Anda di halaman 1dari 7

ISBN: 978-602-61486-4-3

ANALISIS ARUS START MOTOR 3 PHASA PADA BOILER FEED


WATER PUMP (BFWP) UNIT 1 PLTU LABUHAN ANGIN
DALAM APLIKASI ETAP
Indra Roza
Dosen Prodi Teknik Elektro, Universitas Harapan Medan
indraroza.ir@gmail.com

Abstrak
Dalam mengoperasikan motor yang paling utama adalah dengan memperhatikan arus starting motor. Starting
motor pada PLTU Labuhan Angin dengan kapasitas daya 3000 kW dan tegangan 6 kV akan menarik arus yang
cukup besar. Besarnya arus starting berkisar antara 4 sampai 7 kali arus beban penuh (FLA). Pengoperasian
motor dengan starting tegangan penuh tidak diijinkan, karena arus starting yang ditarik motor yang cukup
besar akan mengakibatkan voltage drop pada jaringan instalasi listrikt. Arus starting yang tinggi akan
mempengaruhi kinerja pada beban-beban yang lain. Dengan menggunakan peralatan starting motor (
pengasutan motor), arus yang ditarik motor pada saat pengoperasian awal akan berkurang. Pengoperasian
motor dengan pengasutan diharapkan tetap untuk menjaga torsi starting motor masih sedikit kuat untuk
mendorong beban. Sehingga motor dapat berakselerasi dengan cepat. Dari hasil simulasi software ETAP
Powerstation, starting motor tanpa pengasutan atau dengan pengoperasian tegangan penuh, arus pada saat
starting sebesar 642,4% dari FLA, dimana FLA sebesar 349,7 A. Maka besarnya arus starting motor adalah
2246,4 A. Sedangkan dengan pengasutan Star-Delta arus starting sekitar 1/3 kali dari arus staring tanpa
pengasutan (DOL), namun model starting ini tidak cocok dengan spesifikasi motor BFWP yang memiliki
hubungan stator bintang (Y). Sedangkan menggunakan pengasutan auto-trafo dengan Tap 50%, arus starting
yang ditarik motor sebesar 173,8% dari FLA, atau sama dengan 607,9 A. Hasil percobaan simulasi starting
motor dengan menggunakan software ETAP Powerstation, didapatkan peralatan starting motor yang terbaik
yaitu dengan menggunakan pengasutan Auto-trafo. Besarnya arus pada saat start adalah 607,9 A.

Kata-Kata Kunci: Etap powerstation, Arus mula, Motor 3 Phasa, Boiler Feed Water Pump (BFWP, PLTU
Labuhan Angin

I. PENDAHULUAN sempurna, secara langsung kita dapat menggambar


single line diagram. Dengan menggunakan
Motor induksi banyak digunakan di industri Software ETAP Power Station dapat membuat
maupun pada peralatan rumah tangga sebagai simulasi One-Line Diagram dan dengan
penggerak atau penghasil tenaga mekanis. Untuk memasukkan data pada Name Plate motor di dalam
kebanyakan motor, arus awal yang ditarik oleh Menu Induction Machine Editor program ETAP
motor pada saat starting adalah 4 sampai 7 kali Power Station. Kemudian memilih peralatan
besarnya arus nominal dan untuk motor – motor pengasutan motor yang akan digunakan untuk
dengan beban yang besar hal ini tidak dapat menganalisa. Dengan mensetting waktu asut dan
diijinkan. total simulasi pada menu motor Starting Study
Beban inersia dapat dihitung apabila berat dan Case, kemudian menjalankan program Run Static
dimensinya diketahui, sehingga beban dikatakan Motor Starting (A.P. Prasetya 2012 : 225).
mempunyai inersia tinggi apabila mempunyai berat Dengan menggunakan bantuan simulasi
dan dimensi yang besar. Pada PLTU Labuhan software ETAP Powerstation, penulis mencoba
Angin menggunakan motor induksi medium menganalisa arus starting motor induksi untuk
voltage dengan beban inersia tinggi untuk proses mengurangi arus starting dan torsi starting yang
mekanik. Motor induksi dengan kapasitas terbesar besar yang mengakibatkan kerusakan system
pada PLTU Labuhan angin adalah motor untuk jaringan dan kerusakan pada motor itu sendiri.
menggerakkan Boiler Feed Water Pump (BFWP)
dengan daya output 3000 kW. II. TINJAUAN PUSTAKA
Starting tegangan penuh yang dilakukan pada
beban inersia tinggi akan menyebabkan motor 2.1 Starting Motor Induksi Tiga Phasa
menarik arus yang sangat besar, dimana hal Masalah pada saat starting motor induksi yang
tersebut tidak dapat diijinkan karena akan merusak umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor
jaringan. Disamping itu pula torsi starting yang induksi tiga fasa yang memiliki kapasitas yang
tinggi juga dihasilkan pada starting tegangan besar. Selama periode waktu starting, motor pada
penuh, dimana torsi starting yang terlalu tinggi sistem akan dianggap sebagai sebuah impedansi
dapat menyebabkan kerusakan system mekanik kecil yang terhubung dengan sebuah bus. Motor
pada motor. akan mengambil arus yang besar dari sistem,
ETAP Power Station merupakan program untuk sekitar enam kali arus ratingnya, dan bisa
menganalisa kondisi transient suatu system menyebabkan voltage drop pada sistem serta
kelistrikan. ETAP Power Station memungkinkan menyebabkan gangguan pada operasi beban yang
antar muka secara grafis dan komputasi yang lain. Hal ini dikarenakan pada motor, khususnya

114 SEMNASTEK UISU 2018


ISBN: 978-602-61486-4-3

motor induksi, akan terjadi lonjakan arus pada saat


starting. Lonjakan arus ini disebabkan oleh kondisi
motor yang masih diam saat akan distart. Karena
rotor belum bergerak, kecepatan relatif rotor
terhadap medan magnet putar saat start akan
maksimal sehingga tegangan yang diinduksikannya
akan maksimal pula dan mengakibatkan nilai arus
yang mengalir akan sangat besar.
Hal lain yang menyebabkan lonjakan arus
tersebut adalah adanya inrush current, yang
disebabkan oleh sifat motor yang dianalogikan
sebagai suatu induktor besar. Resistansi motor
sangat kecil bila dibandingkan dengan Gambar 1. Rangkaian motor dengan system
induktansinya, sehingga saat starting, dimana DOL Stater
induktansi motor masih bisa diabaikan,
impedansinya hanya berasal dari resistansi yang Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk
bernilai kecil, dan menyebabkan arus yang motor-motor penggerak mekanik seperti mesin
mengalir akan sangat tinggi nilainya. bubut, mesin bor, dan mesin freis.
Walaupun arus start yang besar tersebut hanya
berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, 𝑰𝟐 𝟐
𝑻𝒐𝒓𝒔𝒊 = ………………………….. (1)
namun hal tersebut juga menyebabkan jatuh 𝑺
tegangan (voltage drop) sesaat yang disebut dengan Motor distarting pada tegangan nominal, akan
voltage dip. Voltage Dip adalah penurunan mengalir arus mendekati arus hubung singkat = 7
tegangan antara (10 – 90) % dari tegangan nominal In. Jika slip = 4% = 0,04
yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat (0,5
cycle – beberapa detik). Efek yang merugikan 𝑇𝑠𝑡 𝐼𝑠𝑡 2
( ) = ( ) 𝑥 𝑆 = (7)2 𝑥 0,04 = 1,96
akibat voltage dip ini meliputi : 𝑇 𝐼
1. Torsi yang bersifat transient yang dapat Besarnya torsi starting = 1,96 kali torsi
menyebabkan stress (tekanan) yang berlebih nominalnya. Kesimpulannya, saat arus starting 5
pada sistem mekanisnya. s/d 7 kali arus nominal hanya menghasilkan 1,96 x
2. Menghambat akselerasi (percepatan) putaran Torsi nominalnya.
motor menuju kecepatan normal.
3. Kegagalan kerja dari peralatan – peralatan
lainnya seperti relay, contactor dan
menyebabkan flicker cahaya yang cukup
mengganggu.

Demi menjaga agar motor tetap beroperasi dan


mencegah kegagalan kerja motor untuk mencapai
kecepatan nominalnya, maka sebaiknya voltage dip
tidak sampai di bawah 70% dari tegangan nominal.
Ini dengan menganggap bahwa flicker cahaya
bukanlah suatu hal yang mengganggu. Namun, jika Gambar 2. Karakteristik Torsi, Pengasutan DOL
faktor kualitas operasional dan pelayanan adalah
hal yang utama, maka batasan voltage dip yang
diizinkan adalah 10%. Besar arus startnya dari 5 sampai 7 dari arus
Untuk menanggulangi lonjakan arus ini, dapat beban penuhnya (bila tidak diketahui biasanya
digunakan beberapa cara starting motor induksi, dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi
antara lain: karena motor pada saat diam memiliki momen
inersia, sehingga untuk mengalahkan momen
1. Direct On Line starter inersia ini dibutuhkan arus yang besar.
Direct On Line (DOL) starter merupakan Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi
starting langsung. Penggunaan metoda ini sering hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent
dilakukan untuk motor-motor ac yang mempunyai Relay dan komponen control seperti push button,
kapasitas daya yang kecil. Pengertian MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop
penyambungan langsung disini, motor yang akan dilakukan dengan push button yang mengontrol
dijalankan langsung diswitch on ke sumber tegangan pada coil contactor. Sementara itu output
tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan OCR terangkai secara seri sehingga jika OCR trip,
nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau maka output OCR akan melepas tegangan ke coil
menurunkan tegangan pada saat starting (lihat contactor. Komponen penyusun starter ini harus
Gambar 1). mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu
diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian
juga ukuran range overloadnya.

SEMNASTEK UISU 2018 115


ISBN: 978-602-61486-4-3

Ketika saklar posisi star, motor induksi bekerja


pada tegangan normal, arus nominal dan torsi
nominal. Belitan stator mendapatkan tegangan
sebesar tegangan phasa ke phasa. Harus
diperhatikan nameplate motor untuk hubungan
segitiga bintang harus disesuaikan dengan tegangan
Gambar 3 Karakteristik Arus Fungsi Putaran,
kerja yang digunakan, jika salah menggunakan
Pengasutan DOL belitan akan terbakar.

Karakteristik pengasutan langsung hanya sesuai


untuk motor induksi berdaya kecil, karena untuk
motor daya besar akan menyebabkan pengaruh
drop tegangan yang besar. Ketika starting dimulai
motor induksi akan menarik arus yang besarnya
sampai 6 kali arus nominalnya, secara berangsur-
Gambar 5. Karakteristik Arus, Pengasutan Wye-Delta
angsur ketika kecepatan motor mendekati
nominalnya maka arus motor akan berada pada
kondisi nominalnya.

2. Star Delta starter


Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi
pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu
Main Contactor, Star Contactor dan Delta
Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke
Gambar 6. Karakteristik Torsi, Pengasutan
Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start,
Wye-Delta
starter terhubung secara Star. Gulungan stator
hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar
3. Autotransformer starter
tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang
Pada prinsipnya starting dengan autotrafo
dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter.
hampir sama dengan Star Delta Starter yaitu dengan
Setelah mendekati speed normal starter akan
mengurangi arus dan torsi saat start dan
berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter
mengurangi tegangan mesin yang digerakkan.
ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor
Starting dengan cara ini adalah dengan
tidak terbebani dengan berat.
menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder
autotransformer terendah. Setelah beberapa saat
motor dipercepat tap autotransformer diputuskan
dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada
tegangan penuh. arus yang diambil motor pun pada
saat start kecil, kopel motor lebih kecil
dibandingkan bila motor dihubungkan langsung ke
jala – jala.

Gambar 4. Rangkaian motor dengan sistem Star


Delta Stater

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah


𝐼𝐷𝑂𝐿
𝐼= ……………………………… (2)
3
Di mana :
Gambar 7. Rangkaian motor dengan sistem
IDOL= Arus start langsung
Autotrafo Stater
Tegangan ke stator :
𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 Pada autotransformer starter, arus yang mengalir
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑉𝑃ℎ𝑎𝑠𝑎 = ……………. (3)
√3 adalah :
𝐼𝑙𝑖𝑛𝑒
𝐼𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝐼𝑃ℎ𝑎𝑠𝑎 = … …………. (4) 𝑉 2
√3
1 𝐼 = [ 𝑉𝑚 ] 𝑥 𝐼𝐷𝑂𝐿 …………………….. (6)
𝑇𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔 = ( )2 𝑥 𝑇ℎ𝑠 … …………. (5) 1
√3
Jika diketahui 𝑇ℎ𝑠 = 1,96 𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 Dimana :
1 Vm = Tegangan sekunder dari Auto-Transformer
𝑇𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔 = ( )2 𝑥1,96 = 0,65 V1 = Tegangan supply
√3 IDOL = Arus start langsung

116 SEMNASTEK UISU 2018


ISBN: 978-602-61486-4-3

2.2 ETAP PowerStation III. METODOLOGI PENELITIAN


Dalam perancangan dan analisa sebuah sistem
tenaga listrik, sebuah software aplikasi sangat Metode starting yang akan disimulasikan yaitu
dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi real metode Direct On Line (DOL). Namun apabila
sebelum sebuah sistem direalisasikan. ETAP penggunaan metode Direct On Line (tanpa
(Electric Transient Analysis Program) merupakan pengasutan) tidak bisa mengatasi masalah lonjakan
suatu software (perangkat lunak) yang digunakan arus yang tinggi saat starting maka perlu dilakukan
suatu sistem tenaga listrik dengan metode start Star-Delta dan Autotrafo
(dengan pengasutan). Metode yang digunakan
penulis adalah metode simulasi yang dilakukan
dengan menggunakan ETAP Powerstation 12.6.
Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam
simuasi motor starting yaitu :
1. Membuat one line diagram sistem kelistrikan
motor BFWP Unit 1 PLTU Labuhan Angin
dengan menggunakan ETAP Powerstation.
2. Memasukkan parameter-parameter data yang
akan dimasukkan ke dalam one line diagram di
Gambar 8. Overview ETAP ETAP Powerstation.
3. Mengatur perangkat motor yang akan di starting
ETAP mampu bekerja dalam keadaan offline pada simulasi ETAP Powerstation dan
untuk simulasi tenaga listrik, dan online untuk mengatur waktu lamanya durasi starting. Start
pengelolaan data real-time atau digunakan untuk awal menggunakan metode hubung langsung
mengendalikan sistem secara realtime. Fitur yang (Direct On Line).
terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara 4. Melakukan perhitungan arus starting yang
lain fitur yang digunakan untuk menganalisa terjadi pada motor yang di start dengan ETAP
pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi Powerstation.
maupun sistem distribusi tenaga listrik
Analisa tenaga listrik yang dapat dilakukan Jika besar Arus pada terminal motor melebihi
mencapai 5-7 kali arus nominal motor, maka perlu
dengan menggunakan ETAP antara lain :
di studi lebih lanjut dengan metode starting Star-
1. Analisa Aliran Daya (Load Flow Analysis) Delta dan Autotrafo.
2. Analisa Hubung Singkat (Short Circuit
Analysis) Flow Chart Penelitian
3. Motor Starting
4. Arc Flash Analysis
5. Harmonics Power System
6. Analisa Kestabilan Transien (Transient Stability
Analysis)
7. Protective Device Coordination
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
bekerja menggunakan ETAP antara lain:
1. One Line Diagram, merupakan notasi yang
disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga
listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi
saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah
sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam
pembacaan diagram maupun dalam analisa
rangkaian.
2. Library, merupakan informasi mengenai semua
peralatan yang akan dipakai dalam sistem
kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari
peralatan yang lengkap dapat mempermudah
dan memperbaiki hasil simulasi ataupun analisa.
3. Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada
standar IEC dan ANSI. Perbedaan antara
standar IEC dan ANSI terletak pada standar
frekuensi yang digunakan yang mengakibatkan
perbedaan spesifikasi peralatan yang digunakan.
Jika pada standar IEC nilai frekuensi yang
digunakan adalah 50 Hz, sedangkan pada
standar ANSI nilai frekuensi yang digunakan
adalah 60 Hz. Gambar 9. Flow Chart Penelitian

SEMNASTEK UISU 2018 117


ISBN: 978-602-61486-4-3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Motor Induksi Boiler Feed Water


Pump (BFWP) PLTU Labuhan Angin
Data yang diambil dari PLTU Labuhan
Angin adalah data motor pompa di BFWP Unit 1.
Kemudian dari data yang didapat dimodelkan ke
dalam software ETAP Powerstation. Kemudian
dilakukan running static motor starting untuk
mengetahui besarnya arus yang ditarik motor pada
Gambar 11. Inputan Data Name Plate Motor Ke
waktu pengoperasian motor. Dalam Software ETAP Powerstation

Tabel 1. Motor induksi pada BFWP


Model Y710-2TH

Daya 3000 kW
Tegangan 6000 Volt
Arus 349,7 Ampere
Frekuensi 50 Hz
Pole 2
Putaran 2980 rpm

Tabel 2. Data Protection Motor BFWP PLTU Gambar 12. Menu Tools Motor Starting Study Case
Labuhan Angin
NO DESCRIPTION SUB DESCRIPTION VALUE EQUIPMENT PROTECTION 4.2 Starting Motor Metode Direct On Line
1 Instantanous Differential Id >> 25,00 A
Id Setting 3,61 A Arus staring motor dengan metode start DOL
MMPR - 320 Hb - 3
2 Percent Differential Rated Current 3,61 A akan menyerap arus yang sangat tinggi, sebesar 5-7
Restraint Coefficient 0,5
I1 > Within Start 25,00 A kali arus nominal motor. Namun jika tidak
3 I1 > Protection
T I1 > 0,5 detik diketahui dalam spesifikasi motor maka secara
I1 > After Start 18,00 A
I Fuse Blown 10,00 A garis besar arus start motor akan menyerah 6,5 kali
I2 > Setting DT 3,61 A dari arus nominal motor
T I2 > 1 detik
4 I2 > Protection
I2 > Setting IT 6,00 A
Time Constant 1
I0 > Setting 1,20 A
5 I0 > Protection
T I0 > 0,50 detik
U < Setting 70 V
6 U < Protection
TU< 10 detik MMPR - 310 Hb - 3x
Lock Setting 7,22 A
7 Rotor Protection
T Lock 10 detik
T heat 1
T Differential 10 detik
8 Thermal Protection Alarm Coefficient 0,5
Heat Coefficient K1 1 Gambar 13. Kurva Arus (A) Starting Motor
Heat Coefficient K2 6
Rated Current 3,61 A
Terhadap Waktu (s)
Start Time 10 detik
9 Other Setting
PT Ratio 55
CT Ratio 100
Pada saat starting motor tanpa pengasutan
didapat hasilnya adalah sebagai berikut pada saat t
= 0 s, arus starting mengalami kenaikan sebesar 6,4
kali dari arus nominal (349,7A) yaitu sebesar
2246,4 A.
Pada saat kondisi steady state atau mantap terjadi
pada t = 0,020 s dengan arus :
I = I nominal x %FLA
= 349,7 A x 91,75%
= 320,85 A

Gambar 10. Pemodelan One Line Diagram Gambar 14. Kurva Tegangan Terminal Motor ( V )
Simulasi BFWP Unit 1 Terhadap Waktu ( s )

118 SEMNASTEK UISU 2018


ISBN: 978-602-61486-4-3

4.3 Starting Motor Dengan Metode Dengan Pada saat t = 0 s tegangan pada bus mengalami
Pengasutan (Star-Delta) penurunan yaitu sebesar :
Dengan memasukkan data motor dan desain V = V nominal x %V bus nominal
model kelas motor maka didapatkan circuit = 6000 V x 55,64%
parameter motor induksi. Pada star delta starter, = 3338,4 V
arus yang mengalir adalah:
𝐼𝐷𝑂𝐿 Pada saat kondisi steady state atau mantap terjadi
𝐼= pada saat t = 0,020 s yaitu sebesar :
3 V = V nominal x %V bus nominal
2246,4 𝐴
𝐼= 3 = 6000 V x 99,08%
𝐼 = 748,79 𝐴 = 5944,8 V
Sedangkan untuk tegangan ke stator :
𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 Daya Awal Start Motor
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑉𝑃ℎ𝑎𝑠𝑎 = P = √3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜑
√3
𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 = √3 𝑥 3338,4 V 𝑥 803,3 A 𝑥 0,86
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 = = 3994,62 kW
√3
6000 𝑉 Daya Setelah Kondisi steady state atau Mantap
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 =
√3 P = √3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜑
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 = 3464,102 𝑉 = √3 𝑥 5944,8 V 𝑥 320,85 A 𝑥 0,86
= 2841,18 kW
Besarnya arus yang ditarik motor seperti yang
terlihat pada Gambar 15 di bawah ini: 4.4 Starting Motor dengan Pengasutan
(Autotrafo)
Dengan melakukan serangkaian percobaan
simulasi menggunakan program ETAP
Powerstation didapatkan nilai – nilai arus starting,
tegangan terminal motor dan torsi awal motor
dengan settingan tap 0 - 100%.

Tabel 3. Hasil simulasi arus starting per tap setting


ARUS % AMPERE
Arus Starting Auto trafo 0% 0,00 0,00
Arus Starting Auto trafo 10% 7,142 24,975
Gambar 15. Kurva Arus Pengasutan Star-Delta ( A ) Arus Starting Auto trafo 20% 28,471 99,564
Terhadap Waktu ( s ) Arus Starting Auto trafo 30% 63,701 222,765
Arus Starting Auto trafo 40% 112,367 392,949
Arus Starting Auto trafo 50% 173,837 607,907
Arus Starting Auto trafo 60% 247,334 864,925
Pada starting motor dengan pengasutan Star- Arus Starting Auto trafo 70% 331,96 1160,864
Delta didapat hasil : Arus Starting Auto trafo 80% 426,723 1492,252
Pada saat t = 0 s, arus starting mengalami kenaikan Arus Starting Auto trafo 90% 530,562 1855,375
Arus Starting Auto trafo100% 642,373 2246,377
sebesar 2,297 kali dari arus nominal atau sebesar
803,3 A.
Perbandingan Metode Starting
Pada saat kondisi steady state atau mantap terjadi
pada saat t = 0,020 dengan arus sebesar : Tabel 4. Perbandingan hasil simulasi
PERBANDINGA Direct Star- Auto
I = I nominal x % FLA
N On Line Delta Trafo
= 349,7 A x 91,75% (DOL)
= 320,85 A Arus Starting (A) 2246,4 803,3 607,9
Arus Steady 320,85
State (A)
Tegangan 5390,54 3338,4 2918,4
Starting (V)
Tegangan 5944,8
Steady State (V)
Daya Starting 18037,5 3994,6 2642,6
(kW) 9 2 3
Daya Steady 2841,18
State (kW)

Gambar 16. Kurva Tegangan Terminal Motor (V) V. KESIMPULAN


Terhadap Waktu (s)

SEMNASTEK UISU 2018 119


ISBN: 978-602-61486-4-3

1. Besarnya tandan kosong yang akan dihasilkan


dalam PKS sesuai dengan kapasitasnya. Untuk
PKS Sei Mangkei kapasitas yang terpasang
adalah 75 ton/jam. Material balance tandan
kosong adalah 21,96% ≈ 22%,
2. Proses pembakaran berlangsung dengan baik [7] Klein, Joel B., 1998, The Use Of
jika komposisi bahan bakar EFB : shell = 70 : Heatrates in Production Cost Modeling
30. And Market Modeling, Electricity
3. Kebutuhan Bahan Bakar Shell (cangkang) Analysis Office, California Energy
perhari 5,8 ton sedangkan kebutuhan Bahan Commision.
Bakar EFB (tankos) perhari 5,4 ton [8] Jan Sandberg, Christer Karlsson, and
4. Kebutuhan Bahan Bakar Boiler Dalam Operasi Rebei Bel Fadhila, 2010, A 7 Year Long
Normal Sementara uap yang dibutuhkan adalah Measurement Period Investigating The
17,29 ton uap/jam atau terjadi kelebihan sebesar Correlation Of Corrosion, Deposit And
8,40 ton uap/jam Fuel In A Biomass Fired Circulated
5. Kebutuhan Bahan Bakar Boiler Dalam Operasi Fluidized Bed Boiler, Applied Energy 88
Tidak Normal uap yang dibutuhkan adalah (2011) 99–110, Elsevier.
17,29 ton uap/jam atau terjadi kelebihan sebesar [9] Michaël Becidan, Lars Sørum, Flemming
13,35 ton uap/jam. Frandsen, and Anne Juul Pedersen, 2009,
Corrosion in Waste-Fired Boilers: A
Thermodynamic Study, Fuel 88 (2009)
DAFTAR PUSTAKA 595–604, Elsevier
[10] Study on Power Project Using Biomass
[1] Abduh, Syamsir, dan Widadi, J.P., from Palm Oil Plantation in Indonesia,
2005, Mencegah Terjadinya Monopoli Tokyo Electric Power, Institute Economic
dengan Menggunakan Metode Price – and Energy Japan & PTPSE-BPP
Cost dalam Pasar Listrik, Makalah Teknologi, March 2005
Seminar Nasional Ketenagalistrikan 2005 [11] Materi Presentasi BPP Teknologi pada
– Semarang. Forum Diskusi, PTPN 2, Biomass
[2] Abdul Wahid, Muh., Perbandingan Feasibility Study, Hotel Sahid Jaya,
Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik Jakarta, 28 February 2011.
di Indonesia. [12] A.B. Nasrin and et.al, 2008, Oil Palm
[3] Bellman, D.K., 2007, Power Plant Biomass As Potentia Substitution Raw
Efficiency Outlook, NPC Global Oil and Materials For Commercial Biomass
Gas Study, July 18. Briquettes Production, American Journal
[4] El – Wakil, M.M., 1992, Instalasi of Applied Science 583):179-183.
Pembangkit Daya, Jilid 1, Erlangga, [13] General Guide to Consultants, Biomass-
Jakarta. based grid connected Power generation,
[5] Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga 2010
Listrik, UI – Press, Universitas [14] Kementrian ESDM, Peraturan Menteri
Indonesia, Jakarta. ESDM No. 30/2009 Tentang Penetapan
[6] Kadir, Abdul, 2005, Pemrograman dan Pemberlakuan Standar Kompetensi
Database dengan Delphi 7 Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang
Menggunakan Access ADO, Andi, Pembangkitan Tenaga Listrik Sub Bagian
Yogyakarta. Perancangan, Sub Bag. Perencanaan, Sub
Bag. Konstruksi dan Sub Bagian Inspeksi.

120 SEMNASTEK UISU 2018

Anda mungkin juga menyukai