Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang
diberi tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan
dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam
hal menerima beban yang berupa momen lentur.
Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan
rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang sekali
dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan tulangan
tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada
kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang
pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.
Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok
dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan
begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak
yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah
dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang dengan arah
sejajar sumbu balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada
tulangan tekan, kecuali pada balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk
balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup
memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2 batang (sehingga
berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok.
Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang lebih
banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan beton pada
daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik ditahan oleh
tulangan longitudinal tarik (jadi jumlahnya banyak). Sedangkan pada daerah beton
tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton, dan sisa beban
tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga jumlah tulangan tekan
hanya sedikit.
Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen lentur
besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan jepit
balok), seperti dilukiskan
(a) Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok.
Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton
bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (1), (2), dan (3). Pada gambar ini
dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan selanjutnya.
Keterangan Gambar:
4). Balok Bertulangan Rangkap
Jika momen yang bekerja melebihi momen yang dapat dipikul oleh balok
persegi bertulangan tunggal, maka diperlukan tulangan rangkap/ganda, yaitu
terdiri dari tulangan tarik dan tulangan tekan.
Pada balok bertulangan tunggal (tanpa tulangan tekan), semua gaya tekan
yang terjadi ditahan oleh beton saja. Sedangkan pada tulangan ganda, gaya tekan
C ditahan secara bersama-sama oleh beton (Cc) dan tulangan tekan (Cs). Karena
sebagaian gaya tekan dipikul oleh tulangan tekan, maka nilai a pada tulangan
ganda lebih kecil dibandingkan dengan nilai apada tulangan tunggal. Dengan
demikian nilai C pada tulangan ganda lebih kecil dibandingkan nilai C pada
tulangan tunggal. Atau dengan kata lain daktilitas tulangan ganda lebih besar
dibandingkan pada tulangan tunggal.
Alasan-alasan digunakannya tulangan tekan (Iswandi, 2001) yaitu :
a. Mengurangi defleksi jangka panjang
b. meningkatkan daktilitas penampang
c. Mengubah jenis keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik
d. Mempermudah pelaksanaan di lapangan.
0,003
As 0,85.fc
d
C1
Garis Netral a
h Mu
d
= Jd=d-a/2 +
As
As1 T1
s (1)
b C2
As
a. Penampang Balok b. Diagram
bertul. rangkap Regangan d-d
As2
T2
(2)
Gambar. Tulangan Rangkap
a. Tulangan Tekan Sudah Leleh
Apabila tulangan tekan sudah leleh, maka fs = fy
Lihat gambar di atas pada bagian (1)
T1 = As1. fy = C1
o As = As1 + As 2 As 2 = As'
As1 = As As'
a
Mn =T .d
1 1 2
o Sehingga a
Mn1 = ( As As'). fy. d
2
As1. fy (As As'). fy
0.85.
Dimana, a = fc'.b = 0,85. fc'.b
Lihat Gambar pada bagian (2)
Mn = ( As As'). fy d
+ As'. fy.(d d ')
2
o Momen ultimate yang dapat dipikul balok bertulangan rangkap adalah
M u = .Mn
M u = 0,8xMn
Persamaan di atas adalah untuk kondisi tulangan tekan leleh. Untuk mengetahui
tulangan tekan leleh atau tidak perlu dilakukan pemeriksaan kompatibilitas
s
d
c
c-d
a ( As As'). fy ( '). fy
Karena c = 1 = 1.0,85. fc'.b = 1.0,85. fc'.b
Maka
0,85.1. fc'.d ' 600
( ') fy.d . 600 fy (1)
Jadi tulangan tekan sudah leleh apabila 0,85.1. fc'.d ' 600
( ') fy.d . 600 fy
b. Tulangan Tekan Belum Leleh
Untuk kondisi tulangan tekan belum leleh, bila
s' <y
( '). fy.d
Untuk kondisi tulangan tekan belum leleh, harga a dihitung dari :
Mu = .Mn = 0,8xMn
c. Rasio tulangan ijin (mak) untuk penampang bertulangan rangkap adalah
= As'
' b.d
Data : b,d,d,As,As,fc,fy
1.4 As As'
Perkecil min = fy = bd ; = bd
penampang
tidak
min
'> min
mak Ya
fy .d 600 fy
Tul. tekan
belum leleh
Tul. tekan
sudah leleh
f ' s = 600 1 0,85. f 'c1.d ' fy f's = fy
( ') > fy.d
fs untuk coba-coba awal
maks = 0,75b + ' f ' s
fy
1.0,85 f 'c 600
b =
fy. 600 fy
tidak
maks
Penampang tidak kuat :
perbesar ukuran penampang
Ya
tidak
f's1 = f ' s Fs=fy
stop
Gambar Diagram Alir Analisa Penampang
Bertulangan Rangkap
6). Perencanaan/Desain Balok Bertulangan Rangkap
Di dalam melakukan perencanaan penampang, perlu ditentukan terlebih
dahulu besarnya h, b, d, d (estimasi dimensi penampang). Dalam memperkirakan
dimensi penampang caranya sama dengan pada perencanaan balok bertulangan
tunggal.
Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut :
a. Lakukan estimasi dimensi (perkirakan ukuran penampang) dengan cara
mencari hmin, b, d dan d (lihat SKSNI T.15-1993, Tabel 3.2.5a tentang
hmin balok bila tidak dilakukan pengecekan lendutan).
b. Hitung beban-beban yang bekerja sehingga didapatkan momen ultimate
(Mu).
As1 = 1 x bx d
As1. fy
e. Hitung a = 0,85. fc'.b
a
Mn1 = As1. fy. d
2
f. Bila Mn1 < Mu.rencana maka penampang cukup bertulangan tunggal atau
penampang diperkecil sehingga penampang tetap dipasang tulangan
rangkap.
g.Hitung
fs '
j. Cek terhadap mak tulangan rangkap dengan rumus 0,75.b + '. fy ,
dimana
k. Cek terhadap Mu yang dapat dipikul tulangan rangkap dengan rumus
a
Murencana .Mn dimana Mn = ( As. fy As'. fs') d + ( As'. fs')(d d ')
2
Mulai
Perkirakan : h,b,d,d
Tentukan :fc,fy
Hitung : Mu
1.4
Perkecil min =
penampang fy
tidak min
Ya
'= = 0,5.b
1.0,85 f
'c 600
b =
fy. 600 + fy
f's
As1 = .b.d
As1. fy
a = 0,85. fc'.b
a
Mn1 = As1. fy. d
2
tidak Ya
' 1.0,85 f 'c.d ' 600
fy.d 600 fy
Tul. tekan
belum leleh Tul. tekan
sudah leleh f's = fy
f ' s = 600 1 0,85. f 'c1.d ' fy
Mn 2
As'= As2 = ( )
fs'. d d '
As
As = As1 + As2 , = b .d
A
A
f's
maks = 0,75b + '
fy
1.0,85 f 'c 600
b =
fy. 600 fy
a
Mn = ( As. fy As'. fs') d +
2
[( As'. fs')(d d ')]
Penampang tidak kuat : tidak
perbesar ukuran penampang Mu<0,8Mn
Stop
Bertulangan Rangkap