Anda di halaman 1dari 66

POWER SCREW

Power screw atau disebut juga dengan translation screw adalah


digunakan untuk merubah gerak putar menjadi gerak translasi. Power
screw ini bisa dilihat penggunaannya misalnya pada dongkrak ulir,
ragum, mesin pres.
Dalam power screw umumnya mur bergerak aksial melawan beban
aksial yang ditahan, sedang screw berputar pada bantalannya. Dalam
kondisi yang lain, screw berputar dan bergerak aksial melawan beban
yang harus ditahan sedang mur stasioner.
Macam ulir screw pada power screw:
1. Ulir segi empat (square thread).
Ulir segi empat seperti pada gambar dipakai
untuk mentransmisikan daya dalam salah
satu arah. Ulir ini menghasilkan efisiensi
yang maksimum dan tekanan radial yang
minimum pada mur.
2. Ulir trapisium (trapezoidal thread).
Ulir trapisium merupakan modifikasi dari
ulir segi empat. Sedikit kemiringan pada ulir
trapisium, efisiensinya sedikit menurun
dibandingkan pada ulir segi empat dan
menambah tekanan radial pada mur, tetapi
luas bidang gesernya meningkat.
Torsi yang diperlukan untuk menaikkan beban pada ulir segi empat.
Besarnya torsi yang diperlukan untuk
menaikkan beban pada ulir segi
empat dapat ditentukan dengan
melihat dongkrak ulir seperti gb.
Beban yang akan dinaikkan atau
diturunkan ditempatkan pada head
dari batang screw yang diputar
dengan cara memberikan gaya pada
ujung lengan (lever).
Bila satu putaran penuh dari ulir
screw digambarkan, akan terbentuk
bidang miring seperti pada gambar a.

p = pitch pada ulir screw ; d = diameter rata-rata screw


α = sudut kemiringan
p
Dari gambar geometri diperoleh, tan  
.d
P = gaya yang bekerja pada keliling screw untuk mengangkat beban.
W = berat benda yang diangkat.
μ = koefisien gesek antara screw dan mur.
F = gaya gesek = μ.RN
Pada prinsipnya saat dongkrak ulir bekerja adalah seperti gambar b.
Bila gaya sepanjang bidang miring diselesaikan, maka :
P.Cos α = W.sin α + μ.RN …………(1)
Bila gaya yang tegak lurus bidang diselesaikan, maka:
RN = P.sin α + W.cos α …………….(2)
Masukkan persamaan (2) ke (1), maka:
P.cos α = W.sin α + μ ( P.sin α + W.cos α )
= W.sin α + μ P.sin α + μ W.cos α
P.cos α – μ P.sin α = W.sin α + μ W.cos α
(sin   . cos )
P (cos α – μ sin α) = W (sin α +μ cos α)  P  W
(cos   . sin )

Bila disubstitusi harga μ = tan Φ  Φ = sudut gesek, maka:


sin   tan . cos  sin . cos   sin . cos 
PW P  W  P  W sin    
cos   tan . sin  cos . cos   sin . sin  cos    

Jadi P = W.tan (α + Φ)

Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan antara screw dan
mur (nut) adalah:
d d
T1  P  T1  W tan (   )
2 2
Karena beban aksial juga diterima oleh penahan (collar) lihat gambar,
maka torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada penahan
adalah:
2  R 13  R 2 3 
T2   1W 2 2

 → untuk asumsi kondisi tekanan merata
3  R1  R 2 

 R  R2 
T2   1 .W 1    1 .W.R → untuk asumsi kondisi keausan merata
 2 

R = radius rata-rata penahan; μ1= koefisien gesek penahan;


R1, R2 = radius dalam dan luar penahan.
T = T1 + T 2
Jadi torsi total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan,
Jika gaya P1 diberikan pada ujung lengan dengan panjang L, maka torsi
total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan harus sama dengan torsi
yang bekerja pada ujung lengan, yaitu : T = P1. L
Torsi yang diperlukan untuk menurunkan beban pada ulir segi empat.
Bila beban diturunkan, maka gaya gesek (F = μ.RN)
akan mengarah ke atas.
Penyelesaian gaya-gaya sepanjang bidang miring.
P.cos α = μ.RN – W.sin α ……….(1)
Penyelesaian gaya - gaya yang tegak lurus bidang.
RN = W.cos α - P.sin α………….. (2)
Substitusikan Persamaan (2) ke (1), maka:
P. cos   (W . cos   P. sin  )  W . sin    .W. cos   .P. sin  - W.sin  atau
P.cos   .P.sin   .W.cos  - W.sin 
P (cos   .sin  )  W ( .cos  - sin  )
 . cos   sin  
PW .......... ....( 3 )
 cos   . sin  
Substitusikan harga μ = tan Φ kedalam persamaan (3), maka:
 tan . cos   sin   (sin . cos   sin . cos ) sin (  - )
PW P  W P  W
 cos   tan . sin   (cos . cos   sin . sin ) cos (  - )

P = W.tan (Φ – α)
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan antara screw dan mur
adalah :
d d
T1  P.  W. tan      .
2 2

Efisiensi pada screw ulir segi empat


Dalam pembahasan sebelumnya diketahui bahwa gaya untuk mengangkat
beban adalah,P = W.tan (α + Φ).
Jika antara screw dan mur tidak ada gesekan, maka Φ akan sama dengan
nol. Dengan demikian gaya untuk menaikkan beban diberikan dengan
persamaan berikut: P0 = W.tan .α
gaya ideal P W. tan  tan 
  0  
Jadi efisiensi, . gaya aktual P W. tan (   ) tan (   )

Dari persamaan diatas, menunjukkan bahwa efisiensi dari dongkrak ulir


tidak tergantung pada beban yang diangkat.
Catatan:
Pada persamaan efisiensi diatas, hanya gesekan pada screw yang
dipertimbangkan. Jika gesekan screw dan collar dimasukkan dalam
pertimbangan perhitungan, maka:
d
P0 .
T0 2
 
T P. d   .W.R
1
2
Efisiensi maksimum screw ulir segi empat
Dari persamaan efisiensi,
sin 
tan  cos  sin . cos     
   ........( 1 )
tan(   ) sin      cos . sin     
cos     
atau
sin . cos(  ) cos . sin      sin . cos    
11 
cos . sin(  ) cos . sin    
sin . cos(  + ) cos . sin (  + ) - sin . cos (  + )
1-  = 1- =
cos . sin(  + ) cos . sin (  + )
sin 
= →sin( A - B) = sin A cos B - cos A sin B
cos .sin(  + )
2.sin 
= →dikalikan dan dibagi 2
2.cos .sin (  + )
2 . sin 
= →2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A - B)
sin( 2  + ) + sin 
Untuk ή menjadi besar, 1-ή sebaiknya sekecil mungkin, yaitu sin (2α +Φ)
sebaiknya sebesar mungkin, yaitu jika 2α +Φ = 900 → 2α = 900 – Φ atau
α = 450- Φ/2
Bila harga α ini dimasukkan ke persamaan (1),maka efisiensi maksimum
adalah:
   
Sin  45 0 - .Cos  45 0 -    2 Sin  45 0 - Cos  45 0  
mak   2  2    2  2
   
Cos  45 0 - .Sin  45 0 -    2 Cos  45 0 - Sin  45 0  
 2  2   2  2
sin 90 0  sin     1  sin 
mak  
sin 90  sin     1  sin 
0

Contoh:
Sebuah screw vertikal dengan ulir segi empat berdiameter rata-rata 5 cm
dan pitch 1 cm menaikkan beban 550 Kg dengan hand wheel . Beban
aksial juga ditahan oleh thrust collar yang berdiameter rata-rata 6,5 cm.
Jika koefisien gesek screw 0,15 dan koefisien gesek collar 0,18 dan
gaya tangensial yang bekerja pada tiap hand wheel adalah 14 kg,
tentukan diameter hand wheel yang sesuai.
Penyelesaian:
Diameter screw, d = 5cm;
Pitch screw, p = 1 cm;
Beban yang diangkat, W= 550 Kg;
Diameter rata-rata collar, D = 6,5 cm (R=3,25 cm);
Koefisien gesek screw,μ = tan Φ = 0,15
Koefisien gesek collar, μ1= 0,18
Gaya tangensial, P = 14 kg;
tan α = p / π.d = 1 / π.5 = 0,064
Gaya tangensial yang diperlukan pada screw,
 tan   tan    0,064  0,15 
P  W.tan (   )  W    550    119 kg
1  tan  . tan   1  0,064.0,15 
Total torsi yang diperlukan untuk memutar hand wheel:
d
T  P.  1.W.R  119 . 5 / 2  0,18 . 550 . 3,25  619 ,25 kg ....(1)
2

Diameter hand wheel (D1):


Torsi yang bekerja pada hand wheel,
T = 2P.D1/2 = 2.14.D1/2 = 14D1 kg-cm …..(2)
Dari persamaan (1) dan (2):
14.D1 = 619,25  D1= 44,23 cm.
Contoh:
Sebuah screw ulir segi empat dengan diameter rata-rata 10 cm dan pitch
4 cm menyangga beban vertical 1810 kg. Beban aksial ditahan juga oleh
collar dengan diameter luar 25 cm dan diameter dalam 10 cm. Tentukan
besarnya gaya yang diperlukan pada ujung lengan yang memiliki
panjang 40 cm, untuk mengangkat dan menurunkan beban. Koefisien
gesek pada screw 0,15 dan pada collar 0,2.

Penyelesaian:
Diameter rata-rata screw, d =10 cm ; pitch screw, p = 4 cm ; beban yang
disangga,W=1810 kg ; diameter luar collar, D1=25 cm; diameter dalam
collar, D2 =10 cm (R= 8,75 cm) ; panjang lengan L = 40 cm; koefisien
gesek screw, μ= tan Φ= 0,15 ; koefisien gesek collar,μ = 0,2 ;
tan α = p / π.d = 4 / π.10 = 0,127
Gaya yang diperlukan pada ujung lengan:
1.Pada saat mengangkat beban.
 tan   tan    0,127  0,15 
P  W. tan(   )  W   1810    511 kg
 1  tan . tan   1  0,127 . 0,15 
Torsi total yang diperlukan pada ujung lengan:
d 10
T  P.  1 .W.R  511 .  0,20 . 1810 . 8,75  5722 ,5 kg - cm
2 2
Torsi yang diperlukan pada ujung lengan:
T = P1.L  5722,5 = P1.40  P1 = 143 kg
2.Pada saat menurunkan beban:
 tan   tan    0,15  0,127 
P  W. tan (   )  W   1810    40 ,86 kg
 1  tan . tan   1  0,15 . 0,127 

Torsi total yang diperlukan pada ujung lengan:


d 10
T  P.   1 .W.R  40 ,86 .  0,2 . 1810 . 8 ,75  3371 ,9 kg - cm
2 2
.
Torsi yang diperlukan pada ujung lengan:
T = P1.L  3371,9 = P1.40  P1 = 84,29 kg
Efisiensi Vs sudut kemiringan
Kita ketahui bahwa efisiensi dari screw
ulir segi empat tergantung pada sudut
kemiringan α dan sudut gesek Φ. Variasi
efisiensi pada screw ulir segi empat untuk
menaikkan beban dengan sudut
kemiringan α ditunjukkan pada gambar.

Kita lihat bahwa efisiensi screw ulir segi empat meningkat dengan cepat
sampai sudut kemiringan 200, setelah itu peningkatan efisiensinya pelan.
Efisiensinya maksimum pada sudut kemiringan antara 400 - 450. Jika
sudut kemiringan meningkat sampai 700, efisiensinya menurun.
Over hauling dan self locking screw.
Kita ketahui bahwa gaya yang diperlukan untuk menurunkan
beban adalah: P = W.tan (Φ – α) dan torsi yang diperlukan untuk
menurunkan beban adalah: T = P.d/2 = W tan(Φ – α). d/2 . Dari
persamaan ini bila Φ < α,maka torsi yang diperlukan untuk
menurunkan beban akan negative. Dalam kata lain, beban akan
bergerak ke bawah tanpa pemberian torsi. Kondisi kerja seperti ini
disebut over hauling of screw.
Bila Φ > α, torsi untuk menurunkan beban akan positif, hal ini
menunjukkan bahwa gaya diaplikasikan untuk menurunkan beban.
Kondisi seperti ini disebut sebagai self locking screw. Dalam kata
lain, screw akan mengunci sendiri (self locking) bila sudut gesek
Φ lebih besar dari pada sudut kemiringan α atau koefisien gesek
lebih besar dari pada tangent sudut kemiringan yaitu, μ atau
tan Φ > tan α .
Efisiensi dari self locking screw
tan 
Kita ketahui bahwa efisiensi dari screw adalah,  dan untuk
tan     
self locking screw, Φ ≥ α atau α ≤ Φ.
tan  tan 
Jadi efisiensi untuk self locking screw,   
tan     tan 2 

2 tan  tan  (1 - tan 2 ) 1 tan 2 


 tan 2     
2
1  tan  2 tan  2 2

Dari persamaan ini kita lihat bahwa efisiensi pada self locking screw
adalah lebih kecil dari ½ atau 50 %. Jika efisiensi lebih dari 50 %, screw
dikatakan dalam kondisi over hauling.
Catatan:
Ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Bila, W = beban yang diangkat; h = jarak dimana beban diangkat.
Jadi output = W.h dan input = output / ή = W.h / ή.
W.h 1 
Kerja yang hilang dalam gesekan = input – output =  W.h  W.h   1
  
1 
Untuk self locking, W.h   1  W.h
 
1 1
Jadi  1  1 atau   atau 50%
 2
Koefisien gesek
Koefisien gesek tergantung pada macam-macam faktor seperti bahan
screw dan mur, keterampilan dalam pemotongan screw, kualitas
pelumasan, tekanan permukaan dan kecepatan gesekan. Koefisien
gesek dengan pelumasan yang baik, bisa diasumsi antara 0,10 dan
0,15. Macam-macam koefisien gesek untuk screw dari baja dan mur dari
besi tuang atau perunggu, dalam kondisi yang berbeda, dapat dilihat
pada tabel 5. Bila digunakan collar, nilai koefisien gesek bisa diambil
seperti pada tabel 6.
Ulir trapisium
Kita ketahui bahwa reaksi normal pada screw dengan
ulir segi empat adalah RN = W.cos Φ. Dalam ulir
trapisium, reaksi normal antara screw dan mur
meningkat karena komponen aksial dari reaksi normal
yang sama dengan beban aksial W.
Bila 2β = sudut ulir trapisium, maka: RN = W / cos β
dan gaya gesek F = μ.RN = μ.W / cos β = μ1.W
μ1= μ / cos β  koefisien gesek sebenarnya.
Catatan:
Semua persamaan untuk screw ulir segi empat, juga bisa digunakan
untuk screw ulir trapisium.
Jadi untuk ulir trapisium, P = W.tan (α + Φ1)  Φ1 adalah sudut gesek
sebenarnya, tan Φ1 = μ1

Contoh:
Lead screw suatu mesin bubut memiliki ulir trapisium dengan diameter
luar 50 mm dan pitch 10 mm. Dalam menggerakkan tool carriage screw
mendapat beban aksial 250 kg. Beban aksial juga ditahan oleh collar
dengan diameter luar 10 cm dan diameter dalam 5 cm
Jika lead screw berputar pada 30 rpm, tentukan efisiensi dan daya yang
diperlukan untuk menggerakkan screw. Koefisien gesek untuk screw
0,15 dan untuk collar 0,12.
Penyelesaian.
Diameter luar lead screw, d0 = 50 mm = 5 cm; pitch, p = 10 mm = 1 cm;
gaya tekan aksial W =250 kg; diameter luar collar D1=10 cm; diameter
dalam collar D2= 5 cm.
Radius rata-rata collar R = (D1+D2) /4 = 3,75 cm
Kecepatan lead screw, N = 30 rpm; koefisien gesek screw, μ1= tan Φ =
0,15; koefisien gesek collar, μ2 = 0,12; diameter rata-rata screw,
d = d0 – p/2 = 5 - ½ = 4,5 cm
tan α = p / π.d = 1/π.4,5 =.0,07. Karena sudut ulir trapisium, 2β = 300
β = 150. Jadi koefisien gesek sebenarnya,μ1 = tan Φ1 = μ / cos β =
0,15 / cos 150 = 0,155. Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
d d  tan   tan 1  d  0,07  0,155  4,5
T  P .  W . tan (    )  W .  250  
pada
1 screw:
2
1
2  1  tan . tan   2
 1  1  0 ,07 . 0 ,155  2
T1  128 kg - cm
Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada collar:
T2 = μ2.W.R  diasumsi kondisi keausan merata
T2 = 0,12.250.3,75 = 112,5 kg-cm
Jadi torsi total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan:
T = T1 + T2 = 128 + 112,5 = 240,5 kg-cm = 2,405 kg-m
Torsi yang diperlukan
d dengan
4,5tanpa gesekan:
T0  W. tan .  250 . 0,07 .  39 ,38 kg - cm
2 2
T0 39 ,38
   0,163  16 ,3 %
Efisiensi screw, T 240 ,5

Daya yang diperlukan untuk menggerakkan screw:


2 ..N.T 2 .. 30 . 2,405
P   0,0108 hp
4500 4500
Tegangan dalam power screw.
Power screw harus mampu menahan beban aksial dan torsi yang
bekerja. Berikut macam tegangan yang bekerja pada screw.
1. Tegangan tarik atau tekan langsung akibat beban aksial.
Tegangan langsung ini bisa dicari dengan membagi beban aksial dengan luas
penampang minimum screw, yaitu yang berkaitan dengan diameter minor atau
diameter inti. Jadi tegangan langsung (tarik atau tekan) = W/ Ac. Rumus ini
hanya bisa diaplikasikan bila beban aksial adalah tekan dan panjang screw
yang tidak menyangga antara beban dan mur adalah pendek. Tetapi bila
panjang screw yang tidak menyangga antara beban dan mur adalah panjang,
maka rancangan harus didasarkan pada teori kolom (column).
Dalam kondisi ini luas penampang yang terkait dengan diameter inti atau minor
bisa didapat dengan persamaan berikut:
  L 
2
  
 fy     
WCr 
 A C .fy 1   k 
 fC  W  1 
 2
4 .C. .E  Ac  fy  L 
2

   1  2   
   4 .C.  .E k 
Dimana:
Wcr = beban kritis; fy = yield stress (tegangan luluh); L = panjang screw;
k = radius girasi terkecil; C = koefisien kondisi ujung (end fixity
coefficient); E = modulus elastisitas bahan; fc = tegangan yang terjadi
akibat beban W.
Catatan:
Dalam prakteknya diameter minor pertama kali diperoleh dengan
meninjau screw dibawah beban tekan biasa dan kemudian dicek
terhadap beban kritis/buckling untuk stabilitas screw.
2. Tegangan geser akibat torsi.
Karena screw mendapat momen puntir, maka akan timbul tegangan
geser. Tegangan geser ini didapat dengan meninjau pada penampang
minimum screw. Torsi yang ditransmisikan oleh screw: T = π/16.fs.dc3.
Jika screw mendapat tegangan langsung dan tegangan geser akibat
torsi, maka perancangan harus didasarkan pada teori tegangan geser
maksimum, yaitu:
1
fs (mak )   ft .atau.fc  2  4 .fs 2
2

Rumusan diatas berlaku bila panjang screw yang tidak menyangga


adalah pendek, dan kerusakan akan terjadi bila tegangan geser
maksimum sama dengan shear yield strength dari bahan. Dalam
kondisi ini, shear yield strength: fsy = fs(maks) x faktor keamanan.
3. Tegangan geser akibat beban aksial.
Ulir screw pada diameter minor dan ulir mur pada diameter mayor,
bisa tergeser akibat beban aksial. Bila diasumsi beban terbagi
merata pada ulir yang saling kontak, maka :
W
Tegangan geser pada screw, fs ( screw ) 
.n.d c .t
W
Tegangan geser pada mur, fs ( mur) 
.n.d 0 . t
Dimana: W = beban aksial pada screw; n = jumlah ulir yang
berkait;
dc = diameter minor screw; d0 = diameter luar mur atau screw;
4. Tekanan permukaan
Untuk mengurangi keausan screw dan mur, tekanan permukaan
(bearing pressure) pada ulir harus dibatasi. Diasumsi beban
terdistribusi secara merata pada ulir yang saling kontak, maka tekanan
permukaan pada ulir adalah:
W W
Pb   d0 2  d c 2 d0  d c d0  d c p

( d 0 2  d c 2 ).n .d. t.n   .  d.  d.t
4 4 2 2 2
Dimana: d = diameter rata-rata screw; t = tebal atau lebar screw = p/2;
tinggi mur h
n = jumlah ulir yang kontak dengan mur = 
pitch ulir p
Dari persamaan diatas dapat diperoleh tinggi mur atau panjang ulir
yang berkait antara screw dan mur.
Batas harga tekanan permukaan dapat dilihat pada tabel 7.
Contoh:
Screw seperti gambar mendapat beban 3000 kg. Screw dengan ulir segi
empat dengan diameter 7,5 cm dan pitch 6 mm. Tentukan:
1. Gaya yang diperlukan pada hand wheel yang berdiameter 30 cm.
Diasumsi koefisien gesek ulir 0,12.
2. Tegangan tekan maksimum pada screw, tekanan permukaan pada ulir
dan tegangan geser pada ulir.
3. Efisiensi.
Penyelesaian:
Beban tekan pada screw, W = 3000 kg

Diameter luar screw, d0 = 7,5 cm


Pitch screw, p = 6 mm = 0,6 cm
Diameter inti screw, dc = d0 – p = 7,5-0,6 = 6,9 cm
d0  d c 7,5  6,9
d   7,2 cm
Diameter rata-rata screw, 2 2

Diameter hand wheel, D = 30 cm


Koefisien gesek ulir μ tan Φ = 0,12.
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada ulir:
d d  tan   tan   d  0,028  0,12  7,2
TP  W. tan      .  W  .  3000  .  1600 kg - cm
2 2  1  tan . tan   2  1  0 ,028 . 0 ,12  2

1. Gaya yang diperlukan pada hand wheel (P1):


Torsi yang diperlukan pada hand wheel:
T = PW1. D/2W 1600
3000
= P1. 30/2  P1 = 106,7 kg
fc     73 ,6 kg/cm 2
 tekan
2. Tegangan
Ac maksimum pada screw:
dc 2 6 ,9 2
4 4

h 15 p 0 ,6
n   25 ulir t   0,3 cm
p 0 , 6
Tekanan permukaan, 2 2
W 3000
Pb    17 ,7 kg/cm 2
.d. t.n . 7,2 . 0,3 . 25
T 1600
Tegangan geser pada ulir, fs    24 ,8 kg/cm 2
 
dc 3 6 ,9 3
16 16
3. Efisiensi:
d 7 ,2
T0  W. tan . 3000 . 0,028 .  302 , 4 kg - cm
2 2
T 302 ,4
 0   0,189  18 ,9 %
T 1600

Contoh:
Sebuah pintu air seberat 1,8 ton dinaikkan dan diturunkan dengan
screw ulir segi empat seperti gambar. Tahanan gesek yang diberikan
oleh tekanan air ketika pintu air diturunkan adalah 400 kg.
Diameter luar screw 6 cm dan pitch 1 cm. Diameter luar dan dalam
ring adalah 15 cm dan 5 cm. Koefisien gesek antara screw dan mur
adalah 0,1 dan untuk ring dan dudukannya adalah 0,12.
Tentukan:
1. Gaya maksimum yang diberikan pada ujung tuas
untuk menaikkan dan menurunkan pintu air.
2. Efisiensinya
3. Jumlah ulir dan tinggi mur, untuk tekanan
permukaan 70 kg/cm2.

Penyelesaian:
Berat pintu air, W= 1,8 ton = 1800 kg
Tahanan gesek yang diberikan oleh tekanan air, F = 400 kg
Diameter luar screw, d0 = 6 cm; pitch, p = 1 cm; diameter inti screw,
dc=d0 – p = 6 -1= 5 cm; diameter luar ring, D1 =15 cm; diameter dalam
ring, D2 = 5 cm; radius rata-rata ring, R = (D1 + D2) / 4 = 5 cm; koefisien
gesek antara screw dan mur, μ = tan Φ = 0,1; koefisien gesek untuk
ring, μ1= 0,12 ; tekanan permukaan, pb = 70 kg/cm2.
d0  d c 6 5
d   5 ,5 cm
Kita ketahui bahwa
p diameter
1 rata-rata ulir, 2 2
  0,058
dan tan α = .d . 5,5

1. Gaya maksimum yang diberikan pada ujung tuas.


P1= gaya maksimum yang bekerja pada tiap ujung tuas sepanjang 100 cm
a. Untuk menaikkan beban.
Karena tahanan gesek bekerja dalam arah yang berlawanan dengan arah
gerak screw, maka tahanan gesek arahnya ke bawah.
Jadi beban total yang bekerja pada screw, W = W1+F = 1800+ 400 =
2200 kg
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada screw:
d d  tan   tan   d  0,058  0,1  5,5
T1  P.  W. tan       W   2200  
2 2  1  tan . tan   2  1  0 ,058 . 0 ,1  2
T1  980 kg - cm

Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada ring:


T2   1 .W.R  0,12 . 2200 . 5  1320 kg - cm
Jadi torsi total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan:
T = T1+ T2 = 980 + 1320 =2300 kg-cm
T = 2P1.100  gaya total pada kedua ujung tuas = 2P1
2300 = 2.P1.100  P1 = 11,5 kg
b. Untuk menurunkan beban.
Karena beban diturunkan, maka tahanan gesek akan bekerja ke atas.
Jadi beban total yang bekerja pada screw,
W = W1 - F = 1800 – 400 =1400 kg
Jadi torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada screw:
d d  tan   tan   d  0,1  0,058  5,5
T1  P  W. tan       W    1400  
2 2  1  tan . tan   2  1  0,1 . 0,058  2
T1  161,7 kg - cm.

Torsi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pada ring,


T2 = μ1.W.R = 0,12. 1400. 5 = 840 kg-cm
Jadi torsi total yang diperlukan untuk mengatasi gesekan,
T = T1 + T2 = 161,7 + 840 = 1001,7 kg-cm
T = 2P1.100  1001,7 = 2P1.100  P1 = 5,085 kg
2. Efisiensi.
Torsi yang diperlukan untuk menaikkan beban tanpa gesekan,
d 5 ,5
T0  W. tan .  2200 . 0,058 .  350 ,9 kg - cm
2 2
T0 350 ,9
   0,152
Jadi efisiensinya, T 2300 atau 15,2 %
3. Jumlah ulir dan tinggi mur.
Bila, n = jumlah ulir yang kontak dengan mur
h = tinggi mur = n.p
t = tebal ulir = p/2 = 1/2
Gunakan hubungan berikut,
W 2200
Pb   70   n  3,6 atau 4 ulir
.d.t.n . 5 ,5 . 0,5 .n
h = n.p = 4.0,5 = 2 cm.
Perencanaan dongkrak ulir (screw jack)
Dongkrak ulir dan bagian-bagiannya
seperti terlihat pada gambar.
Untuk merancang dongkrak ulir, prosedur
berikut dapat dilakukan.
1. Pertama mencari diameter inti (dc)
dengan meninjau screw dibawah
tekanan murni, yaitu:

W  fc .A c  fc . d c 2
4

2. Mencari torsi (T1) yang diperlukan untuk memutar screw, dan


16 .T1
fs 
mencari tegangan geser akibat torsi tersebut, yaitu: .d c 3
W
Juga mencari tegangan tekan akibat beban aksial, yaitu: fc 
 / 4 . dc 2
3. Mencari tegangan – tegangan utama (principal stresses) berikut:
Tegangan tarik atau tekan maksimum,
1
fc (maks )  fc  fc 2  4 fs 2 
2  
dan tegangan geser maksimum,
1
fs ( maks )  fc 2  4 fs 2
2
Tegangan – tegangan ini harus lebih kecil dari tegangan yang diijinkan.

4. Mencari tinggi mur (h), dengan meninjau tekanan permukaan pada


mur, yaitu:
W
Pb 
  n = jumlah ulir yang kontak.
( d0 2  d c 2 ).n
4

Jadi tinggi mur, h = n.p  p = pitch ulir


5. Cek tegangan-tegangan yang terjadi pada screw dan mur, sbb:
W W
fs ( screw )  dan fs(mur) 
.n.d c .t .n.d 0 .t

 t = tebal ulir screw = p/2

6. Mencari diameter dalam (D1), diameter luar (D2) dan tebal (t1) mur
collar.
Peninjauan terhadap tearing strength pada mur:

W (D12  d 0 2 ) ft → didapat D1
4

Peninjauan terhadap crushing pada collar:



W  (D 2 2  D12 ) fc → didapat D2
4
Peninjauan terhadap shearing pada mur collar:
W  .D1 . t1 .fs  didapat t1
7. Menentukan ukuran untuk diameter head (D3) dan cup.
Diambil D3 = 1,75.d0. Dudukan untuk cup dibuat sama dengan
diameter head. Diameter pin dimana cup ditempatkan, yaitu
D4 =1/4.D3 (pendekatan).
8. Mencari torsi yang diperlukan (T2) untuk mengatasi gesekan pada
bagian atas screw.
2  R33  R 43 
T2   1 .W. 2 2

  asumsi kondisi tekanan merata
3  R3  R 4 
 R  R4   asumsi kondisi keausan merata
T2  1.W. 3   1.W.R
 2 

9. Torsi total yang akan di berikan pada lengan (handle), T = T1+T2


Bila diasumsi satu orang dapat memberi gaya 30-40 kg secara
intermittent, maka panjang lengan yang diperlukan ℓ = T/30
10. Diameter lengan (D) bisa didapat dengan meninjau terhadap
bending. Kita ketahui bahwa momen bending adalah:

M fb .D 3  fb = ft atau fc
32

11. Tinggi head (H) biasanya diambil dua kali diameter lengan, yaitu
H = 2.D
12. Cek screw terhadap beban buckling.
Panjang efektif atau panjang screw yang tidak didukung:
L = lift of screw + ½ height of nut
 fy  L 
2

Beban buckling atau beban kritis: Wcr  A c .fy 1  2   


 4 .C.  .E  k  
fy = yield stress
C = end fixity coefficient. Untuk kondisi satu ujung di fixed dan yang
lain bebas seperti kondisi screw pada dongkrak ini, maka C = 0,25
k = radius girasi = 0,25.de. Beban buckling yang diperoleh dari
persamaan diatas harus lebih tinggi dari beban pada screw.
13. Menentukan ukuran untuk body dongkrak
14. Mencari efisiensi dongkrak ulir
Contoh:
Rancang sebuah dongkrak ulir untuk mengangkat beban 10000 kg dan
tinggi angkat 25 cm. Elastic strength dari bahan screw dalam tarik dan
tekan adalah 2500 kg/cm2 dan 1500 kg/cm2 dalam geser. Bahan untuk
mur adalah phosphor bronze dimana elastic strength bisa diambil 1250
kg/cm2 dalam tarik, 1150 kg/cm2 dalam tekan, 1050kg/cm2 dalam geser.
Tekanan permukaan antara screw dan mur tidak lebih dari 180 kg/cm2.
Penyesaian:
Beban yang diangkat, W = 10000 kg; tinggi angkat = 25 cm; elastic
strength bahan screw dalam tarik atau tekan, fet atau fec = 2500 kg/cm2;
elastic strength dalam geser, fes = 1500 kg/cm2; elastic strength bahan
mur dalam tarik, fet(nut) = 1250 kg/cm2; dalam tekan, fec(nut) = 1150 kg/cm2;
dalam geser, fes(nut) = 1050 kg/cm2; tekanan permukaan antara screw dan
mur, pb = 180 kg/cm2.
1. Merancang screw.
Karena screw dibawah tekan, maka :
 f  2500
W  d c 2 . ec  10000  d c 2 .  FS , diambil  2
4 FS 4 2
 dc = 3,194 3,2 cm = 32 mm
Untuk ulir segi empat seri normal (tabel 2), diperoleh dimensi screw
sebagai berikut:
Diameter inti = 38 mm = 3,8 cm; diameter nominal atau diameter luar
atau diameter spindle, d0 = 46 mm = 4,6 cm; pitch ulir p = 8 mm = 0,8
cm.
Sekarang kita cek tegangan-tegangan utama:
d 0  d c 3,8  4,6
d   4,2 cm
Diameter rata-rata screw, 2 2 dan
p 0 ,8
tan     0 . 06
.d . 4,2
Bila diasumsi koefisien gesek antara screw dan mur μ = tanΦ =
0,14, maka torsi yang diperlukan untuk memutar screw dalam mur
adalah:
d  tan   tan    0,06  0,14  4,2
T1  P.  W. tan (   ).d / 2  W  d / 2  10000 1  0,06 . 0,14  2
2  1  tan . tan    
T1  4257 kg - cm.

Tegangan tekan akibat beban aksial,


W W 10000
fc     882 ,2 kg/cm 2
Ac  2 
dc 3 ,8 2
4 4
16 .T1 16 . 4257
Tegangan geser akibat torsi, fs = 3
 3
 395 ,31 kg/cm2
.d c . 3,8

Jadi tegangan utama maksimum (tekan atau tarik),


1 f  f 2  4 f 2   1 882 ,2  882 ,2 2  4 . 395 ,31 2   1033 ,41
fc(maks) =2  c c s 
 2   kg/cm2
Tegangan geser maksimum,
1 2 2 1 2 2
fs (maks) = 2 fc  4 .fs  2 882 ,2  4 . 395 ,31 = 592,31 kg/cm2
Karena kedua tegangan maksimum diatas masih dibawah tegangan
yang diijinkan, yaitu
2500/2 =1250 kg/cm2 dan 1500/2=750 kg/cm2, maka rancangan aman.
2. Merancang mur.
Diasumsi beban terdistribusi merata pada seluruh luas penampang
mur, maka tekanan permukaan adalah,
W W W
pb  n   10 ,5  12 ulir
  
(d0 2  d c 2 ).n (d0 2  d c 2 ).p b ( 4,6 2  3,8 2 ). 180
4 4 4
Jadi tinggi mur, h = n.p = 12.0,8 = 9,6 cm.
Ceking tegangan – tegangan yang terjadi pada screw dan mur.
Tegangan geser pada screw,
W 10000 p
fs ( screw )    174 ,5 kg/cm 2  t 
.n.d c .t . 12 . 3,8 . 0,4 2

Tegangan geser pada mur,


W 10000
fs ( mur)    144 ,1 kg/cm 2
.n.d 0 .t . 12 . 4,6 . 0,4

Karena tegangan-tegangan diatas masih dibawah tegangan yang


diijinkan, maka rancangan aman.
Peninjauan terhadap tearing strength pada mur:
  1250
(D12  d0 2 ) ft  W  (D12  4,6 2 )  10000  D1  6,6 cm
4 4 2
Peninjauan terhadap crushing pada collar:
  1150
(D 2 2  D12 ) fc  W  (D 2 2  6,6 2 )  10000  D 2  8,2 cm
4 4 2
Peninjauan terhadap shearing pada collar:
1050
.D1.t1.fs  W  . 6,6 .t1.  10000  t1  0,909  1 cm
2
3. Perancangan handle dan cup.
Diameter head (D3) biasanya diambil 1,75 kali diameter luar screw,
yaitu: D3 = 1,75.d0 = 1,75.4,6 = 8,05 atau 8,2 cm.
Ukuran cup dapat diambil sebagai berikut:
Tinggi cup = 5 cm; tebal cup = 1 cm; diameter cup bagian atas = 16 cm.
Kita cari torsi yang diperlukan (T2) untuk mengatasi gesekan pada
bagian atas screw, yaitu :
  8 ,2  3  2  3 
 R33  R 43  2     
2
T2   1. W.   . 0,14 . 10000   2  2  2  2   3690 kg - cm
 3   8 ,2  2 
2 2
3  R3  R 4  
    
 2  2 
Torsi total yang bekerja pada handle,
T = T1+T2 = 4257+3690 = 7947 kg-cm
Bila diasumsi gaya satu orang untuk memutar handle adalah 30 kg , maka
panjang handle yang diperlukan, ℓ = 7947 / 30 = 260 cm. ≈ 270 cm.
Ceking handle terhadap bending.
Momen bending maksimum yang terjadi pada handle, M = 30.270 = 8100
kg-cm. Diasumsi bahan handle sama dengan bahan screw, sehingga
f
fb  ft  et  1250 kg/cm 2
tegangan bending, 2
 
Kita ketahui bahwa, M  .fb . D 3  8100  1250 .D 3  D  4,04 cm  4,2 cm
32 32

Tinggi head, H = 2D =2.4,2 = 8,4 cm.


Ceking screw terhadap beban buckling.
Panjang efektif untuk buckling pada screw,
L = lift of screw + ½ tinggi mur = 25 + ½.9,6 = 29,8 cm
Beban kritis,
 fy  L 
2
Wcr  A c .fy 1  2     k  0,25 .d c  0,25 . 3,8  0,95 cm
 4 .C.  .E  k  

  2500  29 ,2  
2
Wcr  3,8 2 . 2500 1 - 2 6     11,3 . 2500 (1  0,12 )  24860 kg
4  4.0,25.  . 2 ,1 . 10  0 ,95  

Karena beban kritis lebih besar dari pada beban yang bekerja pada
screw (10000 kg), maka tidak terjadi buckling pada screw.

4. Perancangan body.
Ukuran-ukuran body dapat diambil sebagai berikut:
Diameter body bagian atas, D5 = 1,5.D2 = 1,5. 8,2 = 12,3 cm
Tebal body, t3 = 0,25.d 0= 0,25. 4,6 = 1,15 atau 1,2 cm.
Diameter dalam pada bagian bawah, D6 = 2,25.D2 = 2,25.8,2 = 18,5 cm
Diameter luar pada bagian bawah, D7 = 1,75.D6 = 1,75.18,5 = 32 cm
Tebal bagian dasar (base), t2 = 2.t1= 2.1,2 = 2,4 cm
Tinggi body = tinggi maks + tinggi mur+10 cm ekstra = 25+9,6+10 =
44,6 cm atau 45 cm
Body dibuat membesar kebawah untuk stabilitas dari dongkrak.

5. Efisiensi dongkrak ulir.


Torsi yang diperlukan untuk memutar screw dengan tanpa gesekan,
T0 = W.tan α.d/2 = 10000.0,06.3,8/2 = 1140 kg-cm
1140
Efisiensi,   7947
 0,144 atau 14,4 %.
Contoh:
Sebuah dongkrak seperti gambar dirancang untuk mengangkat beban 4
kN. Jika dongkrak dalam posisi paling tinggi, jarak antara garis
pusat/sumbu mur 50 mm dan dalam posisi paling rendah 215 mm.
Delapan link dengan panjang 110 mm terpasang secara simetris pada
dongkrak. Pin pada link bagian bawah dipasang pada jarak 30 mm. Link,
pin, dan screw dibuat dari mild steel dengan tegangan yang diijinkan 100
N/mm2 dalam tarik dan 20 N/mm2 dalam geser. Tekanan permukaan
pada pin dibatasi 30 N/mm2. Diasumsi pitch ulir segi empat 6 mm dan
koefisien gesek antara ulir 0,20.
Penyelesaian:
Beban, W = 4 kN = 4000 N; Jarak antara sumbu mur dalam posisi tinggi
= 50 mm; jarak antara sumbu mur dalam posisi rendah 215 mm; panjang
link, ℓ =110 mm; jarak antara pin pada link bagian bawah = 30 mm;
tegangan tarik ijin, ft =100 N/mm2; tegangan geser ijin, fs = 50 N/mm2;
tekanan permukaan, pb =20 N/mm2; pitch ulir segi empat, p = 6 mm;
koefisien gesek antara ulir, μ = tan Φ = 0,2
(a) (b)

1. Perancangan ulir segi empat pada screw.


Beban maksimum pada ulir segi empat terjadi bila dongkrak dalam
posisi bawah. Dalam posisi bawah, posisi link CD seperti Gb.a.
105  15
Dari gambar geometri didapat bahwa, cos   110  0,8182    35 0
Setiap mur membawa setengah dari total beban pada dongkrak, dan
akibat ini, link CD mendapat tarikan sedang ulir segi empat screw
mendapat beban tarik.
Besarnya gaya tarik pada ulir segi empat:
W W 4000
F    2845 N
2 tan  2 tan 35 0 2 . 0,7028
Karena beban tarik yang sama juga bekerja pada mur yang lain, maka
total beban tarik pada batang ulir segi empat, W1= 2F = 5690 N. Bila de
adalah diameter inti screw, maka:
 W1 . 4 5690 ,4
W1  d e .ft  d e    8,5 mm atau 10 mm
4 .ft . 100

Karena screw juga mendapat tegangan geser akibat torsi, maka


diambil de = 14 mm
Jadi diameter luar/nominal screw, d0 = de + p = 14 + 6 =20 mm dan
diameter rata-rata screw, d = d0 – p/2 = 20 – 6/2 =17 mm
Kemudian cek tegangan
p – 6tegangan utama.
tan     0,1122
Kita ketahui, .d . 17

Gaya yang diperlukan untuk memutar screw:


 tan   tan    0,1122  0,2 
F  W1 tan (   )  W1    5690    1818 N
 1  tan . tan    1  0 ,1122 . 0 , 2 
Jadi torsi yang diperlukan untuk memutar screw:
T = P.d/2 = 1818. 17/2 = 15400 N-mm, dan tegangan geser pada
screw T 15400
fs    28 ,6 N/mm
 
dc 3 14 3
akibat torsi, 16 16 dan tegangan tarik
W1 5690
ft    37 N/mm 2
 2  2
dc 14
langsung pada screw adalah, 4 4
Jadi tegangan utama (tarik):
ft 1 37 1
ft( maks )   ft 2  4 fs 2   37 2  4 . 28 ,5 2  51,3 N/mm 2
2 2 2 2

Tegangan geser maksimum:


1 1
fs ( maks )  ft 2  4 . fs 2  37 2  4 . 28 ,6 2  32 ,8 N/mm 2
2 2

Karena tegangan maksimum ini masih dibawah tegangan ijin, maka


perancangan aman.
2. Perancangan mur.
Diasumsi beban W1 terdistribusi secara merata pada seluruh luas penampang
mur, sehingga tekanan permukaan antara ulir adalah,
W1 W1 5690
pb  n   1,775  4

 
d0 2  d c 2 .n

4
 
d0 2  d c 2 p b

4
 
20 2  14 2 20
4

Tebal mur, t = n. p = 4.6 = 24 mm


Lebar mur diambil 1,5.d0  b = 1,5.20 =30 mm
Untuk mengontrol gerakan mur agar tidak melebihi 210 mm ( jarak
maksimum antara garis pusat mur), dipasang ring setebal 8 mm pada screw.
Jadi panjang bagian yang berulir pada screw = 210+ t + 2.tebal ring
= 210+24+16=250 mm
Bila diasumsi gaya sebesar 150 N diberikan oleh tiap orang pada tiap ujung
T 15440
  51,46
batang, maka panjang kunci pas yang diperlukan = 2 . 150 300 mm.
3. Perancangan pin pada mur.
Karena pin memiliki dua bidang geser, maka:
 4 .F 4 . 2845
F  2 . .d12 .fs  d1    10 ,62  12 mm (diameter pin pada
4 2 ..fs 2 .. 50
mur)

4. Diameter kepala
Perancangan pin = 1,5.d1= 18 mm dan tebalnya = 4mm.
link.
Akibat beban, link bisa melengkung (buckle) dalam dua bidang.
Untuk buckling dalam bidang vertikal ( yaitu dalam bidang link), link
dianggap sebagai engsel pada kedua ujungnya dan untuk buckling
dalam bidang yang tegak lurus pada bidang vertical, link dianggap
fixed pada kedua ujungnya.
Kita ketahui bahwa beban pada link = F/2 = 2845/2 =1422,5 N.
Diasumsi faktor keamanan = 5, maka link harus dirancang untuk
beban buckling berikut: Wcr = 1422,5 . 5 = 7112,5 N
Bila t1 = tebal link; b1= lebar link; luas penampang link A = t1.b1. Bila lebar
link diambil tiga kali tebalnya, maka A = t1.3t1 = 3t12
1 1
I t1b13  t1 . 3 t12  2,25 .t1 4
Momen inersia penampang link, 12 12
I 2,25 .t14
 2
 0,75 .t12
Kita ketahui bahwa I =A.k2 .  k2 = A 3 .t1  k = radius girasi
Karena untuk buckling pada link dalam bidang vertikal, ujung-ujung link
dianggap sebagai engsel, maka panjang ekivalen link L = ℓ = 110 mm dan
konstanta a = 1/7500 (tabel).
Gunakan hubungan berikut:
fc .A 100 . 3 t12
Wcr  7112 ,5   t1  5,08  5 ,1 mm
L
2
1 110 2
1  a   1
k 7500 0,75 t12

b1 = 3.t1=3.5,1= 15,3 mm
Sekarang kita tinjau buckling pada link dalam bidang yang tegak lurus
pada bidang vertikal.
Dalam kondisi ini diasumsi ujung-ujung link adalah fixed, maka panjang
ekivalen link L = ℓ / 2 = 55 cm.
Kembali gunakan hubungan berikut:
fc . A 100 . 3 t12 300 .t12
Wcr   
L
2
1 55 2 0,54
1  a   1 1 
k 7500 0,75 t12 t12

300 . 5 ,12
bila dimasukkan t1 = 5,1 mm, maka: Wcr   7600 N
0,54
1
5 ,12
Karena beban buckling ini lebih besar dari beban yang dihitung (yaitu
7112,5 N) maka link aman untuk buckling dalam bidang yang tegak
lurus pada bidang vertical. Jadi kita ambil ukuran t1 = 5,1 mm dan
b1= 15,3 mm.
Tabel.2
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai