Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MESIN-MESIN LISTRIK

GENERATOR SINKRON

KELOMPOK 1

M. ADDYNUL HUDA(1310911008)

FAJAR ANWAR (1810911016)

ABDUL HABIB (1810912008)

ARZAQ YUSRA (1810912035)

REVIO PRADIASA DEARY (1810913026)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.Pendahuluan

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun
DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai
oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator berhubungan erat dengan hukum faraday. Berikut hasil dari hukum
faraday “ bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan
magnet berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya Gerak
Listrik ”
Disebut mesin sinkron, karena bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan di
bawah kondisi ”Steady state”. Mesin sinkron bisa dioperasikan baik sebagai
generator maupun motor. Mesin sinkron bila difungsikan sebagai motor berputar
dalam kecepatan konstan.
Apabila dikehendaki kecepatan yang bersifat variabel, maka motor sinkron
dilengkapi dengan pengubah frekuensi seperti Inverter atau Cyclo-converter.

B. Rumusan Masalah

Memahami, menjelaskan, dan melakukan perhitungan tentang Generator


sinkron.

C. TUJUAN

1. Menjelaskan Konsep Dasar (konstruksi dan prinsip kerja).


2. Memahami Rangkaian ekivalen.
3. Pengujian dan penentuan parameter reaktansi sinkron
4. Regulasi Tegangan
5. Daya dan torka generator Sinkron.
6. Aplikasin generator Sinkron.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Generator Sinkron

Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan


untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Dikatakan generator sinkron karena
jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet
pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar
rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan
yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba
mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung
dengan jala-jala.

B. Konsep Dasar Kontruksi

Ada dua struktur medan magnit pada mesin sinkron yang merupakan
dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan
penguatan DC dan sebuah jangkar tempat dibangkitkannya ggl arus
bola-balik. Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan ggl
berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai
rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan
pada sumber luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang
tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation.
1. Kontruksi
a. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi
sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus
AC yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur, komponen
ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor
yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak). Stator
dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang
berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan
inti ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas
dari bahan tinggi.
Gambar 2.1 Konstruksi Stator

Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

 Inti Stator
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi
yang diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi
arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat
slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya. Untuk menghindari
arus pusar dan panas yang timbul, maka inti stator dibuat
dari lempengan baja tipis dan isolasi satu terhadap yang
lain.
 Belitan stator
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor
yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung
kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk
mendapatkan tegangan induksi.
 Alur stator
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat
belitan stator ditempatkan.
 Rumah stator
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang
yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah
stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu
dalam proses pendinginan.
b. Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar.
Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor
berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian
tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Rotor terdiri
dari dua bagian umum, yaitu:
- Inti kutub
- Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang
memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini
juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur
untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub
menonjol) dan non salient pole (kutub silinder).
1. Rotor Bentuk Menonjol (Salient Pole)
Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar
dari permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung
seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka
kutub yang berdekatan akan membentuk kutub
berlawanan. Rotor kutub menonjol akan mengalami rugi-
rugi angin yang besar dan bersuara bising jika diputar
dengan kecepatan tinggi dan konstruksi kutub menonjol
tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila
diputar dengan kecepatan tinggi.

2. Rotor Bentuk Silinder (Non-Salient Pole)


Rotor silinder umumnya digunakan pada generator
sinkron dengan kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000
rpm). Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan putar
tinggi karena konstruksinya memiliki kekuatan mekanik
yang baik pada kecepatan putar tinggi dan distribusi di
sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus
sehingga lebih baik dari kutub menonjol.

Gambar 2.2 Rotor Bentuk Menonjol dan Bentuk Silinder

2. Prinsip kerja

Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan


berbanding secara langsung
Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi
elektromegnetik. Setelah rotor diputarkan oleh penggerak mula (prime
over) dengan demikian kutub-kutub yang ada pada rotor akan
berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah maka
pada permukaan kutub akan timbul medan magnit (garis-garis gaya
magnit) yang berputar kecepatannya sama dengan putaran kutub.

Hukum Faraday

Berdasarkan Hukum Faraday apabila lilitan penghantar atau


konduktor diputar memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau
lilitan yang diam dipotong oleh garis-garis gaya magnit yang berputar
maka pada penghantar tersebut timbul EMF (Electro Motive Force)
atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi.
Ggl yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan
bolak-balik, perhatikan gambar . Arus yang mengalir pada penghantar
jangkar karena beban tersebut akan membangkitkan medan yang
berlawanan atau mengurangi medan utama sehingga tegangan
terminal turun, hal ini disebut reaksi jangkar.

Gambar 3.1

Dalam menentukan arah arus dan tegangan (Ggl atau EMF) yang
timbul pada penghantar pada setiap detik berlaku Hukum tangan
kanan Fleming perhatikan gambar
Gambar 3.2 Hukum Tangan Kanan Fleming
Dimana :
a. Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran
penghantar.
b. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit dari kutub
utara ke kutub selatan.
c. Jari tengah menyatakan arah arus dan tegangan. Ketiga
arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan
pada gambar diatas.

Garis-garis gaya magnit yang berputar tersebut akan memotong


kumparan jangkar yang ada pada stator sehingga pada kumparan
jangkar tersebut timbul ggl (gaya gerak listrik) atau emf (electro motive
force) atau tegangan induksi. Frekuensi tegangan induksi tersebut
akan mengikuti persamaan sebagai berikut :

(1.1)

Dimana :

p = banyaknya kutub.

n = kecepatan putar (rpm).

Oleh karenanya frekuensi dari tegangan induksi tersebut di


Indonesia sudah tertentu ialah 50 (Hz) dan jumlah kutub selalu genap
maka putaran rotor, putaran kutub, putaran pengerak mula sudah
tertent

d. Kecepatan Putar Generator Sinkron

Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron


dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri
atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet
rotor bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan
putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada
stator adalah:

yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet

Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan


medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan
antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan.
Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz,
maka generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah
kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar
dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada
mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.

C. Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron

Stator merupakan group belitan jangkar yang terbuat dari tembaga.


Belitan-belitan ini diletakkan pada alur-alur (slot), dimana suatu belitan
konduktor akan mengandung tahanan (R) dan induktansi (L), maka
belitan stator akan mengandung tahanan stator (Ra) dan induktansi
sendiri (Lf). Akibat adanya pengaruh reaktansi reaksi jangkar Xa dan
reaktansi bocor jangkar X maka rangkaian ekivalen suatu generator
sinkron dapat dibuat seperti gambar 4.1 berikut:
Gambar 6.1 Rangkaian ekivalen generator sinkron

Dengan melihat Gambar 6.1 maka dapat ditulis persamaan


tegangan generator sinkron sebagai berikut :

Ea = Vt + jXaIa + jXIa + RaIa ..................................... (1.5)


Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis
Vt = Ea – jXaIa – jXIa – RaIa ..................................... (1.6)

Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks


bocor sebagai reaktansi sinkron, atau Xs = Xa + X dapat dilihat pada
Gambar 4.1 maka persamaan menjadi:

Vt = Ea – jXsIa – RaIa [Volt] ...................................... (1.7)

Dimana :
Vf = Tegangan Eksitasi (Volt)
Rf = Tahanan Belitan Medan (Ohm)
Lf = Induktansi Belitan Medan (Henry)
Radj = Tahanan Varibel (Ohm)
Ea = Ggl yang dibangkitkan generator sinkron (Volt)
Vt = Tegangan terminal generator sinkron (Volt)
Xa = Reaktansi armatur (Ohm)
X = Reaktansi Bocor (Ohm)
Xs = Reaktansi sinkron (Ohm)
Ia = Arus Jangkar (Ampere)

Gambar 6.2 Penyederhanaan rangkaian generator sinkron


Karena tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron adalah
tegangan bolak-balik tiga fasa maka gambar yang menunjukkan
hubungan tegangan induksi perfasa dengan tegangan terminal
generator akan ditunjukkan pada Gambar 6.3 berikut:

Gambar 6.3 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tiga Phasa

Sementara itu, rangkaian ekivalen generator sinkron tiga fasa untuk


tiap jenis hubungan ditunjukkan oleh Gambar 6.4 berikut ini:

Gambar 6.4 Rangkaian ekivalen belitan stator tiga fasa generator


sinkron (a). hubungan – Y dan (b). hubungan – Δ

a. Menentukan Parameter Generator Sinkron

Harga s X diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan


tanpa beban dan percobaan hubungan singkat. Pada pengujian tanpa
beban, generator diputar pada kecepatan ratingnya dan terminal
generator tidak dihubungkan ke beban. Arus eksitasi medan mula
adalah nol. Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap dan
tegangan terminal generator diukur pada tiap tahapan. Dari percobaan
tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0) sehingga V sama
dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva Ea sebagai
fungsi arus medan (If). Dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah
harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier yang merupakan
garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada
keadaan jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.

Gambar 7.1 Karakteristik tanpa beban

Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada


pengujian ini mula-mula arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal
generator dihubung singkat melalui ampere meter. Kemudian arus
jangkar Ia (= arus saluran) diukur dengan mengubah arus eksitasi
medan. Dari pengujian hubung singkat akan menghasilkan hubungan
antara arus jangkar (Ia ) sebagai fungsi arus medan (IF), dan ini
merupakan garis lurus. Gambaran karakteristik hubung singkat
Generator Sinkron diberikan di bawah ini.

Gambar 7.2 Karakteristik hubung singkat Generator Sinkron

Ketika terminal generator dihubung singkat maka tegangan terminal


adalah nol. Impedansi internal mesin adalah:

(1.8)

Oleh karena Xs >> Ra, maka persamaan diatas dapat


disederhanakan menjadi:
(1.9)

Jika Ia dan Ea diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai reaktansi


sinkron dapat diketahui. Tahanan jangkar dapat diukur dengan
menerapkan tegangan DC pada kumparan jangkar pada kondisi
generator diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang
mengalir diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada kumparan
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum ohm sebagai berikut.

(1.10)

Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi kumparan


sama dengan nol pada saat pengukuran.

b. Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)

Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal


Generator Sinkron antara keadaan beban nol (VNL) dengan beban
penuh (VFL). Keadaan ini memberikan gambaran batasan drop
tegangan yang terjadi pada generator, yang dinyatakan sebagai
berikut.

(1.11)

D. Pengujian dan penentuan parameter reaktansi sinkron

a. Generator Sinkron tanpa beban

Dengan memutar Generator Sinkron pada kecepatan sinkron dan


rotor diberi arus medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi
pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan
pada persamaan berikut.

Ea = c.n.f (1.2)
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh IF

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada


stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks
hanya dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus medan (IF)
diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang
terlihat pada kurva sebagai berikut.

gambar 4.1 Karakteristik tanpa beban generator sinkron

b. Generator Sinkron Berbeban

Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan


mengakibatkan terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat
reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut
reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini
bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai
reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator
adalah:

Ea = V + I.Ra + j I.Xs (1.3)

Xs = Xm + Xa (1.4)

yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron

Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari Generator


Sinkron berbeban induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Karakteristik Generator Sinkron berbeban induktif
c. Reaksi Jangkar Generator Sinkron

Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang
mengalir melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada
celah udara hanya fluksi arus medan rotor. Namun jika generator sinkron
diberi beban, arus jangkar Ia akan mengalir dan membentuk fluksi
jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi fluksi arus medan
dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga tegangan terminal
generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi jangkar
seperti pada gambar 5.1 berikut :

Gambar 5.1 Model reaksi jangkar

Keterangan gambar :
a. Arus jangkar (I) sefasa dengan GGL (E). Jenis beban resistif
dimana ΦA tegak lurus terhadap ΦF.
b. Arus jangkar (I) terdahulu Φ dari GGL (E). Jenis beban
kapasitif dimana ΦA memperkuat ΦF, sehingga terjadi
pengaruh pemagnetan.
c. Arus jangkar (I) terbelakang dari GGL (E). Jenis beban Induktif
dimana ΦA memperlemah ΦF, terjadi pengaruh
pendemagnetan.

Pengaruh yang ditimbulkannya dapat berupa distorsi, penguatan


(magnetising), maupun pelemahan (demagnetizing) fluksi arus medan
pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar
tergantung kepada beban dan faktor daya beban, yaitu:

a. Untuk beban resistif (cosφ = 1)


Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanya sebatas
mendistorsinya saja tanpa pengaruh kekuatannya (cross
magnetizing)

b. Untuk beban induktif murni (cosφ = 0 lag)


Arus akan tertinggal 900 dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan
oleh arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan
kata lain reaksi jangkar akan demagnetising artinya pengaruh
reaksi jangkar akan melemahkan fluksi arus medan.

c. Untuk beban kapasitif murni (cosφ = 0 lead)


Arus akan mendahului tegangan sebesar 900. Fluksi yang
dihasilkan arus jangkar akan searah dengan fluksi arus medan
sehingga reaksi jangkar yang terjadi magnetizing artinya
pengaruh reaksi jangkar akan menguatkan fluksi arus medan.

d. Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif)


Pengaruh reaksi jangkar akan menjadi sebagaian magnetizing
dan sebagaian demagnetizing. Saat beban adalah kapasitif,
maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian
magnetizing. Sementara itu saat beban adalah induktif, maka
reaksi jangkar akan sebagaian distortif dan sebagaian
demagnetizing. Namun pada prakteknya beban umumnya
adalah induktif.
E. Regulasi Tegangan
Perubahan beban pada generator sinkron akan menyebabkan
perubahan tegangan pada terminalnya, besar perubahan tersebut
tidak hanya tergantung dari perubahan beban tetapi tergantung juga
pada faktor daya.

Hal tersebut menimbulkan adanya istilah regulasi tegangan yang


diartikan sebagai kenaikan tegangan pada waktu beban penuh dilepas
dimana eksitasi atau penguatan serta kecepatan tetap, dibagi dengan
tegangan terminal, dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

1. E0 – V bukan merupakan pengurangan vektor.

2. Untuk beban dengan faktor daya mendahului


atau beban kapasitif, regulasi negatif karena
tegangan terminal V ada kalanya lebih besar
dari E0.

3. Persamaan regulasi tegangan tersebut untuk


generator sinkron yang mempunyai kapasitas
kecil, akan tetapi untuk generator sinkron
dengan kapasitas besar belum dibahas dalam
modul ini.
F. Daya dan torka generator Sinkron

Rumus menghitung kecepatan sinkron, jika yang diketahui frekuensi dan


jumlah kutup pada motor AC.

Contoh : hitung kecepatan putar motor 4 poles/kutup jika motor dioperasikan


dengan frekuensi 50 hz.
ns = (120. F)/ P = (120 . 50)/ 4 = 1500 rpm

menghitung slip pada motor

Contoh : hitung slip motor jika diketahui kecepatan motor 1420 rpm. Dengan
kecepatan sinkron yang sama dengan hasil diatas.
% slip = ((ns - n)/ ns) x 100 = ((1500 - 1420)/ 1500)x 100 = 5 %

Menghitung arus/ampere motor ketika diketahui daya(watt),


tegangan(volt), dan faktor daya(cos φ).

Contoh. Hitung besarnya arus(ampere) motor dengan daya 1 kw dan


tegangan 220V dengan faktor daya 0,88.
I = P / V. Cos φ.....P = 1 kw = 1000 watt
I = 1000/(220 . 0,88) = 5 Ampere

Menghitung daya motor 3 phasa ketika diketahui arus, tegangan, dan


faktor daya.
Contoh. Hitung daya motor induksi 3 phasa yang memiliki arus 9,5 A
dengan tegangan 380V dan faktor daya/ cos φ 0,88.
P = √3 .V. I . cos φ = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,88 = 5495 watt atau dibulatkan jadi
5,5 KW.

Menghitung daya output motor


P output = √3 .V. I . eff . cos φ
Contoh. Hitung daya output motor jika diketahui seperti data diatas dengan
efisiensi motor 90 % .
P output = √3 .V. I . eff . cos φ = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,9 . 0,88 = 4946 watt
atau dibulatkan jadi 5 KW atau 6,6 HP

Menghitung efisiensi daya motor

Contoh. Dengan daya input motor 5 KW dan daya output 4,5 KW. Hitung
efisiensi daya pada motor tersebut.
ᶯ = (Pout / P)x 100% = (4500/5000)x 100% = 90 %

Menghitung daya semu motor (VA)


Pada motor 1 phasa
S (VA) = V . I
Pada motor 3 phasa
S = √3 . V . I
Menghitung torsi motor jika diketahui daya motor dan kecepatan
motor.
Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan.

Contoh. Hitung berapa torsi motor 10 HP. Dengan kecepatan 1500 rpm.
T = (5250 . HP)/n = (5250 . 10)/ 1500 = 35 lb ft = 45,6 Nm

Menghitung torsi motor


1. T = F . D
Dimana :
T = torsi motor (dalam lb ft)
F = gaya (pon)
D = jarak (ft)

2. T = F . D
Dimana :
T = torsi motor (Nm)
F = gaya (Newton)
D = jarak (meter)

1 lb ft = 0,1383 kgm =1,305 Nm


1 kgm = 7,233 lb ft = 9,807 Nm

G. Aplikasi Generator Sinkron


1. Sebagai sumber daya listrik.
2. Sumber-sumber tenaga utama bagi pabrik-pabrik industry
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Generator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi daya listrik
2. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau
generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan
3. Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir padastator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar
4. Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminalalternator a
ntara keadaan bebannol (VNL) dengan beban penuh(VFL)5.
5. Agar sumber daya listrik yangyang baru (alternator baru) bias
digunakan bersama, makadilakukan penggabunganalternator dengan car
amempararelkan dua atau lebihalternator pada sistem tenagadengan ma
ksud memperbesar kapasitas daya yangdibangkitkan pada sistem.
DAFTAR PUSTAKA

1.Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives andPower Systems 3rd ,Prentic


eHall Inc, New Jersey,1997.

2.Standar IEEE 18-1992, IEEE StandardFor Shunt Power Capasitors.

3.R.C Dugan, M. F. McGranaghan, and H.W. Beaty, Electrical Power SystemQuali


ty. New York : McGraw-Hill,1996.

4.Hermawanto, Bambang, Ir. MSc.,Phenomena Harmonik Di SistemDistribusi Tenaga


Listrik : Masalah,Penyebab dan Usaha Mengatasinya,Energi dan Listrik Volume
VI No. 2,Juni 1996.

5.Roger C. Dugan/ Mark F.McGranaghan, Surya Santoso/ H.Wayne Beaty,2003


:Electrical Power Systems Quality, Second Edition,McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai