Anda di halaman 1dari 8

A.

Analisis dan Desain lentur Balok tulangan tunggal


By. D. Hamid

( Gambar 1.1 ). Ilustrasi tulangan tunggal Balok sederhana ( Simple Beam ) *)

*), Kondisi Real dilapangan pasangan tulangan tunggal seperti gambar diatas tidak
pernah dilaksanakan, gambar diatas hanya untuk mengambarkan posisi tulangan untuk
desain dan analisis tulangan tunggal.

( Gambar 1.2). Blok Diagram Tegangan, regangan Penampang balok


untuk desain dan analisis tulangan tunggal

Gambar 1.2. bagian (c) Diagram tegangan , adalah blok tegangan eqivalen dari Whitney.

A.1. Analisis Penampang


Ketentuan dan Syarat Batas:
1. Analisis mengikuti syarat keseimbangan dan kompatibitas (keserasian) tegangan
2. Regangan didalam baja tulangan dan beton dianggap berbanding lurus dengan jarak
terhadap garis netral
3. Regangan maksimum beton cu pada serat tekan(desak) extrim beton diambil 0.003
4. Kuat tarik Beton Diabaikan
5. Modulus Elastisitas baja tulangan sebesar Es: 200.000 Mpa
6. Hubungan distribusi tegangan tekan dan regangan beton dianggap berbentuk persegi.
7. Antara beton dan tulangan terjadi lekatan sempurna dan tidak slip
8. Distribusi regangan beton persegi ekivalen didefinisikan sebagai berikut:
a. Tegangan sebesar 0.85 fc’, diasumsikan merata pada daerah tekan eqivalen
b. Jarak c dari serat dengan regangan maksimum harus siukur dalam arah tegak lurus
sumbu netral
c. Faktor β1 diambil :

fc’ ≤ 30, diambi β1 = 0.85


30 < fc’ < 55, diambil β1 = 0.85-0.008 (fc’-30)
fc ≥ 55, diambil β1 = 0.65

Dari diagram tegangan ( lihat gambar 2.1), dapat dihitung dan di jabarkan besaran gaya
tegangan dan regangan berdasarkan persamaan keseimbangan sebagai berikut :

1. Kompatibilitas Regangan

εs ε cu d−c
= , ε s= ε (1.1)
d−c c c s

2. Keseimbangan Gaya

Cc = 0.85 fc’ .a.b (1.2)

Ts = As fs (1.3)

Syarat keseimbagan, Cc = Ts didapat :

As . f s
a= , (1.4)
0.85 f c ' . b

3. Momen Tahanan Nominal

Mn = As.fs (d - 0.5.a) (1.5)

A.1.1. Kondisi Seimbang ( Balanced )

Kondisi seimbang adalah kondisi saat regangan luluh beton( cu)


dicapai bersamaan dengan regangan luluh baja (y) tulangan pada saat
konstruksi menerima beban.

1. Kompatibilitas Regangan
εy ε cu
=
d−cb cb

fy/ Es ε cu
=
d−cb cb
f y /200.000 0.003
= (1.6)
d−cb cb

600
c b= .d (1.7)
600+ f y

Cb = Jarak garis netral dari serat atas ( tekan )pada kondisi seimbang

2. Keseimbangan Gaya
Ccb = 0.85 fc’ .ab.b (1.8)

Tsb = Asb fy (1.9)

Syarat keseimbagan, Cc = Ts didapat :

A sb . f y
a b= (1.10)
0.85 f c ' . b

A sb . f y
β 1 . c b= (1.11)
0.85 f c' .b

600 A sb . f y
β1 . d=
600+ f y 0.85 f c ' . b

600 0.85 f c '


A sb=β 1 . .b.d (1.12)
600+f y fy

A sb 600 0.85 f c'


=β 1 .
bd 600+ f y fy

600 0.85 f c '


ρb =β 1 . (1.13)
600+f y fy

A sb=ρb . b .d (1.14)

Asb
ρb = (1.16)
b.d
600 0.85 f c '
ρb =β 1 . (1.17)
600+f y fy

3. Momen Tahanan Nominal


Mnb = Asb.fy (d - 0.5.ab) (1.18)

Jika,
ab=β1.Cb

600
a b=β 1 .d (1.19)
600+ f y

Ditetapkan,
600
α b=β 1 . (1.20)
600+ f y

Maka,
ab =α b .d

Dari Persamaam (1.18),


Mnb = Asb.fy (d - 0.5ab)

600 0.85 f c '


M nb=β 1 . .b . d . f y (d −0.5 ab )
600+ f y fy
600 0.85 f c '
M nb=β 1 . .b . d . f y (d −0.5 ab )
600+ f y fy
0.85 f c '
M nb=α b . . b . d . f y (d−0.5 α b . d)
fy
M nb=α b .0.85 f 'c . b . d . (d−0.5 α b . d)
M nb=α b . ( 1−0.5 α b )−0.85 f c' b . d 2
jika
Rb =α b . ( 1−0.5 α b ) −0.85 f c '
maka ,
M nb=Rb . b . d 2 (1.21)
Karena diameter tulangan tertentu, penyedian Luas tulangan terpasang (As) sulit
dibuat persis sama dengan luas tulangan balanced (Asb) pada kondisi realnya, sehingga
kondisi yang terjadi dalam prakteknya yaitu :

1. As > Asb : Over Reinforced


2. As < Asb : Under Reinforced

Over Reinforced
“ Perkuatan lebih”, kegagalan struktur saat over load terjadi di daerah tekan ε c ≥ε cu ,ε s <ε y
kondisi ini sebaiknya dihindari dalam desain dikarenakan keruntuhan saat overload dapat
terjadi secara tiba tiba karena keretakan pada daerah tekan tidak terlihat secara kasat mata.,

Under Reinforced .
“ Perkuatan Kurang “, kegagalan struktur saat over load terjadi di daerah tarik ε s ≥ε y , ε c <
ε cu kegagalan struktur pada kondisi ini lebih bisa dilihat dengan keretakan beton di daeragh
tarik, lendutan bisa dilihat secara kasat mata, sebelum terjadi keruntuhan.

Note :

“Kegagalan Struktur” : jika salah satu dari syarat struktur tidak terpenuhi,
Syarat struktur adalah
1. Kuat, (fungsi material)
2. Kaku, (fungsi dimensi dan material)
3. Stabil, (syarat Keseimbangan)

“Over Load “: Beban yang bekerja melebihi beban yang disyaratkan dalam perencanaan.

4. Menentukan Prosentasi tulangan tarik (  )


Dari Persamaan Momen Nominal, Mn = As.fy (d - 0.5a) dapat diturunkan sbb:

Dari persamaan (1. 4)

As . f y
a=
0.85 f c ' . b

As . f y
M n= A s . f y (d− )
( 2 ) .0.85 f c' . b
Jika,
A s=ρ . b . d

Maka,

ρ .b.d.f y
M n=ρ . b . d . f y (d− )
( 2 ) .0 .85 f c' .b
.f y
M n=ρ . b d 2 . f y (1− ) (1.22)
( 2 ) .0 .85 f c '

Tetapkan,

fy
m= (1.23)
0.85 f c '

Mn
Rn = (1.24)
b d2

Maka,

ρ .m
M nb=ρ . b d 2 . f y (1− ) , persamaan ini adalah persamaan kuadrat ;
2

M nb ρ. m
2
= ρ. f y (1− )
bd 2

ρ.m
Rn =ρb . f y (1− )
2

Rn ρ2 . m
=ρ−
fy 2

ρ2 . m Rn
−ρ+ =0 ,
2 fy

Penyelesaian persamaan ini dengan rumus Persamaan Kuadrat ABC

−b ± √b 2−4 ac ,
2a

sehingga nilai

2. m. Rn
ρ=
1
m ( √
1− 1−
fy )
Nilai ρ (rho) diatas dapat dipergunakan untuk desain Luas tulangan tunggal perlu (As).

Prosedur Desain Tulangan Tunggal

1. Menentukan Syarat Tulangan Tunggal atau rangkap


a. Tentukan Nilai ρmax dan ρmin , ( diambil dari SNI )

600 0.85 f c '


 ρb =β 1 .
600+f y fy

 ρmax =0.75 ρb

1.4
 ρmin =
fy

ρmax f y
 ω=
fc

b. Menentukan Kapasitas Momen Nominal

 Rno=f c ' ω ( 1−0.59 ω )

 M no=b d2 Rno

Mu
 M n=

Jika
 M n < M n o Desain dengan tulangan tunggal
 M n > M no Desain dengan tulangan Rangkap

Anda mungkin juga menyukai