DISUSUN OLEH :
APRINAL WA'ASI
( F1C 019 022 )
Disusun oleh :
APRINAL WA'ASI
NIM. F1C019022
Syahrul, S.T.,M.A.Sc.,Ph.D.
NIP.196912261994411001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan ”Praktikum Prestasi Mesin” sesuai dengan batas
waktu yang direncanakan.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Paryanto Dwi Setyawan, ST.,MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Mataram.
2. Bapak Arif Mulyanto, ST.,MT, selaku Kepala Laboratorium Energi.
3. Bapak Syahrul, S.T.,M.A.Sc.,Ph. yang selalu sabar membimbing dan memberikan pengarahan
sehingga laporan praktikum prestasi mesin ini dapat diselesaikan.
4. Asisten praktikum proses produksi yang senantiasa menemani dan menjelaskan cara-cara atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum.
5. Kepada Keluarga, Sahabat ,dan Saudara-saudaraku khususnya yang berada di Jurusan Teknik
Mesin yang senantiasa memberikan doa dan semangat sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan ataupun kesalahan baik yang berhubungan dengan
materi maupun sistematik penulisan, untuk itu kritik dan saran yang mendukung sangat penulis harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya.
Aprinal Wa'asi
DAFTAR ISI
2 3
1
V
Tekanan (P)
a. Tekanan mekanis rata-rata (Pm)
L n
Pm 10 A B 2
(kg/cm )
30
dimana :
A = 0,05 ; B = 0,012 → untuk mesin diesel
A = 0,05 ; B = 0,01155 → untuk mesin bensin
L = panjang langkah torak
Efisiensi (η)
a. Efisiensi mekanis (ηm)
Ne
m 100%
Ni
b. Efisiensi termal
Ne
e 632 100%
Qb
2. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menyelidiki prestasi mesin diesel, yang meliputi :
1. Torsi
2. Daya output
3. Konsumsi bahan bakar spesifik
4. Efisiensi
3. SPESIFIKASI ALAT
3.1 Motor Diesel Mitsubisi-Indirect Injection
Model mesin : Empat Langkah, katup atas, pendinginan air
Model/Type : 4D56-L300, 4 cylinder in-line
Jumlah silinder : 4 silinder
Diameter x langkah : 91,1 mm x 95,0 mm
4.4 Analisa
1. Untuk variasi beban buatlah grafik
- Torsi Vs Daya (Ne,Ni,Nm)
- Torsi Vs Fuel consumtion
- Daya Vs efisiensi
2. Untuk variasi putaran
- Putaran vs daya
- Putaran Vs Fuel consumtion
3. Buatlah analisa dan komentar pada fenomena yang ditunjukkan oleh grafik-
grafik tersebut.
Air bergerak dari reservoir, melalui saringan dan katup satu arah, naik ke atas
ke katup inlet pompa, kemudian melalui pompa. Pompa mendorong air melalui
katup outlet (delivery) dan kemudian melewati sebuah venturi.Venturi ini bekerja
dengan layar yang menampilkan tekanan untuk mengukur aliran dari pompa. Air
bergerak dari Venturi dan kembali ke bawah menuju reservoir. Jika turbin air
terpasang, maka air bergerak dari venturi, melalui turbin dan kembali ke reservoir.
Turbin Pelton (Turbin Pelton) adalah turbin yang efisien. Turbin ini adalah
Turbin Air Impuls, yang dikembangkan oleh Lestor Allan Pelton, penemu dari
Amerika. Bagian yang bergerak adalah sebuah turbin besar atau 'runner' yang
memiliki sudu khusus berbentuk ember yang efisien menangkap energi dari air
yang menghantam sudu tersebut. Sudu yang berbentuk ember berpasangan untuk
menyeimbangkan turbin dan mentransfer energi dengan baik. Air masuk ke turbin
melalui sebuah nozzle di ujung katup. Nozzle mengarahkan air ke sudu, untuk
memberikan transfer energi air ke turbin. Energi dari air menggerakkan turbin.
Ujung nozel yang dapat diatur memungkinkan praktikan menemukan pengaruh
perubahan kecepatan air dari jet yang menghantam sudu.
Turbin Pelton adalah turbin yang efisien (turbin industri dapat mencapai
efisiensi 85-90%), bekerja baik dengan laju aliran rendah dan tekanan inlet tinggi.
Turbin Propeller dan Turbin Kaplan adalah turbin efisien (efisiensi turbin
industri bisa lebih dari 90%) yang bekerja baik pada laju aliran yang sangat tinggi
dan tekanan inlet yang rendah.
Turbin Francis adalah turbin reaksi aliran radial yang dikembangkan oleh
James B Francis, insinyur Inggris-Amerika. Bagian bergeraknya (runner) adalah
sebuah impeller radial. Air masuk ke turbin pada sudut kanan dari putaran impeller.
2. TEORI DASAR
Tabel 1 Daftar simbol dan beberapa nilai variabel
Simbol Rincian Satuan Nilai
p2 Tekanan inlet pompa Pa
p4 Tekanan statis delivery pompa (tekanan inlet turbin) Pa
Δp1 Perbedaan tekanan sepanjang venturi Pa
Cd Koefisien aliran (untuk venturi) - 0,97
A1 Area pada inlet ke venturi m 2
9,08 x 10−4 m2
A2 Area pada throat venturi m2 3,14 x 10−4 m2
Qv Laju aliran volumetrik m3/s
Np Putaran pompa rpm
NT Putaran turbin rpm
P Putaran sudut pompa radian/s
A
2
1
1
2
A 2
Dimana:
ρ = densitas Air (kg/m3 ).
Ingat bahwa monitor menampilkan tekanan dalam bar, sehingga Anda harus
mengalikan nilai tersebut dengan 105 untuk menghasilkan H dalam Pascal.
CATATAN: Tekanan inlet diindikasikan sebagai tekanan negatif (isap = suction),
perhitungkan tanda tersebut jika Anda menghitung Head.
2.3.3 Daya Mekanis (ke Pompa)
Ini merupakan daya poros pada pompa. Universal Dynamometer
menghubungkan secara langsung poros-pompa, sehingga daya poros yang
ditampilkan oleh motor penggerak adalah daya poros pada pompa.
2
WD N P .TP Watt ………………..................……………………….. 3)
60
2.3.4 Daya Hidrolik (dari Pompa)
Daya hidrolik (kadang dikenal sebagai 'water horsepower') yang pompa
tambahkan ke air adalah hasil dari aliran yang melalui pompa dan peningkatan
pada tekanan (Head):
WP p 4 p 2 .Qv Watt ………..................……………………………. 4)
Atau
W P H .Qv Watt ………..................……………………………………. 5)
Catatan: Dalam buku teks, persamaan ini ditulis sebagai WP gQH dengan H
dalam meter kolom air.
Sebuah pompa air ideal mengkonversi semua daya input (poros) menjadi
tenaga hidrolik di dalam air. Jadi:
WP WD
Dalam pompa nyata, terdapat kerugian, terutama disebabkan karena gesekan.
Jadi, untuk pompa nyata, daya hidrolik lebih kecil dari daya poros.
WD WP WL Watt ………….....................………………………..…. 6)
2.3.5 Efisiensi Pompa
Persamaan 6 memberikan efisiensi keseluruhan pompa. Ini adalah rasio
antara daya pompa dengan daya hidrolik
W
P P x100 % …………………..................………………………….. 7)
WD
2.3.6 Persamaan Tak Berdimensi
Untuk membantu membandingkan pompa yang berbeda ukuran, para ahli
mengkonversi kinerja pompa menjadi parameter tak berdimensi dalam bentuk
‘koefisien’. Untuk pompa sentrifugal mereka menggunakan diameter impeller
pompa (D) sebagai referensi, sehingga:
Q
Koefisien Aliran = C Q ……………….......................…………. 8)
P D 3
H
Koefisien Head = C H ………………..........................….…. 9)
2P D 2
WP
Koefisien Daya = CP ……….................……………….. 10)
3P D 5
P D 2
Bilangan Reynolds = Re …………….................…………. 11)
Untuk persamaan di atas, P dalam radian/detik dimana:
P 0,1047N P rad / det ik ………………………….................……. 12)
Koefisien ini memungkinkan Anda untuk menggambarkan semua informasi
pada satu grafik untuk desain tertentu. Dimensi impeler pompa menentukan
bilangan Reynolds, yang berbeda untuk kecepatan pompa yang berbeda.
Persamaan tak berdimensi tidaklah sempurna benar, ada beberapa masalah ketika
menggunakannya pada pompa sangat kecil. Lihat buku teks mekanika fluida yang
cocok untuk lebih jelasnya.
2.4 Unjuk Kerja dan Efisiensi Turbin
Pemilihan daya output (daya poros) turbin dan head air (pada kecepatan aliran
tertentu) adalah hal yang paling penting untuk merancang turbin yang tepat.
2.4.1 Daya Hidrolis (ke Turbin tersebut)
Persamaan 13 menunjukkan daya hidrolik air yang tersedia di turbin. Ini
adalah hasil dari tekanan air pada inlet turbin dan aliran melalui turbin. Hal ini
mirip dengan persamaan 4,(untuk pompa) kecuali bahwa tekanan outlet tidak
termasuk.
WTH p 4 Qv Watt ................................................................................. 13)
Catatan : Dalam buku teks, persamaan ini ditulis sebagai WP gQH dengan H
dalam meter kolom air. Panduan ini mengasumsikan bahwa outlet
turbin berada pada tekanan atmosfer, sehingga head sepanjang pompa
hanyalah tekanan inlet terhadap yang berhubungan dengan atmosfer .
2.4.2 Daya Poros Mekanis (dari Turbin)
Dinamometer turbin mempunyai alat pembaca yang akan menampilkan
besar nilai daya mekanis (WTS). Daya tersebut adalah daya yang tersedia pada
poros turbin. Dari dinamometer turbin diperoleh data putaran (N) dalam rpm dan
torsi (T) dalam N.m, maka dapat dihitung daya mekanis atau daya poros turbin
sebagai berikut:
2
WTS N T TT 0,1047xN T xTT Watt ................................................ 14)
60
2.4.3 Efisiensi Turbin
Jika persamaan 7 memberikan efisiensi keseluruhan pompa, maka
persamaan tersebut dapat pula digunakan pada turbin. Efisiensi turbin adalah
perbandingan antara daya mekanis dengan daya hidrolis turbin.
W
T TS x100 % …………..................……………………………….. 15)
WTH
3. PERSIAPAN PENGUJIAN
3.1 Peringatan Untuk Keselematan Pengujian
- Jangan pernah melepas pipa ketika pompa sedang jalan. Anda bisa basah dan
yang paling berbahaya bisa kesetrum atau terjadi korsleting listrik.
- Jangan menjalankan kontrol motor atau suplai listrik jika tangan anda basah.
- Segera bersihkan/keringkan jika terdapat tumpahan air.
Catatan: Pengujian pompa dan turbin akan menjadi lebih muda jika dikerjakan
secara berkelompok. Ada yang menjalankan alat kontrol, yang lainnya mencatat
hasil. Jangan menjalankan pompa dalam waktu yang lama sementara pipa inlet
dan outlet-nya tertutup penuh. Ketika pompa berhenti, tampilan tekanan
mungkin bernilai negatif. Ini normal karena tinggi relatif (head) air di dalam
pipa tekanan.
4. PELAKSANAAN PENGUJIAN
4.1 PERCOBAAN Unjuk Kerja dan Efisiensi Turbin Pelton
4.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh variasi bukaan nozzle terhadap unjuk kerja dan
efisiensi turbin Pelton.
4.1.2 Prosedur 1 - Tekanan inlet tetap, beban bervariasi dan tiga variasi
bukaan nozzle.
1. Pastikan bahwa dinamometer turbin dan turbin Pelton telah terhubung
dengan benar. Pastikan bahwa alat pengukuran tekanannya (P4) mengukur
tekanan inlet turbin, bukan tekanan outlet pompa.
2. Buat tabel kosong untuk hasil pengamatan (seperti tabel 3).
3. Baca dan patuhi bagian 4.2 Mengisi Air ke Pompa.
4. Buka nozzle secara penuh (aliran maksimum).
5. Buka penuh katup bagian inlet dan delivery pompa.
6. Pada dinamometer turbin, longgarkan pengatur torsi sehingga pita rem
longgar (tidak ada torsi). Lihat bagian belakang dinamometer turbin dan
periksa apakah sabuk rem sudah terpasang dengan benar.
7. Pada dinamometer turbin tekan dan tahan tombol “Press & Hold To Zero”.
Langkah ini mengatur torsi ke nol.
8. Gunakan dinamometer universal untuk menjalankan pompa dengan putaran
pompa 1800 rpm. Tekanan inlet turbin (P4) akan terbaca di monitor, catat
tekanan tersebut dan pertahankan konstan. Turbin Pelton akan mulai
berputar.
9. Catat semua data.
10. Gunakan dinamometer turbin (untuk menaikkan torsi turbin) untuk
menurunkan putaran turbin dengan tahapan (step) 50 rpm (toleransi +5
rpm). Pada setiap tahap periksa tekanan inlet turbin (P4) masih seperti
pada langkah 8, jika berubah atur ulang putaran pompa agar kembali ke
putaran langkah 8. Lakukan sebanyak 14 variasi. Catat semua data.
11. Hentikan pengujian ketika putaran turbin sudah mulai tidak stabil.
12. Ulangi pengujian pada putaran katup nozzle 7 kali putaran (50% terbuka)
dan 10,5 kali putaran (25% terbuka).
5. Pada dinamometer turbin tekan dan tahan tombol “Press & Hold To Zero”.
Langkah ini mengatur torsi ke nol.
6. Gunakan dinamometer universal untuk menjalankan pompa dengan tekanan
inlet turbin sekitar 70% dari tekanan maksimum (gunakan putaran pompa
2300 rpm). Baca tekanan inlet turbin (P4) tersebut dan jaga agar konstan.
Turbin Pelton akan mulai berputar.
7. Tingkatkan beban pada turbin secara perlahan sampai putaran turbin
mencapai 1200 rpm (toleransi +5 rpm).
8. Catat semua data. Jika Anda menggunakan VDAS, klik pada tombol
“record data values” untuk merekam semua data secara otomatis.
9. Putar nozzle satu putaran, sehingga hampir terbuka penuh.
10. Jika perlu, atur ulang putaran pompa untuk mengatur tekanan inlet turbin
(P4) kembali ke nilai seperti pada langkah 6.
11. Jika perlu, sesuaikan beban turbin untuk mengatur putaran turbin kembali ke
1200 rpm (toleransi +5 rpm).
12. Catat semua data.
13. Lanjutkan untuk memutar pemutar nozzle searah jarum jam (arah menutup)
satu kali putaran (360o). Pada setiap pengaturan, sesuaikan putaran putaran
pompa dan torsi turbin (jika perlu), untuk menjaga tekanan inlet dan putaran
turbin konstan, kemudian catat semua data.
14. Lakukan sebanyak 12 variasi bukaan nozzle dengan setiap tahapan variasi
satu kali putaran.
Kondensor
3 2
Katup
Ekspansi Kompresor
4 Evaporator 1
Siklus kompresi Uap Standar
2
T P
3 3 2
4 1
4 1
s
h
1.1 Kompresor
Merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan tekanan kerja fluida.
Kompresor menghisap refrigran (dalam fase gas) dari evaporator pada suhu dan
tekanan rendah, lalu mengkompresikan gas tersebut sehingga tekanan dan
temperaturnya menjadi tinggi.
1.2 Kondensor
Merupakan alat penukar kalor yang berfungsi mengembunkan uap refrigran
yang bertekanan dan temperatur tinggi.
1.4 Evaporator
Merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk menyerap kalor ,
sehingga refrigran akan menguap.
2. SPESIIFIKASI PERALATAN
- Tipe : Refrigeration units
- Produk : Udara lewat air flow ducts dengan parameter yang bervariasi
- Refrigerant : R22
- Kompresor : 1 PK
- Boiler : 1500 Watt ( 3 variasi )
- Air Heater : 1500 Watt
- Exhoust Fan : 2 variasi putaran ( Low and High Speeds )
4. SKOPE PERCOBAAN
4.1 Mengukur Parameter
Karena banyaknya perubahan parameter akibat dari suatu besaran : semua
jenis parameter dapat dilihat pada formulir DATA PERCOBAAN A.C. BENCH yang
dikelompokan menurut :
- Fungsi :
1. Manometer
2. Termometer
3. Termokopel
4. Regavolt
5. Pressure Gage
- Fluida yang dilayani
1. Masa aliran udara pada Air Flow Duct
2. Air kondensasi yang terbentuk
3. Uap air dari Boiler untuk proses Humidifikasi
4. Refrigerant R 22 yang bersirkulasi
5. Alkohol sebagai indikator pada MANOMETER
- Produk :
1. Udara dengan temperatur, kelembaban dan kapasitas tertentu.
4.2 Menghitung
Dari percobaan Low Speed dan High Speed hitung.
- Beban pendinginan
- Koefisien prestasi (C.O.P)
- Efektifitas EVAPORATOR
- Efisiensi Boiler
- Buat diagram psykrometric letak titik B dan C (berapa nilai RH) hubungkan
garis B dan C pada tiap kecepatan
5. PETUNJUK OPERASI
5.1 Menjalankan Instalasi
1. Saklar induk dipasang pada posisi ON dengan Regavolt pada posisi IDLE.
2. Atur pembebanan Air Flow Duct dengan menggunakan saklar, dari semua
komponen pelengkap (Boiler, Air heater dan Regavolt). Posisinya disesuaikan
dengan kombinasi & variasi data yang ditentukan untuk setiap kelompok
praktikum.
3. Setelah terbentuk uap air selanjutnya regavolt diatur supaya ada aliran udara
melalui evaporator, dengan tujuan membebani evaporator dengan mengatur
posisi regavolt sesuai variasi data untuk masing-masing kelompok.
4. Kompresor dijalankan sehingga terjadi sirkulasi refrigerant. Instalasi dibiarkan
beroperasi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator, lalu ditampung
dengan gelas pengukur.
5. Setelah air kondensasi terbentuk barulah pencatatan data-data bisa dimulai.
PERHATIKAN !!!
UNTUK SETIAP MELAKUKAN PERUBAHAN DARI LOW COOL KE HIGH COOL
ATAU SEBALIKNYA DIBUTUHKAN WAKTU (DURATION) 5 MENIT.
6. PENGAMBILAN DATA
- Pengambilan data baru boleh dimulai setelah ada air kondensasi yang terbentuk
pada evaporator.
- Setiap kombinasi parameter supaya diambil data-datanya sebanyak 3 x.
- Data-data dianggap valid jika pencatatan dilakukan setelah kondisi betul-betul
dalam keadaan steadi (steady state), yang ditandai dengan tidak adanya
fluktuasi nilai temperatur, tekanan statik dan pressure gauge
PP
A B
m
U
BOILER
P
B
Kekekalan massa :
mB= mA + mU
didapat :
Dengan mengabaikan Losses dapat dihitung Efisiensi Ketel Uap
QB
B PB
mU h fg
PB
dimana :
mU : Laju aliran massa uap yang dibangkitkan (kg/dtk)
mA : Laju aliran massa udara luar yang dihisap fan
hfg : Enthalpi Penguapan (kJ/kg)
PPU : Daya Pemanas Udara (kW)
PB : Daya Pemanas Boiler (kW)
HL A-B : Energi Hilang pada daerah A-B (Joule/dtk)
υA : Volume spesifik udara pada penampang di - A biasa dicari dari
psychrometric (m3/kg)
Z : Tinggi skala terbaca pada Manometer
B C
R
m CO e
N f
Keseimbangan Energi
m B hB - m C hC = QRef + m CON hCON + HL B-C
Kekekalan massa
mB - mC = m CON
WCOMP
* WCOMP
m ref
h2 h1
Efektifitas Evaporator
T1 T 4
ev
TB T4
(1)
adalah massa jenis fluida, dalam hal ini adalah air yang diketahui berdasarkan
temperatur air yang diukur langsung saat pelaksanan pengujian
g adalah percepatan grafitasi setempat yang diasumsikan mempunyai nilai
g = 9,81 m/s2
Dalam kasus apabila,
- diameter pipa isap ds sama dengan diameter pipa tekan dd yang menyebabkan
kecepatan aliran fluida di sisi isap Vs sama dengan kecepatan fluida di sisi
tekan Vd; Vs = Vd
- perbedaan level saluran isap pompa zs dengan level saluran tekan pompa zd
cukup kecil, sehingga zs dan zd dapat dianggap sama; zs = zd
WH =
3.2 Tujuan
Mengetahui karakteristik hubungan head dan debit pada operasi pompa
tunggal
3.3 Alat
Alat yang diperlukan: Instalasi pengujian pompa, termometer, stopwacth,
pembuka socket priming hole, dan gayung kecil untuk priming.
3.4 Prosedur
3.4.1 Persiapan Pengujian
1. Menyiapkan kelengkapan praktikum; (a) Termometer, (b) Stopwatch, (c) Alat
tulis, serta (d) Tabel Data
2. Memastikan aliran listrik ke alat uji terputus (OFF), yaitu dengan mengatur
agar “Saklar P.0” di Stavol , “Saklar P.1” Pompa 1, dan “Saklar P.2” Pompa 2
di posisi OFF.
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung “RESERVOIR” berada dalam
batas “FULL” dan “LOW”.
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit “DEBIT” dalam posisi
terbuka penuh sehingga tinggi permukaan air berada pada skala “0”.
5. Mengatur katup untuk menguji Pompa 1 atau Pompa 2.
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer.
- Membuka katup manifold pressure gauge; M1, M2, M3, dan M4
- Melepas konektor manometer; M1p, M2p, M3p, dan M4p
- Menunggu beberapa saat hingga permukaan merkuri pada pipa manometer
berhenti bergerak
- Memasang kembali konektor manometer
- Baca di notifikasi untuk menghindari “over-pressure” manometer
NOTIFIKASI … !!!
Pengujian C.1: M1, M2, M3, dan M4 dibiarkan tetap terbuka
sampai pengujian dengan Katup V.5 posisi Skala (1), (2), (3), (4),
dan (5).
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer; M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, serta M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris
Nomor Data (0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum
pengujian Katup V.5 pada Skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini
tidak dilakukan.
8. Mengukur temperatur air “RESERVOIR”. Hasilnya diisi di Nomor Data (0).
9. Melakukan priming pada Pompa 1 atau Pompa 2. Praktikan dapat
mengkonfirmasikan ke Laboran apakah langkah ini diperlukan.
7. Pengujian dilanjutkan dengan posisi Skala (6) dan (7). Data pengujian dua
posisi skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing.
WH = .g.H.Q
H adalah gabungan dari head total Pompa 1 dan head total Pompa 2
Q adalah debit aktual aliran fluida yang diketahui dari pengukuran langsung yang
besarnya dapat divariasikan dengan merubah bukaan Katup 5
Debit Q total,
Q = QP1 = QP2
Dalam hubungan pompa seri debit aliran keluar dari sisi tekan Pompa 2 tetap
sama dengan debit aliran yang keluar dari sisi tekan Pompa 1, yaitu tetap sebesar Q.
4.2 Tujuan
Menentukan karakteristik hubungan antara head dan debit operasi dua pompa
berkarakteristik sama yang dipasang seri
4.3 Alat
Alat-alat yang diperlukan: Instalasi pengujian pompa, termometer, stopwacth,
jangka sorong, batang pembuka socket priming hole, dan gayung kecil untuk
priming.
4.4 Prosedur
4.4.1 Persiapan Pengujian
1. Menyiapkan kelengkapan praktikum; (a) Termometer, (b) Stopwatch, (c) Alat
tulis, serta (d) Tabel data
2. Memastikan aliran listrik ke alat uji terputus (OFF), yaitu dengan mengatur
agar “Saklar P.0” di Stavol , “Saklar P.1” Pompa 1, dan “Saklar P.2” Pompa 2
di posisi OFF.
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung “RESERVOIR” berada dalam
batas “FULL” dan “LOW”.
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit “DEBIT” dalam posisi
terbuka penuh sehingga tinggi permukaan air berada pada skala “0”.
5. Mengatur katup sesuai dengan rangkaian pengujian.
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer.
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer; M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, serta M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris
Nomor Data (0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum
pengujian Katup V.5 pada Skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini
tidak dilakukan.
8. Mengukur temperatur air “RESERVOIR”. Hasilnya diisi di Nomor Data (0).
9. Melakukan priming pada Pompa 1 atau Pompa 2. Praktikan dapat
mengkonfirmasikan ke Laboran apakah langkah ini diperlukan.
WH = .g.H.Q
H adalah gabungan dari head total Pompa 1 dan head total Pompa 2 (dalam meter
air)
Q adalah debit aktual aliran fluida yang diketahui dari pengukuran langsung yang
besarnya dapat divariasikan dengan merubah bukaan Katup 5
Debit Q total,
Q = QP1 + QP2
Dalam hubungan pompa paralel head aliran keluar dari sisi tekan Pompa 2
tetap sama dengan debit aliran yang keluar dari sisi tekan Pompa 1, yaitu tetap
sebesar H.
5.2 Tujuan
Menentukan karakteristik hubungan antara head dan debit operasi dua pompa
berkarakteristik sama yang dipasang parallel
5.3 Alat
Alat-alat yang diperlukan: Instalasi pengujian pompa, termometer, stopwacth,
jangka sorong, batang pembuka socket priming hole, dan gayung kecil untuk
priming.
5.4 Prosedur
5.4.1 Persiapan Pengujian
1. Menyiapkan kelengkapan praktikum; (a) Termometer, (b) Stopwatch, (c) Alat
tulis, serta (d) Tabel Data
2. Memastikan aliran listrik ke alat uji terputus (OFF), yaitu dengan mengatur
agar “Saklar P.0” di Stavol , “Saklar P.1” Pompa 1, dan “Saklar P.2” Pompa 2
di posisi OFF.
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer; M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, serta M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris
Nomor Data (0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum
pengujian Katup V.5 pada Skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini
tidak dilakukan.
8. Mengukur temperatur air “RESERVOIR”. Hasilnya diisi di Nomor Data (0).
9. Melakukan priming pada Pompa 1 atau Pompa 2. Praktikan dapat
mengkonfirmasikan ke Laboran apakah langkah ini diperlukan.
- Mencatat tekanan (bar) pada pressure gauge. (G.1) dan G.2 untuk Pompa
1. (G.3) dan G.4 untuk Pompa 2.
- Mencatat ketinggian merkuri (mm) pada manometer. M1p, M1a, M2p, dan
M2a untuk Pompa 1. M3p, M3a, M4p, dan M4a untuk Pompa 2.
- Pengambilan data diulang setelah berselang beberapa saat. Dicatat sebagai
data pengujian Nomor Data (2).
- Pengambilan data diulang lagi untuk pengujian Nomor Data (3).
5. Mengulang Prosedur (3) dan (4) untuk tiap Pembukaan Katup V.5 yang lain
dengan urutan pada posisi Skala (2), (3), (4), dan (5). Data pengujian posisi
skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing
6. Memperhatikan notifikasi sebelum melanjutkan pengujian. Katup manifold
M1, M2, M3, dan M4 ditutup full.
7. Pengujian dilanjutkan dengan posisi Skala (6). Data pengujian posisi skala
ini dicatat juga pada tabel data masing-masing.