Anda di halaman 1dari 34

Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM IV

UJI LOCK ROTOR TEST PADA MOTOR INDUKSI 1 FASA

1. TUJUAN
 Memahami sistem kerja motor listrik
 Menentukan parameter motor induksi 1 fasa
 Menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi 1 fasa

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Motor Induksi 1 Fasa
 Power Supply 189
 AVO meter
 Watt meter
 Clamp meter

3. TEORI DASAR
Motor induksi secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor
motor jenis lain namun yang membedakan antara motor induksi dengan motor
jenis lain adalah caranya bekerja menggunakan prinsip induksi medan
elektromagnet sehingga jika kuparan pada stator mendapat sumber tegangan tiga
fasa maka pada bagian dalam stator akan menghasilkan medan putar dengan
kecepatan yang di pengaruhi oleh frekwensi sumber lalu medan putar yang timbul
pada bagian stator inilah yang akan memotong batang konduktor-konduktor di
bagian rotor sehingga pada bagian rotor akan dihasilkan tegangan GGL induksi
dan menghasilkan arus induksi pada rotor setelah arus induksi muncul pada
medan magnet maka akan menghasikan gaya di bagian rotor.

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Motor induksi memiliki beberapa keunggulan yaitu :


a. Memiliki konstruksi yang kuat dan desain yang sederhana
b. Harganya yang relatif murah dan dapat diandalkan
c. Perawatan yang diperlukan tidak terlalu banyak

Akan tetapi motor induksi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah:
a. Frekwensi tegangan input yang mempengaruhi kecepatan motor induksi
b. Kecepatan motor induksi akan berkurang dengan seiring bertambahnya beban.

Pada rotor tidak ada hubungan listrik secara langsung , arus induksi yang
ditimbul pada rotor adalah arus induksi dari kumparan stator maka dari itu medan
Putar yang dibangkitkan pada celah bagian dalam stator sangat berpengaruh
terhadap kinerja suatu motor induksi . Kecepatan medan putar yang dibangkitkan
oleh kumparan stator ini biasa disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan
medan magnet putar ini dinyatakan oleh rumus
120.𝑓𝑠
𝑁𝑠 =
𝑝

Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran
rotor dinyatakan oleh rumus
𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑁𝑆 −𝑁𝑟
%𝑆 = 𝑥 100%
𝑁𝑠

Dimana :
𝑁𝑠 = Kecepatan Sinkron
𝑁𝑟 = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah kutub dalam motor
Kecepatan sinkron adalah kecepatan medan magnet putar yang
dibangkitkan oleh kumparan stator. Motor induksi tidak dapat berputar menyamai
kecepatan sinkron. Medan magnet pada konduktor yang ditimbulkan oleh medan
putar stator menginduksikan tegangan pada batangan konduktor pada rotor

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

menyebabkan konduktor akan mengalirkan arus tertutup yang mengakibatkan


medan magnet yang menimbulkan gaya tolak menolak antara konduktor dan
medan magnet putar sehingga rotor dapat bergerak. Jika slip antara medan putar
pada stator dan medan magnet rotor adalah sama maka rotor relatif tidak bergerak
karena fluksi yang berputar. Jika ini terjadi maka tidak akan ada GGL yang akan
di induksikan pada rotor .

Jenis- jenis Motor Induksi


Berdasarkan jenis sumbernya motor induksi dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu motor induksi 3 fasa dan motor induksi 1 fasa.

Motor induksi 3 fasa


Pada saat ini motor induksi 3 fasa adalah jenis motor yang paling banyak
digunakan di bidang industri dikarenakan sifatnya sebagai motor induksi yang
memiliki konstruksi yang kuat, sederhana dan kinerjanya yang efektif.
Pada motor induksi 3 fasa, motor memerlukan sumber listrik 3 fasa untuk
beroprasi. Motor induksi 3 fasa memiliki 3 kumparan pada statornya masing-
masing untuk ketiga sumber fasanya. Sesuai dengan hukum faraday bahwa
apabila arus yang mengalir pada suatu kawat pengahantar maka arus itu dapat
menhasilkan fluks magnetik disekitar kawat penghantar tersebut tergantung arah
arusnya dengan mengikuti kaidah tangan kanan, setiap kumparan stator akan
mengalami hal yang sama ketika masing-masing kumparan dialiri arus, akan
tetapi besarnya fluks yang dihasilkan tidak akan sama disetiap waktu dikarenakan
antara fasa satu dan fasa yang lainya berjarak 120o dikarenakan keadaan seperti
inilah maka secara tidak langsung medan magnet yang dibangkitkan pada stator
akan berputar sehingga jika rotor dimasukkan diantara stator maka arus akan
terinduksi pada rotor yang berakibat munculnya arus pada rotor dan dikarenkan
adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum
lorentz, dimana jika sebuah penghantar yang dialiri oleh arus listrik dan
pengahantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut dengan gaya magnetik seperti halnya rotor yang berada dalam stator .

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Motor induksi 1 fasa


Motor induksi 1 fasa adalah motor yang dapat bergerak dengan sumber
listrik 1 fasa. Kumparan pada motor 1 fasa terdiri dari 2 jenis kumparan yaitu
kumparan utama dan kumparan bantu, pada dasarnya prinsip kerja motor 1 adalah
sama dengan prinsip kerja motor 3 fasa dimana apabila kumparan pada stator
dialiri oleh arus listrik maka pada kumparan tersebut akan timbul medan putar.
Lalu medan putar yang telah di bangkit oleh kumparan pada stator akan
menginduksi rotor sehingga rotor akan menghasilkan medan putar. Tidak seperti
motor 3 fasa yang memiliki sudah memiliki beda sudut fasa, motor 1 fasa
menggunakan kumparan bantu untuk menggeser sudut fasa sehingga dapat
menimbulkan medan putar. Cara menggeser sudut fasa pada motor induksi 1 fasa
adalah dengan cara membedakan impedansi antara kumparan bantu dan kumparan
utama dengan cara membedakan luas penampang kawat kuparan utama dan
kumparan bantu dan pada kumparan bantu terdapat kapasitor yang dipasang seri
terhadap kumparan bantu yang bertujuan untuk memperbesar pergeseran sudut
fasa karena sesuai dengan sifat kapasitor akan membuat kondisi arus mendahului
tegangan (leading) sehingga dapat memperbesar pergeseran sudut fasa, namun
pergesar sudut fasa pada motor 1 fasa juga harus dikendalikan karena jika
pergeseran sudut fasa terlalu melebar maka kinerja motor juga tidak akan
maksimal.

Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa


Pada dasarnya motorinduksisatufasa dan motor induksi tiga
fasamemilikikonstruksi yang hampirsamayangterdiridari 2 bagian utama yaitu
stator dan rotor. Statoradalahbagiandari motor yang diamdan rotor adalahbagian
motor yang berputar dibagian dalam stator yang berporos pada bantalan bearing
yang bertujuan agar rotor dapat berotasi. Pada motor induksi terdapat kumparan
stator yang berfungsi untuk menimbulkan medan magnet pada konduktor yang
ditimbulkan oleh medan putar stator menginduksikan tegangan pada batangan
konduktor pada rotor menyebabkan konduktor akan mengalirkan arus tertutup
yang mengakibatkan medan magnet yang menimbulkan gaya tolak menolak

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

antara konduktor dan medan magnet putar sehingga rotor dapat bergerak. Berikut
gambar konstruksi motor induksi 1 fasa.

Gambar 4.3.1 Konstruksi Umum Motor Induksi 1 fasa


Prinsip kerja motor induksi 1 fasa pada dasarnya sama dengan motor
induksi 3 fasa, namun jika melihat motor induksi 3 fasa memiliki medan putar
yang disebabkan oleh beda fasa 120o setiap sumber fasanya sehingga
menyebabkan motor induksi 3 fasa memiliki medan putar, sehingga pada motor
induksi 1 fasa sangat dibutuhkan kumparan bantu untuk membangkitkan medan
putar pada stator. Pada stator motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis kumparan yang
dibutuhkan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan utama
memiliki diameter kawat tembaga yang lebih besar dari pada kumparan bantu
sehingga impedansi pada kumparan utama lebih kecil dari pada impedansi pada
kumparan bantu yang bertujuan untuk menimbulkan perbedaan fasa, pada
kumparan bantu juga dilengkapi dengan kapasitor sehingga dapat membangkitkan
medan putar pada stator dengan mengatur perbedaan fasa. Perbedaan fasa pada
kumparan bantu dan kumparan utama dapat dilihat pada gambar berikut.

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.3.2 Grafik Arus Kumparan Utama dan Kumparan Bantu


Hambatan Kumparan
Nilai hambatan pada tiap kumparan tergantung dengan luas penampang
dan panjang kumparan itu sendiri, jika luas penampang semakin besar maka arus
yang dapat mengalir akan semakin besar dan nilai hambatan akan mengecil akan
tetapi jika panjang kumparan semakin panjang maka nilai hambatan akan
bertambah seiring dengan pertambahan panjang lilitan kumparan tersebut [9] .Hal
ini dinyatakan oleh rumus

𝑅𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝜌 𝐴

Dimana :
𝜌 = Nilai hambatan jenis kawat kumparan
ℓ = Panjang lilitan
A = Luas penampang kawat kumparan
𝑅𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 = Nilai hambatan kumparan

Rangkaian Ekuivalen
LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.3.3 Rangkaian ekuivalen motor induksi


Dimana :
V1 = Tegangan sumber
R1 = Resistansi kumparan stator
X1 = Reaktansi induktif kumparan stator
R2 ’ = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator
X2’ = Reaktansi induktif rotor dilihat dari sisi stator
Xm = Reaktasi magnet pada motor
𝑅2 ′
(1 − 𝑠) = Resistansi yang mewakili beban motor
𝑠

I1 = Arus kumparan stator


I2’ = Arus kumparan rotor dilihat dari sisi stator
Im = Arus Magnet
Dari rangkaian ekivalen diatas dapat kita jabarkan :
𝑅′2
𝑍′2 = + 𝑗𝑋′2
𝑠
𝑍′2 𝑥 𝑗𝑋𝑚
𝑍𝑝2 = 𝑍′2 +𝑗𝑋𝑚

𝑍𝑡 = 𝑍1 + 𝑍𝑝2
𝑉
𝐼1 = 𝑍1 = 𝐼∠𝜑
𝑡

Parameter Rangkaian Ekivalen


Untuk melakukan perhitungan menggunakan rangkaian ekivalen parameter
– parameter pada rangkaian ekivalen perlu diketahui adapun untuk mengetahui
parameter pada rangkaian ekivalen dapat di tentukan dengan melakukan 2 macam
pengukuran :
 Pengukuran Hubung Singkat (Locked rotor test)

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Adalah kondisi dimana motor dibuat diam dengan cara menahan putaran
motor lalu tegangan input motor diperkecil sehingga arus yang mengalir pada
motor mencapai arus nominalnya. Pada kondisi seperti ini arus dapat di
induksikan kepada rotor dengan lebih sempurna sehingga dapat dilakukan
pengukuran terhadap tegangan, arus dan daya, lalu dari hasil pengukuran tersebut
dapat dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut .

𝑉
Z𝑙𝑟 = 𝐼 𝑙𝑟
𝑙𝑟
𝑃𝑙𝑟
𝑅𝑙𝑟 = 2
𝐼𝑙𝑟

𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1
2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟
𝑋1 = 𝑋2 = 0,5 𝑥 𝑋𝑙𝑟
Dimana :
Zlr = ImpedansiLocked Rotor Test
Vlr =TeganganLocked Rotor Test
Ilr = ArusLocked Rotor Test
Plr = DayaLocked Rotor Test
Rlr = Tahanan Dari Locked Rotor Test
𝑅2 = Tahanan Rotor Dari Locked Rotor Test
R1 = TahananUtama
Xlr = Reaktansi Dari Locked Rotor Test
 Pengukuran Tanpa Beban (No Load Test)
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat motor tidak berbeban,
sehingga motor dapat berputar bebas menyebabkan slip mendekati nol. Pada
kondisi seperti ini impedansi di bagian rotor dapat diabaikan. dilakukan
engukuran terhadap tegangan, arus dan daya dan dari data yang didapat dapat
dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut.
𝑉 2 𝑛𝑙
𝑅𝑐 = 𝑃𝑛𝑙

𝑆𝑛𝑙 = 𝑉𝑛𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑙

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

𝑄𝑛𝑙 = √𝑆 2 𝑛𝑙 − 𝑃2 𝑛𝑙
𝑉 2 𝑛𝑙
𝑋𝑚 = 𝑄𝑛𝑙

Dimana :
𝑅𝑐 = Resistansi inti tanpa beban
𝑉𝑛𝑙 = Tegangan tanpa beban
𝑃𝑛𝑙 = Daya aktif tanpa beban
𝑆𝑛𝑙 = Daya semu tanpa beban
𝑄𝑛𝑙 = Daya reaktif tanpa beban
𝑋𝑚 = Reaktansi magnetis
Medan Putar Maju dan Medan Putar Mundur
Pada ragkaian ekivalen motor induksi dengan menggunakan konsep medan
putar fluks yang dibangkitkan oleh kumparan stator maka dapat dibagi menjadi
dua yaitu medan putar maju dan medan putar mundur. Pada kondisi ini kedua
medan putar yang dihasilkan ini akan berpengaruh pada gerak gaya listrik pada
rotor sehingga nilai tahanan dan reaktansi pada bagian rotor dapat di ekivalenkan
masing – masing setengah dari nilai tahanan dan reaktansi rotor. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4.3.4 Rangkaian Ekivalen Medan Putar Maju dan Mundur


Dari gambar di atas dapat kita lihat pada kondisi seperti ini pengaruh pada
rotor jika kita lihat dari sisi stator dapat dibagi menjadi dua impedansi yaitu,
impedansi medan putar maju (Forward) sebesar 0,5 R2/s + j 0,5 X2 terhubung
paralel dengan 0,5 Xm dan 0,5 Rc dimana disebut sebagai 0,5 Zf pada gambar.
Pada medan putar mundur (Backward) rotor akan tetap bergerak dengan slip s

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

yang berpatokan kepada medan putar maju dan besarnya medan putar maju adalah
n = 1- s dan kecepatan relatif dari rotor dengan berpatokan kepada medan putar
mundur adalah 1 + n sehingga dapat di simpulkan besarnya slip terhadap medan
putar mundur adalah 1 + n = 2 – s. Sehingga dari gambaran di atas dapat kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.
𝑅 𝑥𝑗𝑥
𝑍𝑚𝑏 = 𝑍𝑚𝑓 = 𝑅 𝑐+𝑗𝑥𝑚
𝑐 𝑚
𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ] 𝑥 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑍𝑓 = 𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ]+ 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ] 𝑥 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
𝑍𝑏 = 𝑅
[(0,5 2 )+𝑗0,5𝑥2 ]+ 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠

𝑉1
𝐼1 = 𝑅 = I∠𝜑
1 𝑋1 𝑍𝑓 𝑍𝑏

𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 𝑥 𝑅𝑓
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 𝑥 𝑅𝑏
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 𝑥𝐼1 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑
Dimana :
𝑍𝑚𝑏 = Impedansi magnetisasi medan putar mundur
𝑍𝑚𝑓 = Impedansi magnetisasi medan putar maju
𝑍𝑓 = Impedansi medan putar maju
𝑍𝑏 = Impedansi medan putar mundur
𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = Daya putar maju
𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = Daya putar mundur
𝑃𝑟𝑜𝑡 = Daya putar motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 = Daya keluaran
𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = Daya yang dikonversikan menjadi mekanik
𝑃𝑖𝑛 = Daya input

Faktor Daya (cos 𝝋)

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Faktor daya dapat diartikan sebagai perbandingan antara daya nyata dalam
watt dan daya semu dalam voltampere atau cosinus dari sudut antara daya semu
dan daya aktif. Daya reaktif yang tinggi akan memperbesar sudut tersebut
sehingga menyebabkan faktor daya akan menjadi lebih rendah. Besar nilai faktor
daya tergantung dari besarnya beda fasa antar arus dan tegangan. Jika nilai cos 𝜑
semakin mendekati 1 atau 90o maka daya yang dapat dipakai sebagai daya aktif
akan semakin besar begitu juga sebaliknya Dari rumus diatas dapat kita dapatkan
pula persamaan.

𝑃𝑖𝑛
Cos 𝜑 =
𝑆

𝑃𝑖𝑛
Cos 𝜑 =
𝑉.𝐼

Dimana :
Cos 𝜑 = Faktor daya
S = Daya semu (VA)
𝑃𝑖𝑛 = Daya Input (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)

Efisiensi Motor Induksi


Efisiensi pada motor induksi adalah perbandingan antara daya output dan
daya input. Efisiensi motor adalah hal yang diutamakan agar tercipta keselarasan
kinerja motor. Nilai efisiensi motor listrik dinyatakan oleh rumus.

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛

Dimana :

𝜂 = Efisiensi

𝑃𝑜𝑢𝑡 = Daya output (Watt)

𝑃𝑖𝑛 = Daya Input (Watt)

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Daya input adalah daya aktif atau daya nyata yang digunakan motor
untuk beroperasi. Daya aktif adalah daya semu yang di pengaruhi oleh faktor
daya motor induksi itu sendiri. Hasil perkalian antara tegangan dan arus adalah
daya semu yang dinyatakan dalan Volt Ampere (VA) , daya aktif adalah hasil
perkalian antara daya semu dan faktor daya.

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

UJI LOCK ROTOR TEST PADA MOTOR INDUKSI 1 FASA

Motor induksi satu fasa adalah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnetik. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi
listrik yaitu disisi stator, sedangkan sistem kelistrikan disisi rotornya di induksikan
melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal ini yang
memnyebabkan diberi nama motor induksi
Adapun penggunaan motor induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti :
1. Kompresor
2. Pompa
3. Penggerak utama proses produksi atau mill
4. Peralatan workshop seperti mesin-mesin bor
5. Grinda
6. Crane
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu :
1. Stator
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak
2. Rotor
rotor adalah bagian yang bergerak yang bertumpu pada bantalan poros
terhadap stator.

Motor induksi terdiri atas kumparan stator dan kumparan rotor yang berfungsi
membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak-balik satu fasa
yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi
medan magnet antara stator dan rotor. Motor induksi satu fasa tidak terjadi medan
magnet putar seperti halnya motor induksi tiga fasa, sehingga diperlukan suatu
kumparan bantu untuk mengawali berputar.
Motor induksi satu fasa memilik dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama
(belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja medan magnet
utama dan medan magnet bantu pada. Prinsip medan magnet utama dan bantu motor
satu fasa Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih.[17]
Adapun jenis - jenis motor induksi satu fasa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Motor Kapasitor
Motor kapasitor satu fasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es. Konstruksinya sederhana
dengan daya kecil dan bekerja dengan suplai PLN 220V menjadikan motor kapasitor
banyak dipakai pada peralatan rumah tangga.
2. Motor Shaded Pole
Motor shaded pole atau motor fasa belah termasuk motor satu fasa daya kecil,
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin
dan blender. Konstruksi sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang
terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah fasa. Belitan stator
dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transformator. Rotornya berbentuk
sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator dipotong dua buah bearing.
3. Motor Universal
Motor universal termasuk motor satu fasa dengan menggunakan belitan stator
dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit maupun motor bor tangan.
Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas
sikat arang yang lembek. Konstruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan,
daya yang kecil, dan torsinya yang cukup kecil, dan torsinya yang cukup besar. Bentuk
stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki dua belas
alur belitan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri
antara belitan stator dengan belitan rotornya. Aplikasi dengan tahanan geser dalam
bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.[18]

Prinsip Kerja Motor Induksi[19]


Belitan stator dihubungkan dengan suatu sumber tegangan akan menghasilkan medan
putar dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ter jumlah kutub stator
dan frekuensi sumber daya. Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron, yang ditentukan
dengan rumus :

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

ns = 120 f/p
dimana :
ns = Kecepatan sinkron (RPM)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah Kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya
Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor merupakan
rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang
mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet berputar dari stator,
maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang berpasangan dan
berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya,
rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti putaran medan putar stator (Ns).

Pengatur Kecepatan Putaran motor[20]


Pengatur kecepatan putaran atau speed kontrol merupakan suatu peralatan yang bisa
mengontrol kecepatan motor induksi satu fasa dengan sistem pengontrolan dari luar.
Disebut pengontrolan dari luar karena pengontrolan kecepatan menggunakan suatu
rangkaian atau alat yang bukan dari bagian motor itu sendiri.
Pengaturan kecepatan sangat berguna dalam kehidupan sehari - hari, seperti halnya
pada perindustrian yang setiap alat yang berputar selalu berhubungan dengan motor.
karena itu setiap hal yang berhubungan dengan karakteristik, efisiensi, dan perilaku
motor yang menguntungkan maupun merugikan perlu dipelajari. faktor utama yang
menentukan besarnya pembangkitan tegangan yang melawan arus pada motor adalah
kecepatan. Karena itu semua motor cenderung menarik arus yang lebih besar selama
periode pengaturan (arus awal) dibandingkan ketika motor berputar pada kecepatan
kerja (arus jalan).
Pada pokoknya pengendali kecepatan motor dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu:
a. Motor kecepatan banyak

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak cocok untuk pemakaian yang
memerlukan kecepatan sampai dengan empat kecepatan yang berbeda. Kecepatan ini
dipilih dengan menghubungkan lilitan pada konfigurasi yang berbeda dan sangat
konstan pada tiap-tiap penyetelan. Motor kecepatan banyak ada dua jenis kecepatan
yang utama yaitu motor lilitan terpisah dan motor berurutan.
b. Penggerak kecepatan variabel
Penggerak kecepatan variabel digunakan untuk menyediakan kontrol kecepatan selain
itu penggerak kecepatan variabel dapat ditunjukan dengan variasi misalnya penggerak
kecepatan yang dapat diatur dan penggerak frekuensi yang dapat diatur.

Pengujian Rotor Tertahan (Block Rotor Test)[21]


Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter – parameter motor
induksi, dan biasa juga disebut dengan locked rotor test. Pada pengujian ini rotor
dikunci/ ditahan sehingga tidak berputar. Untuk melakukan pengujian ini, tegangan AC
disuplai ke stator dan arus yang mengalir diatur mendekati beban penuh. Ketika arus
telah menunjukkan nilai beban penuhnya, maka tegangan, arus, dan daya yang mengalir
ke motor diukur. Locked-Rotor Test dilakukan dengan cara menghubungkan motor uji
pada sebuah brake. Brake digunakan untuk menahan rotor agar tidak berputar pada saat
motor uji disuplai tegangan. Dari tes ini diperoleh nilai R2, X1, X2, dan XM.

Gambar 4.3.5 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi pada Percobaan Block Rotor
Test

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Saat pengujian ini berlangsung s = 1 dan tahanan rotor R2/s = R2 Karena Nilai R2 dan
X2 begitu kecil, maka arus input akan seluruhnya mengalir melalui tahanan dan
reaktansi tersebut. Oleh karena itu, kondisi sirkit pada saat ini terlihat seperti kombinasi
seri X1,R1,X2, dan R2. 1 , R1. Sesudah tegangan dan frekuensi diatur, arus yang
mengalir pada motor diatur dengan cepat, sehingga tidak timbul kenaikan temperatur
pada rotor dengan cepat. Daya input yang diberikan kepada motor ;[5]

Dimana ;
VT = tegangan line pada saat pengujian berlansung
IL = arus line pada saat pengujian berlangsung
Cos phi = Rugi daya
Pin = Daya masukan

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

4. PROSEDUR PERCOBAAN

RANGKAIAN PENGUKURAN

Rangkaian Pegukuran Lock Rotor Test

Rangkaian Pengukuran Tanpa Beban

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

5. DATA HASIL PERCOBAAN

No. Diameter R1 Vnl Inl Vlr Ilr Pnl Pnl Nr


Kawat (Ω) (V) (A) (V) (A) (Watt) (Watt) (rpm)
(mm)
1 0,35 36 228 1,27 110 1,5 212 143,12 2970
2 0,5 23,1 228 1,32 87 1,5 183 122,82 2946
3 0,55 17,8 228 1,49 71 1,5 154 84,96 2933

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

6. PENGOLAHAN DATA
1. Motor I
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi locked rotor :

Vlr 110
ZIr = = = 73,333 Ω
Ilr 1,5
b. Resistansi Locked Rotor

Plr 143,12
RIr = = = 63,6 Ω
Ilr2 1,52

c. Resistansi Kumparan Rotor

R2 = Rlr – R1 = 63,6 – 36 = 27,6 Ω

d. Reaktansi locked rotor

XIr = √𝑍𝑙𝑟 2 − 𝑅𝑙𝑟 2 = √73,332 − 63.62 = 36,42 Ω

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

e. Reaktansi kumparan rotor

X1 = X2 = 0,5 x XIr = 0,5 x 36,42 = 18,24 Ω

B. PengukuranTanpaBeban (No Load Test)


a. Slip
𝑁𝑠−𝑁𝑟 3000−2970
S= = = 0,01 Ω
𝑁𝑠 3000
b. Resistansi Inti Tanpa Beban
Vnl2 2282
Rc= = = 245,2 Ω
Pnl 212
c. Daya Semu Tanpa Beban
Snl = Vnl X In1 = 228 x 1,27 = 289,56 VA

d. Daya reaktif tanpa beban

Qnl = √𝑆𝑛𝑙 2 − 𝑃𝑛𝑙 2 = √289,562 − 2122 = 197,2 VAR

e. Reaktansi magnetis
Vnl2 2282
Xm= = = 263,56 Ω
Qnl 197,2

C. Medan PutarMajudan Medan PutarMundur


a. Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur
𝑅𝑐 × 𝑗𝑋𝑚 245,208 × 𝑗263,566
𝑍𝑚𝑏 = 𝑍𝑚𝑓 = =
𝑅𝑐 + 𝑗𝑋𝑚 245,208 + 𝑗263,566
= 179,5277∠42,93°
b. Impedansi Medan Putar Maju
𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑍𝑓 = 𝑅2
[(0,5 𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

27,609
[(0,5 ∙ 0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] × 0,5 ∙ (179,5277∠42,93°)
= 27,609
[(0,5 ∙ 0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] + 0,5 ∙ (179,5277∠42,93°)

= 85,544∠40,5044° = 65,043 + 𝑗55,561


c. Impedansi Medan Putar Mundur
𝑅2
[(0,5 2−𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑍𝑏 = 𝑅
2
[(0,5 2−𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
27,609
[(0,5 ∙ 2−0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] × 0,5 ∙ (179,5277∠42,93)
= 27,609
[(0,5 ∙ 2−0,0101) + (𝑗0,5 ∙ (18,24))] + 0,5 ∙ (179,5277∠42,93)

= 10,203∠51,6311 = 6,33 + 𝑗7,999

d. Arus Input :
𝑉𝑛𝑙
𝐼1 =
𝑅1 + 𝑋1 + 𝑍𝑓 + 𝑍𝑏
228
=
36 + 𝑗18,24 + (85,544∠40,5044°) + (10,203∠51,6311)
= 1,689∠ − 37,3 𝐴
e. Daya Input Maju (Forward) :
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑓 = 1,6892 𝑥 65,043 = 185,55 𝑊
f. Daya Input Mundur (Backward) :
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑏 = 1,6892 𝑥 6,33 = 18,0557 𝑊
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 - 𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 185,55 − 18,0557 = 167,49 𝑊

h. Daya Output Motor :


𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0,0101) 167,49
= 165,8 𝑊
i. Daya Input Motor
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 𝑥𝐼1 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑 = 228 × 1,689 × cos(−37,3)
= 385,092 × 0,7954 = 306,33 𝑊
j. Efisiensi Motor

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

𝑃𝑜𝑢𝑡 165,8
𝜂= × 100% = 306,33 × 100% = 54,12%
𝑃𝑖𝑛

2. Motor 2
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi dari Lock Rotor Test :
𝑉𝑙𝑟 87
𝑍𝑙𝑟 = = = 58 Ω
𝐼𝑙𝑟 1,5
b. Resistansi dari Lock Rotor Test
𝑃𝑙𝑟 122,82
𝑅𝑙𝑟 = 2
= = 54,586 Ω
𝐼 𝑙𝑟 1,52
c. Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1 = 54,586 − 23,1 = 31,486 Ω
d. Reaktansi dari Lock Rotor Test :

2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟 = √582 − 54,5862 = 19,603 Ω

e. Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :


𝑋1 = 𝑋2 = 0,5 × 𝑋𝑙𝑟 = 0,5 × 19,603 = 9,801 Ω
B. PengukuranTanpaBeban (No Load Test)
a. Slip
𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 3000 − 2946
𝑆= = = 0,01833
𝑁𝑠 3000

b. Resistansi Inti Tanpa Beban :


𝑉 2 𝑛𝑙 2282
𝑅𝑐 = = = 284,066 Ω
𝑃𝑛𝑙 183

c. Daya Semu Tanpa Beban :


𝑆𝑛𝑙 = 𝑉𝑛𝑙 × 𝐼𝑛𝑙 = 228 × 1,32 = 300,96 𝑉𝐴
d. Daya Reaktif Tanpa Beban :
𝑄𝑛𝑙 = √𝑆 2 𝑛𝑙 − 𝑃2 𝑛𝑙 = √300,962 − 1832 = 238,93 𝑣𝑎𝑟
e. Reaktansi Magnetisasi :
𝑉 2 𝑛𝑙 2282
𝑋𝑚 = = = 217,5693 Ω
𝑄𝑛𝑙 238,93

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

C. Medan PutarMajudan Medan PutarMundur


a. Impedansi Magnetisasi Medan PutarMaju/Mundur :
𝑅𝑐 × 𝑗𝑋𝑚 284,066 × 𝑗217,5693
𝑍𝑚𝑏 = 𝑍𝑚𝑓 = =
𝑅𝑐 + 𝑗𝑋𝑚 284,066 + 𝑗217,5693
= 172,727∠52,55°

b. Impedansi Medan Putar Maju


𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑍𝑓 = 𝑅2
[(0,5 𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
31,486
[(0,5 ∙ 0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] × 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)
= 31,486
[(0,5 ∙ 0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] + 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)

= 81,125∠48,268° = 54 + 𝑗60,542
c. Impedansi Medan Putar Mundur
𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
𝑍𝑏 = 𝑅2
[(0,5 2−𝑠) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
31,486
[(0,5 ∙ 2−0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] × 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)
= 31,486
[(0,5 ∙ 2−0,01833) + (𝑗0,5 ∙ (9,8))] + 0,5 ∙ (172,727∠52,55°)

= 8,472∠33,67 = 7,051 + 𝑗4,697


d. Arus Input :
𝑉𝑛𝑙
𝐼1 =
𝑅1 + 𝑋1 + 𝑍𝑓 + 𝑍𝑏
228
=
23,1 + 𝑗9,8 + (54 + 𝑗60,542) + (7,051 + 𝑗4,697)
= 2,022∠ − 41,723 𝐴
e. Daya Input Maju (Forward) :
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑓 = 2,0222 × 54 = 220,778 𝑊
f. Daya Input Mundur (Backward) :
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 × 𝑅𝑏 = 2,0222 × 7,051 = 28,827 𝑊

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 220,778 − 28,827 = 191,95 𝑊
h. Daya Output Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0,01833)191,95
= 188,432 𝑊
i. Daya Input Motor
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 × 𝐼1 × 𝐶𝑜𝑠𝜑 = 228 × 2,022 × cos(−41,723)
= 461,016 × 0,754 = 344,089 𝑊
j. Efisiensi Motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 188,432
𝜂= × 100% = × 100% = 54,762
𝑃𝑖𝑛 344,089

3. Motor 3
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test)
a. Impedansi dari Lock Rotor Test :
𝑉𝑙𝑟 71
𝑍𝑙𝑟 = = = 47,33 Ω
𝐼𝑙𝑟 1,5
b. Resistansi dari Lock Rotor Test
𝑃𝑙𝑟 84,96
𝑅𝑙𝑟 = 2
= = 37,76 Ω
𝐼 𝑙𝑟 1,52
c. Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
𝑅2 = 𝑅𝑙𝑟 − 𝑅1 = 37,76 − 17,8 = 19,96 Ω
d. Reaktansi dari Lock Rotor Test :

2 2
𝑋𝑙𝑟 = √𝑍𝑙𝑟 − 𝑅𝑙𝑟 = √47,332 − 37,762 = 28,54

e. Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :


𝑋1 = 𝑋2 = 0,5 × 𝑋𝑙𝑟 = 0,5 × 28,54 = 14,268 Ω
B. PengukuranTanpaBeban (No Load Test)
a. Slip
𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 3000 − 2933
𝑆= = = 0,022844
𝑁𝑠 3000

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

b. Reaktansi Inti Tanpa Beban :


𝑉 2 𝑛𝑙 2282
𝑅𝑐 = = = 337,558 Ω
𝑃𝑛𝑙 154

c. Daya Semu Tanpa Beban :


𝑆𝑛𝑙 = 𝑉𝑛𝑙 × 𝐼𝑛𝑙 = 228 × 1,49 = 339,72 𝑉𝐴
d. Daya Reaktif Tanpa Beban :
𝑄𝑛𝑙 = √𝑆 2 𝑛𝑙 − 𝑃2 𝑛𝑙 = √338,722 − 154 = 302,8096 𝑣𝑎𝑟
e. Reaktansi Magnetis :
𝑉 2 𝑛𝑙 2282
𝑋𝑚 = = = 171,6722 Ω
𝑄𝑛𝑙 302,8096
C. Medan PutarMajudan Medan PutarMundur
a. Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur :
𝑅𝑐 × 𝑗𝑋𝑚 337,558 × 𝑗171,672
𝑍𝑚𝑏 = 𝑍𝑚𝑓 = =
𝑅𝑐 + 𝑗𝑋𝑚 337,558 + 𝑗171,672
= 153,0199∠63,0434°
b. Impedansi Medan Putar Maju
𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑠
𝑍𝑓 = 𝑅2
[(0,5 𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
19,96
[(0,5 ∙ 0,0228) + (𝑗0,5 ∙ (14,268))] × 0,5 ∙ (153,0199∠63,0434°)
= 19,96
[(0,5 ∙ 0,0228) + (𝑗0,5 ∙ (14,268))] + 0,5 ∙ (153,0199∠63,0434°)

= 70,016∠54,9176° = 40,242 + 𝑗57,296


c.Impedansi Medan Putar Mundur
𝑅
2
[(0,5 2−𝑠 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] × 0,5 𝑍𝑚𝑓
𝑍𝑏 = 𝑅2
[(0,5 ) + 𝑗0,5𝑋2 ] + 0,5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑠
19,96
[(0,5 ∙ 0,0228) + (𝑗0,5 ∙ (14,268))] × 0,5 ∙ (153,0199∠63,0434°)
= 19,96
[(0,5 ∙ 0,0228) + (𝑗0,5 ∙ (14,268))] + 0,5 ∙ (153,0199∠63,0434°)

= 7,850∠55,57° = 4,437 + 𝑗6,476


d. Arus Input :

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

𝑉𝑛𝑙
𝐼1 =
𝑅1 + 𝑋1 + 𝑍𝑓 + 𝑍𝑏
228
=
17,8 + 𝑗14,268 + (40,242 + 𝑗57,296) + (4,437 + 𝑗6,476)
= 2,28∠ − 51,3181 𝐴
e. Daya Input Maju (Forward) :
𝑃𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑓 = 2,282 × 40,242 = 209,242 𝑊
f. Daya Input Mundur (Backward) :
𝑃𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 𝑥 𝑅𝑏 = 2,282 × 4,437 = 23,065 𝑊
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 209,242 − 23,065 = 186,176 𝑊
h. Daya Output Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0,0288)186,176
= 180,814 𝑊
i. Daya Input Motor
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 𝑥𝐼1 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑 = 228 × 2,28 × cos(−51,3181)
= 519,84 × 0,62499 = 324,897 𝑊
j. Efisiensi Motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 180,814
𝜂= × 100% = × 100% = 55,65%
𝑃𝑖𝑛 324,897

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

7. TUGAS DAN JAWABAN


1. Review Materi ?
2. Rangkaian Alat ?

Jawab:

1. Pada Motor induksi secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor
motor jenis lain namun yang membedakan antara motor induksi dengan motor jenis
lain adalah caranya bekerja menggunakan prinsip induksi medan elektromagnet
sehingga jika kuparan pada stator mendapat sumber tegangan tiga fasa maka pada
bagian dalam stator akan menghasilkan medan putar dengan kecepatan yang di
pengaruhi oleh frekwensi sumber lalu medan putar yang timbul pada bagian stator
inilah yang akan memotong batang konduktor-konduktor di bagian rotor sehingga
pada bagian rotor akan dihasilkan tegangan GGL induksi dan menghasilkan arus
induksi pada rotor setelah arus induksi muncul pada medan magnet maka akan
menghasikan gaya di bagian rotor.

Keunggulan yang dimiliki motor induksi:


1. Harganya yang relatif murah dan dapat diandalkan
2. konstruksi yang kuat dan desain yang sederhana
3. Perawatan yang diperlukan tidak terlalu banyak

Sedangkan kelemahan yang dimiliki motor induksi:

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

1. Kecepatan motor induksi akan berkurang dengan seiring bertambahnya beban.


2. Frekwensi tegangan input yang mempengaruhi kecepatan motor induksi

Kecepatan medan putar yang dibangkitkan oleh kumparan stator ini biasa
disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ini
dinyatakan oleh rumus :

120.𝑓𝑠
𝑁𝑠 = 𝑝

Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran
rotor dinyatakan oleh rumus

𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟

𝑁𝑆 −𝑁𝑟
%𝑆 = 𝑥 100%
𝑁𝑠

Dimana :

𝑁𝑠 = Kecepatan Sinkron

𝑁𝑟 = Kecepatan motor

S = Slip

fs = Frekwensi (Hz)

p = Jumlah kutub dalam motor

2.

Motor
Induks
i
Motor
PLN Induksi
1 Fasa

1 Fasa

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

9. KESIMPULAN

1. Semakin kecil nilai tahanan dan semakin besar nilai arus maka semakin besar
diameter kawat atau luas penampangnya.

2. Semakinbesar diameter daya yang mempengaruhi hambatannya semakin besar


pula daya aktif sebaliknya pun semakin kecil diameter daya yang mempengaruhi
hambatannya semakin kecil puka daya aktifnya.

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

DAFTAR PUSTAKA

[17] Wijaya, Mochtar. “Dasar-dasar Mesin Listrik”. Jakarta, 2001


[18] Chapman, Stephen J, “Electric Manchinery Fundamental”, Forth Edition, McGraw
Hill Companies, New York, 2005.
[19] Electric Machines Committee. 2004. IEEE Standard Test Procedure for Polyphase
Induction Motors and Generator, IEEE
[20] Sen, P. C., “Principles of Electric Machines and Power Electronics”, 2nd ed. New
York : Wiley, 1997.
[21]Jirdehi, M. A., & Rezaei, A.Parameters estimation of squirrel-cage induction
motors using ANN and ANFIS. Alexandria Engineering Journal, 2016

LAMPIRAN

Praktikum 5

Motor Induksi 1 Fasa AVO meter, Watt meter, Clamp meter

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Power Supply

LaboratoriumMesin-Mesin Listrik

Anda mungkin juga menyukai