BAB II
PERATAAN (LEVELLING) DAN PENJAJARAN (ALIGNMENT)
Tujuan Pelajaran 4
Menyetel kerataan rakitan mesin, dengan memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
Kriteria Penilaian
Mendemonstrasikan prosedur yang benar ketika menyetel kerataan rangka dan pelat
dasar (bedplate) mesin.
Gambar 2.1 Shim yang tipis yang dapat melingkari jangkar fondasi
sadar_wajudi@yaoo.co.id
35
Gambar 2.2 Shim yang diletakkan di jangkar fondasi (A) saat penjajaran
sadar_wajudi@yaoo.co.id
36
3. Putar spirit level untuk mengukur pada posisi tegak lurus terhadap pembacaan
pertama dan pasang pada permukaan halus Bedplate
4. Dengan menggunakan pasak (wedge) atau dongkrak, naikkan sisi bawah hingga
Bedplate mencapai kerataan yang diperlukan.
5. Putar spirit level kembali ke arah asalnya dan periksa lagi setelan pertamanya. Jika
perlu, ulangi pemeriksaan hingga kedua pembacaan benar.
Catatan:Kedua ujung Bedplate juga perlu diperiksa untuk memastikan bahwa Bedplate
tersebut sudah rata dari seluruh arah.
6. Kencangkan baut jangkar dan periksa kembali kerataan. Penyetelan lebih lanjut
mungkin saja diperlukan. Jika demikian, kendurkan baut jangkar dan tambahkan lagi
packing di bawah sisi bawah. jika perlu.
Jika wedge telah digunakan untuk menyetel kerataan Bedplate , prosedur berikut ini
perlu digunakan:
7. Ukur tinggi antara kaki Bedplate dan pondasi. Ini dapat dilakukan degan
menggunakan penggaris baja atau jangka sorong (vernier caliper)
8. Pilih sebuah pelat logam atau jenis pelat lainnya untuk mengisi celah yang sudah
terukur di bawah setiap kaki. Gunakan pelat sesedikit mungkin.
9. Potong pelat sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
10. Jika perlu, potong atau buat slot di dalam pelat untuk dipaskan dengan baut jangkar.
11. Pastikan bahwa pelatnya rata dan hilang setiap benjolan.
12. Geser pelat di bawah Bedplate sampai posisinya benar.
Catatan: Wedge harus diposisikan pada salah satu sisi bidang ini.
13. Setelah pelat berada pada posisinya, lakukan pemeriksaan untuk melihat apakah
masih ada celah yang tertinggal. Jika ada, potong shim setebal celah tersebut agar
menutupi celah tersebut.
14. Naikkan Bedplate, letakkan masing-masing shim pada bagian atas potongan
pakingnya dan geser setiap paking di bawah kakinya masing-masing. Lepaskan
wedge
15. Turunkan Bedplate sampai pada posisinya pada paking dan periksa apakah sudah
rata. Setel dengan menambahkan shim di bawah kaki yang masih rendah.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
37
1. Bersihkan fondasi dan hilangkan semua kotoran dari daerah sekitar fondasi. Pastikan
jangkar fondasi sudah terpasang dengan benar.
2. Letakkan Bedplate yang sudah dipasang mesin diatas fondasi. Letakkan shim dekat
masing-masing jangkar fondasi dan shim pertama dibawah Bedplate. Jumlah
shimyang dipakai dibawah jangkar fondasi bervariasi tergantung dari ukuran dan berat
mesin. Shim harus cukup kuat untuk menahan beban Bedplate dan mesin.
3. Base plate yang mempunyai permukaan mesin untuk meratakan dapat diperiksa
dengan memasang spirit level pada permukaan yang datar.
4. Atur shimyang ada di bawah jangkar fondasi sampai Bedplate rata pada kedua arah.
Hal ini dapat dicocokkan dengan mengkalkulasi hasil dalam Gbr. 2.4
5. Dengan menggunakan feeler gauge (Gbr. 2.4), tentukan besarnya pencocokan yang
diperlukan agar spirit level menjadi horizontal. Pencocokan di titik mounting dapat
dikalkulasi dengan cara sebagai berikut:
S
Shim = × L
l
Dimana S = ukuran feeler gauge dalam mm.
L = jarak tengah antara jangkar fondasi B, B dalam mm.
l = panjangnya spirit level dalam mm.
6. Kencangkan jangkar fondasi dan periksa spirit level sekali lagi. Atur spirit level jika
perlu.
7. Ulangi langkah-langkah diatas. Apabila semua sudah berada dalam batas-batas yang
dapat diterima, kencangkan semua jangkar fondasi untuk memastikan semua
shimberada pada posisi yang benar.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
38
Prosedur 1
1. Pastikan bahwa baut jangkar Bedplate sudah longgar.
2. Dengan menggunakan feeler gauge, lakukan pengujian untuk mengetahui apakah
terdapat celah di antara bagian atas paking shim dan bagian dasar Bedplate. Jika
terdapat celah, maka harus ditambahkan lebih banyak shim di bawah kaki ini untuk
menutup celah tersebut.
3. Periksa kembali untuk memastikan bahwa Bedplate masih rata pada kedua arah.
Prosedur 2
Prosedur 3
sadar_wajudi@yaoo.co.id
39
1. Pasang dial indicator pada pondasi di dekat setiap pojok elemen mesin, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Periksa apakah terjadi ‘soft foot’ perubahan bentuk rangka/rumah mesin
2. Kencangkan semua baut pondasi sampai pada besaran torsi yang diperlukan, dengan
paking shim terpasang di bawah setiap kaki, dan nolkan semua dial indicator pada
setiap pojok.
3. Mulai dari satu pojok/sudut elemen mesin, kendurkan baut pondasi pada sudut
tersebut dan amati pembacaan pada dial indicator untuk mengetahui apakah kaki
tersebut mengangkat. Atau tergantung. Catat pembacaan dan kencangkan kembali
jangkar sebelum melanjutkan prosedur berikutnya..
4. Lanjutkan sekeliling mesin, kendorkan baut sudut, dan periksa setiap dial indicator jika
baut pondasi sudah telah dikendurkan.
5. Jika setiap kaki telah diangkat lebih dari 0,05 mm, letakkan sebuah shim di bawah kaki
sama dengan besaran gerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator.
Ada kemungkinan permukaan Bedplate berbentuk melengkung di sepanjang satu
sisi atau pada sudut-sudut terdekat, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6 atau Gambar
2.7 Jika dial indicator sedang menunjukkan pembacaan 0,12 atau lebih, ini menandakan
adanya masalah serius, dan pemeriksaan tambahan harus dilakukan untuk mengetahui
penyebab yang pasti dari masalah tersebut.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
40
Pada pondasi untuk mesin-mesin besar seperti mesin stasioner besar atau kompresor
yang ditopang dengan papan penopang, mesin sangat sulit disetel kerataannya dengan
ketiga metode tersebut di atas. Jika kerataan mesin tidak disetel secara benar,
terpuntirnya crankcase, atau rangka akan menyebabkan poros engkol terdefleksi, yang
akan sangat merusak poros engkol (crank shaft) dan bearing.
Langkah 1.
Pada pondasi dengan pelat miring (mungkin ada 4, 6 atau lebih) tempatkan shim dengan
ketebalan sekitar ½ inci (12 mm).
Langkah 2.
Dengan menggunakan mechanist level dan straight edge (pisau perata, setel kerataan
keempat sudut luar seakurat mungkin dengan metode ini. Setel kerataan sekeliling
perimeter serta bidang horizontalnya.
Langkah 3
Jika ada pelat alas pusat, pertahankan agar shim lebih rendah dari sudut-sudut. Akan
disetel setelah prosedur tersebut dilakukan.
Langkah 4
Letakkan kompresor atau engine besar pada pondasi. Karena beratnya dan sesuai
dengan rancangannya, mesin tersebut akan duduk pada shim walaupun terjadi
kemiringan sedikit.
Langkah 5.
Dari Gambar dengan empat sudut yang sudah diberi nomor, kencangkan kedua baut
penahan ujung untuk mengencangkan mesin. (1 dan 2 atau 3 dan 4).
sadar_wajudi@yaoo.co.id
41
Langkah 6
Untuk gambar tersebut, anggaplah 3 dan 4 sudah dikencangkan. Kemudian dengan dua
dial indicator, yang dicekam dengan menggunakan magnet stand, yang ditempatkan pada
sudut 1 dan 2 dan disetel agar membaca setiap gerakan vertikal, kita akan melanjutkan
prosedur penyetelan kerataan.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
42
Langkah 11
Dengan mesin-mesin seukuran ini, para pabrik pembuat akan memberikan crankcase sag
yang sudah diketahui. Oleh karena itu ukurlah ruang di bawah rangka sampai shim dan
tambahkan sag yang sudah diketahui tersebut dengan ukuran ini. Naikkan mesin dan
tambahkan besaran shimming di bawah pad masing-masing.
Langkah 12
Mesin siap dipasang dengan spesi semen.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
43
sadar_wajudi@yaoo.co.id
44
Mesin modern, karena kecepatannya lebih tinggi dan memiliki landas poros dan
diameter shaft yang lebih kecil, memerlukan penjajaran yang tepat. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi ketepatan penjajaran, semakin lama usia mesin
tersebut dan hampir 50% dari semua kerusakan pada peralatan rotasi adalah akibat salah
penjajaran. Proses penjajaran termasuk koreksi vertikal dan horizontal. Jangan
menggunakan lebih dari tiga shimper kaki. Toleransi vertikal sampai dengan 3 mm dapat
dilakukan dengan hanya menggunakan tiga shim. Shim seperti ini dapat dipakai kembali.
Untuk memastikan bahwa kedudukan pelat fondasi rata dan tidak merusak fondasi,
tombol indikator dan prosedur straight edge dapat digunakan seperti halnya penggunaan
coupling alignment. Prosedur semacam ini memerlukan peralatan yang benar, waktu, dan
pengetahuan tentang trigonometri.
Tombol indikator mempunyai tombol yang besar dan setiap kali membuat satu revolusi
menunjukkan 0.100” (skala british).
Jam tangan kecil yang ada pada permukaan tombol besar menunjukkan berapa banyak
revolusi yang telah dilalui jam tangan besar.
Gambar 2.13 Meratakan dan meletakkan bedplate di fondasi dengan meluruskan shaft
menggunakan tombol indikator dan straight edge
sadar_wajudi@yaoo.co.id
45
Dengan adanya tombol indikator kita dapat memeriksa posisi relatif shaft mesin sebelum
dan sesudah jangkar fondasi bedplate dikencangkan. Apabila posisinya berubah, maka ini
berarti bedplate rusak saat baut dikencangkan. Masalah ini dapat diatasi dengan
melepaskan jangkar fondasi satu per satu dan menggunakan feeler gauge untuk mencari
bagian mana yang memerlukan shim dibawah bedplatenya sehingga tidak terjadi
kerusakan.
sadar_wajudi@yaoo.co.id
46
Penting untuk diingat bahwa apabila tombol indikator disetel ke nol sebelum dibaca
hasilnya, juga torak harus berada dalam posisi tengah agar dapat bergerak ke arah
manapun.
2. Total Indicator Run-out (TIR)
Apabila pembacaan saat tombol indikator 180°, yaitu dari atas ke bawah atau dari kiri ke
kanan, perbedaan hasil dikenal dengan total indicator run-out.
Agar hasilnya dapat ditafsirkan dengan benar, harus dimengerti bahwa total indicator run-
out adalah dua kali shaft centre-line offset. Pada saat indikator diputar menjadi 180°, shaft
offset berlipat ganda di skala indikator, seperti dapat dilihat dibawah ini:
sadar_wajudi@yaoo.co.id
47
sadar_wajudi@yaoo.co.id
48
sadar_wajudi@yaoo.co.id