Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS SISTEM DAYA II

MOTOR STARTING ANALISIS


Anggota Kelompok:

Muhammad Fahmi Ilmi 175060307111018


Nur Kholiq 175060300111030
Ken Rama Adityo 175060300111025

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Malang
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah
kami dalam pembuatan makalah ini. Tanpa bantuan dari Tuhan, Kami bukanlah siapa-siapa.

Makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Sistem Daya II.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai makalah ini. Dalam hal ini,
Kami ingin menyampaikan bagaimana pengaruh motor starting terhadap sistem daya.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak
ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu Bapak telah membaca hasil makalah Kami.

Malang, 11 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................................2
1.4 Manfaat .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Umum Motor Starting .......................................................................................3
2.2 Metode Analisa Direct On Line (DOL) ......................................................................4
2.3 Metode Analisis Soft Starting ....................................................................................5
2.4 Metode Analisis Variable Frequency Drives (VFD) ...................................................6
2.4.1 Pengaruh VFD terhadap Sistem Daya ...............................................................8
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... iv

iii
DAFTAR PUSTAKA

Lackovic, V., n.d. Introduction to Motor Starting Analysis. New York: Continuing
Education and Development.
Nurmalitawati, A. & Rahardjo, A., 2014. Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start
Motor Induksi Berkapasitas Besar terhadap Jatuh Tegangan Bus. Jurnal
Universitas Indonesia, p. 3.
Pilai, S., 1989. A First Course on Electrical Drive. 2nd ed. New Delhi: Wiley Eastern
Limited.
Riyaz, Ahmed, 2016. Performance Analysis of Soft Starter Based Control of
Five-phase Induction Motor Drives. Doha: Qatar University

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor listrik adalah sebuah penggerak yang merubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor listrik yang banyak digunakan pada dunia industri adalah
motor induksi. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai
keunggulan dibandingkan motor listrik lainnya, yaitu karena harganya relatif murah,
kontruksinya sederhana dan kuat.
Namun yang menjadi permasalahan pada motor induksi adalah ketika starting,
motor menarik arus yang cukup besar dikarenakan nilai resistansi yang kecil pada
sisi rotor. Besar dari arus starting tersebut pada umumnya menyerap sebesar enam
sampai tujuh kali arus beban nominal. Hal tersebut tentu sangat mengganggu bus
disekitar motor, dan menyebabkan drop tegangan pada bus tersebut. Selain itu
industri-industri yang menggunakan motor tidak hanya menggunakan 1 jenis motor
yang sama. Setiap motor memiliki daya yang berbeda. Besar daya yang berbeda-
beda ini menyebabkan nilai arus starting yang berbeda-beda juga. Semakin besar
daya dari motor induksi, maka akan semakin besar juga nilai arus starting. Bila besar
arus start dari motor tidak dapat di toleransi, maka perlu diperhitungkan dengan
serius saat starting motor tersebut.
Ada banyak metode untuk menanggapi kasus pada starting motor ini. Ada
metode penyalaan secara langsung dengan memperhitungkan arus maksimal saat
start terhadap kesediaan daya di bus terdekat. Adapula metode penyalaan
menggunakan elektronika daya, sehingga starting motor dilakukan secara perlahan
dan bertahap. Tentunya masing-masing dari metode tersebut ada pertimbangan-
pertimbangannya terhadap kondisi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana cara umum untuk mengondisikan start motor?
b) Apa saja metode-metode yang digunakan untuk starting motor?
c) Apa saja kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut?

1
1.3 Tujuan
 Mempelajari metode metode analisis motor starting
 Melakukan perbandingan antara metode-metode analisis motor starting

1.4 Manfaat
 Dapat membantu dalam menganalisis permasalahan pada motor starting
 Dapat mempelajari metode metode analisis motor starting

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori umum motor starting

Ketika motor dilakukan start akan menarik arus yang tinggi dan akan
menghasilkan torsi start yang besar. Arus start yang tinggi tersebut diakibatkan dari
nilai impedansi yang sangat kecil. Tentunya dengan tegangan nominal yang besar,
dan impedansi yang sangat kecil dapat menaikkan arus start sampai 7 kali arus
nominal. Jika hal ini tidak diperhitungan dengan serius, akan berdampak buruk
terhadap jaringan listrik maupun pada motor itu sendiri. Penurunan tegangan yang
besar akan berakibat buruk pada sistem tersebut, yaitu motor akan berhenti berputar
karena kekurangan suplai tegangan.
Secara umum, metode starting motor elektrik terbagi menjadi 2 (Pilai, 1989),
yaitu:
a) Start secara langsung
Metode ini menggunakan tegangan penuh ke terminal motor. metode ini desbut
juga dengan direct on line atau start secara langsung. Biasanya motor yang
digunakan dengan metode ini berkapasitas dibawah 2kW untuk motor DC, dan
4 sampai 5 kW untuk motor AC.
b) Start dengan perlahan
Untuk mencegah arus start lonjakan dan drop tegangan, motor dinyalakan
dengan menurunkan tegangan mula dan menaikannya secara perlahan sampai
tegangan nominal beban.
Ada banyak cara starting secara perlahan. pada umumnya starting motor DC secara
perlahan dapat dilakukan dengan menambah tahanan rheostat. Tahanan rheostat
dihubungkan secara seri dengan belitan jangkar dan diatur pada keadaan tahanan
maksimum untuk start. Kemudian secara perlahan diturunkan sampai keadaan
tahanan minimum ketika motor sudah beroperasi secara normal.
Starting secara perlahan untuk motor induksi dapat menggunakan metode star-
delta, sehingga arus starting dapat diperkecil sebesar sepertiga dari arus starting

3
langsung. Selain itu adapula start dengan variable frequency drives(VFD), dan lain
sebagainya. Ada banyak sekali cara untuk starting motor elektrik. Dibawah ini
penulis akan menjelaskan 3 metode start motor elektrik.

2.2 Metode Analisis dengan DOL (Direct on Line)

Direct on line atau start secara langsung memiliki resiko yang cukup besar.
Biasanya start secara langsung dilakukan pada motor dengan kapasitas yang kecil,
atau pada motor dengan kapasitas yang sangat besar. Tentunya start motor yang
berkapasitas besar sangat diperlukan perhitungan untuk memastikan daya yang
mengalir ke bus terdekat dapat memenuhi kebutuhan start motor tersebut.

Besarnya arus saat starting dapat langsung dianalisis dengan rangkaian ekivalen
motor saat kondisi rotor tidak berputar (pada motor induksi slip sama dengan satu,
dan motor DC Ea = 0).

Gambar 1 Rangkaian Ekivalen dari Motor Induksi


Sumber: Modul praktikum KEE

𝑅
( 𝑆2 + 𝑗𝑋2 ) (𝑗𝑋𝑚 )
1
𝑍𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = (𝑅1 + 𝑗𝑋1 ) +
𝑅2
𝑆1 + 𝑗(𝑋2 + 𝑋𝑚 )

Pertama tama, tentukan persamaan untuk Z ekivalen dari motor. Kemudian kita
dapat mencari besarnya arus pada saat start yaitu dengan membagi tegangan
terhadap Z motor pada kondisi start.

4
𝑉1 𝑉1
𝐼1 = =
𝑍𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑅
( 𝑆2 + 𝑗𝑋2 ) (𝑗𝑋𝑚 )
(𝑅1 + 𝑗𝑋1 ) + 𝑅 1
2
𝑆1 + 𝑗(𝑋2 + 𝑋𝑚 )

Saat start, s=1 sehingga

𝑉1 𝑉1
𝐼𝑠𝑡 = =
𝑍𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 (𝑅 + 𝑗𝑋2 )(𝑗𝑋𝑚 )
(𝑅1 + 𝑗𝑋1 ) + 2
𝑅2 + 𝑗(𝑋2 + 𝑋𝑚 )

Dimana,

R1 dan X1 = Resistansi dan reaktansi dari stator


R2 dan X2 = Resistansi dan reaktansi dari rotor yang mengarah ke stator
Xm = Reaktansi magnet

Analisis arus start pada motor DC tidak jauh berbeda dengan motor induksi.
Besarnya arus start dapat diketahui dengan membagi tegangan terhadap Z ekivalen
dari motor tersebut.

2.3 Metode Analisis dengan Soft Starter

Penggunaan komponen elektronika daya dalam dunia teknik listrik semakin


banyak digunakan, karena memberi banyak keuntungan. Komponen elektronika
daya yang digunakan dapat berupa diode, thyristor dan lain-lain. Oleh karena itu
penggunaan soft start dengan menggunakan aplikasi thyristor. Soft starter
dipergunakan dengan cara mengatur dan memperhalus start dari elektrik motor. Soft
start dapat mengatur tegangan,arus, dan torsi. Prisip kerja soft start pada umumnya
adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor.

Pertama-tama motor diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan


torsipun juga rendah. Pada level ini motor hanya bergerak secara bertahap dan tidak
menimbulkan lonjakan arus. Kemudian tegangan akan dinaikan secara bertahap
sampai ke nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi

5
kecepatan yang normal. Setelah digunakaan saat start maka soft start tidak
digunakan lagi. Oleh karena itu soft start hanya berfungsi pada saat motor di start

Kinerja motor induksi yang menggunakan soft starter secara terus menerus
ditingkatkan dengan cara mengoptimalkan starting. Sehingga dapat menghilangkan
supply frequency torque pulsation. Meskipun begitu, ada juga kekurangan dari soft
starting ini yaitu sudut penyalaan yang semakin besar menyebabkan faktor daya
lagging di sisi input terutama pada sudut penyalaan besar

Starter lunak dapat digunakan secara ekonomis mulai pada motor induksi besar
tegangan menengah dengan persyaratan torsi awal rendah. Dengan menggunakan
power converter berbasis elektronika, arus starting awal motor dapat dikurangi
secara signifikan. Selain itu mereka menawarkan akselerasi yang lancar, kemudahan
dalam pelaksanaan kontrol saat ini, dan penghematan energi dengan beban parsial
dapat tersedia. Selain itu, penemuan sakelar semikonduktor daya baru seperti
MOSFET dan IGBT meningkatkan kebebasan mengendalikan mesin listrik secara
umum dan motor induksi pada khususnya

2.4 Metode Analisis dengan VFD (Variable Frequency Drives)

Variable Frequency Drive (VFD) adalah jenis pengontrol motor yang


menggerakkan motor listrik dengan memvariasikan frekuensi dan tegangan yang
dipasok ke motor listrik. Nama-nama lain untuk VFD adalah variabel speed drive,
speed drive yang dapat disesuaikan, konverter frekuensi, drive AC, mikrodrive, dan
inverter.

Variable Frequency Drives mengatur ketika motor start dan saat beroperasi
dengan tegangan yang konstan per frekuensinya

𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑠
= = 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 … (2.10)
𝐹𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑦 𝐻𝑧

Oleh karena itu tegangan dan frekuensi yang digunakan pada terminal motor
bervariasi dengan ratio yang konstan

6
𝑉1
V1−VFD = 𝑠𝑦𝑠𝑟𝑒𝑚 𝐹𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑦 … (2.11)

𝑉1
V1−VFD = 𝑓(𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚) 𝑥 𝑓1 … (2.12)

Pada equvalent circuit dari motor induksi, resistansi R1 dan R2 dianggap


kontans tetapi untuk X1,X2, dan Xm adalah fungsi dari frekuensi yaitu,

𝑋1 = 2𝜋𝑓1 𝐿1 … (2.13)

𝑋2 = 2𝜋𝑓1 𝐿2 … (2.14)

𝑋𝑚 = 2𝜋𝑓1 𝐿𝑀 … (2.15)

𝑉
( 1 𝑥𝑓1 )
𝑓𝑠𝑦𝑠
𝐼1𝑠𝑡−𝑉𝐹𝐷 = (𝑅 +2𝜋𝑓1 𝐿2 )(𝑗2𝜋𝑓1 𝐿𝑀 )
… (2.16)
(𝑅1 +𝑗2𝜋𝑓1 𝐿1 )+ 2
𝑅2 +2𝜋𝑓1 (𝐿2 +𝐿𝑚 )

2 2
3𝑝𝑅2 𝑗𝑋𝑚 𝑉1
𝑇𝑠𝑡 = | | 𝑋 (𝑓 𝑋𝑓1 ) …
4𝜋𝑓1 (𝑅1 𝑅2 −𝑋1 𝑋2 −𝑋𝑚 (𝑋1 +𝑋2 ))+𝑗(𝑅1 𝑋2 +𝑅2 𝑋1 +𝑋𝑚 (𝑅1 +𝑅2 )) 𝑠𝑦𝑠

(2.17)

=
2 2
3𝑝𝑅2 𝑗𝑋𝑚 𝑉
|(𝑅 2
| 𝑋 (𝑓 1 𝑋𝑓1 ) …
4𝜋𝑓1 1 𝑅2 −(2𝜋𝑓1 ) (𝐿1 𝐿2 +𝐿𝑚 𝐿1 +𝐿𝑚 𝐿2 ))+𝑗2𝜋𝑓1 (𝑅1 𝐿2 +𝑅2 𝐿1 +𝐿𝑚 (𝑅1 +𝑅2 )) 𝑠𝑦𝑠

(2.18)

3𝑝𝑅2 𝑗𝑋𝑚 2
𝑇𝑠𝑡 = |𝑅 )
| 𝑋 𝐼1𝑠𝑡−𝑉𝐹𝐷 2 … (2.19)
4𝜋𝑓1 2 +𝑗(𝑋2 +𝑋𝑚

3𝑝𝑅2 𝑗2𝜋𝑓1 𝐿𝑚 2
|𝑅 | 𝑋 𝐼1𝑠𝑡−𝑉𝐹𝐷 2 … (2.20)
4𝜋𝑓1 2 +𝑗2𝜋𝑓1 (𝐿2 +𝐿𝑚 )

7
Dimana,

Fsys = Frekuensi sistem (50Hz/60Hz)

f1 = Frekuensi Starting VFD

V1 = Tegangan per Fasa pada Terminal Motor

L1 = Induktansi Stator

L2 = Induktansi Rotor

Lm = Induktansi Magnet

f1 = Frekuensi pada terminal motor

2.4.1 Pengaruh VFD Terhadap Power Factor System

Variable frequency drives (VFD) akan meningkatkan faktor daya sistem yang
terhubung, terutama karena arus reaktif motor disupply oleh bus DC. Ini hanya akan
meningkatkan faktor daya perpindahan.

VFD menarik arus sinusoidal dari supply, sehingga faktor daya di sisi sumber dapat
dikontrol hingga satu dan harmonic yang dihasilkan minimal sehingga faktor daya
distorsi sistem tidak terlalu terpengaruh. Satu satunya tujuan kapasitor bus DC dalam
VSI drive adalah untuk mensupply daya reaktif beban motor, bukan untuk
meningkatkan faktor daya sistem distribusi, meskipun ini merupakan konsekuensi yang
menguntungkan. Jangan menambahkan kapasitor ke bus DC unit VFD tunggal, ini
hanya bekerja jika sistem menggunakan bus DC dan sedang meningkatkan atau
menambah VFD.

VFD tegangan rendah hampir semuanya memiliki penyearah jembatan diode


gelombang penuh dan menarik arusnya di puncak gelombang tegangan, menghasilkan
faktor daya 0.95 atau lebih baik. Penambahan reactor saluran impendasi 3% atau 5%

8
pada input VFD tidak akan secara signifikan mempengaruhi faktor daya unit, tetapi
akan meningkatkan harmoniknya dan juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap
transien tegangan sisi garis yang menyebabkan gangguan.

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

 Motor induksi tiga fasa, arus startingnya sangat dipengaruhi oleh besar
kapasitas daya yang dimiliki motor tersebut. Semakin besar kapasitasnya
maka arus startingnya juga semakin besar.
 Menggunakan metode DOL akan terjadi arus starting yang tinggi. Arus
starting menggunakan DOL akan naik 4x dari arus normalnya.
 Batasan jatuh tegangan pada tegangan motor yaitu maksimal 20 %
sedangkan batasan jatuh tegangan pada bus lainnya yaitu maksimal 10 %
 Penggunaan VFD dan Soft Start digunakan berdasarkan aplikasi motor
tersebut dalam keadaan dilapangannya. VFD digunakan apabila motor
tersebut membutuhkan kecepatan yang stabil dan dioperasikan secara
continuous. Sedangkan soft start digunakan apabila motor tersebut hanya
membutuhkan pengurangan arus saat start.

10
11

Anda mungkin juga menyukai