PRAKTIKUM IV
1. TUJUAN
Memahami sistem kerja motor listrik
Menentukan parameter motor induksi 1 fasa
Menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi 1 fasa
3. TEORI DASAR
Motor induksi secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor
motor jenis lain namun yang membedakan antara motor induksi dengan motor
jenis lain adalah caranya bekerja menggunakan prinsip induksi medan
elektromagnet sehingga jika kuparan pada stator mendapat sumber tegangan tiga
fasa maka pada bagian dalam stator akan menghasilkan medan putar dengan
kecepatan yang di pengaruhi oleh frekwensi sumber lalu medan putar yang timbul
pada bagian stator inilah yang akan memotong batang konduktor-konduktor di
bagian rotor sehingga pada bagian rotor akan dihasilkan tegangan GGL induksi
dan menghasilkan arus induksi pada rotor setelah arus induksi muncul pada
medan magnet maka akan menghasikan gaya di bagian rotor.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Akan tetapi motor induksi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah:
a. Frekwensi tegangan input yang mempengaruhi kecepatan motor induksi
b. Kecepatan motor induksi akan berkurang dengan seiring bertambahnya beban.
Pada rotor tidak ada hubungan listrik secara langsung , arus induksi yang
ditimbul pada rotor adalah arus induksi dari kumparan stator maka dari itu medan
Putar yang dibangkitkan pada celah bagian dalam stator sangat berpengaruh
terhadap kinerja suatu motor induksi . Kecepatan medan putar yang dibangkitkan
oleh kumparan stator ini biasa disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan
medan magnet putar ini dinyatakan oleh rumus
120.𝑓𝑠
𝑁𝑠 =
𝑝
Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran
rotor dinyatakan oleh rumus
𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑁𝑆 −𝑁𝑟
%𝑆 = 𝑥 100%
𝑁𝑠
Dimana :
𝑁𝑠 = Kecepatan Sinkron
𝑁𝑟 = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah kutub dalam motor
Kecepatan sinkron adalah kecepatan medan magnet putar yang
dibangkitkan oleh kumparan stator. Motor induksi tidak dapat berputar menyamai
kecepatan sinkron. Medan magnet pada konduktor yang ditimbulkan oleh medan
putar stator menginduksikan tegangan pada batangan konduktor pada rotor
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
antara konduktor dan medan magnet putar sehingga rotor dapat bergerak. Berikut
gambar konstruksi motor induksi 1 fasa.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Dimana :
𝜌 = Nilai hambatan jenis kawat kumparan
ℓ = Panjang lilitan
A = Luas penampang kawat kumparan
𝑅𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 = Nilai hambatan kumparan
Rangkaian Ekuivalen
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
𝑍𝑡 = 𝑍1 + 𝑍𝑝2
𝑉
𝐼1 = 𝑍1 = 𝐼∠𝜑
𝑡
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Adalah kondisi dimana motor dibuat diam dengan cara menahan putaran
motor lalu tegangan input motor diperkecil sehingga arus yang mengalir pada
motor mencapai arus nominalnya. Pada kondisi seperti ini arus dapat di
induksikan kepada rotor dengan lebih sempurna sehingga dapat dilakukan
pengukuran terhadap tegangan, arus dan daya, lalu dari hasil pengukuran tersebut
dapat dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut .
𝑉
Z𝑙𝑟 = 𝐼 𝑙𝑟
𝑙𝑟
𝑃𝑙𝑟
𝑅𝑙𝑟 = 2
𝐼𝑙𝑟
𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1
2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟
𝑋1 = 𝑋2 = 0,5 𝑥 𝑋𝑙𝑟
Dimana :
Zlr = ImpedansiLocked Rotor Test
Vlr =TeganganLocked Rotor Test
Ilr = ArusLocked Rotor Test
Plr = DayaLocked Rotor Test
Rlr = Tahanan Dari Locked Rotor Test
𝑅2 = Tahanan Rotor Dari Locked Rotor Test
R1 = TahananUtama
Xlr = Reaktansi Dari Locked Rotor Test
Pengukuran Tanpa Beban (No Load Test)
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat motor tidak berbeban,
sehingga motor dapat berputar bebas menyebabkan slip mendekati nol. Pada
kondisi seperti ini impedansi di bagian rotor dapat diabaikan. dilakukan
engukuran terhadap tegangan, arus dan daya dan dari data yang didapat dapat
dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut.
𝑉 2 𝑛𝑙
𝑅𝑐 = 𝑃𝑛𝑙
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
𝑄𝑛𝑙 = √𝑆 2 𝑛𝑙 − 𝑃2 𝑛𝑙
𝑉 2 𝑛𝑙
𝑋𝑚 = 𝑄𝑛𝑙
Dimana :
𝑅𝑐 = Resistansi inti tanpa beban
𝑉𝑛𝑙 = Tegangan tanpa beban
𝑃𝑛𝑙 = Daya aktif tanpa beban
𝑆𝑛𝑙 = Daya semu tanpa beban
𝑄𝑛𝑙 = Daya reaktif tanpa beban
𝑋𝑚 = Reaktansi magnetis
Medan Putar Maju dan Medan Putar Mundur
Pada ragkaian ekivalen motor induksi dengan menggunakan konsep medan
putar fluks yang dibangkitkan oleh kumparan stator maka dapat dibagi menjadi
dua yaitu medan putar maju dan medan putar mundur. Pada kondisi ini kedua
medan putar yang dihasilkan ini akan berpengaruh pada gerak gaya listrik pada
rotor sehingga nilai tahanan dan reaktansi pada bagian rotor dapat di ekivalenkan
masing – masing setengah dari nilai tahanan dan reaktansi rotor. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
yang berpatokan kepada medan putar maju dan besarnya medan putar maju adalah
n = 1- s dan kecepatan relatif dari rotor dengan berpatokan kepada medan putar
mundur adalah 1 + n sehingga dapat di simpulkan besarnya slip terhadap medan
putar mundur adalah 1 + n = 2 – s. Sehingga dari gambaran di atas dapat kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.
𝑅 𝑥𝑗𝑥
𝑍𝑚𝑏 = 𝑍𝑚𝑓 = 𝑅 𝑐+𝑗𝑥𝑚
𝑐 𝑚
𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ] 𝑥 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑍𝑓 = 𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ]+ 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ] 𝑥 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
𝑍𝑏 = 𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ]+ 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
𝑉1
𝐼1 = 𝑅 = I∠𝜑
1 𝑋1 𝑍𝑓 𝑍𝑏
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 𝑥 𝑅𝑓
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 𝑥 𝑅𝑏
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 𝑥𝐼1 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑
Dimana :
𝑍𝑚𝑏 = Impedansi magnetisasi medan putar mundur
𝑍𝑚𝑓 = Impedansi magnetisasi medan putar maju
𝑍𝑓 = Impedansi medan putar maju
𝑍𝑏 = Impedansi medan putar mundur
𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = Daya putar maju
𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = Daya putar mundur
𝑃𝑟𝑜𝑡 = Daya putar motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 = Daya keluaran
𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = Daya yang dikonversikan menjadi mekanik
𝑃𝑖𝑛 = Daya input
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Faktor daya dapat diartikan sebagai perbandingan antara daya nyata dalam
watt dan daya semu dalam voltampere atau cosinus dari sudut antara daya semu
dan daya aktif. Daya reaktif yang tinggi akan memperbesar sudut tersebut
sehingga menyebabkan faktor daya akan menjadi lebih rendah. Besar nilai faktor
daya tergantung dari besarnya beda fasa antar arus dan tegangan. Jika nilai cos 𝜑
semakin mendekati 1 atau 90o maka daya yang dapat dipakai sebagai daya aktif
akan semakin besar begitu juga sebaliknya Dari rumus diatas dapat kita dapatkan
pula persamaan.
𝑃𝑖𝑛
Cos 𝜑 =
𝑆
𝑃𝑖𝑛
Cos 𝜑 =
𝑉.𝐼
Dimana :
Cos 𝜑 = Faktor daya
S = Daya semu (VA)
𝑃𝑖𝑛 = Daya Input (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
Dimana :
𝜂 = Efisiensi
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Daya input adalah daya aktif atau daya nyata yang digunakan motor
untuk beroperasi. Daya aktif adalah daya semu yang di pengaruhi oleh faktor
daya motor induksi itu sendiri. Hasil perkalian antara tegangan dan arus adalah
daya semu yang dinyatakan dalan Volt Ampere (VA) , daya aktif adalah hasil
perkalian antara daya semu dan faktor daya.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor induksi satu fasa adalah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnetik. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi
listrik yaitu disisi stator, sedangkan sistem kelistrikan disisi rotornya di induksikan
melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal ini yang
memnyebabkan diberi nama motor induksi
Adapun penggunaan motor induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti :
1. Kompresor
2. Pompa
3. Penggerak utama proses produksi atau mill
4. Peralatan workshop seperti mesin-mesin bor
5. Grinda
6. Crane
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu :
1. Stator
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak
2. Rotor
rotor adalah bagian yang bergerak yang bertumpu pada bantalan poros
terhadap stator.
Motor induksi terdiri atas kumparan stator dan kumparan rotor yang berfungsi
membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak-balik satu fasa
yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi
medan magnet antara stator dan rotor. Motor induksi satu fasa tidak terjadi medan
magnet putar seperti halnya motor induksi tiga fasa, sehingga diperlukan suatu
kumparan bantu untuk mengawali berputar.
Motor induksi satu fasa memilik dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama
(belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja medan magnet
utama dan medan magnet bantu pada. Prinsip medan magnet utama dan bantu motor
satu fasa Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih.[17]
Adapun jenis - jenis motor induksi satu fasa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Motor Kapasitor
Motor kapasitor satu fasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es. Konstruksinya sederhana
dengan daya kecil dan bekerja dengan suplai PLN 220V menjadikan motor kapasitor
banyak dipakai pada peralatan rumah tangga.
2. Motor Shaded Pole
Motor shaded pole atau motor fasa belah termasuk motor satu fasa daya kecil,
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin
dan blender. Konstruksi sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang
terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah fasa. Belitan stator
dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transformator. Rotornya berbentuk
sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator dipotong dua buah bearing.
3. Motor Universal
Motor universal termasuk motor satu fasa dengan menggunakan belitan stator
dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit maupun motor bor tangan.
Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas
sikat arang yang lembek. Konstruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan,
daya yang kecil, dan torsinya yang cukup kecil, dan torsinya yang cukup besar. Bentuk
stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki dua belas
alur belitan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri
antara belitan stator dengan belitan rotornya. Aplikasi dengan tahanan geser dalam
bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.[18]
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
ns = 120 f/p
dimana :
ns = Kecepatan sinkron (RPM)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah Kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya
Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor merupakan
rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang
mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet berputar dari stator,
maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang berpasangan dan
berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya,
rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti putaran medan putar stator (Ns).
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak cocok untuk pemakaian yang
memerlukan kecepatan sampai dengan empat kecepatan yang berbeda. Kecepatan ini
dipilih dengan menghubungkan lilitan pada konfigurasi yang berbeda dan sangat
konstan pada tiap-tiap penyetelan. Motor kecepatan banyak ada dua jenis kecepatan
yang utama yaitu motor lilitan terpisah dan motor berurutan.
b. Penggerak kecepatan variabel
Penggerak kecepatan variabel digunakan untuk menyediakan kontrol kecepatan selain
itu penggerak kecepatan variabel dapat ditunjukan dengan variasi misalnya penggerak
kecepatan yang dapat diatur dan penggerak frekuensi yang dapat diatur.
Gambar 4.3.5 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi pada Percobaan Block Rotor
Test
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Saat pengujian ini berlangsung s = 1 dan tahanan rotor R2/s = R2 Karena Nilai R2 dan
X2 begitu kecil, maka arus input akan seluruhnya mengalir melalui tahanan dan
reaktansi tersebut. Oleh karena itu, kondisi sirkit pada saat ini terlihat seperti kombinasi
seri X1,R1,X2, dan R2. 1 , R1. Sesudah tegangan dan frekuensi diatur, arus yang
mengalir pada motor diatur dengan cepat, sehingga tidak timbul kenaikan temperatur
pada rotor dengan cepat. Daya input yang diberikan kepada motor ;[5]
Dimana ;
VT = tegangan line pada saat pengujian berlansung
IL = arus line pada saat pengujian berlangsung
Cos phi = Rugi daya
Pin = Daya masukan
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
4. PROSEDUR PERCOBAAN
RANGKAIAN PENGUKURAN
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
6. PENGOLAHAN DATA
1. Motor I
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi locked rotor :
Vlr 110
ZIr = = = 73,333 Ω
Ilr 1,5
b. Resistansi Locked Rotor
Plr 143,12
RIr = = = 63,6 Ω
Ilr2 1,52
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
e. Reaktansi magnetis
Vnl2 2282
Xm= = = 263,56 Ω
Qnl 197,2
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
27,609
[(0,5 ∙ 0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] × 0,5 ∙ (179,5277∠42,93°)
= 27,609
[(0,5 ∙ 0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] + 0,5 ∙ (179,5277∠42,93°)
d. Arus Input :
𝑉𝑛𝑙
𝐼1 =
𝑅1 + 𝑋1 + 𝑍𝑓 + 𝑍𝑏
228
=
36 + 𝑗18,24 + (85,544∠40,5044°) + (10,203∠51,6311)
= 1,689∠ − 37,3 𝐴
e. Daya Input Maju (Forward) :
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑓 = 1,6892 𝑥 65,043 = 185,55 𝑊
f. Daya Input Mundur (Backward) :
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑏 = 1,6892 𝑥 6,33 = 18,0557 𝑊
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 - 𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 185,55 − 18,0557 = 167,49 𝑊
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
𝑃𝑜𝑢𝑡 165,8
𝜂= × 100% = 306,33 × 100% = 54,12%
𝑃𝑖𝑛
2. Motor 2
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi dari Lock Rotor Test :
𝑉𝑙𝑟 87
𝑍𝑙𝑟 = = = 58 Ω
𝐼𝑙𝑟 1,5
b. Resistansi dari Lock Rotor Test
𝑃𝑙𝑟 122,82
𝑅𝑙𝑟 = 2
= = 54,586 Ω
𝐼 𝑙𝑟 1,52
c. Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1 = 54,586 − 23,1 = 31,486 Ω
d. Reaktansi dari Lock Rotor Test :
2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟 = √582 − 54,5862 = 19,603 Ω
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
= 81,125∠48,268° = 54 + 𝑗60,542
c. Impedansi Medan Putar Mundur
𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
𝑍𝑏 = 𝑅2
[(0,5 2−𝑠) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
31,486
[(0,5 ∙ 2−0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] × 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)
= 31,486
[(0,5 ∙ 2−0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] + 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 220,778 − 28,827 = 191,95 𝑊
h. Daya Output Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0,01833)191,95
= 188,432 𝑊
i. Daya Input Motor
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 × 𝐼1 × 𝐶𝑜𝑠𝜑 = 228 × 2,022 × cos(−41,723)
= 461,016 × 0,754 = 344,089 𝑊
j. Efisiensi Motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 188,432
𝜂= × 100% = × 100% = 54,762
𝑃𝑖𝑛 344,089
3. Motor 3
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi dari Lock Rotor Test :
𝑉𝑙𝑟 71
𝑍𝑙𝑟 = = = 47,33 Ω
𝐼𝑙𝑟 1,5
b. Resistansi dari Lock Rotor Test
𝑃𝑙𝑟 84,96
𝑅𝑙𝑟 = 2
= = 37,76 Ω
𝐼 𝑙𝑟 1,52
c. Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1 = 37,76 − 17,8 = 19,96 Ω
d. Reaktansi dari Lock Rotor Test :
2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟 = √47,332 − 37,762 = 28,54
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
𝑉𝑛𝑙
𝐼1 =
𝑅1 + 𝑋1 + 𝑍𝑓 + 𝑍𝑏
228
=
17,8 + 𝑗14,268 + (40,242 + 𝑗57,296) + (4,437 + 𝑗6,476)
= 2,28∠ − 51,3181 𝐴
e. Daya Input Maju (Forward) :
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑓 = 2,282 × 40,242 = 209,242 𝑊
f. Daya Input Mundur (Backward) :
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑏 = 2,282 × 4,437 = 23,065 𝑊
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 209,242 − 23,065 = 186,176 𝑊
h. Daya Output Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0,0288)186,176
= 180,814 𝑊
i. Daya Input Motor
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 𝑥𝐼1 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑 = 228 × 2,28 × cos(−51,3181)
= 519,84 × 0,62499 = 324,897 𝑊
j. Efisiensi Motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 180,814
𝜂= × 100% = × 100% = 55,65%
𝑃𝑖𝑛 324,897
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Jawab:
1. Pada Motor induksi secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor
motor jenis lain namun yang membedakan antara motor induksi dengan motor jenis
lain adalah caranya bekerja menggunakan prinsip induksi medan elektromagnet
sehingga jika kuparan pada stator mendapat sumber tegangan tiga fasa maka pada
bagian dalam stator akan menghasilkan medan putar dengan kecepatan yang di
pengaruhi oleh frekwensi sumber lalu medan putar yang timbul pada bagian stator
inilah yang akan memotong batang konduktor-konduktor di bagian rotor sehingga
pada bagian rotor akan dihasilkan tegangan GGL induksi dan menghasilkan arus
induksi pada rotor setelah arus induksi muncul pada medan magnet maka akan
menghasikan gaya di bagian rotor.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Kecepatan medan putar yang dibangkitkan oleh kumparan stator ini biasa
disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ini
dinyatakan oleh rumus :
120.𝑓𝑠
𝑁𝑠 = 𝑝
Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran
rotor dinyatakan oleh rumus
𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑁𝑆 −𝑁𝑟
%𝑆 = 𝑥 100%
𝑁𝑠
Dimana :
𝑁𝑠 = Kecepatan Sinkron
𝑁𝑟 = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
2.
Motor
Induks
i
Motor
PLN Induksi
1 Fasa
1 Fasa
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
9. KESIMPULAN
1. Semakin kecil nilai tahanan dan semakin besar nilai arus maka semakin besar
diameter kawat atau luas penampangnya.
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Praktikum 5
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Power Supply
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik