Jadi P = W.tan (α + Φ)
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan antara screw dan
mur (nut) adalah:
d d
T1 P T1 W tan ( )
2 2
Karena beban aksial juga diterima oleh penahan (collar) lihat gambar,
maka torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada penahan
adalah:
2 R 13 R 2 3
T2 1W 2 2
→ untuk asumsi kondisi tekanan merata
3 R1 R 2
R R2
T2 1 .W 1 1 .W.R → untuk asumsi kondisi keausan merata
2
P = W.tan (Φ – α)
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan antara screw dan mur
adalah :
d d
T1 P. W. tan .
2 2
Contoh:
Sebuah screw vertikal dengan ulir segi empat berdiameter rata-rata 5 cm
dan pitch 1 cm menaikkan beban 550 Kg dengan hand wheel . Beban
aksial juga ditahan oleh thrust collar yang berdiameter rata-rata 6,5 cm.
Jika koefisien gesek screw 0,15 dan koefisien gesek collar 0,18 dan
gaya tangensial yang bekerja pada tiap hand wheel adalah 14 kg,
tentukan diameter hand wheel yang sesuai.
Penyelesaian:
Diameter screw, d = 5cm;
Pitch screw, p = 1 cm;
Beban yang diangkat, W= 550 Kg;
Diameter rata-rata collar, D = 6,5 cm (R=3,25 cm);
Koefisien gesek screw,μ = tan Φ = 0,15
Koefisien gesek collar, μ1= 0,18
Gaya tangensial, P = 14 kg;
tan α = p / π.d = 1 / π.5 = 0,064
Gaya tangensial yang diperlukan pada screw,
tan tan 0,064 0,15
P W.tan ( ) W 550 119 kg
1 tan . tan 1 0,064.0,15
Total torsi yang diperlukan untuk memutar hand wheel:
d
T P. 1.W.R 119 . 5 / 2 0,18 . 550 . 3,25 619 ,25 kg ....(1)
2
Penyelesaian:
Diameter rata-rata screw, d =10 cm ; pitch screw, p = 4 cm ; beban yang
disangga,W=1810 kg ; diameter luar collar, D1=25 cm; diameter dalam
collar, D2 =10 cm (R= 8,75 cm) ; panjang lengan L = 40 cm; koefisien
gesek screw, μ= tan Φ= 0,15 ; koefisien gesek collar,μ = 0,2 ;
tan α = p / π.d = 4 / π.10 = 0,127
Gaya yang diperlukan pada ujung lengan:
1.Pada saat mengangkat beban.
tan tan 0,127 0,15
P W. tan( ) W 1810 511 kg
1 tan . tan 1 0,127 . 0,15
Torsi total yang diperlukan pada ujung lengan:
d 10
T P. 1 .W.R 511 . 0,20 . 1810 . 8,75 5722 ,5 kg - cm
2 2
Torsi yang diperlukan pada ujung lengan:
T = P1.L 5722,5 = P1.40 P1 = 143 kg
2.Pada saat menurunkan beban:
tan tan 0,15 0,127
P W. tan ( ) W 1810 40 ,86 kg
1 tan . tan 1 0,15 . 0,127
Kita lihat bahwa efisiensi screw ulir segi empat meningkat dengan cepat
sampai sudut kemiringan 200, setelah itu peningkatan efisiensinya pelan.
Efisiensinya maksimum pada sudut kemiringan antara 400 - 450. Jika
sudut kemiringan meningkat sampai 700, efisiensinya menurun.
Over hauling dan self locking screw.
Kita ketahui bahwa gaya yang diperlukan untuk menurunkan
beban adalah: P = W.tan (Φ – α) dan torsi yang diperlukan untuk
menurunkan beban adalah: T = P.d/2 = W tan(Φ – α). d/2 . Dari
persamaan ini bila Φ < α,maka torsi yang diperlukan untuk
menurunkan beban akan negative. Dalam kata lain, beban akan
bergerak ke bawah tanpa pemberian torsi. Kondisi kerja seperti ini
disebut over hauling of screw.
Bila Φ > α, torsi untuk menurunkan beban akan positif, hal ini
menunjukkan bahwa gaya diaplikasikan untuk menurunkan beban.
Kondisi seperti ini disebut sebagai self locking screw. Dalam kata
lain, screw akan mengunci sendiri (self locking) bila sudut gesek
Φ lebih besar dari pada sudut kemiringan α atau koefisien gesek
lebih besar dari pada tangent sudut kemiringan yaitu, μ atau
tan Φ > tan α .
Efisiensi dari self locking screw
tan
Kita ketahui bahwa efisiensi dari screw adalah, dan untuk
tan
self locking screw, Φ ≥ α atau α ≤ Φ.
tan tan
Jadi efisiensi untuk self locking screw,
tan tan 2
Dari persamaan ini kita lihat bahwa efisiensi pada self locking screw
adalah lebih kecil dari ½ atau 50 %. Jika efisiensi lebih dari 50 %, screw
dikatakan dalam kondisi over hauling.
Catatan:
Ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Bila, W = beban yang diangkat; h = jarak dimana beban diangkat.
Jadi output = W.h dan input = output / ή = W.h / ή.
W.h 1
Kerja yang hilang dalam gesekan = input – output = W.h W.h 1
1
Untuk self locking, W.h 1 W.h
1 1
Jadi 1 1 atau atau 50%
2
Koefisien gesek
Koefisien gesek tergantung pada macam-macam faktor seperti bahan
screw dan mur, keterampilan dalam pemotongan screw, kualitas
pelumasan, tekanan permukaan dan kecepatan gesekan. Koefisien
gesek dengan pelumasan yang baik, bisa diasumsi antara 0,10 dan
0,15. Macam-macam koefisien gesek untuk screw dari baja dan mur dari
besi tuang atau perunggu, dalam kondisi yang berbeda, dapat dilihat
pada tabel 5. Bila digunakan collar, nilai koefisien gesek bisa diambil
seperti pada tabel 6.
Ulir trapisium
Kita ketahui bahwa reaksi normal pada screw dengan
ulir segi empat adalah RN = W.cos Φ. Dalam ulir
trapisium, reaksi normal antara screw dan mur
meningkat karena komponen aksial dari reaksi normal
yang sama dengan beban aksial W.
Bila 2β = sudut ulir trapisium, maka: RN = W / cos β
dan gaya gesek F = μ.RN = μ.W / cos β = μ1.W
μ1= μ / cos β koefisien gesek sebenarnya.
Catatan:
Semua persamaan untuk screw ulir segi empat, juga bisa digunakan
untuk screw ulir trapisium.
Jadi untuk ulir trapisium, P = W.tan (α + Φ1) Φ1 adalah sudut gesek
sebenarnya, tan Φ1 = μ1
Contoh:
Lead screw suatu mesin bubut memiliki ulir trapisium dengan diameter
luar 50 mm dan pitch 10 mm. Dalam menggerakkan tool carriage screw
mendapat beban aksial 250 kg. Beban aksial juga ditahan oleh collar
dengan diameter luar 10 cm dan diameter dalam 5 cm
Jika lead screw berputar pada 30 rpm, tentukan efisiensi dan daya yang
diperlukan untuk menggerakkan screw. Koefisien gesek untuk screw
0,15 dan untuk collar 0,12.
Penyelesaian.
Diameter luar lead screw, d0 = 50 mm = 5 cm; pitch, p = 10 mm = 1 cm;
gaya tekan aksial W =250 kg; diameter luar collar D1=10 cm; diameter
dalam collar D2= 5 cm.
Radius rata-rata collar R = (D1+D2) /4 = 3,75 cm
Kecepatan lead screw, N = 30 rpm; koefisien gesek screw, μ1= tan Φ =
0,15; koefisien gesek collar, μ2 = 0,12; diameter rata-rata screw,
d = d0 – p/2 = 5 - ½ = 4,5 cm
tan α = p / π.d = 1/π.4,5 =.0,07. Karena sudut ulir trapisium, 2β = 300
β = 150. Jadi koefisien gesek sebenarnya,μ1 = tan Φ1 = μ / cos β =
0,15 / cos 150 = 0,155. Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
d d tan tan 1 d 0,07 0,155 4,5
T P . W . tan ( ) W . 250
pada
1 screw:
2
1
2 1 tan . tan 2
1 1 0 ,07 . 0 ,155 2
T1 128 kg - cm
Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada collar:
T2 = μ2.W.R diasumsi kondisi keausan merata
T2 = 0,12.250.3,75 = 112,5 kg-cm
Jadi torsi total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan:
T = T1 + T2 = 128 + 112,5 = 240,5 kg-cm = 2,405 kg-m
Torsi yang diperlukan
d dengan
4,5tanpa gesekan:
T0 W. tan . 250 . 0,07 . 39 ,38 kg - cm
2 2
T0 39 ,38
0,163 16 ,3 %
Efisiensi screw, T 240 ,5
1 2
4 .C. .E k
Dimana:
Wcr = beban kritis; fy = yield stress (tegangan luluh); L = panjang screw;
k = radius girasi terkecil; C = koefisien kondisi ujung (end fixity
coefficient); E = modulus elastisitas bahan; fc = tegangan yang terjadi
akibat beban W.
Catatan:
Dalam prakteknya diameter minor pertama kali diperoleh dengan
meninjau screw dibawah beban tekan biasa dan kemudian dicek
terhadap beban kritis/buckling untuk stabilitas screw.
2. Tegangan geser akibat torsi.
Karena screw mendapat momen puntir, maka akan timbul tegangan
geser. Tegangan geser ini didapat dengan meninjau pada penampang
minimum screw. Torsi yang ditransmisikan oleh screw: T = π/16.fs.dc3.
Jika screw mendapat tegangan langsung dan tegangan geser akibat
torsi, maka perancangan harus didasarkan pada teori tegangan geser
maksimum, yaitu:
1
fs (mak ) ft .atau.fc 2 4 .fs 2
2
h 15 p 0 ,6
n 25 ulir t 0,3 cm
p 0 , 6
Tekanan permukaan, 2 2
W 3000
Pb 17 ,7 kg/cm 2
.d. t.n . 7,2 . 0,3 . 25
T 1600
Tegangan geser pada ulir, fs 24 ,8 kg/cm 2
dc 3 6 ,9 3
16 16
3. Efisiensi:
d 7 ,2
T0 W. tan . 3000 . 0,028 . 302 , 4 kg - cm
2 2
T 302 ,4
0 0,189 18 ,9 %
T 1600
Contoh:
Sebuah pintu air seberat 1,8 ton dinaikkan dan diturunkan dengan
screw ulir segi empat seperti gambar. Tahanan gesek yang diberikan
oleh tekanan air ketika pintu air diturunkan adalah 400 kg.
Diameter luar screw 6 cm dan pitch 1 cm. Diameter luar dan dalam
ring adalah 15 cm dan 5 cm. Koefisien gesek antara screw dan mur
adalah 0,1 dan untuk ring dan dudukannya adalah 0,12.
Tentukan:
1. Gaya maksimum yang diberikan pada ujung tuas
untuk menaikkan dan menurunkan pintu air.
2. Efisiensinya
3. Jumlah ulir dan tinggi mur, untuk tekanan
permukaan 70 kg/cm2.
Penyelesaian:
Berat pintu air, W= 1,8 ton = 1800 kg
Tahanan gesek yang diberikan oleh tekanan air, F = 400 kg
Diameter luar screw, d0 = 6 cm; pitch, p = 1 cm; diameter inti screw,
dc=d0 – p = 6 -1= 5 cm; diameter luar ring, D1 =15 cm; diameter dalam
ring, D2 = 5 cm; radius rata-rata ring, R = (D1 + D2) / 4 = 5 cm; koefisien
gesek antara screw dan mur, μ = tan Φ = 0,1; koefisien gesek untuk
ring, μ1= 0,12 ; tekanan permukaan, pb = 70 kg/cm2.
d0 d c 6 5
d 5 ,5 cm
Kita ketahui bahwa
p diameter
1 rata-rata ulir, 2 2
0,058
dan tan α = .d . 5,5
6. Mencari diameter dalam (D1), diameter luar (D2) dan tebal (t1) mur
collar.
Peninjauan terhadap tearing strength pada mur:
W (D12 d 0 2 ) ft → didapat D1
4
11. Tinggi head (H) biasanya diambil dua kali diameter lengan, yaitu
H = 2.D
12. Cek screw terhadap beban buckling.
Panjang efektif atau panjang screw yang tidak didukung:
L = lift of screw + ½ height of nut
fy L
2
2500 29 ,2
2
Wcr 3,8 2 . 2500 1 - 2 6 11,3 . 2500 (1 0,12 ) 24860 kg
4 4.0,25. . 2 ,1 . 10 0 ,95
Karena beban kritis lebih besar dari pada beban yang bekerja pada
screw (10000 kg), maka tidak terjadi buckling pada screw.
4. Perancangan body.
Ukuran-ukuran body dapat diambil sebagai berikut:
Diameter body bagian atas, D5 = 1,5.D2 = 1,5. 8,2 = 12,3 cm
Tebal body, t3 = 0,25.d 0= 0,25. 4,6 = 1,15 atau 1,2 cm.
Diameter dalam pada bagian bawah, D6 = 2,25.D2 = 2,25.8,2 = 18,5 cm
Diameter luar pada bagian bawah, D7 = 1,75.D6 = 1,75.18,5 = 32 cm
Tebal bagian dasar (base), t2 = 2.t1= 2.1,2 = 2,4 cm
Tinggi body = tinggi maks + tinggi mur+10 cm ekstra = 25+9,6+10 =
44,6 cm atau 45 cm
Body dibuat membesar kebawah untuk stabilitas dari dongkrak.
4. Diameter kepala
Perancangan pin = 1,5.d1= 18 mm dan tebalnya = 4mm.
link.
Akibat beban, link bisa melengkung (buckle) dalam dua bidang.
Untuk buckling dalam bidang vertikal ( yaitu dalam bidang link), link
dianggap sebagai engsel pada kedua ujungnya dan untuk buckling
dalam bidang yang tegak lurus pada bidang vertical, link dianggap
fixed pada kedua ujungnya.
Kita ketahui bahwa beban pada link = F/2 = 2845/2 =1422,5 N.
Diasumsi faktor keamanan = 5, maka link harus dirancang untuk
beban buckling berikut: Wcr = 1422,5 . 5 = 7112,5 N
Bila t1 = tebal link; b1= lebar link; luas penampang link A = t1.b1. Bila lebar
link diambil tiga kali tebalnya, maka A = t1.3t1 = 3t12
1 1
I t1b13 t1 . 3 t12 2,25 .t1 4
Momen inersia penampang link, 12 12
I 2,25 .t14
2
0,75 .t12
Kita ketahui bahwa I =A.k2 . k2 = A 3 .t1 k = radius girasi
Karena untuk buckling pada link dalam bidang vertikal, ujung-ujung link
dianggap sebagai engsel, maka panjang ekivalen link L = ℓ = 110 mm dan
konstanta a = 1/7500 (tabel).
Gunakan hubungan berikut:
fc .A 100 . 3 t12
Wcr 7112 ,5 t1 5,08 5 ,1 mm
L
2
1 110 2
1 a 1
k 7500 0,75 t12
b1 = 3.t1=3.5,1= 15,3 mm
Sekarang kita tinjau buckling pada link dalam bidang yang tegak lurus
pada bidang vertikal.
Dalam kondisi ini diasumsi ujung-ujung link adalah fixed, maka panjang
ekivalen link L = ℓ / 2 = 55 cm.
Kembali gunakan hubungan berikut:
fc . A 100 . 3 t12 300 .t12
Wcr
L
2
1 55 2 0,54
1 a 1 1
k 7500 0,75 t12 t12
300 . 5 ,12
bila dimasukkan t1 = 5,1 mm, maka: Wcr 7600 N
0,54
1
5 ,12
Karena beban buckling ini lebih besar dari beban yang dihitung (yaitu
7112,5 N) maka link aman untuk buckling dalam bidang yang tegak
lurus pada bidang vertical. Jadi kita ambil ukuran t1 = 5,1 mm dan
b1= 15,3 mm.
Tabel.2
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA