Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia industri, khususnya industri yang bergerak dalam
bidang pembuatan produk sangatlah mutlak diperlukan kesejajaran sumbu
terhadap peralatan atau mesin yang digunakan, jika kesejajaran sumbu suatu
mesin yang digunakan untuk pembuatan suatu produk tidak memenuhi syarat
besar kemungkinan produk yang dihasilkan juga tidak maksimal, selain dari
pada itu kesejajaran sumbu juga mempengaruhi usia pakai suatu peralatan atau
mesin. Kesejajaran sumbu yang melebihi batas yang diizinkan dapat
mempengaruhi kenerja mesin, kinerja mesin yang tidak maksimal dapat
berpengaruh terhadap usia pakai mesin atau peralatan.
Dengan mengetahui kondisi dari mesin yang dipakai diharapkan
produk yang dihasilkan lebih berkualitas, serta usia pakai mesin atau peralatan
juga dapat lebih lama. Dengan kata lain alignment adalah suatu
tindakan/pekerjaan yang diambil serta dilakukan oleh seorang maintenance
untuk memeriksa, memelihara elemen mesin pemindah putaran atau daya.
Dimana hal tersebut menyangkut :
1. Kesatusumbuan;
2. Kesejajaran;
3. Kesebarisan, dan
4. Ketegaklurusan.
Selain dari pada itu Alignment merupakan suatu bahan pelajaran
yang harus dipelajari oleh mahasiswa Teknik Mesin pada semester 5 (lima)
bagian perawatan dan perbaikan, agar pembelajaran tentang Alignment dapat
dipahami dengan baik perlu adanya pembelajaran secara teori maupun
peraktek.

Alignment 1
B. Batasan Masalah
Dalam laporan bengkel ini yang berjudul alignment, penulis
membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu :
1. Bagaimana teori dasar tentang alignment?
2. Apakah peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengujian alignment?
3. Bagaimana cara pengujian alignment?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan alignment ini adalah sebagai brikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui teori dasar alignment;
2. Agara mahasiswa mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam
pengujian alignment;
3. Agar mahasiswa mengetahui cara pengujian alignment.

C. Manfaat
Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis sendiri, dimana dalam penulisan laporan ini penulis dapat;
menambah wawasan tentang alignment;
2. Bagi adik-adik mahasiswa dapat menjadikan sebagai bahan perbandingan
sewaktu nantinya melakukan praktek alignment disemester 5 (lima);
3. Masyarakat dan pengusaha yang membutuhkan materi elaignment.

D. Teknik Pengumpulan Data


Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam
penulisan laporan ini antara lain dengan cara :
1. Study literature, yaitu membaca buku referensi yang berhubungan dengan
alighnment;
2. Mengumpulkan data dari Internet;
3. Mengadakan konsultasi dengan rekan-rekan mahasiswa ME-5H2.

Alignment 2
BAB II
TEORI DASAR

A. Pengertian Alignment
Alignment adalah kesatusumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan
ketegaklurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya. Alignment
biasanya dilakukan pada saat pemasangan elemen mesin pemindah putaran
dan daya, seperti pada :
1. Kopling

2. Puli dan sabuk penggerak

3 Sproket dan rantai penggerak

4. Roda gigi

5. Bantalan

Alignment 3
B. Jenis Penyimpangan Kesumbuan
1. Penyimpangan menyudut vertikal
Penyimpangan ini terjadi
apabila antar sumbuporos penggerak
dan yang digerakkan membentuk
sudut. Perbaikan dapat dilakukan
dengan menaikkan atau menurunkan
sumbu poros.
2. Penyimpangan kesejajaran Vertikal
Terjadi perbedaan ketinggia
antaradua poros yang sejajar. Untuk
memperbaiki keadaan tersebut dapat
dilakukan dengan menaikkan dan
menurunkan sumbu poros.
3. Penyimpangan menyudut horisontal
Untuk memperbaiki kondisi
sumbu poros yang menyudut maka
sumbu poros harus digeser kearah kiri
atau kanan dengan besar yang berbeda.
4. Penyimpangan kesejajaran horizontal
Sumbu diantara dua posisi
sejajar, untuk memperbaiki kondisi
tersebut sumbu poros harus digeser
kekanan atau kekiri.

C. Tujuan Alignment
Adapun tujuan dilakukan alignment antara lain :
1. Agar putaran dan daya yang ditransmisikan dapat maksimal;
2. Menghindarkan kerusakan akibat ketidaksumbuan;
3. Menjaga kondisi mesin tetap stabil;
4. Menghindarkan suara ribut.

Alignment 4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tanda-tanda Penyimpangan
1. Tanda-tanda Terjadinya Penyimpangan Pada Kopling

a. Pada saat mesin beroperasi


1). Terjadi getaran yang tidak nor-
mal disekitar komponen,
teruta-ma pada poros dan
timbul yang tidak normal.

2). Poros beserta kopling terlihat


mengayun, terutama apabila
poros penggerak dan yang
digerakkan jaraknya jauh.

3). Terjadi panas yang berlebihan pada bantalan atau kopling.

b. Pada saat mesin diam


1). Kerusakan atau keausan pada elemen-elemen kopling

Alignment 5
2). Kerusakan pada bantalan

3). Kerusakan pada poros

2. Pemeriksaan Penyimpangan Pada Kopling


a. Pemeriksaan menggunakan straightedge dan feeler gauge.
Straightedge digunakan untuk mengetahui kerataan suatu
permukaan dan feeler gauge digunakan untuk mengukur celah atau
ruang antara. Untuk memeriksa penyimpangan paralel digunakan
strightedge pada permukaan diameter kopling dan untuk mengetahui
besar penyimpangan diukur dengan feelergauge.
Untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan feeler
gauge pada jarak diantara permukaan sisi kopling. Kedalaman feeler
gauge pada keempat sisi harus sama.

b. Menggunakan jangka sorong dan mistar baja.


Jangka sorong digunakan untuk memeriksa penyimpangan
paralel dan sebagai pengganti dari straightedge. Pada kopling yang
memiliki jarak antara permukaan sisi yang relatif lebar, digunakan
jangka sorong untuk memeriksa penyimpangan menyudut pada empat
posisi dengan kedalaman yang sama

Alignment 6
3. Toleransi Penyimpangan
Toleransi penyimpangan menyudut dan paralel yang diijinkan
tergantung dari jenis kopling yang dipakai. Untuk kondisi umum (kasa)
dapat dijadikan patokan :
1. rpm < 3600 ; TIR 0.004” (0.1 mm)
2. rpm > 3600 ; TIR 0.002” (0.05 mm)

4. Perbaikan Penyimpangan pada Kopling


Untuk memperbaiki penyimpa-ngan
vertikal, kaki-kaki pada mesin harus
dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
perhitungan, sebagai pengganjal diguna-
kan “shim”.
Shim dibuat sedikit lebih besar dari
lebar kaki mesin dan terbuat dari material
yang kaku. Hindari penggunaan beberapa
shim yang ditumpuk menjadi satu karena
memungkinkan shim bersifat seperti
pegas.
Untuk memperbaiki penyimpangan
horizontal, kaki-kaki pada mesin harus
digeser sesuai perhitungan. Untuk
mengetahui besar pergeseran digunakan
dial indicator pada kaki-kaki mesin.
Pada saat melakukan perbaikan
penyimpangan terhadap kopling, lakukan
terlebih dahulu perbaikan menyudut
(pendekatan) dengan jalan mengatur gap
pada empat posisi. Kemudian perbaikan
secara teliti dilakukan.

Alignment 7
Untuk mencegah pergeseran mesin
saat dijalankan dan pemasangan ulang
setelah proses perawatan mesin digunakan
pena sebagai penepat dan pengaman
terhadap pergeseran mesin.
5. Hal – hal Lain yang Berhubungan dengan Kopling

1. Dudukan dan pondasi mesin


Komponen penggerak dan yang
digerakan pada saat datang dari pabrik
pembuat ada yang dipasang dalam satu
dudukan rata yang disebut “steel
baseplates” .
Hindari pemasangan pemasa-ngan
komponen mesin secara langsung pada
lantai di pabrik. Gunakan base pad agar
kerataan dan ketelitian dapat dicapai.
Pada suatu kondisi tertentu pemasangan
bertingkat dapat juga di-lakukan seperti
pada mesin yang memiliki “frame
work”.
Untuk pemasangan digunakan pelat
penyangga yang dapat menumpu
komponen. Pelat penyangga akan
menambah kekuatan susunan dan
memberi keseimbangan pondasi. Tebal
minimum pelat penyangga sebesar
diameter baut yang digunakan.

Alignment 8
2. Poros
Salah satu penyebab rusaknya
komponen mesin pada saat beroperasi
adalah poros yang bengkok. Lakukan
perbaikan sedapat mungkin, apabila
tidak memungkinkan ganti poros
tersebut.

3. Kopling
Dimensi kopling mempunyai batas
toleransi seperti silindrisitas dan
ketegak-lurusansisi kopling dengan
sumbu pusat. Pada rpm < 3600.
a. φ Kopling<12”(304mm) toleransi maximum
0.006”(0.15 mm) TIR
b. φ Kopling>12”(304mm) toleransi maximum
0.008”(0.2 mm) TIR
c. pada rpm >3600 toleransi maksimum 0.004”(0.1mm) TIR

B. Jenis-jenis Penyimpangan pada Puli dan Sabuk Penggerak

1. Penyimpangan menyudut sumbu poros


arah vertikal. Penyimpangan terjadi
karena salah satu poros atau kedua poros
tidak “level” terhadap bumi dan saling
membentuk sudut.

2. Penyimpangan menyudut sumbu poros


arah horisontal. Penyimpangan
diakibatkan karena sumbu kedua poros
tidak sejajar dan membentuk sudut, pada
kondisi tertentu kondisi ke dua poros
“level” terhadap bumi.

3. Penyimpangan kesebarisan puli.


Kedua puli tidak sebaris sehingga akan
mengakibatkan sabuk penggerak terpasang

Alignment 9
tidak sesuai pada alur puli, dan sumbu
kedua poros dalam keadaan paralel.

C. Tanda Terjadinya Penyimpangan pada Puli dan Sabuk Penggerak

Pada saat mesin beroperasi terjadi


penyimpangan ditunjukan dengan terpuntirnya
sabuk penggerak pada puli atau terlepasnya
sabuk penggerak dari puli.

Pada saat mesin tidak beroperasi terjadi


penyimpangan terlihat dari posisi sabuk
penggerak yang terpasang tidak pas dari puli
dan terjadinya keausan pada flange sabuk
penggerak positive.

D. Pemeriksaan Penyimpangan

Penyimpangan sumbu poros arah


vertikal dapat diketahui dengan menggu-
nakan “spirit level”atau “clinometer”.

Untuk mengetahui penyimpangan


kesejajaran sumbu poros arah horisontal pada
poros yang sudah di “leveling” digunakan
mistar atau batang pengukur.

Penyimpangan kesebarisan puli dapat


diperiksa dengan menggunakan mistar perata.
Pada kondisi dimana jarak antara sumbu poros
yang jauh, benang atau kawat dapat digunakan
untuk memeriksa penyimpangan yang terjadi.

E. Penyebab Kerusakan

Kerusakan yang dialami oleh elemen-elemen mesin tersebut yaitu


diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain :
1. Pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
2. Usia elemen yang sudah tua
3. Pembongkaran alat yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis

Alignment 10
4. Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan konsep perancang
Cara menyetel jarum indikator pada posisi nol :
1. Buka sekrup pengencang pada body indikatornya.
2. Letakkan tangan kamu dan ibu jari pada ring yang dikartel pada bagian
luar dari body indikatornya.
3. Putar skala pembagiannya sampai segaris dengan posisi jarum indikator
pada titik 0.
4. Keraskan kembali sekrup pengencangnya. Sebelum memakai indikator
perhatikan aturan pemakaiannya atau dengan bantuan surface gauge agar
didapat hasil yang tepat. Pergunakan indikator seperti berikut :
5. Indikator harus tercekam kuat, untuk menghindarkan getaran dan
kesalahan pembacaan.
6. Indikator hanya dipakai pada material/benda kerja yang telah selesai,
halus/pada permukaan – permukaan mesin untuk pengecekan.
7. Agar lebih teliti, gunakanlah indicator dengan sedikit mungkin
penyimpangan dari jarum indikatornya.
8. Hindarkan gerakan secara tiba – tiba atau hentakan.
9. Atur posisi indikatornya sehingga contact pointnya tepat pada daerah yang
akan diukur sesuai dengan panjang penggerakan jarumnya.
10. Simpan indikator pada tempatnya setelah dibersihkan bila tidak dipakai.

Indikator tidak boleh dipakai bila :


1. Jarum indikator tersebut bergerak tidak menentu.
2. Contact pointnya tidak kembali secara sempurna.
3. Spindle sticnya tidak bisa bergerak.
4. Dial glassnya pecah.
5. Jarum indikator tidak bergerak bila contact pointnya bergerak.
6. Spirit level
Spirit level atau bubble level adalah peralatan yang dirancang
untuk mengetahui tingkat kemiringan suatu permukaan baik horizontal
maupun vertikal. Jenis spirit level yang berbeda banyak digunakan oleh

Alignment 11
tukang kayu, tukang bangunan dan pengerjaan logam. Spirit level terdiri
dari tabung tunggal yang berisi ethanol karena titik bekunya yang rendah
yaitu, -114 °C. Beberapa spirit level juga mampu menandai tingkat
kemiringan suatu permukaan dalam derajat. Gelembung udara yang berada
di tabung merupakan pusat. Jika gelembung tersebut bergerak/berpidah ke
salah satu sisi tabung maka adanya kemiringan permukaan yang diuji

F. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan alignment ini
antara lain :
1. Feeler gauge
Feeler gauge digunakan untuk mengukur
celah atau ruang antara

2. Straightledge
Straightgauge digunakan untuk
mengetahui kerataan suatu permukaan

3. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa penyimpangan menyudut pada
empat posisi dengan kedalaman yang sama.

4. Mistar baja
Mistar baja digunakan untuk memeriksa penyimpangan paralel dan
sebagai pengganti dari straightedge

5. Shim
Shim digunakan sebagai pengganjal

6. Dial indikator
Dial indikator digunakan untuk mengukur kerataan, bekerja bila tekanan
yang ringan diberikan pada contact point. Setiap gerakan disalurkan oleh
rack gear melalui gigi/gear kepada jarum indikator sehingga
menggerakkan jarum indikator seputar pembagian pada skalanya.

Alignment 12
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan praktek alignment, maka dapat disimpulkan :

1. Terjadinya penyimpangan dikarenakan sewaktu pemasangan komponen-


koponen mesin kurangnya ketelitian;

2. Penyimpangan pada suatu mesin tidak boleh melebihi batas yang


diizinkan atau disebut “Missalignment”.

B. Saran

1. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu mempelajari teori-teori


alignment;
2. Jagalah keselamatan keja sewaktu melakukan pengujian pada puli atau
kopling;
3. Setelah selesai melakukan pengujian, bersihkan peralata-peralatan yang
digunakan.

Alignment 13
DAFTAR PUSTAKA

www.alignment.com

www.google.com

www.wikipedia.com

Alignment 14

Anda mungkin juga menyukai