GENERATOR SINKRON
KELOMPOK 2
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas pengganti UTS mata kuliah Mesin Arus Bolak-Balik
2. Untuk mengetahui apa itu Generator Sinkron
3. Untuk mengetahui prinsip kerja Generator Sinkron
4. Untuk mengetahui bagian-bagian dari Generator Sinkron
5. Untuk mengetahui karakteristik dari Generator Sinkron
6. Untuk mengetahui cara menguji Generator Sinkron
7. Untuk mengetahui pengaturan tegangan pada Generator Sinkron
8. Untuk mengetahui sistem eksistasi pada Generator Sinkron
9. Untuk mengetahui nilai efisiensi pada Generator Sinkron
10. Untuk mengetahui rugi daya pada Generator Sinkron
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan selatan, maka pada 90° pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada
sudut 270 ° kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus
menerus/continue.
Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik. Pada
mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub
eksternal/ external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan
rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga
menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi
permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator),
yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan
pada rangkaian stator.
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara kutub- kutub
magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator sinkron,
konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena
berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama- sama dengan kutub
magnet diputar oleh tenaga mekanik.
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan
diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet
sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator yaitu
terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar,
telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan.
Gambar prinsip kerja generator sinkron
4
Rotor disuplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan fluks magnet ɸf .
Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan putaran rotor yang
dinyatakan dalam :
p n pn
F= x =
2 60 120
dimana :F = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
n = kecepatan putaran motor (rpm)
Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armatur per fasa
adalah :
Ea
= 4,44 . F . M . ɸ . K d
ph
Dimana : Ea = Gaya gerak listrik armatur fasa (volt)
F = Frekuensi output generator
M = jumlah kumparan per fasa, Z/2
Z = Jumlah konduktor seluruh slot per fasa
Kd = Faktor distribusi
5
Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses).
Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya. Untuk menghindari arus pusar dan panas
yang timbul, maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan isolasi satu
terhadap yang lain.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot
dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki
sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
2.3.2 Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor
dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan dihasilkan dan akan
diinduksikan ke stator. Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
Inti kutub
Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki
fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya,
ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya
sentrifugal yang besar.
6
Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non
salient pole (kutub silinder).
7
Vt = Ea = Eo
Oleh karena besar ggl armatur adalah merupakan fungsi dari flux magnit, maka
ggl armatur juga ditulis :
Ea = f (Φ)
jika arus penguat medan diatur besarnya maka akan diikuti kenaikan flux dan
akhirnya juga pada ggl armatur. Pengaturan arus penguat medan pada keadaan tertentu
besarnya, akan didapatkan besar ggl pada armatur tanpa beban dalam keadaan saturasi.
Secara grafik hubungan antara arus penguat medan (If) dan Ea terlukis pada gambar
(a)
(b)
Gambar (a) rangkaian ekuivalen generator sinkron tanpa beban
Gambar (b) kurva karakteristik generator sinkron tanpa beban
Keterangan:
If = arus kumparan medan atau arus penguat
Rf = hambatan kumparan medan
Ra = hambatan armatur
XL = reaktansi bocor (raktansi armatur)
Vt = tegangan output
Ea = gaya gerak listrik armature
2.4.2 Generator sinkron berbeban
8
Dengan adanya beban yang terpasang pada output generator sinkron, maka
segera mengalir arus armatur (Ia). Dengan adanya arus armatur ini, pada kumparan
armatur atau kumparan jangkar timbul flux putar jangkar (Φa). Flux putar jangkar ini
bersifat mengurangi atau menambah flux putar yang dihasilkan oleh kumparan rotor
(Φf). Hal ini bergantung pada faktor daya beban.
a. Faktor daya beban (PF) = 1, berarti arus armatur sefase dengan tegangan beban.
Pada keadaan ini flux putar jangkar adalah mendahului 90˚ terhadap flux putar
utama (rotor). Interaksi dari kedua flux putar tersebut menghasilkan flux putar baru
yang cacat. Akibatnya tegangan keluaran generator juga tidak sinus murni, maka
kejadian ini harus dihindarkan.
b. Pada factor daya beban tertinggal (PF) = 0, berarti arus armatur tertinggal 90˚
terhadap tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar berada sefase 180˚
terhadap flux putar utama. Interaksi dari kedua flux putar tersebut menyebabkan
terjadinya pengurangan besar flux rotor, dan kejadian ini disebut “demagnetisasi”.
Jika proses demagnetisasi terejadi, maka ggl armatur yang dihasilkan oleh generator
akan berkurang. Untuk menjaga agar ggl armatur besarnya tetap, maka arus penguat
9
medan (If) harus diperbesar.
c. Pada faktor daya beban mendahului (PF=0), berarti arus armatur mendahului 90˚
terhadap tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux armatur)
akan sefase dengan flux putar rotor. (Posisi Φa pada PF=1 digeser ke kanan 900.
Akibat interaksi dari flux ini dihasilkan flux baru yang bertambah besar terhadap
flux rotor. Proses ini disebut magnetisasi. Jika proses magnetisasi terejadi, maka ggl
armatur yang ditimbulkan akan bertambah besar. Untuk menjaga agar ggl armatur
besarnya tetap, maka arus penguat medan (If) dikurangi.
d. Pada faktor daya beban menengah adalah beda fase antara arus armatur (Ia) dan
tegangan beban 0 sampai 90˚ mendahului atau tertinggal. Untuk beda fase 0 sampai
90˚, arus armatur mendahului terhadap tegangan beban disebut mendahului
(leading). Sedangkan untuk beda fase 0 sampai 90˚, arus armatur tertinggal
terhadap tegangan beban disebut faktor daya tertinggal (lagging) Pada faktor daya
(PF) beban menengah mendahului, flux armatur yang timbul fasenya agak bergeser
ke kanan terhadap flux putar rotor. Sehinnga pada kejadian ini terjadi proses
demagnetisasi sebagian dan bentuk sinyal ggl armatur yang dihasilkan agak sedikit
cacat.
Proses kejadian tersebut diatas dinamakandinamakan reaksi jangkar atau
reaksi armatur.
Dengan adanya flux putar armatur akibat timbulnya arus armatur, maka pada
kumparan muncul reaktansi pemagnit Xm. Reaktansi pemagnit bersama-sama
dengan raktansi bocor dikenal dengan nama reaktansi sinkron (Xs) dan secara
matematis ditulis
Xs = XL + Xm
Dengan demikian rangkaian listrik untuk generator sinkron berbeban adalah ;
10
Secara vektoris besar ggl armatur tanpa beban E o pada factor daya beban =1. PF
tertinggal dan PF mendahului adalah sebagai berikut :
PF = 1
Diagram vektor dari generator serempak beban unity
PF = tertinggal
11
Pada generator sinkron berbeban timbul reaktansi pemagnit (Xm), maka timbul jatuh
tegangan ggl pada armatur tanpa beban sebesar Ia.Xm. sehingga besar ggl armature
pada generator berbeban adalah :
Ea = Eo – Ia.Xm
12
Karakteristik tak berbeban
OCC mengikuti sebuah garis lurus yang berhubungan dengan magnetik sirkuit dari
generator sinkron yang tidak dibebani. Berhubung dalam daerah yang linear, banyak
dari mmf (magnetic moving force) hilang oleh air-gap (celah udara), garis lurus itu
disebut juga air-gap line.
2.5.2 Tes short circuit
Tes arus pendek memberikan informasi tentang kemampuan saat generator
sinkron. Hal ini dilakukan dengan ;
a. Generator diputar di rated speed
b. Sesuaikan lapangan saat ini ke 0
c. Sirkuit pendek terminal
d. Mengukur arus dinamo atau baris saat ini sebagai arus medan meningkat
Dengan menaikkan If, maka akan didapatkan arus jangkar naik secara linier.
13
Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol
dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan :
14
I.Ra=AB=Tegangan jatuh Resistansi Jang-kar
I.Xs = BC= Tegangan jatuh Reaktansi Sinkron.
Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya.
15
OC = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh pada hubung-
singkat.
AB = OC = dengan sudut (90° + ϕ) terhadap OA.
OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan Eo dari
karakteristik beban nol.
Gambar 3. Karakteristik Beban Nol, Hubung Singkat, dan Vektor Arus Medan.
Metoda Potier
Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor XL dan
pengaruh reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan adalah :
Karakteristik Tanpa beban.
Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol.
Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh
dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan
tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya
menghasilkan faktor daya nol, maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus
jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan.
Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut :
1. Pada kecepatan Sinkron dengan beban reaktor, atur arus medan sampai
tegangan nominal dan beban reaktor (arus beban) sampai arus nominal.
2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang
menunjuk-kan nilai arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat
tegangan nominal.
3. Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar
penuh. OB menunjukkan nilai arus medan saat percobaan tersebut.
16
4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB.
5. Melalui titik D tarik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong
kurva beban nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier.
6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian
tegangan akibat reaktansi bocor.
7. AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi
efek magnetisasi akibat raeksi jangkar saat beban penuh.
8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar (JF).
17
2.7 Sistem Eksitasi pada Generator Sinkron
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada
besarnya arus eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
18
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya
arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator
penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus
penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator
penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT
arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan
magnet generator utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama
harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk
menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar bersama
poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat
pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus penguatan kecil
sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan pengatur
tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan. Pengaturan tegangan
otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi
elektronik.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2
menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.
19
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan
keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
20
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik
dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan
dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus
searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot
exciter pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen
yang berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh
penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y
ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar
yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
Dimana :
Pin = Pout + Σ PRugi
Pout = daya keluaran
Pin = daya masukan
Σ Prugi = I2 .R
21
Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
armatur, kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan pada semua belitan pada
mesin, dihitung berdasarkan pada tahanan DC dari lilitan pada suhu 750°C dan
tergantung pada tahanan efektif dari lilitan pada fluks dan frekuensi kerjanya. Rugi
kumparan armatur ( Par = Ia2 . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi
total pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt ( Psh = Ish 2 . Rsh )
bersama – sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr ) sebesar sekitar 20 sampai
30% dari rugi beban penuh
Sangat berkaitan dengan rugi I2R adalah rugi – rugi kontak sikat pada cincin
slip dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan mesin
serempak, dan pada mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap
sebesar 2V keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.
2.9.2Rugi Besi
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan rugi arus
pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin
dengan hanya lilitan peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi ini
dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang berasal dari mulut
celah akan menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama pada sepatu kutub atau
permukaan besi medan. Rugi ini biasanya data diambil untuk suatu kurva rugi – rugi
besi sebagai fungsi dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka rugi besi
dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai harga pada suatu tegangan yang besarnya
sama dengan tegangan ukuran yang merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm
armatur pada saat terbebani. Rugi histerisis (Ph) dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan empiris yang besarnya adalah :
Ph = ηh. Bmax f . v
Dimana :
ηh = koefisien steinmetz histerisis v = volume inti (m3 )
B = kerapatan flux (Wb/m2 ) f = frekuensi (Hz)
22
Dari persamaan, besar koefisien steinmentz histerisis, kerapatan flux dan
volume inti adalah konstan sehingga nilai rugi histerisis adalah merupakan fungsi dari
frekuensi atau ditulis ;
Ph = F (f)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin besar rugi histerisis
yang diperoleh. Adapun rugi arus pusar atau rugi arus eddy tergantung kuadrat dari
kerapatan fluks, frekuensi dan ketebalan dari lapisan pada kedaan mesin normal
besarnya:
Pe = k . Bmax . f2. t2 . V
Dimana : k = konstanta arus pusar yang tergantung pada ketebalan laminasi
masing-masing lempengan dan volume inti armatur.
Oleh karena nilai k dan b adalah konstan, maka besar kecilnya rugi arus pusar
adalah tergantung pada nilai frekuensi kuadrat atau ditulis :
Pe = F (f)2.
Besar rugi besi adalah sekitar 20 sampai 30% dari rugi total pada beban penuh.
2.9.3Rugi Mekanik
- Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini dapat diukur
dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan yang
semestinya tetapi tidak diberi beban dan tidak diteral.
- Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss) akibat adanya celah
udara antara bagian rotor dan bagian stator. Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai
20% dari rugi total pada beban penuh.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non
salient (rotor silinder). Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari
permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata
dengan permukaan rotor. Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub
dan empat kutub, sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat
atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime
mover, frekuensi dan rating daya generator.
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generatorDC,kumparanjangkaradapadabagianrotordanterletakdiantarakutub- kutub
magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator sinkron,
24
konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan stator
karena berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama- sama
dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik.
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan
diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan
magnetsehinggamemotonggarisgarisgaya.Hukumtangankananberlakupadageneratoryai
tu terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah
resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan
penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran
elektron yang terinduksi.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk
menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar
bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari
generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus
penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi.
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antara
lain:
a. Harus mempelajari genertor secara keseluruhan
b. Generator bukan hanya memiliki 2 jenis
c. Mempelajari generator harus paham tentang persamaan GGL Induksi magnetik
d. Generator adalah pembangkit listrik yang menghantarkan arus listrik yang kuat
jadi tidak sembarang untuk membuat sebuah generator pembangkit listri. Terutama
generator pembangkit listrik yang sering kita pakai untuk pemasokan sumber energi
berupa listrik, untuk kebutuhan penerangan jalan dan alat-alat rumah tangga yang lain.
Harus dihitung setiap lilitan tembaga yang berada didalam generatora dan medan
magnet yang berpengarush untuk menghasilkan arus listrik yang sangat besar.
Selain generator, dibutuhkan juga media untuk memutarkan turbin yang
tersambung ke generator. Misalkan: PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), harus air
25
yang mengalir deras supaya bisa memutarkan turbin yang terhubung ke generator
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/
http://eprints.polsri.ac.id/4441/3/FILE%20III.pdf
http://elektrorian.blogspot.com/2013/10/generator-sinkron.html
http://eprints.polsri.ac.id/4441/3/FILE%20III.pdf
26