Anda di halaman 1dari 51

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Pengertian Mesin Sinkron

Mesin sinkron atau disebut juga mesin serempak atau juga generator
sinkron merupakan suatu mesin AC yang kecepatannya dalam keadaan
mantap (steady state) berbanding lurus dengan frekuensi dari arus yang
mengalir pada gandar kumparannya. Medan magnetik yang dihasilkan oleh
arus gandar kumparan berputar dengan kecepatan yang sama dengan yang
dihasilkan oleh arus gandar kumparan pada rotor (yang berputar pada
kecepatan yang sama), dan menghasilkan suatu momen kakas yang mantap.
Kebanyakan energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin
sinkron.

I.2 Generator Sinkron


Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yangdigunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik denganperantara induksi
medan magnet. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya
sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron
ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub –kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub –kutub rotor tidak
dapat tiba – tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar
terhubung dengan jala - jala.Generator sinkron mengkonversikan energi
mekanik menjadi energi listrik. Adapun sumber dari energi mekanik
tersebut adalah prime mover, baik mesin diesel, turbin uap, turbin gas,
turbin air atau perangkat sejenis lainnya. Tegangan output dari generator
sinkron adalah tegangan bolak-balik, karena itu generator sinkron disebut
juga generator AC.
I.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC
adalah untuk generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan
terletak di antara kutub-kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh
tenaga mekanik.
Pada generator sinkron, konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan
jangkar disebut juga kumparan stator karena berada pada tempat yang
tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet
diputar oleh tenaga mekanik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila
konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah
medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila
ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan
arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan.
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus
listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen
elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga
menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan
menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan
memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan
medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang
berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90° pertama akan dihasilkan
tegangan maksimum positif dan pada sudut 270° kedua akan dihasilkan
tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus/continue.

Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan


bolak-balik.

Gambar 1.1 Gelombang tegangan bolak balik


Gambar 1.2 Prinsip Kerja Generator sinkron

Prinsip kerja dari generator sinkron dapat dinyatakan sebagai berikut :


- Rotor disuplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan
fluks magnet ɸf.
- Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
- Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
- Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan

putaran rotor yang dapat dinyatakan dengan persamaan 1.1 :

𝑝 𝑛 𝑝𝑛
f = 𝑥 = 120 .............................................(1.1)
2 60

Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi


armatur per fasa adalah pada persamaan 1.2 :

Ea/ ph = 4,44. f. M. ɸ. Kd.......................................(1.2)

dimana :
Ea = Gaya gerak listrik armatur per fasa (volt)
f = Frekuensi output generator (Hz)
M = Jumlah kumparan per fasa= Z/2
Z = Jumlah konduktor seluruh slot per fasa
kD = Faktor distribusi. Hal inidiperlukan karena kumparan
armaturataualternator tidak terletak di dalam satu slot
melainkan terdistribusidalam beberapa slot per fasa.
ɸ = Flux magnet per kutub per fasa

I.2.2 Konstruksi Generator Sinkron


Berikut adalah konstruksi dari Generator Sinkron.
I.2.2.1 Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi
sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC
yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur, komponen ini
berbentuk sebuah rangkasilinder dengan lilitan kawat konduktor yang
sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak). Stator dari
mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari
bahan tinggi.

Gambar 1.3 Konstruksi Stator

Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian,


yaitu:
1. Inti stator.

Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang


diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy
(eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk
menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan
magnetnya. Untuk menghindari arus pusar dan panas yang timbul,
maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan isolasi satu
terhadap yang lain.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung
kumparan.Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan
tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan
stator ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

I.2.2.2 Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau
berputar. Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air
gap). Rotor berfungsi untuk membangkitkan medanmagnet yang
kemudian tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator.
Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
- Inti kutub
- Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor
yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga
terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk
arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Kutub medan magnet
rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non salient
pole (kutub silinder).
A. Rotor Bentuk Menonjol (Salient Pole)
Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar
dari permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri.
Ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang
berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Rotor kutub
menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara
bising jika diputar dengan kecepatan tinggi dan konstruksi kutub
menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila
diputar dengan kecepatan tinggi.
B. Rotor Bentuk Silinder (Non-Salient Pole)
Rotor silinder umumnya digunakan pada generator
sinkron dengankecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm). Rotor
silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena
konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada
kecepatan putar tinggi dan distribusi di sekeliling rotor mendekati
bentuk gelombang sinus sehingga lebih baik dari kutub menonjol.

Gambar a Gambar b
Gambar 1.4 Konstruksi Rotor Berbentuk:

a. Menonjol (Salient Pole)


b. Silinder (Non-Salinet Pole)

I.2.3 Jenis-Jenis Generator Sinkron


1. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi :
a. generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai
medan magnet yang terletak pada bagian yang berputar
(rotor).
b. generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan
magnet yang terletak pada bagian yang diam (stator)
2. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :
a. generator sinkron
b. generator asinkron
3. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan :
a. generator arus searah (DC)
b. generator arus bolak balik (AC)
4. Jenis generator dilihat dari fasanya :
a. generator satu fasa
b. generator tiga fasa
5. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :
a. generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada
generator dengan rpm rendah seperti PLTA dan PLTD
b. generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada
pembangkit listrik / generator dengan putaran rpm tinggi
seperti PLTG dan PLTU.
6. Berdasarkan Jenis Sikat
Berdasarkan jenis sikatnya sistem eksitasi generator sinkron
terbagi dua yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan sikat / Brush DC
Motor (BDC) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat / Brushless
DC Motor (BLDC).

1. Sistem Eksitasi dengan sikat

Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga


listriknya berasal dari generator arus searah (DC) atau generator
arusbolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan rectifier.

Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari


generator AC atau menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG)
medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah,
tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi
tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama
(main exciter).

Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor


generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga
penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter .
Gambar 1.3 Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)

Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).


Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan
shunt yang menghasilkan arus enguat bagi generator penguat kedua.
Generator penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan
generator utama yang diambil dayanya.

Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan


mengatur besarnya arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur
potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut
mengatur arus penguat generator pertama dan generator penguat kedua
menghasilkan arus penguat generator utama.

Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar
nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga
kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar.

PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang


menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam
tahanan.

Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi


penyearah untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi
penguatan generator utama sehingga penyaluran arus searah bagi
penguatan generator utama, oleh generator penguat kedua tidak
memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar bersama poros
generator.

Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari generator


penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus
penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan
masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan
dengan pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator
konstan. Pengaturan tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan
prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi elektronik.

Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan


sistem eksitasi tanpa sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api
pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan sikat digunakan dioda
berputar yang dipasang pada jangkar.

2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi


ke rotor generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang
mampu dialirkan pada sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi
keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan
sikat (brushless excitation.

Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless


excitation), antara lain adalah:

1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama


(main shaft), sehingga keandalannya tinggi

2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat


(brushless excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.

3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi


kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat
sikat arang.

4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere)


sebab semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup

5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga


meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu
yang lama.

6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator


dan bus exciter atau kabel tidak diperlukan lagi

7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau
kabel tidak memerlukan pondasi
Gambar 1.4 Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy)

Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)

Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga


listriknya berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus
bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan
rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari
generator AC atau menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG)
medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah,
tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi
tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama
(main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor
generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga
penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter ..

Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)


Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat
kedua disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah
generator arus bolak-balik dengan kutub pada statornya. Rotor
menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda yang berputar
pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama).
Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus
penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik
dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi
pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah
dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub
magnet y ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang
mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur tegangan otomatis
(automatic voltage regulator/AVR).

Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan


main exciter, maka besarnya arus main exciter juga mempengaruhi
besarnya tegangan yang dihasilkan oleh generator utama.

Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung
singkat atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur
dari dioda berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan
pada rotor yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada
generator utama dan dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan
pada unit pembangkit.

I.2.4 Hukum-Hukum Pada Generator Sinkron


Pada Generator Sinkron mempunyai hukum hukum yang berlaku yang
ditunjukan sebagai berikut.
I.2.4.1 Kaidah Tangan
1. Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Medan Magnet
Penggunaan kaidah tangan kanan untuk menentukan medan magnet
digunakan pada kawat lurus bermuatan arus listrik. Ibu jari mengikuti
arus listrik yang mengalir pada kawat lurus tersebut. Sedangkan
keempat jari lainnya menujukkan arah medan magnet. Lebih jelasnya,
perhatikan Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Kaidah Tangan Kanan Menentukan Arah Medan Magnet


2. Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Kutub Magnet
Jika pada pembahasan sebelumnya sobat idschool telah
mempelajari kaidah tangan kanan untuk menentukan medan magnet
pada kawat lurus bermuatan arus listrik. Sekarang, sobat idschool akan
mempelajari kaidah tangan kanan untuk menentukan kutub magnet. Kaidah
tangan kanan kanan ini dipakai pada kawat melingkar bermuatan arus listrik.
Cara menentukan kutub magnet dengan kaidah tangan kanan
ini dilakukan dengan menggunakan tangan kanan yang seolah-olah
tangan mengikuti kumparan. Arah empat jadi mengikuti arus listrik
yang mengalir pada kawat melingkar. Posisi ibu jari mengikuti, ibu jari
selalu menunjuk kutub utara. Simak lebih jelasnya pada cara dan
gambar di bawah.

Posisi tangan pada kaidah tangan kanan untuk menentukan kutub


magnet:
Posisikan empat jari mengikuti arus listrik yang mengali pada kawat
melingkar.
Ibu jari akan selalu menunjukkan arah utara. Sehingga, posisi tangan
yang memegang kumparan dapat dilihat seperti Gambar 1.6

Gambar 1.6 Kaidah Tangan Kanan Untuk Menentukan Kutub Magnet

3. Kaidah Tangan Kanan Gaya Lorentz


Masih mengenai kaidah tangan, ulasan yang akan dibahas di
sini adalah kaidah tangan kanan untuk menentukan gaya lorentz. Kaidah
tangan kanan gaya lorentz menujukkan 3 arah komponen yaitu medan
magnet (B), arus listrik (I), dan gaya lorenzt (F). Posisi tangan dan arah
yang ditunjuk pada pemanfaatan kaidah tangan kanan untuk
menentukan gaya lorentz dapat dilihat pada Gambar 1.7

Gambar 1.7 Kaidah Tangan Kanan Gaya Lorentz

I.2.4.2 Hukum Faraday


Hukum induksi Faraday adalah hukum dasar
elektromagnetisme yang memprediksi bagaimana medan magnet
berinteraksi dengan rangkaian listrik untuk menghasilkan gaya gerak
listrik- fenomena yang disebut sebagai induksi elektromagnetik. Hukum
ini adalah prinsip dasar operasi transformator, induktor, dan banyak tipe
motor litrik, generator listrik, dan solenoid.
Hukum Faraday menyatakan:
Gaya gerak listrik terinduksi pada rangkaian tertutup sama dengan
negatif rate perubahan fluks magnetik terhadap waktu di dalam
rangkaian. Hukum Faraday ini hanya berlaku ketika rangkaian tertutup
adalah loop kawat yang sangat tipis.

𝛷𝐵 = ∬∑(𝑡) 𝑩(𝒓, 𝑡). 𝑑𝑨.......................................(1.3)

dengan dA adalah elemen luas permukaan dari permukaan bergerak Σ(t),


B adalah medan magnetik, dan B·dA adalah perkalian vektor dot. Fluks

magnetik melalui loop kawat berbanding lurus dengan garis medan


magnet yang lewat melalui loop.

Ketika fluks berubah karena B berubah, maka Hukum Faraday


mengatakan bahwa loop kawat akan mendapat gaya gerak listrik, ε,
didefinisikan sebagai energi yang ada dari muatan yang telah
mengelilingi loop kawat.
Hukum Faraday juga menyatakan bahwa gaya gerak listrik sama
dengan perubahan fluks magnetik tiap waktu:

dΦB
ε = − ................................................(1.4)
dt

dengan ε adalah gaya gerak listrik (EMF) dan ΦB adalah fluks magnetik.
Arah gaya gerak listrik dituliskan dalam Hukum Lenz's.
Untuk kawat yang terdiri dari N lilitan yang identik, Hukum
Faraday menyatakan bahwa

dΦB
ε = −N ..............................................(1.5)
dt

dengan N adalah jumlah lilitan kawat dan ΦB adalah fluks magnet pada
loop tunggal.

I.2.4.3 Hukum Lenz


Hukum Lenz adalah hukum elektromagnetik yang dapat
digunakan untuk menentukan arah gaya gerak listrik yang dihasilkan
oleh induksi elektromagnetik. Hukum ini ditemukan pada tahun 1834
oleh fisikawan Rusia yang bernama Heinrich Friedrich Emil Lenz.
Hukum Lenz tentang Induksi Elektromagnetik ini menyatakan bahwa
arah arus yang diinduksi dalam sebuah konduktor oleh medan magnet
yang berubah (sesuai hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik)
adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang diciptakan oleh
arus induksi akan bertentangan dengan perubahan medan magnet awal
yang menghasilkannya. Arah aliran ini dapat mengikuti aturan tangan
kanan Fleming.
Bunyi Hukum Lenz adalah sebagai berikut :
“Gaya Gerak Listrik atau GGL induksi selalu membangkitkan arus yang
medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan fluks”.

Untuk lebih jelas mengenai Hukum Lenz tentang Induksi


Elektromagnetik ini, silakan lihat Gambar 1.8 dan penjelasan singkat
seperti dibawah ini:

Gambar 1.8 Hukum Lenz Pada Induksi Elektromagnetik

Ketika arus diinduksi oleh medan magnet, medan magnet yang


dihasilkan arus induksi ini akan menciptakan medan magnetnya sendiri.
Menurut Hukum Lenz, Medan magnet ini akan selalu sedemikian rupa
sehingga berlawanan dengan medan magnet yang semula
menghasilkannya. Dalam contoh diatas yang ditunjukan oleh Gambar
1.8 pada saat kutub utara batang magnet bergerak mendekati ke arah
kumparan, arus yang diinduksi mengalir ke arah dimana sisi terdekat
kumparan dan menimbulkan medan magnet kutub Utara yang
menentang perubahan fluks sehingga terjadi saling tolak menolak yang
dikarenakan oleh kesamaan kutub.
Dengan aturan tangan kanan, arus berputar berlawanan arah jam
jam. Pada saat magnet menjauhi kumparan, perubahan fluks magnet
mengecil dan arus induksi akan mengalir ke arah yang berlawanan
sehingga sisi terdekat kumparan akan menimbulkan medan induksi
kutub selatan yang menarik satu sama lainnya.
Dasar dari Hukum Lenz adalah Hukum Faraday. Hukum Faraday
memberitahukan kepada kita bahwa medan magnet yang berubah akan
menginduksi arus dalam sebuah konduktor. Sedangkan Hukum Lenz
memberitahukan kepada kita tentang arah arus induksi ini yang
menentang perubahan medan magnet awal yang menghasilkannya. Oleh
karena itu, terdapat tanda negatif “-“ di rumus Hukum Faraday tentang
GGL Induksi seperti dibawah ini :

ΔΦ
ε = −N( Δt )............................................(1.6)

Keterangan :
ɛ = GGL induksi (volt)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = selang waktu (s)

Tanda negatif yang ada pada rumus Faraday ini menandakan arah gaya
gerak listrik (ggl) induksi yaitu arah induksi yang dikemukakan oleh
Hukum Lenz.

Perubahan medan magnet ini dapat disebabkan oleh perubahan


kekuatan medan magnet dengan menggerakkan magnet ke arah atau
menjauh dari koil atau memindahkan koil ke dalam atau ke luar medan
magnet. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa besarnya GGL
(Gaya Gerak Listrik) yang diinduksi dalam rangkaian sebanding dengan
laju perubahan fluks.

I.2.4.4 Gaya Lorentz


Gaya Lorentz adalah gaya (dalam bidang fisika) yang ditimbulkan
oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada
dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri
arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka
akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik atau
dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada
(B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari
vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti
yang terlihat dalam persamaan I.7

F = q(v x B).................................................(1.7)
Di mana
F : gaya (dalam satuan/unit newton)
B : medan magnet (dalam unit tesla)
q : muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v : arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
× : perkalian silang dari operasi vektor.

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam


suatu medan magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat
arah gaya dalam kaidah tangan kanan):

F = IL x B ..................................................(1.8)

dimana
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
× = perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.

I.2.4.5 Hukum Biot-Savart


Hukum Biot-Savart digunakan untuk menghitung medan
magnet B yang dihasilkan pada posisi r dalam ruang 3D yang dihasilkan
oleh arus fleksibel I (misalnya karena kabel).Arus stabil (atau stasioner)
adalah aliran muatan yang terus-menerus yang tidak berubah seiring
waktu dan muatan tidak terakumulasi atau terkuras pada titik mana pun.
Hukum adalah contoh fisik dari garis integral , sedang dievaluasi pada
jalur C di mana arus listrik mengalir (misalnya kawat). Persamaan
dalam satuan SI adalah :

π0 I dl x r′
−B(r) = ∫ ........................................(1.9)
4π C |r′ |3

dimana dl adalah vektor di sepanjang jalan C yang besarnya adalah


panjang elemen diferensial kawat ke arah arus konvensional . l adalah
titik pada kurva C r ′ = r - l adalah vektor perpindahan penuh dari
elemen kawat (dl) pada titik l ke titik di mana bidang sedang dihitung
(r), dan μ 0 adalah konstanta magnetik . Kalau tidak:


π0 I dl x r
−B(r) = ∫ ......................................(1.10)
4π C |r′ |2


dimana r adalah vektor satuan dari r ′ . Simbol dalam huruf tebal
menunjukkan jumlah vektor .

I.2.5 Rugi-Rugi Generator Sinkron


Pada Generator Sinkron mempunyai rugi rugi dan rugi rugi tersebut
dibagi atas beberapa sebagai berikut.

I.2.5.1 Rugi Listrik


Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri
dari kumparan armatur, kumparan medan. Rugi –rugi tembaga
ditemukan pada semua belitan pada mesin, dihitung berdasarkan pada
tahanan dc dari lilitan pada suhu 750 C dan tergantung pada tahanan
efektif dari lilitan pada fluks dan frekuensi kerjanya. Rugi kumparan
armatur ( Par = Ia2 . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi total
pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt ( Psh =
Ish2 . Rsh ) bersama –sama dengan kumparan medan seri( Psr = Isr )
sebesar sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh.
Sangat berkaitan dengan rugi I2 Radalah rugi –rugi kontak
sikat pada cincin slip dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada
mesin induksi dan mesin serempak, dan pada mesin dc jenis industri
tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap sebesar 2V keseluruhannya
jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.

I.2.5.2 Rugi Besi


Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari
histerisis dan rugi arus pusar atau arus eddy yang timbul dari
perubahan kerapatan fluks pada besi mesin dengan hanya lilitan
peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi ini
dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang
berasal dari mulut celah akan menyebabkan rugi pada besi medan juga
terutama pada sepatu kutub atau permukaan besi medan. Rugi ini
biasanya data diambil untuk suatu kurva rugi –rugi besi sebagai fungsi
dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka rugi besi
dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai harga pada suatu
tegangan yang besarnya sama dengan tegangan ukuran yang
merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm armatur pada saat
terbebani. Rugi histerisis (Ph) dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan empiris yang besarnya adalah :

Ph = ηh. Bmax f . v......................................(1.11)

Dimana :
ηh = koefisien steinmetz histerisis.
B = kerapatanflux (Wb/m2)
V = volume inti (m3)

Tabel 1.1 Nilai Koefisien Steinmentz Histerisis

Bahan ηh (joule/ m3 )
Sheet steel 502
Silicon steel 191
Hard Cast steel 7040
Cast steel 750 - 3000
Cast iron 2700 - 4000

Dari persamaan, besar koefisien steinmentz histerisis,


kerapatan flux dan volume inti adalah konstan sehingga nilai rugi
histerisis adalah merupakanfungsi dari frekuensi atau ditulis

Ph = F (f) .............................................(1.12)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin
besar rugi histerisis yang diperoleh.Adapun rugi arus pusar atau rugi
arus eddy tergantung kuadrat dari kerapatan fluks, frekuensi dan
ketebalan dari lapisan pada kedaan mesin normal besarnyaadalah:

Pe = k . Bmax . f 2. t 2. V .............................(1.13)
Dimana:
k = konstanta arus pusar yang tergantung pada ketebalan laminasi
masing-masing lempengan dan volume inti armatur. Oleh karena nilai
k dan b adalah konstan, maka besar kecilnya rugi arus pusar adalah
tergantung pada nilai frekuensi kuadrat atau ditulis:

Pe = F (f)2 .........................................(1.14)

Besar rugi besi adalah sekitar 20 sampai 30% dari rugi total pada
beban penuh.

I.2.5.3 Rugi Mekanik


Rugi mekanik terdiri dari :
a. Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini
dapat diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja
pada kecepatan yang semestinya tetapi tidak diberi beban dan
tidakditeral.
b. Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss)
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator.
Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari rugi total pada
bebanpenuh.

I.2.6 Hubung Gelap dan Hubung Terang


Dalam memparalelkan generator, metode yang sering digunakan
untuk melihat apakah telah terjadi sinkronisasi ialah dengan metode lampu
sinkronisasi, dimana fungsi lampu ini sebagai indikator bahwa kedua
generator dapat diparalelkan dengan sistem infinitebus.Ada beberapa
metode lampu sinkronisasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan telah sinkron pada pengoperasian paralel antar generator sinkron
I.2.6.1 Hubung Gelap
Pada sub sub bab kali ini kita akan Mebahas tentang Hubung
Gelap sebagai berikut.

Gambar 1.9 Metode lampu sinkronisasi hubungan terang

Dalam metode ini, prinsipnya ialah menghubung kan antara


ketiga fasa, yaitu R dengan V, S dengan W, T dengan U seperti yang
terlihat pada gambar diatas. Jika antara fasa terdapat beda tegangan
maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator siap
untuk di paralel.

I.2.6.2 Hubung Terang


Pada sub sub bab kali ini kita akan Mebahas tentang Hubung
Terang sebagai berikut.

Gambar 1.10 Metode lampu sinkronisasi hubungan gelap

Dalam metode ini, prinsipny aialah menghubungkan antara


ketiga fasa, yaitu R dengan U, S dengan V, T dengan W seperti yang
terlihat pada gambar diatas. Jika rangkaian paralel benar (urutan fasa
nya sama) maka lampu L1, L2 dan L3 akan gelap secara bersamaan.

Pada saat lampu nyala terang maka beda phasanya besar, dan
jika lampunya redup maka beda phasanya kecil.

I.2.6.3 Hubung Gelap dan Terang

Gambar 1.11 Metode lampu sinkronisasi hubungan gelap terang.

Dalam metode ini, Prinsipnya ialah dengan menghubungkan


satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa R dengan U,
fasa S dengan W dan fasa T dengan V seperti satu lampu gelap dan
dua lampu lainnya terang. Dengan kata lain, jika rangkaian paralel
benar (urutan fasa nya sama), maka lampu L1, L2 dan L3 akan terang
gelap dengan frekuensiFG1-FG2.

Apabila ketiga lampu sudah tidak berkedip lagi (L2 dan L3


terang) dan lampu L1 padam berarti FG1=FG2 dan E1=E2.Dalam
metode penyinkronan pada kedua generator ini menggunakan lampu
sinkronisasi, bila keadaan tegangan dan putaran tiap generator dengan
urutan fasa jaringan busbar dengan generator belum sama, maka
kondisi lampu L1, L2 dan L3 akan berputar cepat yang menandakan
fasa tiap generator belum sama seperti pada Gambar 1.12.a.

Namun jika frekuensi dan tegangan masing-masing generator


telah sama maka kondisi lampu akan semakin lambat berputar dan
kondisi L1 padam dan kondisi L2 dan L3 terang karena semua urutan
fasa jaringan dengan urutan fasa generator telah saling berhimpit
sehingga dikatakan telah sinkron seperti pada Gambar 1.12.b.

Gambar (a) Gambar (b)


Gambar 1.12 Kondisi lampu sinkronisasi pada urutan fasa

a. Blum sinkron
b. Sudah sinkron

I.2.7 Cara Paralel Generator Sinkron


Bila suatu generator bekerja dan mendapatkan pembebanan yang
melebihi dari kapasitasnya, maka dapat mengakibatkan generator tersebut
tidak dapat bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Sehingga
dalam hal inidapat diatasi dengan menjalankan generator lain yang
kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator utama yang telah
bekerja sebelumnya pada satujaringan listrik yang sama. Keuntungan dari
dilakukannya paralel alternator ialah:

1. Mendapatkan daya yang lebihbesar.


2. Untuk memudahkan penentuan kapasitasgenerator.
3. Untuk menjamin kotinuitas ketersediaan dayalistrik.
4. Untuk melayani beban yangberkembang.

Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penyinkronan


alternator ini ialah:
I.2.7.1 Tegangan Sama
Tegangan kedua alternator harussamaDimana tegangan
generator (yang akan diparalel) dengan tegangan sistem jaringan harus
sama besarnya (nilainya). Pengaturan tegangan generator tersebut
harus diatur dengan mengatur arus eksitasinya. Pada saat generator
bekerja paralel, perubahan arus eksitasi akan merubah faktordaya.

I.2.7.2 Urutan Phasa Sama dan Sudut Phasa Sama


Mempunyai sudut fasa yang sama bisa diartikan, kedua fasa
dari 2 Generator mempunyai sudut fasa yang berhimpit sama atau 0
derajat. Dengan kata lain urutan fasa dari generator yang diparalelkan
harus sama dengan fasa pada sistem(busbar).

I.2.7.3 Frekuensi
Frekuensi kedua alternator harus sama Frekuensi generator dan
frekuensi sistem harus sama. Untuk menyamakannya, maka putaran
generator harus diatur, yaitu dengan cara mengatur katup governor
(aliran uap masukturbin).

I.2.8 Proteksi Generator Sinkron


Pada kali ini di berikan pula beberapa pengertian proteksi dari
Generator sinkron sebagai berikut.

I.2.8.1 Under / Over Voltage


Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama
disebabkan oleh putaran lebih akibat pelepasan bebany(ang mendadak.
Governor pada generator mengatur kcepatan putaran agar putarannya
tetap normal. Namun rentang waktu yang diperlukan cukup lama
sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat
membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya. Tega lebih ini
akanmerusakkan isolasi kumparan generator akibat panas yang
berlebihan. (Over Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih
dianjurkan untuk diterapkan padagenerator yang digerakkan oleh
tenaga air di mana permasalahan utamanya adalah terjadinya
kecepatan lebih (Over speed) sebagai akibat terlepasnya beban
besar secara mendadak. Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh
kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR). rele tegangan
lebih dapat dipasang dengan menyisipkan tahanan pada penguat atau
pada rangkaian medan generator untuk mengoperasikan alarm atau
menghentikan operasi mesin yang sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Penggerak mula generator dapat mengalami
kecepatan lebih (Overspeed) dalam keadaan kerja yang tidak normal
untuk itu maka generator harus dilengkapi dengan pengaman
kecepatan lebih. Alat ini dapat digabungkan dengan sistem governor
penggerak mula atau dapat juga menggunakan sentrifugal device.
Jika peralatan pengaman kecepatan lebih mekanis tidak dipasang
maka rele frekuensi harus digunakan. Pada generator turbin kapasitas
besar mempunyai pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan
throtle valve jika kecepatan normalterlampaui sekitar 10%. Sedangkan
penggerak mula tenaga air kecepatan lebihnya dapat mencapai sekitar
220% dari kecepatan normalnya.

I.2.8.2 Under / Over Frekuensi


Overfrequency relay dapat mendeteksi frekuensi lebih yang timbul
akibat putaran lebih (overspeed) pada generator. Sinyal
ketidaknormalan tersebut selanjutnya dikirim ke pemutus tenaga Yang
terpasang di beban yang ingin dilepaskan. Dalam menanggapi sinyal
over frequency, relay membutuhkan waktu tunda untuk pasti apakah
sinyal tersebut disebabkan oleh beban lebih atau yang lain. Oleh sebab
itu overfrequency relay yang terpasang pada PLTA cirata
dihubungkan dengan time delay relay sebagai waktu tunda
overfrequency relay untuk beroperasi.

I.2.8.3 Beban Penuh


kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih
pada generator yang terlalu lama ventilasi yang kurang sempurna atau
karena banyak kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator
sehingga menghambat pelepasan lilitan stator. Aliran minyak pelumas
yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk
mengamankan generator terhadap masalah suhu yangtinggi biasanya
dipakai sebuah relai arus lebih tunda aktu atau dipakai relay suhu
yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap
berikutnya mentrip PMT generator.

I.2.8.4 Kehilangan Medan Magnet (Eksitasi)


Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya hilang
maka kopling magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan
putaran rotor akan mendahului medan magnit stator sistem kehilangan
sinkronisasi. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat
membahayakan operasi generator dan sistem. Generator akan bekerja
sebagai generator induksi di mana akan timbul arus sirkulasi yang
sangat besar pada permukaan rotor khususnya pada bagian ujung dan
ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah setempat
dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau
arus induksi akan timbul pada lilitan medan yang tergantung pada
apakah lilitan itu terhubung singkat sempurna atau terbuka. Arus
sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor. Untuk
kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar
yangtidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat
menyebabkan penurunan tegangan sampai batas yang serius yang
dipapai tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila generator
tersebut mewakili sebagian besar pembangkitan dan tegangan rendah
yang serius dapat dihapai dalam waktu kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat
melindungi generator terhadap kehilangan medan sebagian atau
seluruhnya. Untuk menghindari kesalahan pemutusan akibat adanya
surja sesaat maka perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin
ada pada rele itu sendiri atau dengan memasang rele penunda waktu
bantu. Jika pengaman kehilangan medan dimaksudkan sebagai
pengaman utama sistem dan generator rele tegangan kurangdapat
diterapkan pada skema untuk mengendalikan pemutusan6 tetapi tidak
mudahmenentukan nilai penyetelan rele yang mampu menjaga sistem
dan generator terhadap kerusakan. Pengaman kehilangan medan
penguat dapat diterapkanapabila salah satu atau lebih keadaan berikut
ini terpenuhi.

 Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan


otomatis.
 Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari
lainnya.
 Generator mempunyai hubungan listrikyang mudah sekali
terlepas.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh


kehilangan medan pada saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu
dengan memasang sistem interlock. Dengan menggunakan interlock
setiap pemutusan medan penguat akandiikuti dengan pemutusan
pemutus tenaga generator pada saat pengoperasian.
.
I.2.8.5 Kehilangan Putaran
Relai ini berfungsi sebagai pengaman generator jika terjadi
hilangnya eksitasi generator yang diindikasikan dengan penyerapan
daya reaktif yang berlebihan dari jaringan. Relai yang biasa digunakan
untuk mendeteksi hilangnya eksitasi adalah relai offsetmho atau
reaktansi minimum. Relai hilang eksitasi merupakan Relai offsetmho
atau reaktansi minimum dengan karakteristik mendeteksi admitansi
beban. Dengan sedikit modifikasi sehingga digunakan untuk
mendeteksi hilang eksitasi. Admitansi merupakan kebalikan dari
impedansi seperti yang ditunjukkan oleh persamaan berikut:

1 1
Y =Z = ........................................(1.15)
R + jX

dimana Y adalah Admitansi (ohm) dan Z adalah Impedansi (ohm)


sedangkan R adalah Resistansi (ohm) dan X adalah Reaktansi (ohm).
Grafik karakteristik dari relai mho berupa diagram admitansi
berbentuk garis lurus. Namun untuk relai hilang eksitasi digunakan
karakteristik impedansi. Sehingga apabila diagram admitansi
ditransformasikan ke diagram impedansi akan berupa lingkaran.
Diagram impedansi yang berbentuk lingkaran ini selanjutnya
disebut sebagai daerah kerja dari relai hilang eksitasi yang berada
pada diagram R-X. Jadi relai hilang eksitasi memiliki daerah kerja
yang berbentuk lingkaran. Sehingga relai hilang eksitasi penyettingan
nilainya berdasarkan impedansi. Berdasarkan kurva kapabilitas
keadaan under excitationberada dibawah garis Minimum Excitation
Limiter(MEL) atau Under Excitation Limiter(UEL) yang letaknya
berada disumbu negatif dari sumbu MVAR. Karena MVAR identik
dengan X maka pada diagram impedansi yang merupakan daerah
kerja dari relai hilang eksitasi kondisi under excitationberada pada
daerah negatif sumbu X. Atas dasar tersebut, maka penyettingan relai
hilang eksitasi berada pada daerah negatif dari sumbu X.

I.2.8.6 Daya Balik (Referensi Power)


Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya
hilang maka generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin
seharusnya mensuplai tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator
menerima suplai tenaga listrik dari sistem. Untuk mencegah kerusakan
akibat gangguan ini maka generator harusdilengkapi dengan rele daya
arah yang peka. Fungsi dari rele ini diatur sedemikian rupa misalnya
dapat memberikan isyarat peringatan dini atau memberikan
isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan generator
terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel
juga dapat menerapkan rele ini.

I.2.9 Permanen Magnet Generator


Generator sinkron magnet permanen adalah generator di mana
medan eksitasi disediakan oleh magnet permanen, bukan koil. Istilah
sinkron di sini merujuk pada fakta bahwa rotor dan medan magnet
berputar dengan kecepatan yang sama, karena medan magnet dihasilkan
melalui mekanisme magnet permanen yang dipasang di poros dan arus
diinduksi ke dalam dinamo stasioner.
Generator sinkron adalah sumber mayoritas energi listrik
komersial. Mereka umumnya digunakan untuk mengubah output daya
mekanis turbin uap , turbin gas , mesin bolak-balik dan turbin hidro
menjadi tenaga listrik untuk jaringan. Beberapa desain turbin angin juga
menggunakan tipe generator ini.
Pada sebagian besar desain, rakitan berputar di tengah generator "
rotor " mengandung magnet, dan "stator" adalah armature stasioner yang
terhubung secara elektrik ke suatu beban. Seperti yang ditunjukkan dalam
diagram, komponen tegak lurus bidang stator mempengaruhi torsi
sementara komponen paralel mempengaruhi tegangan. Beban yang
disuplai oleh generator menentukan voltase. Jika beban induktif, maka
sudut antara bidang rotor dan stator akan lebih besar dari 90 derajat yang
sesuai dengan peningkatan tegangan generator. Ini dikenal sebagai
generator overexcited. Yang sebaliknya berlaku untuk generator yang
memasok beban kapasitif yang dikenal sebagai generator yang kurang
terang. Seperangkat tiga konduktor membentuk lilitan angker dalam
peralatan utilitas standar, yang merupakan tiga fase dari rangkaian daya —
yang sesuai dengan tiga kabel yang biasa kita lihat pada saluran transmisi.
Fasa-fasa dilukai sedemikian rupa sehingga berjarak 120 derajat secara
spasial pada stator, memberikan gaya atau torsi yang seragam pada rotor
generator. Keseragaman torsi muncul karena medan magnet yang
dihasilkan dari arus yang diinduksi dalam tiga konduktor gulungan
dinamo menggabungkan secara spasial sedemikian rupa sehingga
menyerupai medan magnet dari magnet berputar tunggal. Medan magnet
stator atau "medan stator" ini muncul sebagai bidang rotasi yang stabil dan
berputar pada frekuensi yang sama dengan rotor ketika rotor berisi medan
magnet dipol tunggal. Kedua bidang bergerak dalam "sinkronisitas" dan
mempertahankan posisi tetap relatif terhadap satu sama lain saat keduanya
berputar.
Dalam generator magnet permanen, medan magnet rotor
dihasilkan oleh magnet permanen. Jenis generator lainnya menggunakan
elektromagnet untuk menghasilkan medan magnet dalam belitan rotor.
Arus searah dalam belitan medan rotor diumpankan melalui rakitan
slip-ring atau disediakan oleh exciter tanpa sikat pada poros yang sama.
Generator magnet permanen (PMG) atau alternator (PMA) tidak
memerlukan pasokan DC untuk sirkuit eksitasi, juga tidak memiliki cincin
selip dan sikat kontak. Kerugian utama dalam PMA atau PMG adalah
bahwa fluks celah udara tidak dapat dikontrol, sehingga tegangan mesin
tidak dapat dengan mudah diatur. Medan magnet yang persisten
memaksakan masalah keselamatan selama perakitan, servis lapangan, atau
perbaikan. Magnet permanen berkinerja tinggi, sendiri, memiliki masalah
struktural dan termal. MMF arus torsi secara vektor bergabung dengan
fluks persisten dari magnet permanen, yang mengarah pada kepadatan
fluks celah udara yang lebih tinggi dan akhirnya, saturasi inti. Dalam
alternator magnet permanen ini kecepatan berbanding lurus dengan
tegangan keluaran alternator.

I.2.10 Perbedaan Generator sinkron dan Asinkron


Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor
untuk mengahasilkan mdan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh
prime mover menghasilkan medan magnet berputar pada mesin. Medan
magnet putar inimenginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor padagenerator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutubmedan magnet rotor dapat berupa salient
(kutub sepatu) dan dan non salient (rotor silinder) Pada kutub salient,
kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor sedangkan pada
kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaanrotor.
Generator induksi merupakan salah satu jenis generator AC yang
menerapkan prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator
induksi dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secaramekanis lebih
tepat. daripada kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip negatif.
Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan,sebagai sebuah
generator tanpa ada modifikasi internal. 1enerator induksi sangat berguna
pada aplikasi2aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin,
atau untuk menurunkanaliran gas bertekanan tinggi ketekanan rendah,
karena dapat memanfaatkan energi denganpengontrolan yangrelatif
sederhana.1enerator induksi adalah generator yang menggunakan prinsip
induksielektromagnetik dalam pengoperasiannya. 1enerator ini dapat
bekerja pada putaran rendah serta tidak tetap ke"epatannya, sehingga
generator induksi banyak digunakan pada pembangkit listrik dengan daya
yang rendah seperti pada pembangkitlistrik tenaga mikrohidro atau
pembangkit listrik tenaga baru.

I.3 Motor Sinkron


Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron
mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan
kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient)
atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC)
untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui
cincin dan sikat.
I.3.1 Prinsip Kerja
Salah satu fungsi yang beda dari motor sinkon adalah dapat berjalan
tanpa slip pada kecepatan yang di tentukan oleh frekuensi sumber
terhubung dan jumlah kutub yang ada didalamnya.Jenis motor ini diatur
sebuah medan putar melalui kumparan stator yang dibangkitkan oleh arus
bolak-balik. (Tindakan ini mirip dengan prinsip kerja motor induksi).
Sebuah medan bebas didirikan rotor yang dibangkitkan oleh arus searah
melalui slip ring yang dipasang pada poros.
Rotor memiliki jumlah kumparan yang sama dengan stator.Pada
kecepatan putar kutub ini (utara dan selatan) saling mengunci satu sama
lain secara magnetis sehingga kecepatan rotor pada langkah ini berputar
bersama medan magnet pada stator. Atau dengan kata lain rotor berubah
pada kecepatan sinkron. Variasi beban terhubung tidak menyebabkan
perubahan berarti pada kecepatan karena akan sama dengan motor induksi.
Rotor pada dibangkitakan oleh sumber arus bolak balik sehingga
menghasilkan kutub altrnatif utara dan selatan. Kutub ini kemudian di
tarik dengan medan magnet berputar pada stator. Rotor harus memiliki
jumlah kutub yang sama dengan belitan stator. Setiap kutub rotor utara
dan selatan memiliki tiang stator alternatif selatan dan utara untuk bisa
melakukan sinkronasi.
Rotor memiliki belitan medan, yang mengatur arus searah dipasok
melalui cincin kolektor (cincin slip). Arus disediakan dari sumber
eksternal atau generator, kecil yang terhubung dengan ujung poros rotor.
Medan magnet pada kutub rotor mengunci bersama dalam langkah ini dan
menarik di sekitar medan berputar pada stator. Dengan asumsi bahwa
rotor dan stator mempunyai jumlah kutub yang sama rotor bergerak pada
frekuensi stator (dalam Hertz) sebenarnya dihasilkan oleh generator yang
menyuplai motor.
Konstruksi motor sinkron hampir sama dengan alternator. Mereka
hanya berbeda dalam hal desain fitur yang dapat membuat motor lebih
baik agar dapat disesuaikan dengan tujuannya. Sebuah motor sinkron tidak
akan berjalan tanpa bantuan karena pada saat pengereman kutubrotor,
secara begantian akan tertarik dan ditolak oleh putaran medan stator. Oleh
karena itu induki sangkar tupai atau belitan start tertanam pada permukaan
kutub rotor. Atau biasa disebut belitan amortisseur . Belitan start ini
menyerupai belitan sangkar tupai. Efek induksi belitan start memberikan
awalan kecepatan dan torsi pull-up yang diperlukan.
Belitan ini dirancang untuk digunakan hanya padasaat awal dan
untuk meredam osilasi pada saat berjalan. Itu tidak bisa digunakan sperti
belitanmotor sangkar tupai konvensional. Ia memiliki luas penampang
silang yang relatif kecil dan akansangat panas jika digunakan sbagai motor
induksi sangkar tupai. Nilai slip sama dengan 100% pada saat dimulai.
Dengan demikian ketika medan magnet berputar pada stator memotong
belitan rotor yang seimbang saat dimulai tegangan induksi yangdiproduksi
mungkin cukup tinggi untuk merusak isolasi jika tidak diambil tindakan
pencegahan.
Jika medan rotor, terhubung dengan baik sebagai rangkaian
tetutup atau terhubung dengan resistor pelepas selama periode awal arus
yang diproduksi menghasilkan jatuh tegangan yang bertentangan dengan
tegangan pembangkitan. Dengan demikian tegangan induksi pada
medan berkurang.
Belitan sangkar tupai digunakan untuk menjalankan motor
sinkron dengan cara yangsama digunakan pada motor induksi sangkar
tupai. Ketika rotor mencapai kecepatan maximum untuk itu dapat
dipercepat sebagai motor sangkar tupai (sekitar 95% atau lebih dari
kecepatan sinkron) arus searah diterapkan pada kumparan medan rotor
untuk membentuk kutub utara dankutub selatan rotor. Kemudian kutub ini
ditarik oleh kutub pada stator. Kemudian rotor mempercepat gerak sinkron
sampai terkunci bersama medan stator. Motor sinkron digunakan untuk
meliputi aplikasi besar mesin kecepatan lambat dengan beban stabil dan
kecepatan konstan. Aplikasi ini digunakan pada kompresor kipas
danpompa banyak jenis penghancur dan penggiling dan serbuk kertas
karet bahan kimia tepung dan pabrik pengolahan logam.

I.3.2 Konstruksi Motor Sinkron


Pada sub bab kali ini kita mem bahas tentang Konstruksi Motor
Sinkron yang di tunjukan Gambar 1.13 berikut

Gambar 1.14 Konstruksi Mesin sinkron

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh
karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator
motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim,
sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah : Rotor. Perbedaan utama antara
motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron
berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal
ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi.
Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan
medan magnet lainnya. Stator. Stator menghasilkan medan magnet
berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor sinkron
ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
matematis berikut :

120 𝑓
𝑁𝑠 = .....................................................(1.16)
𝑃

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi (Hz)
P= jumlah kutub (pool).

I.3.3 Jenis-Jenis Motor Sinkron


Ada dua jenis motor sinkron secara umum:
1. Non-excited Motor
2. Current Excited Motor

I.3.3.1 Non-excited Motor


Rotor terbuat dari baja. Medan magnet eksternal menarik rotor,
dan berputar selaras dengannya. Rotor umumnya terbuat dari baja
dengan daya retensi tinggi seperti baja kobalt. Motor yang tidak
bersemangat tersedia dalam tiga desain:

1. Histeresis Motor
Motor histeresis adalah motor fase tunggal di mana rotor
terdiri dari bahan feromagnetik.Rotor berbentuk silinder dan
memiliki properti kehilangan histeresis yang tinggi. Mereka
umumnya terbuat dari krom, baja kobalt atau alnico. Stator
diumpankan oleh pasokan AC fase tunggal. Stator memiliki dua
gulungan:
- gulungan utama dan
- belitan bantu.
Kombinasi keduanya menghasilkan medan magnet yang
berputar dari suplai satu fasa. Mereka memulai sendiri dan tidak
membutuhkan gulungan tambahan. Ketika pasokan AC fase
tunggal diberikan, medan magnet berputar diproduksi. Medan
magnet berputar ini menginduksi arus eddy di rotor. Awalnya rotor
mulai bergerak dengan slip. Ketika rotor mencapai kecepatan
sinkron, stator menarikrotor ke dalam sinkronisme. Jadi awalnya
motor dimulai sebagai motor induksi dan kemudian berjalan
sebagai motor sinkron .

2. Reluctance Motor
Motor keengganan didasarkan pada prinsip bahwa sepotong
besi yang tidak terkendali akan bergerak untuk menyelesaikan jalur
fluks magnetik di mana keengganan minimum. Stator memiliki
belitan utama dan belitan tambahan seperti motor histeresis. Ini
membantu menciptakan medan magnet yang berputar. Rotor dari
motor keengganan adalah rotor sangkar tupai dengan beberapa gigi
dilepas untuk memberikan jumlah kutub yang menonjol.
Keengganan menjadi minimum ketika rotor sejajar dengan medan
magnet stator.
Ketika catu daya AC satu fasa diberikan, motor memulai
sebagai motor induksi . Rotor mencoba menyelaraskan diri dengan
medan magnet stator dan mengalami torsi keengganan. Tetapi
karena inersia, ia melebihi posisi dan lagi-lagi mencoba untuk
menyelaraskan diri selama revolusi berikutnya. Dengan cara ini, ia
mulai berputar. Setelah mencapai 75% dari kecepatan sinkron,
belitan bantu terputus. Ketika kecepatan mencapai kecepatan
sinkron, torsi keengganan menariknya ke dalam sinkronisasi.
Motor tetap sinkron karena torsi keengganan sinkron.

3. Motor Sinkron Magnet Permanen


Rotor terbuat dari magnet permanen. Mereka menciptakan
fluks magnet konstan. Rotor terkunci dalam sinkronisasi ketika
kecepatannya mendekati kecepatan sinkron. Mereka tidak memulai
sendiri dan perlu pengontrol stator frekuensi variabel yang
dikontrol secara elektronik.
Adapun Non-excited Motor ditunjukkan oleh Gambar 1.15

Gambar 1.15 Non-excited Motor

I.3.3.2 Motor Arus Searah Langsung


Motor sinkron tereksitasi arus searah memerlukan pasokan
DC ke rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor. Motor
tereksitasi arus searah memiliki belitan stator dan belitan rotor.
Mereka dapat memiliki rotor silinder atau rotor tiang yang menonjol.
Mereka tidak memulai sendiri dan membutuhkan gulungan lembab
untuk memulai. Awalnya, mereka mulai sebagai motor induksi dan
kemudian mencapai kecepatan sinkron.

Gambar 1.16 Current Excited Motor


I.3.4 Hukum-Hukum Motor Sinkron
Pada Motor Sinkron mempunyai hukum hukum yang berlaku yang
ditunjukan sebagai berikut.
 Kaidah Tangan Kanan
1. Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Medan Magnet
Penggunaan kaidah tangan kanan untuk menentukan medan
magnet digunakan pada kawat lurus bermuatan arus listrik. Ibu jari

mengikuti arus listrik yang mengalir pada kawat lurus tersebut.


Sedangkan keempat jari lainnya menujukkan arah medan magnet. Lebih
jelasnya, perhatikan Gambar 1.17

Gambar 1.17 Kaidah Tangan Kanan Menentukan Arah Medan Magnet

2. Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Kutub Magnet


Jika telah mempelajari kaidah tangan kanan untuk
menentukan medan magnet pada kawat lurus bermuatan arus listrik.
Sekarang, sobat idschool akan mempelajari kaidah tangan kanan untuk
menentukan kutub magnet. Kaidah tangan kanan kanan ini dipakai pada kawat
melingkar bermuatan arus listrik.
Cara menentukan kutub magnet dengan kaidah tangan kanan
ini dilakukan dengan menggunakan tangan kanan yang seolah-olah
tangan mengikuti kumparan. Arah empat jadi mengikuti arus listrik
yang mengalir pada kawat melingkar. Posisi ibu jari mengikuti, ibu jari
selalu menunjuk kutub utara. Simak lebih jelasnya pada cara dan
gambar di bawah.
Posisi tangan pada kaidah tangan kanan untuk menentukan kutub
magnet:
Posisikan empat jari mengikuti arus listrik yang mengali pada kawat
melingkar.
Ibu jari akan selalu menunjukkan arah utara. Sehingga, posisi tangan
yang memegang kumparan dapat dilihat seperti Gambar 1.18

Gambar 1.18 Kaidah Tangan Kanan Untuk Menentukan Kutub Magnet

3. Kaidah Tangan Kanan Gaya Lorentz


Masih mengenai kaidah tangan, ulasan yang akan dibahas di
sini adalah kaidah tangan kanan untuk menentukan gaya lorentz. Kaidah
tangan kanan gaya lorentz menujukkan 3 arah komponen yaitu medan
magnet (B), arus listrik (I), dan gaya lorenzt (F). Posisi tangan dan arah
yang ditunjuk pada pemanfaatan kaidah tangan kanan untuk
menentukan gaya lorentz dapat dilihat pada Gambar 1.19

Gambar 1.19 Kaidah Tangan Kanan Gaya Lorentz


 Hukum Faraday
Hukum induksi Faraday adalah hukum dasar elektromagnetisme
yang memprediksi bagaimana medan magnet berinteraksi dengan
rangkaian listrik untuk menghasilkan gaya gerak listrik- fenomena yang
disebut sebagai induksi elektromagnetik. Hukum ini adalah prinsip
dasar operasi transformator, induktor, dan banyak tipe motor litrik,
generator listrik, dan solenoid
Hukum Faraday menyatakan:
Gaya gerak listrik terinduksi pada rangkaian tertutup sama dengan
negatif rate perubahan fluks magnetik terhadap waktu di dalam rangkai.
Hukum Faraday ini hanya berlaku ketika rangkaian tertutup adalah loop
kawat yang sangat tipis.

𝛷𝐵 = ∬∑(𝑡) 𝑩(𝒓, 𝑡). 𝑑𝑨.......................................(1.17)

dengan dA adalah elemen luas permukaan dari permukaan bergerak Σ(t),


B adalah medan magnetik, dan B·dA adalah perkalian vektor dot. Fluks
magnetik melalui loop kawat berbanding lurus dengan garis medan
magnet yang lewat melalui loop.
Ketika fluks berubah karena B berubah, maka Hukum Faraday
mengatakan bahwa loop kawat akan mendapat gaya gerak listrik, ε,
didefinisikan sebagai energi yang ada dari muatan yang telah
mengelilingi loop kawat.
Hukum Faraday juga menyatakan bahwa gaya gerak listrik sama
dengan perubahan fluks magnetik tiap waktu:

dΦB
ε = − ................................................(1.18)
dt

dengan ε adalah gaya gerak listrik (EMF) dan ΦB adalah fluks magnetik.
Arah gaya gerak listrik dituliskan dalam Hukum Lenz's.
Untuk kawat yang terdiri dari N lilitan yang identik, Hukum
Faraday menyatakan bahwa

dΦB
ε = −N ..............................................(1.19)
dt

dengan N adalah jumlah lilitan kawat dan ΦB adalah fluks magnet pada
loop tunggal.

 Hukum Lenz
Hukum Lenz adalah hukum elektromagnetik yang dapat
digunakan untuk menentukan arah gaya gerak listrik yang dihasilkan
oleh induksi elektromagnetik. Hukum ini ditemukan pada tahun 1834
oleh fisikawan Rusia yang bernama Heinrich Friedrich Emil Lenz.
Hukum Lenz tentang Induksi Elektromagnetik ini menyatakan bahwa
arah arus yang diinduksi dalam sebuah konduktor oleh medan magnet
yang berubah (sesuai hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik)
adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang diciptakan oleh
arus induksi akan bertentangan dengan perubahan medan magnet awal
yang menghasilkannya. Arah aliran ini dapat mengikuti aturan tangan
kanan Fleming.

Bunyi Hukum Lenz adalah sebagai berikut :


“Gaya Gerak Listrik atau GGL induksi selalu membangkitkan arus yang
medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan fluks”.

Untuk lebih jelas mengenai Hukum Lenz tentang Induksi


Elektromagnetik ini, silakan lihat Gambar 1.20 dan penjelasan singkat
seperti dibawah ini:

Gambar 1.20 Hukum Lenz Pada Induksi Elektromagnetik


Ketika arus diinduksi oleh medan magnet, medan magnet yang
dihasilkan arus induksi ini akan menciptakan medan magnetnya sendiri.
Menurut Hukum Lenz, Medan magnet ini akan selalu sedemikian rupa
sehingga berlawanan dengan medan magnet yang semula
menghasilkannya. Dalam contoh diatas yang ditunjukan oleh gambar 1,
pada saat kutub utara batang magnet bergerak mendekati ke arah
kumparan, arus yang diinduksi mengalir ke arah dimana sisi terdekat
kumparan dan menimbulkan medan magnet kutub Utara yang
menentang perubahan fluks sehingga terjadi saling tolak menolak yang
dikarenakan oleh kesamaan kutub. Dengan aturan tangan kanan, arus
berputar berlawanan arah jam jam.
Pada saat magnet menjauhi kumparan, perubahan fluks magnet
mengecil dan arus induksi akan mengalir ke arah yang berlawanan
sehingga sisi terdekat kumparan akan menimbulkan medan induksi
kutub selatan yang menarik satu sama lainnya.
Dasar dari Hukum Lenz adalah Hukum Faraday. Hukum Faraday
memberitahukan kepada kita bahwa medan magnet yang berubah akan
menginduksi arus dalam sebuah konduktor. Sedangkan Hukum Lenz
memberitahukan kepada kita tentang arah arus induksi ini yang
menentang perubahan medan magnet awal yang menghasilkannya. Oleh
karena itu, terdapat tanda negatif “-“ di rumus Hukum Faraday tentang
GGL Induksi seperti dibawah ini :

ΔΦ
ε = −N( Δt )............................................(1.20)

Keterangan :
ɛ = GGL induksi (volt)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = selang waktu (s)

Tanda negatif yang ada pada rumus Faraday ini menandakan arah gaya
gerak listrik (ggl) induksi yaitu arah induksi yang dikemukakan oleh
Hukum Lenz.
Perubahan medan magnet ini dapat disebabkan oleh perubahan
kekuatan medan magnet dengan menggerakkan magnet ke arah atau
menjauh dari koil atau memindahkan koil ke dalam atau ke luar medan
magnet. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa besarnya GGL
(Gaya Gerak Listrik) yang diinduksi dalam rangkaian sebanding dengan
laju perubahan fluks.

 Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya (dalam bidang fisika) yang
ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik
yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar
yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan
magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya
magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz
selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik
yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang
diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet,
B.

F = q(v x B).................................................(1.21)

Di mana
F : gaya (dalam satuan/unit newton)
B : medan magnet (dalam unit tesla)
q : muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v : arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
× : perkalian silang dari operasi vektor.

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam


suatu medan magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat
arah gaya dalam kaidah tangan kanan):

F = IL x B ..................................................(1.22)
dimana
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
× = perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.

 Hukum Bio - Savart


Hukum Biot-Savart digunakan untuk menghitung medan
magnet B yang dihasilkan pada posisi r dalam ruang 3D yang dihasilkan

oleh arus fleksibel I (misalnya karena kabel).Arus stabil (atau stasioner)


adalah aliran muatan yang terus-menerus yang tidak berubah seiring
waktu dan muatan tidak terakumulasi atau terkuras pada titik mana pun.
Hukum adalah contoh fisik dari garis integral , sedang dievaluasi pada
jalur C di mana arus listrik mengalir (misalnya kawat). Persamaan
dalam satuan SI adalah

π0 I dl x r′
−B(r) = ∫ ........................................(1.23)
4π C |r′ |3

dimana dl adalah vektor di sepanjang jalan C yang besarnya adalah


panjang elemen diferensial kawat ke arah arus konvensional . l adalah
titik pada kurva C r ′ = r - l adalah vektor perpindahan penuh dari
elemen kawat (dl) pada titik l ke titik di mana bidang sedang dihitung
(r), dan μ 0 adalah konstanta magnetik . Kalau tidak:


π0 I dl x r
−B(r) = ∫ ......................................(1.24)
4π C |r′ |2


dimana r adalah vektor satuan dari r ′ . Simbol dalam huruf tebal
menunjukkan jumlah vektor .
I.3.5 Rugi-Rugi Motor Sinkron
Motor–motor listrik adalah suatu alat untuk mengkonversikan
energi listrik menjadi energi mekanis. Keadaan ideal dalam sistem
konversi energi, yaitu mempunyai daya output tepat sama dengan daya
input yang dapat dikatakan efesiensi 100%. Tetapi pada keadaan yang
sebenarnya, tentu ada kerugian energi yang menyebabkan efesiensi
dibawah 100%. Dalam sistem konversi energi elektromekanik yakni
dalam operasi motor–motor listrik terutama pada motor induksi, total
daya yang diterima sama dengan daya yang diberikan, ditambah dengan
kerugian daya yang terjadi, atau:

𝑃𝑖𝑛 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 .............................(1.25)

Dimana
𝑃𝑖𝑛 : Total daya yang diterima motor
𝑃𝑜𝑢𝑡 : Daya yang diterima motor untuk melakukan kerja
𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 : Total kerugian daya yang dihasilkan oleh motor

Motor listrik tidak pernah mengkonversikan semua daya yang


diterima menjadi daya mekanik, tetapi selalu timbul kerugian daya yang
semuannya berubah menjadi energi panas yang terbuang.
Efesiensi motor listrik dapat didefinisikan dari bentuk diatas,
sebagai perbandingan dimana :

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%..................................(1.26)
𝑃𝑖𝑛

Dari persamaan diatas, perlu dipelajari faktor-faktor yang


menyebabkan efesinsi selalu dibawah 100% untuk diketahui kerugian
daya apa saja yang timbul selama motor beroperasi.
1. Belitan dalam motor yang dinamakan rugi-rugi listrik (rugi-rugi
belitan).
2. Kerugian daya yang timbul langsung karena putaran motor, yang
dinamakan rugi-rugi rotasi. Rugi-rugi rotasi ini terbagi menjadi dua
jenis, yaitu :
a. Rugi - rugi mekanis akibat putaran.
b. Rugi - rugi inti besi akibat kecepatan putaran dan fluks medan.

Tabel 1.2 Jenis Rugi-Rugi Motor Induksi 3 Phasa


Jenis Rugi-rugi Presentase rugi-rugi total (%)
Rugi - rugi tetap atau rugi-rugi inti 25
Rugi - rugi variabel: rugi-rugi pada 34
stator
Rugi - rugi variabel: rugi -rugi pada 21
rotor
Rugi - rugi gesekan 15
Rugi - rugi beban menyimpang (stray 5
load)

I.3.5.1 Rugi-rugi inti


Rugi-rugi inti diperoleh pada besi magnetis didalam stator dan
rotor akibat timbulnya efek histeris dan arus pusar(eddycurrent). Timbul
nyarugi-rugi inti, ketika besi jangkar atau struktur rotor mengalami
perubahan fluks terhadap waktu. Rugi-rugi ini tidak tergantung pada
beban, tetapi merupakan fungsi dari pada fluks dan kecepatan motor.
Pada umumnya rugi-rugii nti berkisarantara 20-25% dari total kerugian
daya motor pada keadaan nominal.

I.3.5.2 Rugi-rugi mekanik


Rugi-rugi gesekan dan angin adalah energi mekanik yang
dipakai dalam motor listrik utnuk menanggulangi gesekan bantalan
poros, gesekan sikat melawan komutator atau slipring, gesekan dari
bagian yang berputar terhadap angin, terutama pada daun kipas
pendingin. Kerugian energi ini selalu berubah menjadi panas berubah
menjadi panas seperti pada semua rugi-rugi lainnya. Rugi-rugi mekanik
dianggap konstan dari beban nol hingga beban penuh dan ini adalah
masuk akal tetapi tidak sepenuhnya tepat seperti halnya rugi-rugi inti.
Macam-macam ketidaktepatan ini dapat dihitung dalam rugi-rugi
strayload. Rugi-rugi mekanik biasanya berkisar antara 10-15% dari total
rugi-rugi daya motor pada keadaan beban nominal.

𝑃𝑖𝑛 = 𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 + 0.15................................(1.27)

I.3.5.3 Rugi-rugi belitan


Rugi-rugi belitan sering disebut rugi-rugi tembaga tetapi pada
saat sekaramg sudah tidak begitu banyak motor listrik, terutama motor
ukuran sangat kecil diatas 750W, mempunyai belitan stator darikawat
alumunium yang lebih tepat disebut rugi-rugi I2R yang menunjukan
besarnya daya yang berubah menjadi panasoleh tahanan dari konduktor
tembaga atau alumunium. Total kerugian I2R adalah jumlah dari
rugi-rugi I2R primer(stator) dan rugi-rugi I2R sekunder(rotor). rugi-rugi
I2R dalam belitan sebenarnya tidak hanya tergantung pada arus, tetapi
juga pada tahanan belitan dibawah kondisi operasi. Sedangkan tahanan
efektif dari belitan selalu berubah dengan perubahan temperatur, skin
effect dan sebagainya. Sangat sulit untuk menetukan nlai yang
sebenarnya dari tahan belitan dapat dimasukan kedalam kerugian
strayload. Pada umumnya rugi-rugi belitan ini berkis arantara 55-60%
dari total kerugian motor pada keadaan beban nominal.

𝑃𝑏 = 𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 + 0.55..............................(1.28)

I.3.5.4 Rugi-rugi strayload


Kita telah banyak melihat bahwa beberapa macam kerugian
selalu dianggap konstan dari keadaan beban nol hingga beban penuh
walaupun kita tahu bahwa rugi-rugi tersebut sebenarnya berubah, secara
kecil terhadap beban. Sebagai tambahan, kita tidak dapat menghitung
berapa besar kerugian ini seperti yang diakibatkan oleh perubahan fluks
terhadap beban, geometri konduktor sehingga arus terbagi sedikit tidak
merata dalam konduktor bertambah, mengakibatkan pertambahan
tahanan konduktor dan karenaitu rugi-rugi konduktor harus bertambah.
Dari semua kerugian yang relatif kecil ini, baik dari sumber yang
ketahui maupun yang tidak diketahui, disatukan menjadi rugi-rugi
strayload yang cenderung bertambah besar apa nilai beban meningkat
(berbanding kuadrat den

gan arus beban).

Tabel 1.3 Presentase Rugi-Rugi Stray Load


Machine Rating KW Stray Load Loss Percent of Rated Load
1 - 90 1.8%
91 - 375 1.5%
376 - 1850 1.2%
1851 and greater 0.9%

Padaumumnyakerugianiniberkisar1-5%daritotalkerugiandayamotorpada
keadaan beban nominal.

𝑃𝑏 = 𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 + 0.05..............................(1.29)

I.3.5.5 Cara–Cara Menentukan Rugi-Rugi Pada Motor


Rugi–rugi motor listrik sebagian dapat ditemukan dengan
cara konvensional yaitu dengan percobaan beban nol dan percobaan
block rotor(hanya untuk motor arus bolak–balik). Percobaan beban nol
dapat menentuka nrugi–rugi rotasi motor. Pada keadaan beban nol,
seluruh daya listrik input motor digunakan untuk mengatasi rugi–rugi
inti dan rugi–rugi mekanik. Rugi–rugi listrik motor dapat ditentukan
yaitu pada tahanan DC, tahanan belitan dapat langsung diukur pada
terminal belitan jangkar dan belitan penguat secara pengukuran DC,
yaitu dengan mengukur tegangan dan arus dengan sumber DC pada
belitan tersebut atau dengan menggunakan ohmmeter (jembatan
wheatstone). Pada motor AC, tahanan equivalen motor dapat ditentukan
dengan percobaan block rotor (hubungan singkat), dimana pada
keadaan ini rangkaian equivalen motor adalah sama dengan rangkaian
equivalen hubung singkat dari suatu transformator. Jadi daya pada
keadaan ini merupakan rugi–rugi tahanan atau belitan dan pada keadaan
ini rugi–rugi inti dapat diabaikan karena tegangan hubung singkat relatif
kecil dibandingkan dengan tegangan nominalnya. Rugi–rugi strayload
adalah rugi–rugi yang paling sulit ditukar dan berubah terhadap beban
motor. Rugi–rugi ini ditentukan sebagai rugi–rugi sisa (rugi–rugi
pengujian dikurangi rugi–rugi konvensional). Rugi–rugi pengujian
adalah daya input dikurangi daya output. Rugi–rugi konvensional
adalah jumlah dari rugi–rugi inti, rugi–rugi mekanik, rugi–rugi belitan.
Rugi–rugi strayload juga dapat ditentukan dengan anggapan kira–kira
1% dari daya output dengan kapasitasdaya 150 Kw atau lebih. Dan
untuk motor–motor yang lebih kecil dari itu dapat diabaikan.

I.3.6 Proteksi Motor Sinkron


Pada kali ini di berikan pula beberapa pengertian proteksi dari
Motor Sinkron sebagai berikut.
 Under / Over Voltage
Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama
disebabkan oleh putaran lebih akibat pelepasan bebany(ang mendadak.
Governor pada generator mengatur kcepatan putaran agar putarannya
tetap normal. Namun rentang waktu yang diperlukan cukup lama
sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat p
piranti-piranti kelistrikan lainnya. Tega lebih ini akanmerusakkan
isolasi kumparan generator akibat panas yang berlebihan.
(Over Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih dianjurkan untuk
diterapkan padagenerator yang digerakkan oleh tenaga air di mana
permasalahan utamanya adalah terjadinya kecepatan lebih (Over
speed) sebagai akibat terlepasnya beban besar secara mendadak.
Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh kerusakan pada pengatur
tegangan otomatis (AVR). rele tegangan lebih dapat dipasang dengan
menyisipkan tahanan pada penguat atau pada rangkaian medan
generator untuk mengoperasikan alarm atau menghentikan operasi
mesin yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih
(Overspeed) dalam keadaan kerja yang tidak normal untuk itu maka
generator harus dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih. Alat ini
dapat digabungkan dengan sistem governor penggerak mula atau
dapat juga menggunakan sentrifugal device. Jika peralatan pengaman
kecepatan lebih mekanis tidak dipasang maka rele frekuensi harus
digunakan. Pada generator turbin kapasitas besar mempunyai
pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan throtle valve jika
kecepatan normalterlampaui sekitar 10%. Sedangkan penggerak mula
tenaga air kecepatan lebihnya dapat mencapai sekitar 220% dari
kecepatan normalnya.
 Under / Over Frekuensi
Overfrequency relay dapat mendeteksi frekuensi lebih yang
timbul akibat putaran lebih (overspeed) pada generator. Sinyal
ketidaknormalan tersebut selanjutnya dikirim ke pemutus tenaga
yangterpasang di beban yang ingin dilepaskan. Dalam menanggapi
sinyal over frequency, relay membutuhkan waktu tunda untuk
pastiapakah sinyal tersebut disebabkan oleh beban lebih atau yang lain.
Oleh sebab itu overfrequency relay yang terpasang pada PLTA cirata
dihubungkan dengan time delay relay sebagai waktu tunda
overfrequency relay untuk beroperasi.

 Beban Penuh
kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih
pada generator yang terlalu lama ventilasi yang kurang sempurna atau
karena banyak kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator
sehingga menghambat pelepasan lilitan stator. Aliran minyak pelumas
yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk
mengamankan generator terhadap masalah suhu yangtinggi biasanya
dipakai sebuah relai arus lebih tunda aktu atau dipakai relay suhu
yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap
berikutnya mentrip PMT generator.

 Kehilangan Medan Magnet (Eksitasi)


Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya
hilang maka kopling magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan
putaran rotor akan mendahului medan magnit stator sistem kehilangan
sinkronisasi. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat
membahayakan operasi generator dan sistem. Generator akan bekerja
sebagai generator induksi di mana akan timbul arus sirkulasi yang
sangat besar pada permukaan rotor khususnya pada bagian ujung dan
ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah setempat
dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau
arus induksi akan timbul pada lilitan medan yang tergantung pada
apakah lilitan itu terhubung singkat sempurna atau terbuka. Arus
sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor. Untuk
kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar
yangtidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat
menyebabkan penurunan tegangan sampai batas yang serius yang
dipapai tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila generator
tersebut mewakili sebagian besar pembangkitan dan tegangan rendah
yang serius dapat dihapai dalam waktu kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat
melindungi generator terhadap kehilangan medan sebagian atau
seluruhnya. Untuk menghindari kesalahan pemutusan akibat adanya
surja sesaat maka perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin
ada pada rele itu sendiri atau dengan memasang rele penunda waktu
bantu. Jika pengaman kehilangan medan dimaksudkan sebagai
pengaman utama sistem dan generator rele tegangan kurangdapat
diterapkan pada skema untuk mengendalikan pemutusan6 tetapi tidak
mudahmenentukan nilai penyetelan rele yang mampu menjaga sistem
dan generator terhadap kerusakan. Pengaman kehilangan medan
penguat dapat diterapkanapabila salah satu atau lebih keadaan berikut
ini terpenuhi.

 Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan


otomatis.
 Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari
lainnya.
 Generator mempunyai hubungan listrikyang mudah sekali
terlepas.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh


kehilangan medan pada saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu
dengan memasang sistem interlock. Dengan menggunakan interlock
setiap pemutusan medan penguat akandiikuti dengan pemutusan
pemutus tenaga generator pada saat pengoperasian.

 Kehilangan Putaran
Relai ini berfungsi sebagai pengaman generator jika terjadi
hilangnya eksitasi generator yang diindikasikan dengan penyerapan
daya reaktif yang berlebihan dari jaringan. Relai yang biasa digunakan
untuk mendeteksi hilangnya eksitasi adalah relai offsetmho atau
reaktansi minimum. Relai hilang eksitasi merupakan Relai offsetmho
atau reaktansi minimum dengan karakteristik mendeteksi admitansi
beban. Dengan sedikit modifikasi sehingga digunakan untuk
mendeteksi hilang eksitasi. Admitansi merupakan kebalikan dari
impedansi seperti yang ditunjukkan oleh persamaan berikut:

1 1
Y =Z = ........................................(1.30)
R + jX

dimana Y adalah Admitansi (ohm) dan Z adalah Impedansi (ohm)


sedangkan R adalah Resistansi (ohm) dan X adalah Reaktansi (ohm).
Grafik karakteristik dari relai mho berupa diagram admitansi
berbentuk garis lurus. Namun untuk relai hilang eksitasi digunakan
karakteristik impedansi. Sehingga apabila diagram admitansi
ditransformasikan ke diagram impedansi akan berupa lingkaran.
Diagram impedansi yang berbentuk lingkaran ini selanjutnya disebut
sebagai daerah kerja dari relai hilang eksitasi yang berada pada
diagram R-X. Jadi relai hilang eksitasi memiliki daerah kerja yang
berbentuk lingkaran. Sehingga relai hilang eksitasi penyettingan
nilainya berdasarkan impedansi. Berdasarkan kurva kapabilitas
keadaan under excitationberada dibawah garis Minimum Excitation
Limiter(MEL) atau Under Excitation Limiter(UEL) yang letaknya
berada disumbu negatif dari sumbu MVAR. Karena MVAR identik
dengan X maka pada diagram impedansi yang merupakan daerah
kerja dari relai hilang eksitasi kondisi under excitationberada pada
daerah negatif sumbu X. Atas dasar tersebut, maka penyettingan relai
hilang eksitasi berada pada daerah negatif dari sumbu X.

 Daya Balik (Referensi Power)

Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang


maka generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin
seharusnya mensuplai tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator
menerima suplai tenaga listrik dari sistem. Untuk mencegah kerusakan
akibat gangguan ini maka generator harusdilengkapi dengan rele daya
arah yang peka. Fungsi dari rele ini diatur sedemikian rupa misalnya
dapat memberikan isyarat peringatan dini atau memberikan
isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan generator
terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel
juga dapat menerapkan rele ini.

I.3.7 Perbedaan Motor Sinkron dan Asinkron

Motor sinkron itu adalah jenis motor listrik AC dimana periode


rotasi disinkronkan dengan frekuensi suplai tegangan, biasanya tiga
fase. Motor listrik jenis ini disusun oleh sebuah rotor yang terletak di
antara kutub magnet yang berbeda dari polaritas alternatif yang dibuat
oleh magnet permanen atau dengan gulungan yang dipasok oleh arus
searah, juga mengatakan arus eksitasi, dan stator yang ada adalah
gulungan dari catu daya sirkuit. Rotasi poros disinkronisasi dengan
frekuensi arus suplai. Sampai beberapa tahun yang lalu, dengan mesin
berhenti, aplikasi tegangan AC menghasilkan masalah awal. Karena
efek inersia, rotor tidak punya waktu untuk mengikuti medan magnet
yang berputar, tetap stasioner. Mesin mulai menggunakan motor
asinkron dan kemudian, setelah memutus hubungan yang
terakhir,terhubung ke voltase suplai dan memasang beban mekanis
pengguna. Jika motor sinkron diperlambat atau dipercepat melampaui
batas tertentu, maka dipicu serangkaian osilasi yang menyebabkan
terhentinya mesin dan ini bisa memancing kelebihan arus kuat yang
bisa merusak mesin. Untuk alasan ini diimplementasikan proteksi arus
lebih, seperti sakelar perlindungan magneto-termal. Saat ini, dengan
munculnya inverter modern dimungkinkan untuk memvariasikan
tegangan suplai dalam amplitudo dan frekuensi sehingga medan yang
dihasilkan selalu sinkron dengan putaran rotor juga selama tahap awal.
Berkat perangkat ini, tidak perlu lagi mesin asinkron untuk
menghidupkan motor. Motor asinkron, yang ditemukan oleh Galileo
Ferraris pada tahun 1887, di sisi lain adalah jenis motor listrik AC
dimana frekuensi rotasi tidak sama dengan atau submultiple dari
frekuensi jaringan. Motor asinkron juga dikatakan motor induksi
berkat prinsip operasinya. Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa
yang dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip. Motor sinkron
adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan
memiliki torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal untuk beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu
memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem
yang menggunakan banyak listrik.

Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada


kecepatan sinkron, tanpa slip.Motor sinkron adalah motor AC, bekerja
pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini
memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi
awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal untuk beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekuensi dan generator motor.

Motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistem sehingga


sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik. Motor
asinkron terdiri dari bagian tetap (stator) dan bagian berputar (rotor).
Biasanya stator berisi rotor. Kedua potongan tersebut dibor untuk
membiarkan melalui lead yang akan disilangkan dengan arus. Stator
menampung belitan tiga fasa, yang konduktornya didistribusikan
sehingga satu set tiga arus sinus, pada waktu tertentu, menghasilkan
distribusi spasial medan magnetisasi yang berputar. Sebagian besar
motor induksi saat ini mengandung elemen rotasi (rotor) dijuluki
sangkar tupai. Sangkar tupai silinder terdiri dari tembaga berat,
aluminium, atau palang kuningan yang dipasang pada alur dan
dihubungkan pada kedua ujungnya oleh cincin konduktif yang secara
elektrik mempersingkat jeruji bersama-sama. Rotasi medan magnet
berlangsung pada kecepatan tetap, relatif terhadap frekuensi suplai
yang disebut kecepatan sinkronisme. Pada motor sinkron dan induksi,
susunan kabel listrik dibuat untuk memanfaatkan arus bolak-balik
yang menghasilkan medan magnet berputar. Di motor sinkron, rotor
biasanya dibentuk oleh magnet permanen. Pada motor induksi, pada
rotor terdapat gulungan yang hubung singkat. Baik di motor sinkron
maupun asinkron, arus stator menghasilkan medan magnet yang
berputar, yang berinteraksi dengan medan magnet rotor, sehingga
berputar.

Anda mungkin juga menyukai