Anda di halaman 1dari 27

MESIN ARUS BOLAK BALIK

GENERATOR SINKRON
KELOMPOK 2

Disusun Oleh :

Radityo Zanatti 1501617026


Mita Aulia 1501617028
Putri Aji 1501617051
Alif Saptha Sulistyo 1501617067
Rifdah Muslimah 1501617069

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa
putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya
sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan
ditemukannya Generator sinkron atau alternator, telah memberikan hubungan yang
penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara, air, minyak, gas
uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik dalam
rumah tangga dan industri.
Konstruksi umum dari suatu Generator sinkron terdiri dari penggerak mula, rotor atau
bagian yang berputar, stator atau bagian yang diam, dan celah udara antara stator dan
rotor. Konstruksi rotor sendiri terdiri atas Rotor Silinder dan Rotor Kutub Sepatu yang
masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Disamping itu juga perlu rangkaian
eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi pada terminal jangkar. Untuk Generator
sinkron yang besar, rangkaian jangkar diletakkan pada Stator untuk menghindari
timbulnya bunga api jika rangkaian jangkar pada bagian rotor.Untuk Rangkaian Eksitasi
dapat dibagi atas dua yaitu eksitasi dengan sikat dan tanpa sikat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Generator Sinkron ?
2. Bagaimana prinsip kerja Generator Sinkron ?
3. Apa saja bagian-bagian dari Generator Sinkron ?
4. Apa saja karakteristik dari Generator Sinkron ?
5. Bagaimana cara menguji Generator Sinkron ?
6. Bagaimana pengaturan tegangan pada Generator Sinkron ?
7. Apa yang dimaksud dengan sistem eksistasi pada Generator Sinkron ?
8. Bagaimana mencari efisiensi pada Generator Sinkron ?
9. Bagaimana mencari rugi daya pada Generator Sinkron

1
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas pengganti UTS mata kuliah Mesin Arus Bolak-Balik
2. Untuk mengetahui apa itu Generator Sinkron
3. Untuk mengetahui prinsip kerja Generator Sinkron
4. Untuk mengetahui bagian-bagian dari Generator Sinkron
5. Untuk mengetahui karakteristik dari Generator Sinkron
6. Untuk mengetahui cara menguji Generator Sinkron
7. Untuk mengetahui pengaturan tegangan pada Generator Sinkron
8. Untuk mengetahui sistem eksistasi pada Generator Sinkron
9. Untuk mengetahui nilai efisiensi pada Generator Sinkron
10. Untuk mengetahui rugi daya pada Generator Sinkron

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Generator Sinkron


Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan magnet.
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor
dengan kutub – kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan
putar pada stator. Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk
menghasilkan medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime
mover menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient
(rotor silinder). Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor
sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor.
Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub, sedangkan
rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan
konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya
generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke atas pada frekuensi 50 Hz dan rating
daya sekitar 10 MVA menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10
MVA dan kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu.

2.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron


Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet
homogen maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Prinsip kerja
nya sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan
menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga
menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus
jangkar. Jadi diesel akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar
menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor dan stator lalu
menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu utara

3
dan selatan, maka pada 90° pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada
sudut 270 ° kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus
menerus/continue.
Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik. Pada
mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub
eksternal/ external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan
rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga
menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi
permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator),
yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan
pada rangkaian stator.
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara kutub- kutub
magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator sinkron,
konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena
berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama- sama dengan kutub
magnet diputar oleh tenaga mekanik.
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan
diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet
sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator yaitu
terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar,
telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang

digerakkan.
Gambar prinsip kerja generator sinkron

Prinsip kerja dari generator sinkron dapat dinyatakan sebagai berikut :

4
 Rotor disuplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan fluks magnet ɸf .
 Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
 Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
 Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan putaran rotor yang
dinyatakan dalam :

p n pn
F= x =
2 60 120
dimana :F = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
n = kecepatan putaran motor (rpm)
Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armatur per fasa
adalah :
Ea
= 4,44 . F . M . ɸ . K d
ph
Dimana : Ea = Gaya gerak listrik armatur fasa (volt)
F = Frekuensi output generator
M = jumlah kumparan per fasa, Z/2
Z = Jumlah konduktor seluruh slot per fasa
Kd = Faktor distribusi

2.3 Bagian- bagian Generator Sinkron


2.3.1 Stator
Stator adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima
induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui
armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat
konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak). Stator dari
mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk laminasi untuk
mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti
permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.

5
Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses).
Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya. Untuk menghindari arus pusar dan panas
yang timbul, maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan isolasi satu
terhadap yang lain.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot
dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki
sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

2.3.2 Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor
dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan dihasilkan dan akan
diinduksikan ke stator. Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
 Inti kutub
 Kumparan medan

Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki
fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya,
ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya
sentrifugal yang besar.

6
Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non
salient pole (kutub silinder).

a. Rotor Bentuk Menonjol (Salient Pole)


Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari
permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika
belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan
akan membentuk kutub berlawanan. Rotor kutub menonjol akan
mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising jika diputar
dengan kecepatan tinggi dan konstruksi kutub menonjol tidak cukup
kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila diputar dengan
kecepatan tinggi.

b. Rotor Bentuk Silinder (Non-Salient Pole)


Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron
dengan kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm). Rotor silinder
baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena konstruksinya
memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan putar tinggi dan
distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus
sehingga lebih baik dari kutub menonjol.

2.4 Karakteristik Generator Sinkron


2.4.1 Generator sinkron keadaan jalan tanpa beban
Pada generator sinkron keadaan jalan tanpa beban yaitu arus armatur Ia = 0.
Dengan demikian besar tegangan terminal adalah ;

7
Vt = Ea = Eo
Oleh karena besar ggl armatur adalah merupakan fungsi dari flux magnit, maka
ggl armatur juga ditulis :
Ea = f (Φ)
jika arus penguat medan diatur besarnya maka akan diikuti kenaikan flux dan
akhirnya juga pada ggl armatur. Pengaturan arus penguat medan pada keadaan tertentu
besarnya, akan didapatkan besar ggl pada armatur tanpa beban dalam keadaan saturasi.
Secara grafik hubungan antara arus penguat medan (If) dan Ea terlukis pada gambar

(a)

(b)
Gambar (a) rangkaian ekuivalen generator sinkron tanpa beban
Gambar (b) kurva karakteristik generator sinkron tanpa beban
Keterangan:
If = arus kumparan medan atau arus penguat
Rf = hambatan kumparan medan
Ra = hambatan armatur
XL = reaktansi bocor (raktansi armatur)
Vt = tegangan output
Ea = gaya gerak listrik armature
2.4.2 Generator sinkron berbeban

8
Dengan adanya beban yang terpasang pada output generator sinkron, maka
segera mengalir arus armatur (Ia). Dengan adanya arus armatur ini, pada kumparan
armatur atau kumparan jangkar timbul flux putar jangkar (Φa). Flux putar jangkar ini
bersifat mengurangi atau menambah flux putar yang dihasilkan oleh kumparan rotor
(Φf). Hal ini bergantung pada faktor daya beban.

Pengaruh factor daya beban terhadap flux rotor


Keterangan :

a. Faktor daya beban (PF) = 1, berarti arus armatur sefase dengan tegangan beban.
Pada keadaan ini flux putar jangkar adalah mendahului 90˚ terhadap flux putar
utama (rotor). Interaksi dari kedua flux putar tersebut menghasilkan flux putar baru
yang cacat. Akibatnya tegangan keluaran generator juga tidak sinus murni, maka
kejadian ini harus dihindarkan.

b. Pada factor daya beban tertinggal (PF) = 0, berarti arus armatur tertinggal 90˚
terhadap tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar berada sefase 180˚
terhadap flux putar utama. Interaksi dari kedua flux putar tersebut menyebabkan
terjadinya pengurangan besar flux rotor, dan kejadian ini disebut “demagnetisasi”.
Jika proses demagnetisasi terejadi, maka ggl armatur yang dihasilkan oleh generator
akan berkurang. Untuk menjaga agar ggl armatur besarnya tetap, maka arus penguat

9
medan (If) harus diperbesar.

c. Pada faktor daya beban mendahului (PF=0), berarti arus armatur mendahului 90˚
terhadap tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux armatur)

akan sefase dengan flux putar rotor. (Posisi Φa pada PF=1 digeser ke kanan 900.
Akibat interaksi dari flux ini dihasilkan flux baru yang bertambah besar terhadap
flux rotor. Proses ini disebut magnetisasi. Jika proses magnetisasi terejadi, maka ggl
armatur yang ditimbulkan akan bertambah besar. Untuk menjaga agar ggl armatur
besarnya tetap, maka arus penguat medan (If) dikurangi.

d. Pada faktor daya beban menengah adalah beda fase antara arus armatur (Ia) dan
tegangan beban 0 sampai 90˚ mendahului atau tertinggal. Untuk beda fase 0 sampai
90˚, arus armatur mendahului terhadap tegangan beban disebut mendahului
(leading). Sedangkan untuk beda fase 0 sampai 90˚, arus armatur tertinggal
terhadap tegangan beban disebut faktor daya tertinggal (lagging) Pada faktor daya
(PF) beban menengah mendahului, flux armatur yang timbul fasenya agak bergeser
ke kanan terhadap flux putar rotor. Sehinnga pada kejadian ini terjadi proses
demagnetisasi sebagian dan bentuk sinyal ggl armatur yang dihasilkan agak sedikit
cacat.
Proses kejadian tersebut diatas dinamakandinamakan reaksi jangkar atau
reaksi armatur.
Dengan adanya flux putar armatur akibat timbulnya arus armatur, maka pada
kumparan muncul reaktansi pemagnit Xm. Reaktansi pemagnit bersama-sama
dengan raktansi bocor dikenal dengan nama reaktansi sinkron (Xs) dan secara
matematis ditulis
Xs = XL + Xm
Dengan demikian rangkaian listrik untuk generator sinkron berbeban adalah ;

Rangkaian listrik generator sinkron berbeban

10
Secara vektoris besar ggl armatur tanpa beban E o pada factor daya beban =1. PF
tertinggal dan PF mendahului adalah sebagai berikut :
PF = 1
Diagram vektor dari generator serempak beban unity

PF = tertinggal

Diagram vektor dari generator serempak beban induktif


PF = mendahului

Diagram vector dari generator serempak beban kapasitif

11
Pada generator sinkron berbeban timbul reaktansi pemagnit (Xm), maka timbul jatuh
tegangan ggl pada armatur tanpa beban sebesar Ia.Xm. sehingga besar ggl armature
pada generator berbeban adalah :
Ea = Eo – Ia.Xm

2.5 Tes Generator Sinkron


2.5.1 Tes Open Circuit
Tes sirkuit terbuka atau tes tanpa beban dilakukan berdasarkan dengan :
a. Generator diputar dengan kecepatan nominal
b. Tidak ada beban terhubung pada terminal
c. Arus beban dinaikkan dari 0 sampai maksimum
d. Catat nilai tegangan terminal dan arus medan saat ini

Circuit diagram tes rangkaian terbuka


Dengan terminal terbuka, IA = 0, sehingga EA = Vφ. Dengan demikian
memungkinkan untuk membuat grafik EA atau VT vs IF. plot ini disebut open-circuit
characteristic (OCC) atau karakteristik sirkuit terbuka dari generator.
Dengan karakteristik ini memungkinkan untuk menemukan hasil tegangan internal
generator untuk setiap lapangan saat tertentu.

12
Karakteristik tak berbeban
OCC mengikuti sebuah garis lurus yang berhubungan dengan magnetik sirkuit dari
generator sinkron yang tidak dibebani. Berhubung dalam daerah yang linear, banyak
dari mmf (magnetic moving force) hilang oleh air-gap (celah udara), garis lurus itu
disebut juga air-gap line.
2.5.2 Tes short circuit
Tes arus pendek memberikan informasi tentang kemampuan saat generator
sinkron. Hal ini dilakukan dengan ;
a. Generator diputar di rated speed
b. Sesuaikan lapangan saat ini ke 0
c. Sirkuit pendek terminal
d. Mengukur arus dinamo atau baris saat ini sebagai arus medan meningkat

Kurva hubung singkat dapat diperoleh dengan menghubung singkatkan kumparan


jangkar melalui sebuah ampere meter dan generator diputar pada putaran sinkron.

Dengan menaikkan If, maka akan didapatkan arus jangkar naik secara linier.

Karakteristik hubung singkat generator sinkron


SCC (short circuit characteristic) pada dasarnya sebuah garis lurus. Untuk mengerti
kenapa karakteristiknya sebuah garis lurus, lihatlah rangkaian equivalent dibawah
saat terminalnya di short sirkuit
Saat terminal short sirkuit, tegangan armatur IA adalah ;
IA = Vt + JXs

2.6 Pengaturan Tegangan Generator Sinkron

13
Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol
dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan :

Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan


Eo pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh faktor daya dan besarnya arus jangkar (Ia)
yang mengalir.
Untuk menentukan pengaturan tegangan dari generator adalah dengan memanfaatkan
karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil percobaan dan
pengukuran tahanan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering digunakan untuk
menentukan pengaturan tegangan tersebut, yaitu :
 Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL.
 Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM.
 Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier.

Metoda Impedansi Sinkron


Untuk menentukan pangaturan tegangan dengan menggunakan Metoda Impedansi
Sinkron, langkah-langkahnya sebagai berikut :
 Tentukan nilai impedansi Sinkron dari karakteristik tanpa beban dan karakteristik
hubung singkat.
 Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan.
 Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs.
 Hitung harga tegangan tanpa beban Eo.
 Hitung persentase pengaturan tegangan.

Gambar 1. Vektor Diagram Pf “Lagging”


Eo =OC = Tegangan tanpa beban
V =OA = Tegangan terminal

14
I.Ra=AB=Tegangan jatuh Resistansi Jang-kar
I.Xs = BC= Tegangan jatuh Reaktansi Sinkron.

Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya.

Metoda Amper Lilit


Perhitungan dengan Metoda Amper Lilit berdasarkan data yang diperoleh dari
percobaan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini reaktansi bocor XL
diabaikan dan reaksi jangkar diperhitungkan.
Adapun langkah-langkah menentukan nilai arus medan yang diperlukan untuk
memperoleh tegangan terminal generator saat diberi beban penuh, adalah sebagai berikut :
 Tentukan nilai arus medan (Vektor OA) dari percobaan beban nol yang diperlukan
untuk mendapatkan tegangan nominal generator.
 Tentukan nilai arus medan (Vektor AB) dari percobaan hubung singkat yang
diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh generator.
 Gambarkan diagram vektornya dengan memperhatikan faktor dayanya:
•untuk faktor daya “Lagging” dengan sudut (90° + ϕ)
• untuk faktor daya “Leading” dengan sudut (90° – ϕ)
• untuk faktor daya “Unity” dengan sudut (90°). perhatikan gambar 2a,b,c.
 Hitung nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB.

Gambar 2. Vektor Arus Medan

OA = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal.

15
OC = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh pada hubung-
singkat.
AB = OC = dengan sudut (90° + ϕ) terhadap OA.
OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan Eo dari
karakteristik beban nol.

Gambar 3. Karakteristik Beban Nol, Hubung Singkat, dan Vektor Arus Medan.

Metoda Potier
Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor XL dan
pengaruh reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan adalah :
 Karakteristik Tanpa beban.
 Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol.
Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh
dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan
tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya
menghasilkan faktor daya nol, maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus
jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan.
Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut :
1. Pada kecepatan Sinkron dengan beban reaktor, atur arus medan sampai
tegangan nominal dan beban reaktor (arus beban) sampai arus nominal.
2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang
menunjuk-kan nilai arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat
tegangan nominal.
3. Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar
penuh. OB menunjukkan nilai arus medan saat percobaan tersebut.

16
4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB.
5. Melalui titik D tarik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong
kurva beban nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier.
6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian
tegangan akibat reaktansi bocor.
7. AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi
efek magnetisasi akibat raeksi jangkar saat beban penuh.
8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar (JF).

Gambar 4. Diagram Potier.


Dari gambar Diagram Potier diatas, bisa dilihat bahwa :
 V nilai tegangan terminal saat beban penuh.
 V ditambah JF (I.Xl) menghasilkan tegangan E.
 BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar.
 Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan
untuk tegangan tanpa beban Eo bisa diketahui.
Vektor diagram yang terlihat pada diagram Potier bisa digambarkan secara terpisah seperti
terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Vektor Diagram Potier.

17
2.7 Sistem Eksitasi pada Generator Sinkron
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada
besarnya arus eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).

A. Sistem Eksitasi dengan sikat


Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih
dahulu dengan menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama
(main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke
main exciter

Gambar 1. Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).

Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)


Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt
yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat
(exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya.

18
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya
arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator
penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus
penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator
penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT
arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan
magnet generator utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama
harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk
menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar bersama
poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat
pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus penguatan kecil
sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan pengatur
tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan. Pengaturan tegangan
otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi
elektronik.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2
menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.

B. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)


Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang
relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa
menggunakan sikat (brushless excitation.
Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara
lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi

19
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan
keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi

Gambar 2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy)


Keterangan gambar:
ME : Main Exciter V : Tegangan Generator
MG : Main Generator AC : Alternating Current
PE : Pilot Exciter DC : Direct Current
AVR : Automatic Voltage Regulator

Gambar 3. Sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)

Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)

20
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik
dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan
dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus
searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot
exciter pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen
yang berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh
penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y
ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar
yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.

2.8 Efisiensi Generator Sinkron


Efisiensi generator adalah perbandingan antara daya output dengan daya input. Seperti
halnya dengan mesin- mesin listrik lainnya, maupun transformator, maka efisiensi generator
sinkron dapat dituliskan seperti persamaan :
Pout
η = Pin 𝑋 100 %

Dimana :
Pin = Pout + Σ PRugi
Pout = daya keluaran
Pin = daya masukan
Σ Prugi = I2 .R

2.9 Rugi Daya pada Generator Sinkron


2.9.1 Rugi Listrik

21
Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
armatur, kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan pada semua belitan pada
mesin, dihitung berdasarkan pada tahanan DC dari lilitan pada suhu 750°C dan
tergantung pada tahanan efektif dari lilitan pada fluks dan frekuensi kerjanya. Rugi
kumparan armatur ( Par = Ia2 . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi
total pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt ( Psh = Ish 2 . Rsh )
bersama – sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr ) sebesar sekitar 20 sampai
30% dari rugi beban penuh
Sangat berkaitan dengan rugi I2R adalah rugi – rugi kontak sikat pada cincin
slip dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan mesin
serempak, dan pada mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap
sebesar 2V keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.

2.9.2Rugi Besi
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan rugi arus
pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin
dengan hanya lilitan peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi ini
dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang berasal dari mulut
celah akan menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama pada sepatu kutub atau
permukaan besi medan. Rugi ini biasanya data diambil untuk suatu kurva rugi – rugi
besi sebagai fungsi dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka rugi besi
dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai harga pada suatu tegangan yang besarnya
sama dengan tegangan ukuran yang merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm
armatur pada saat terbebani. Rugi histerisis (Ph) dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan empiris yang besarnya adalah :
Ph = ηh. Bmax f . v
Dimana :
ηh = koefisien steinmetz histerisis v = volume inti (m3 )
B = kerapatan flux (Wb/m2 ) f = frekuensi (Hz)

22
Dari persamaan, besar koefisien steinmentz histerisis, kerapatan flux dan
volume inti adalah konstan sehingga nilai rugi histerisis adalah merupakan fungsi dari
frekuensi atau ditulis ;
Ph = F (f)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin besar rugi histerisis
yang diperoleh. Adapun rugi arus pusar atau rugi arus eddy tergantung kuadrat dari
kerapatan fluks, frekuensi dan ketebalan dari lapisan pada kedaan mesin normal
besarnya:
Pe = k . Bmax . f2. t2 . V
Dimana : k = konstanta arus pusar yang tergantung pada ketebalan laminasi
masing-masing lempengan dan volume inti armatur.
Oleh karena nilai k dan b adalah konstan, maka besar kecilnya rugi arus pusar
adalah tergantung pada nilai frekuensi kuadrat atau ditulis :
Pe = F (f)2.

Besar rugi besi adalah sekitar 20 sampai 30% dari rugi total pada beban penuh.

2.9.3Rugi Mekanik
- Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini dapat diukur
dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan yang
semestinya tetapi tidak diberi beban dan tidak diteral.
- Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss) akibat adanya celah
udara antara bagian rotor dan bagian stator. Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai
20% dari rugi total pada beban penuh.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non
salient (rotor silinder). Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari
permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata
dengan permukaan rotor. Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub
dan empat kutub, sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat
atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime
mover, frekuensi dan rating daya generator.
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generatorDC,kumparanjangkaradapadabagianrotordanterletakdiantarakutub- kutub
magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator sinkron,

24
konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan stator
karena berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama- sama
dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik.
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan
diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan
magnetsehinggamemotonggarisgarisgaya.Hukumtangankananberlakupadageneratoryai
tu terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah
resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan
penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran
elektron yang terinduksi.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk
menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar
bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari
generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus
penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi.

3.2 Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antara
lain:
a. Harus mempelajari genertor secara keseluruhan
b. Generator bukan hanya memiliki 2 jenis
c. Mempelajari generator harus paham tentang persamaan GGL Induksi magnetik
d. Generator adalah pembangkit listrik yang menghantarkan arus listrik yang kuat
jadi tidak sembarang untuk membuat sebuah generator pembangkit listri. Terutama
generator pembangkit listrik yang sering kita pakai untuk pemasokan sumber energi
berupa listrik, untuk kebutuhan penerangan jalan dan alat-alat rumah tangga yang lain.
Harus dihitung setiap lilitan tembaga yang berada didalam generatora dan medan
magnet yang berpengarush untuk menghasilkan arus listrik yang sangat besar.
Selain generator, dibutuhkan juga media untuk memutarkan turbin yang
tersambung ke generator. Misalkan: PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), harus air

25
yang mengalir deras supaya bisa memutarkan turbin yang terhubung ke generator
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/

http://eprints.polsri.ac.id/4441/3/FILE%20III.pdf

http://elektrorian.blogspot.com/2013/10/generator-sinkron.html

http://eprints.polsri.ac.id/4441/3/FILE%20III.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai