

6D25 = Ast

Daftar A- 40, tentukan Ac → Pilihtulangan D13., → menentukan jika spasi


Ac=¼ πDc²

Ag= ¼ πA²
𝐴𝑔 𝑓𝑐′
ρs (min) = 0,45 ( 𝐴𝑐 − 1) 𝑓𝑦 =
Asp=1/4π D² spiral

145220 30
= 0.45 ( 96211 − 1) 400 = 0.0172
A
Ag =¼ πDg²

39
Mencari jarak spasi dapat dipakai ρsmin → ρsactual

4 tsp 4.(132,7)
ρsactual = → smax = = 88.2mm dispasi 80mm sehingga max 80mm min
𝐷𝑐𝑠 350(0.0712)

25mm.

Jika spasi bersih = 80-13 = 67mm.

Hubungan Beban Axial dan Momen

pu Pu.e =
pu mu
e

Artinya :Pu bekerja berjamak e akibatnya ditimbulkan


=

= Pu dan Mu = Pu.e

e = mu/pu

Penampang kolom bertulang seimbang

Fungsi dipakai tulangan simetris :

- Melengah kesalinan penempatan tulangan yang dipasang

- Kerenganan gaya balok “ balok “

Garis netral →pada kolom untuk menahan beban sentries tidak ada garis netral

→pada kolom untuk menahan beban eksentris→ ada garis netral Tekan (daerah)
Tarik(daerah)

sehingga ada tulangan As’(baja tekan)

As(baja terik)

Kelemahan kolom ada 2 :

1. Kehancuran karena tarik (diawali luluhnya batang tulangan tarik) dibaris garis netral.
2. Kehancuran tekan (hancurnya beton tekan).

40
gambar tendon keseimbangan regangan – penampang kolom persegi

Pn=pb
Pn=pb ∑cm=0.003 0,85
d‘
e =eb Pusat berat plastis
As’ cb a = βb
e d
Garis netral
As
D’’
Εy=fy/Es NTb=As fy

Kondisi seimbang :

Keadaan dimana jalur tulangan baja tarik sedemikian sebagai letak garis netral tepat pada posisi
saat mana akan terjadi secara bersamaan :

- Regangan beton desak max.0.003


- Regangan leleh pada baja tarik

Eksentrisitas besar:

 Didahului leleh pada batang tulangan tarik


 Peralihan hancur karena tekan kehancuran karena tak terjadi jika saat e =eb.
 Jika e > eb atau Pn < Pn.b → maka hancur kerena tarikan → lelehnya tulangan tarik
𝑐𝑑 0,003 0,003(𝑑) 600(𝑑)
 = 𝑓𝑦 → 𝐸𝑠 = 200.000 𝑚𝑝𝑎 didapat 𝑐𝑏 = 𝑓𝑦 = 600(+𝑓𝑦)
𝑑 +0,003 +0,003
𝐸𝑠 200000

 Keseimbangan gaya mengisyaratkan


Pb = ND1b + ND2b –NTb
ND1b = 0,85 fc’ ab
Nd2b = As’fy
NTb= Asfy
0,85.fy’.B1.Cb.b
Apabila tulangan telah leleh maka ;ND2b = As’(py-0,85 fc’)sebagai persamaan
keseimbangan
Pb = 0,85fc’β1cb b+As’(fy-0,85fc’)-Asfy
Menentukan titik pusat plastis.
Mb = N.D1.b(d-1/2a-d)+N.D.2b(d-d’-d’’)+N.Tb.d
Titk pusat plastis = titik tangkap regitan perlawanan panjang kolom.

41
Kekuatan Kolom Eksentrisitas

Umumnya: perencanaan kolom didasarkan pada momen akibat beban axial dengan
eksintrisitas relif besar.

Timbulnya eksentrisitas
DL+LL

DL balok
kolom

Lendutan portal

Kolom
melendut

Konsol
pendek

Analisa Kolom Pendek Eksentrisitas Besa

42
Lu = Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.

pu

Pu perputaran pergeseran ditahan

lu
lu lu L= klu=0,5lu=panjang efektif

Perputaran dari pergeseran ditahan


Kolom: jepit beban Portal tanpa beban pu
Goyang kesamping ditahan

pu

pu
Perputaran ditahan

Putaran ditahan
L=klu=1,00 lu

pu

(gayanya kesamping tak ditahan)

K= factor panjang efektif komponen struktur tekan

 Kedua ujung sendi tidak bergerak lateral k=1,0


 Kedua ujung jepit k=0,50
 Satu ujung jepit satu ujung bebas k= 2,0
 Kedua ujung jepit, ada gerak lateral k=1,0
 Portal balok kolom ujung kondisi sendi-jepit k= 0,75 – 0,90
 Kolom kaku tertahan plat lantai k = 0,95 – 1,0
 Atau dicari dari Nomogram:

Yang merupakan fungsi dari kekakuan relative Ψ dari kolom terhadap balok pada putaran ujung.

𝐸𝐼
𝜀[ ]𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
Ψ= 𝑙𝑘
𝐸𝐼
𝜀[ ]𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝑙𝑏

43
Ψ = ~ → ujung kolom sendi

Ψ = 0 → ujung kolom jepit

βd = Bagian dari momen rencana yang di anggap memberi konstribusi terhadap deformasi,

𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚


= = 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Cm = Faktor koreksi .

𝑀1𝑏
= 0,60 + 0,40 ( 𝑀2𝑏) ≥ 0,40 → º/ kompenen struktur ditopang.

º/ tertahan kearah samping (berpegakan)

º/ tanpa beban tranvesal pada dukungan

Dimana : M1b ≤ M2b

𝑀1𝑏
> 0 → 0 kelengkungan tunggal.
𝑀2𝑏

Cm = 1 → dari analisa struktur bahwa d kedua ujung tidak tertdapat momen rasio.

Cm = 1 → untuk komponen struktur lainnya.

44
Momen Rencana Diperbesar:

P = Beban axial

∆ = Defleksi kolom tertekan ke arah lateral pada panjang yang ditinjau

Kolom lansing yang menahan kombinasi beban axial dan lentur akan mendapatkan momen
lentur tambahan (analisis sekunder), akibat efek P- ∆

Dan mengalami deformasi kearah lateral

Gambar = kolom lansing yang menahan beban axial pu dengan eksatrisitas e.

Adanya efek teknik mengakibatkan momen lentur tanbahan Pu ∆.

Sebagai kapasitas gaya normal mengecil Dari Pu’ Pu

Sebagai jumlah momen menjadi Pue + pu/∆, atau gaya Pu bekerja dengan e ektristis
(e + ∆)

Sehingga menghasilkan M total

45
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
S= = faktor perbesaran momen
𝑀𝑎𝑠𝑎𝑙

r = jari-jari putaran potongan lintang komponen stuktur tekan = √𝐼 ⁄𝐴

ditetapkan : 0,30 h → h = dimensi kolom persegi arah bekerja momen

: 0,25 D→ 𝐷 = Diameter Kolom Bulat.

Hubungan pada factor kelangsingan.

𝒌𝒍𝒖 𝑀1𝑏
> 34 – 12 (𝑀2𝑏 ) →diperhitungkan.
𝒓

𝑀1𝑏
< 34 – 12 (𝑀2𝑏)→ tidak diperhitungkan

𝐾.𝐿𝑢 𝑀1𝑏
= >/< 22 jika = 1.
𝑟 𝑀2𝑏

Ig = momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap sumbu berat penampang

= 1/12 b.h³

Ec = momen elastisitas beton → tabel A-7 atau 4700 √𝑓𝑐′

𝜋²𝐸𝐼
Pc = beban tekuk euler = (𝐾.𝐿𝑢)²

Sb = faktor perbesar untuk portal dengan perangkat yang mencerminkan pengaruh kelengkungan
diantara kedua ujung komponen tekan dengan momen akibat beban vertikal/ beban grafitasi.

𝐶𝑚
= 1− 𝑝𝑢⁄∅𝑝𝑐 ≥1,0, jka < 1,0 momen rencana tidak diperbesarkan

Sb = factor perbesar momen untuk portal tanpa pengacu,merencanakan pengangan akibat


momen ujung dari beban yang menyebabakan goyangan lateral besar,seperti beban angin ,gempa
dan grafitasi.

1
= 1− 𝜖𝑝𝑢⁄∅𝜖𝑝𝑐 ≥ 1.0 ( 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑠 )

46
Kolom langsing:

 Apabila ukuran penampang lintangannya kecil di bangdin dengan tinggi yang tidak di
topang.
𝑘𝑙𝑢 𝑀1𝑏
 < 34 – 12 (𝑀2𝑏) → diabaikan.
𝑟

Dimana : k = panjang efektif komponen struktur tekan.

Lu = panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang

r = √𝐼/𝐴

= jari-jari putaran potongan lintang struktur tekan

= 0,30 h → h

= 0,25 d → D

M2b = momen ujung terfaktor ujung besar.

M2b = momen ujung yang berlawanan.

𝑘𝑙𝑢
- < 22 → diabaikan, jika struktur tekan tidak di sokong untuk tertahan kearah samping.
𝑟

Nilai k kedua ujung sendi tidak tergerak lateral k = 1,0

kedua ujung jepit k= 0,50

satu ujung jepit, ujung lain bebas k= 2,0

kedua ujung jepit, ada gerak lateral k = 1,0

portal balok kolom (ujung lain sendi jepit) k= 0,75 – 0,90

kolom kaku tertahan plat lantai k = 0.95 – 1,0

47
Struktur dengan atau tanpa penampang

Jika disebut tanpa penampang : terjadi deformasi satu ujung bergerak kearah lintang terhadap
ujung lainnya.

48
Contoh :

Jika dengan penyanka: - menggunakan struktur dinding geser


- Pertisi penyangga atau pertambahan diagonal yang cukup kuat 2 faktor
- ruang inti (core).
- apabila deflasi lateral bagan tidak melampaui ln/ 1500
Factor terbesar momen Sb dan Ss
𝑐𝑚 1 𝜋²𝜖𝐼
Sb = 1−𝑃𝑢⁄∅𝑃𝑐 ≥ 1,0 : Ss = 1−𝜖𝑃𝑢 ≥ 1,0 : Pc = (𝑘𝑙𝑢)²
⁄∅𝜖𝑃𝑐

Dimana ; Pu = beban rencana aksial terfaktor

ΣPu = ΣPc = jumlah beban axial untuk semua kolom dalam satu tingkat

𝑀1𝑏
Cm = 0,60 + 0,40 ( ) ≥ 0,40
𝑀2𝑏

1
(𝐸𝑐.𝐼𝑔)+ 𝐸𝑠.𝐼𝑠𝑒
EI = 5 Ise : momen inersia terhadap sumbu pusat
1+ 𝛽𝑑

𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑥.𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟


βd = 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥. = positif

𝐸𝑐 .𝐼𝑔
EI = 2,50.(1+𝛽𝑑.

49

Anda mungkin juga menyukai