Untuk menghindari kompleksitas pemahaman dan penguraian konsep dasar dalam dinamika
kendaraan, maka dalam pembahasan ini kendaraan hanya dimodelkan sebagai suatu benda kaku
dengan mengabaikan pengaruh dari suspensi yang ada pada kendaraan.
Dalam bebrapa hal pada pembahasan dinamika kendaraan disini, pengaruh beban angin dan
hambatan rolling diabaikan.
Kendaraan untuk dapat bergerak maju atau mundur harus memiliki gaya dorong yang cukup untuk
melawan semua hambatan yang terjadi pada kendaraan. Gaya dorong dari suatu kendaraan terjadi
pada roda penggerak.
Gaya dorong ini ditransformasikan dari torsi mesin kendaraan kepada roda penggerak melalui sistem
penggerak yang terdiri dari :
Kopling
Transmisi
Gigi differensial dan poros penggerak (lihat gbr. Dibawah)
Pada gambar berikut ini menunjukkan diagram bodi bebas kendaraan bergerak maju yang
menggambarkan gaya dorong untuk kendaraan dengan 2 poros penggerak. Pada gambar
tersebut juga ditunjukkan gaya-gaya hambat meliputi hambatan angin dan hambatan rolling.
Ff , Fr = gaya dorong pada roda depan dan roda belakang
Rrr , Rrf = gaya hambat rolling pada roda belakang dan depan
a = percepatan kendaraan
Gaya dorong total (Fe) yang bekerja pada roda penggerak adalah merupakan transmisi atau
transformasi dari torsi mesin (Me) oleh transmisi, gardan, dan roda penggerak.
Untuk kendaraan dengan roda penggerak belakang maka daya dorong total :
Fe = Ff + Fr
Proses transmisi dan transformasi torsi yang dihasilkan oleh mesin menjadi gaya dorong (Fe) yang
terjadi pada roda penggerak ditunjukkan pada gambar 1.1.
r = radius ban
ne
Perbandingan transmisi it =
ntr
ntr
Perbandingan putaran pada gardan ig =
np
it . ig. Me
Ft = r
ɳt
dimana :
Ft = Ff + Fr = gaya dorong pada penggerak depan dan belakang . (Newton)
Ft = Ff = gaya dorong untuk kendaraan dengan penggerak depan. (Newton)
Ft = Fr = gaya dorong untuk kendaraan dengan penggerak roda belakang. (Newton)
Me = Torsi keluaran dari mesin
r = jari-jari roda. (m)
ɳt = efisiensi transmisi
ɳt = 0,88 – 0,92 untuk mesin yang letaknya memanjang , poros penggerak belakang
ɳt = 0,91 – 0,95 untuk mesin yang letaknya melintang , poros penggerak depan
it = perbandingan gigi transmisi
ig = perbandingan transmisi pada gardan
FR = F d + R r + R g
Fn = Ft - F R
( Ft −FR )
Vt = V 0 + g.t
km .W
dimana :
Keterangan :
Ft = Rr + Ra + W sinθ ( a)
It . ig . Me max
Ft = ɳt
r
Rr = fr W cos θ
1
Ra = ρ . CD . A .V2max
2
dimana :
ρ = densitas udara
θ = sudut tanjak
It . ig . Memax 1
ɳt = fr W cos θ + ρ . CD . A .V2max + W sinθ
r 2
It . ig . Me max
√
ɳt−fr W cos θ−W sin θ
Vmax = r
1
ρ. C D . A
2
atau
Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan tanjak maksimum pada sudut tanjak
tertentu dan pada tingkat gigi tert
Suatu kendaraan menanjak dengan sudut tanjak yang melebihi sudut tanjak maksimum, maka
kendaraam akan mengalami perlambatan sehingga sampai jarak tertentu kendaraan akan mencapai
0. Jarak tertentu tersebut dinamakan jarak tempuh maksimal tanjakan .