Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan praktek kerja nyata ini. Dalam laporan praktek kerja nyata ini penulis
mencoba melaporkan dan menguraikan pelaksanaan kerja praktek di Gardu Induk
150 KV Gondangrejo PT. PLN Trans JBT APP Salatiga. Dimana penulis
menyusun laporan ini dengan pembahasan “Lightning Arrester unit Transmisi
Gardu Induk 150 KV Gondangrejo”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah
Praktek Kerja Nyata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga laporan ini dapat saya
selesaikan, karena disadari tanpa bantuan berbagai pihak, maka sulit bagi saya
untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar kelak dapat menggerakkan kesadaran generasi muda untuk terus
menerus menuntut ilmu. Akhir kata, semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membaca.
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………….…………... i
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
2.3 Tugas Utama dan Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga....... 3
2
3.3. Peralatan dan Perlengkapan Gardu Imduk …..…...........……….......... 7
GONDANGREJO............................................................................................. 18
4.1 Pendahuluan.......................................................................................... 18
4.1.1 Pengertian....................................................................................... 18
BAB V. PENUTUP......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 36
LAMPIRAN....................................................................................................... 37
3
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 4.10 Contoh Hasil Pengukuran Thermovisi .......................................... 27
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Praktek Kerja Nyata dilaksanakan di Gardu Induk 150 KV Gondangrejo PT. PLN
(Persero) Trans JBT APP Salatiga yang bertujuan untuk:
Dalam makalah ini kami akan membatasi topik permasalahan yang akan
kami bahas yaitu, mengenai “Lightning Arrester unit Transmisi Gardu Induk
Gondangrejo”.
1. Pengamatan Langsung
Dilakukan dengan cara langsung mengamati langkah langkah yang dikerjakan
dalam proses pemeliharaan pada Lightning Arrester Gardu Induk Gondangrejo.
2. Wawancara
Berupa pengumpulan informasi dan konsultasi secara lisan dengan pihak pihak
yang terkait.
3. Pengambilan Data
Dilakukan dengan mengunakan data tertulis untuk mengetahui lebih jelas
tentang Lightning Arrester
4. Studi Pustaka
Berupa pengumpulan literatur dari para ahli sebagai data pelengkap.
7
BAB II
PT PLN (Persero) APP Salatiga merupakan salah satu unit dari PT PLN
(Persero) P3B JB yang sekarang berubah menjadi Transmisi Jawa Bagian Tengah
dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No. 1466.K/DIR/2011 tanggal 13
Desember 2011. Proses Bisnis APP Salatiga adalah Pelaksana Pemeliharaan.
Tugas utama PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi dan
transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan
secara unggul, andal, terpercaya.
Pemilihan lokasi yang tepat bagi perusahaan memiliki peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan keberhasilan usaha yang dijalankan dan berguna
untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Lokasi PT. PLN (Persero)
TRANS-JBT APP Salatiga sendiri berlokasi di Jl. Diponegoro No. 149 Salatiga.
2.3 Tugas Utama dan Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga
8
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
9
2.6 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga
Wilayah kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga adalah Salatiga,
Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam mengelola transmisi dan gardu
induk di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan PT. PLN (Persero)
TRANS-JBT App Salatiga selalu mengadakan hubungan komunikasi dengan
Gardu Induk di tiap daerah, APJ, APD dan APB sehingga hal apapun dapat
diminimalisasi kekurangannya.
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan
gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu
kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan
operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang
dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi
tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan
menengah atau tegangan distribusi.
Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.Berarti,
gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.Sebagai sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan.Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya
melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan
menengah.
3.2 Fungsi Gardu Induk
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik. Fungsi gardu induk secara umum :
a. Mentransformasikan daya listrik :
1.Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
2.Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
3.Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/20KV, 70KV/20kV).
4.Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50/60 Hertz).
b. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga
listrik.
11
c. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan
tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah
yang ada di gardu induk.
d. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita
kenal dengan istilah SCADA.
e. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada
tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu
induk lain.
3.3 Klasifikasi Gardu Induk
Gardu induk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurutdari segi
fungsi, segi pemasangan, dll. Berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk :
3.3.1. Gardu induk (substations) berdasarkan dari pemasangan peralatan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :
12
Sebagian peralatan tegangan tingginya terpasangdi dalam gedung dan yang
lainnya dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
lingkungan.Karena konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam dengan
pasangan luar inilah tipe gardu induk inidisebut juga gardu induk semi pasangan
dalam.
d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah(underground substation)
Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan bawah tanahhampir semua
peralatanya terpasang dalam bangunan bawah tanah.Hanya alat pendinginan
biasanya berada diatas tanah, dan peralatan-peralatan yang tidak memungkinkan
untuk ditempatkandi bangunan bawah tanah.Gardu induk jenis ini umumnya
berada dipusat kota, karena tanah yang tidak memadai.
3.3.2. Gardu induk (substations) berdasarkan dari tegangan dapat diklasifikasikan
menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu induk transmisi
Yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk
kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya).
Gardu induk transmisi yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan
tegangan tinggi 30 KV.
b. Gardu induk distribusi
Yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi dengan
menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi tegangan
menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk kemudian tegangan tersebut
diturunkan kembali menjadi tegangan rendah (127/220 V atau 220/380 V)
sesuai dengan kebutuhan.
3.3.3. Gardu induk (substations) berdasarkan dari fungsinya dapat diklasifikasikan
menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu Induk Penaik Tegangan
Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu
tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu
Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage
yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang
jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi
tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
13
b. Gardu Induk Penurun Tegangan
Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari
tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau
tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena
di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
c. Gardu Induk Pengatur Tegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga
listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh
(voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik
tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan
normal.
d. Gardu Induk Pengatur Beban
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban
motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor
berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau
menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan
air kembali ke kolam utama.
e. Gardu Induk Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke
tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
3.3.4. Gardu induk (substations) berdasarkan dari isolasi yang digunakan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu induk dengan isolasi udara
Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu
Induk ini berupa gardu induk konvensional memerlukan tempat terbuka yang
cukup luas.
b. Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6
Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu
induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS),
yang memerlukan tempat yang sempit.
14
3.3.5. Gardu induk (substations) berdasarkan dari sistemrel/ busbar yang digunakan
dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu induk sistem ring busbar.
Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk
jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan
lainnya dan membentuk ring (cincin).
b. Gardu induk sistem single busbar.
Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada
umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung
(akhir) dari suatu sistem transmisi.
c. Gardu induk sistem double busbar.
Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu
induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya
pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver
sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
d. Gardu induk sistem satu setengah (on half) busbar.
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya
gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik
atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk
ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
dilakukan perubahan system (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah
PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri).
15
3.4 Peralatan dan Perlengkapan Gardu Induk
Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu induk dilengkapi komponen
utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai
fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan. , Secara umum perlatan dan perlengkapan
pokok yang ada di Gardu Induk terdiri dari :
16
1. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi besaran
tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder.
3.4.3. Transformator Arus
Transformator bantu/ Trafo pemakaian sendiri (Trafo PS) adalah trafo yang
digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk
17
tersebut. Jadi merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motormotor 3
fasa yang digunakan sebagai motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor-
motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pasokan sumber tenaga
cadangan seperti sumber DC yang merupakan sumber utama jika terjadi
gangguan dan sebagai pasokan tenaga untukproteksi sehingga proteksi
tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC.
3.4.5. Busbar/ rel
18
3.4.6. Lightning Arrester
19
dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS
adalah secara manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis.
3.4.8. Pemutus Tenaga
20
Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang
berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor
pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar
Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak
bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).
3.4.10. Kompensator
Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat
pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi
atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk
menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang
berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan
kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau
kapasitor shunt dan reaktor shunt.
3.3.11. Rele Proteksi dan Papan Alarm
21
3.3.12. Baterai
22
BAB IV
LIGHTNING ARRESTER (LA)
DI GARDU INDUK 150KV GONDANGREJO
4.1. Pendahuluan
4.1.1 Pengertian
Lightning Arrester merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi
peralatan listrik lain dari tegangan surja baik surja hubung maupun surja petir.
Surja mungkin merambat di dalam konduktor saat peristiwa kegagalan sudut
perlindungan petir, blackflashover akibat pentanahan yang tinggi, proses switching
maupun gangguan fasa-fasa ataupun fasa tanah.
Arrester harus memiliki sifat khusus dimana pada keadaan normal, arrester
berlaku sebagai isolator yaitu menahan arus yang bernilai kecil. Apabila timbul
tegangan lebih surja, arrester berlaku sebagai konduktor yang melewatkan arus
yang tinggi. Setelah surja hilang, arrester harus cepat kembali menjadi isolator
sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.
23
4.2 Prinsip Kerja Lightning Arrester
24
Gambar 4.2- Konstruksi LA
Active Part terdirin dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc
Oxide dicetak dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung pada
kemampuan absorbsi energi dan nilai discharge arus. Material silinder terbuat dari
alumunium. Silinder ini memiliki kemampuan mekanis, juga befungsi sebagai
pendingin.
25
Gambar 4.3 - Keping Blok Varistor Zinc Oxide
Nilai residual voltage untuk setiap keping ZnO pada saat dilewati arus surja
bergantung pada diameter keping tersebut. Sebagai contoh pada keping dengan
diameter 32 mm, nilai residual voltagenya sebesar 450V/mm, sementara untuk
diameter 70 mm nilai resiudal voltage menurun menjadi 280V/mm. Hal ini berarti,
pada suatu keping ZnO dengan diameter 70 mm dan tinggi 45 mm terdapat
kemampuan residual voltage sebesar 12,5 kV. Bila nilai residual voltage yang
diinginkan sebesar 823 kV, maka diperlukan 66 keping ZnO tersusun ke atas. Hal
ini akan menyebabkan tinggi LA mencapai 3 meter, dimana ke stabilan mekanis
LA tidak baik, oleh karenanya LA juga didesain untuk dipasang
bertingkat(stacked).
4.3.2 Housing LA
26
4.3.3 Sealing dan Pressure Relief System
Sealing ring dan relief diaphgram dipasang di kedua ujung arrester. Sealing
ring terbuat dari material sintetis sementara pressure relief diaphgram terbuat dari
steel/nikel dengan kualitas tinggi. Pressure relief bekerja sebagai katup pelepasan
tekanan internal pada saat LA mengalirkan arus lebih.
Grading ring diperlakukan pada LA dengan ketinggian >1,5 meter atau pada
LA yang dipasang bertingkat. Grading Ring berfungsi sebagai kontrol distribusu
dengan medan elektris sepanjang permukaan LA. Medan kritis pada bagian yang
dekat dengan tegangan akan lebih tinggi, sehingga stress active part diposisi
tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada posisi dibawahnya. Stress ini dapat
menyebabkan degradasi pada komponen active part.
27
Gambar 4.5 - Grading Ring
28
4.3.6 Struktur Penyangga Lightning Arrester
a) Range I (1kV-245kV)
29
b) Range II (diatas 245kV)
a. Station Class
b. Intermediate Class
c. Distribusi Class
d. Secondary Class
a. Arrester GIS
b. Arrester Saluran Transmisi swicth.
Untuk tipe Gap, stress akibat tegangan tower frekuensi tidak mempengaruhu
kondisi arrester, namun sulit memoniyor kondisi arrester karena tidak dilengkapi
dengan counter, yang dapat dilaksanakan adalah monitoring kondisi tanduk api
untuk menentukan apakah telah terjadi proses discharge.
30
Gambar 4.8 – Arrester Saluran transmisi
1. insulator porselen
2. insulator polimer
31
4.5 Pemeliharaan Lightning Arrester
32
2. Inspeksi Level 2 Lightning Arrester (IL-2)
a. Pengukuran Thermovisi
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui adanya hotspot / titik panas yang
mengindikasikan adanya anomali pada LA, dengan cara pengamatan komponen /
bagian dari LA dengan menggunakan alat bantu kamera thermal / kamera
thermovisi, bukan thermo gun.
33
Gambar 4.10 Contoh Hasil Pengukuran Thermovisi di Gardu Induk Gondangrejo
Pengukuran arus bocor (LCM) adalah kegiatan pengukuran arus bocor resistif
dengan kompensasi harmonisa orde ke-3 yang bertujuan untuk mengetahui
degradasi komponen aktif (varistor) LA. Prinsip Pengukuran LCM :
Kondisi varistor ZnO pada LA dapat diketahui melalui analisis arus bocor
resistif dengan prinsip dasar sebagai berikut :
1. Komponen non linear, ZnO, bila diberi tegangan sinusoidal akan menghasilkan
arus bocor dengan harmonisa.
2. Arus bocor memiliki beragam harmonisa, seperti harmonisa orde ke-3, 5 dan
seterusnya, namun hanya arus bocor resistif dengan harmonisa ke-3 yang
paling dominan dalam menunjukan kondisi varistor ZnO.
3. Adanya harmonisa dari tegangan sistem di luar LA, dapat mempengaruhi hasil
pengukuran arus bocor , khusunya harmonisa yang berasal dari stray
capacitance sistem. Harmonisa yang berasal dari luar LA ini dapat
mempengaruhi hasil ukur LCM, sehingga kompensasi diperlukan untuk
memperoleh hasil ukur yang akurat.
34
Metode pengukuran dan perhitungan LCM sebagai berikut
Berdasarkan skema diatas, arus bocor resistif dihasilkan tidak hanya melalui
pengukuran namun juga perhitungan internal yang kompleks.
35
a. Mode : gunakan mode 3-fasa
b. Temp: setting suhu untuk pengukuran tidak kontinu, menggunakan setting
manual, masukan estimasi suhu LA.
c. Line: masukan tegangan operasional satt pengukuran (tegangan kontinu-Uc)
d. Averrage: Jumlah cacah perhitungan, standar deviasi (penunjuk error
perhitungan), akan semakin kecil, bila nilai Averrage semakin besar (rata-
rata 10-20 kali cacah)
6. Posisi menaruh Electric Probe :10 cm vertikal dibawah insulator dudukan LA
dan 5 cm horizontal dari LA, tidak menyentuh piringan indulator LA.
7. Catatan pelaksanaan pengukuran :
a. Pengukuran dilaksanakan minimal 4 kali dengan posisi probe yang berbeda.
( posisi depan – belakang – samping kiri dan samaping kanan.)
b. Hasil ukur arus bocor resistive adalah nilai rata-rata dari keempat
pengukuran.
3. Inspeksi Level-3 Lightning Arrester (IL-3)
Inspeksi offline yang bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan
(condition assessment), dilaksanakan dalam kondiai tidak bertegangan.
Adapan IL-3 pada lightning arrester adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi (Megger Test)
Pengukuran nilai tahanan insulasi bertujuan untuk mengetahui
kemampuan insulasi LA pada tegangan operasional. Titik pengujiannya ada
pada 3 titik yaiu sebagai berikut :
1. Tahanan insulasi LA dari terminal atas hingga ground
2. Tahan insulasi pada setiap stack LA.
3. Tahanan insulasi insulator dudukan/post insulator.
36
5. Pasca pengukuran, pastikan koneksi kawat konduktor dan kawat grounding LA
terpasang kembali dengan benar
37
counter akan bertambah bila di beri impulse tegangan DC. Impulse tegangan
DC yang digunakan dalam pengujian dihasilkan dari kapasitor 400-500 µF,
220-300 VAC.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran nilai
pentanahan adalah sebagai berikut:
1. Lepaskan kawat pentanahan di kedua sisi surge counter LA
2. Lakukan pembersihan insulator surge counter LA sebelum pelaksanaan
pengujian
3. Pelaksanaan pengujian:
a) Charge kapasitor dengan tegangan supply AC 220 V selama 30– 60 detik
b) Hubungkan kedua kutub kapasitor dengan segera pada kedua ujung surge
counter, sehingga impulse DC current dialami oleh surge counter.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Gardu induk merupakan sub sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik,
atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Sebagai
sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai
peran penting dalam menyalurkan energi listrik ke konsumen secara
maksimal walaupun jarak pembangkit listrik sngatlah jauh.
2. Sistem Peralatan pada Gardu Induk :
a) Lightning Arrester (LA)
b) Potensial Transformer (PT)
c) Current Transformer (CT)
d) Pemisah Tegangan (PMS)
e) Pemisah Tenaga (PMT)
f) Busbar / Rel
g) Transformator Daya (TRF)
h) SCADA
i) Teknologi Telekomunikasi
3. Lightning Arrester merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi
peralatan listrik lain dari tegangan surja baik surja hubung maupun surja
petir.
4. Prinsip kerja Lightning Arrester yaitu pada saat peristiwa surja, travelling
wave/gelombang berjalan merambat di penghantar sistem transmisi dengan
kecepatan mendekati cahaya. Surja dengan panjang gelombang dalam orde
mikro detik ini membuat dua logam pada arrester akan bekerja saling
terhubung dan menyalurkan arus listrik (sebagai konduktor). Namun fungsi
konduktor ini tidak akan mengenai sistem kelistrikan yang ada karena salah
satu kutub itu akan meneruskan ke tempat pembumian.
5. Pemeliharan Lightning Arrester meliputi beberapa tahap salah satunya yaitu
proactive maintenance, yakni pemeliharan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya failure(kegagalan) peralatan (Predictive dan preventive
maintenance).
39
5.2 Saran
Untuk Gardu Induk 150 Kv Gondangrejo :
1) Manfaatkan lahan kosong disekitar lingkungan gardu induk untuk ditanami
pepohonan yang dikira tidak mengganggu sistem gardu induk seperti
pepohonan buah, agar terlihat lebih asri, hijau dan tidak terlalu panas.
2) Fasilitas olahraga untuk menunjang operator dalam menjaga kesehatan dan
mengusir bosan ketika sedang tidak ada pekerjaan.
Untuk Mahasiswa Praktik Kerja Nyata :
1) Berusahalah untuk lebih proaktif untuk memahami segala yang ada di gardu
induk.
2) Perhatikan dan pelajari semua yang diberikan oleh pembimbing kerja
dilapangan, serta minta data-data yang diperlukan.
3) Jangan ceroboh ketika melakukan pekerjaan, selalu menanyakan atau
menunggu instruksi dari pembimbing lapangan.
4) Selalau Perhatikan keselamatan kerja, seperti memakai helm yang standar
saat dilapangan.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER PADA PT.PLN (PERSERO)
TRANS JBT AREA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA
BASECAMP SURAKARTA GARDU INDUK 150 kV GONDANGREJO
Disusun oleh :
42
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER
PT.PLN (PERSERO) TRANS JBT AREA PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN SALATIGA BASECAMP SURAKARTA GARDU
INDUK 150 kV GONDANGREJO
Disusun oleh :
Mengetahui,
SPV Gardu Induk Gondangrejo
Mualif Yusron
43
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA)
PADA GARDU INDUK 150 KV GONDANG REJO
PT. PLN (PERSERO)
TRANS JBT APP SALATIGA
Disusun Oleh :
44
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
45