Anda di halaman 1dari 35

Generator AC

Disusun Oleh :

Faisal Surya Adzan (03021381722097)

Giofan Abdi Albhara (03021381722087)

Hariz Audirahmawan (03021381722107)

Rahmadan Murtadho (03021381722101)

KELAS A

KAMPUS PALEMBANG

Dosen Pembimbing :

Ir. Sri Agustina

196108181990032003

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2018

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1


Generator AC
A. Pengertian generator AC
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime
mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu
arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang
bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF (Electromotive Force) pada
kumparan rotor.

Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime
mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan
medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan
pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu Utara dan Selatan, maka pada 900
pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 2700 kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus. Bentuk tegangan
seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.

Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau alternator.
Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses
perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat
untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga. Dalam generator arus bolak-balik
bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan
lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2


Sistem Start
Ada tiga macam jenis start yang dapat dilakukan pada generator yaitu :
1. Start Dengan Penggerak Mula
Sistem start dengan penggerak mula biasanya berupa mesin diesel untuk kapasitas
daya yang kecil, turbin air atau turbin uap untuk kapasitas daya menengah dan
turbin uap untuk kapasitas daya yang sangat besar.
2. Pengubah Frekuensi
Motor sinkron mendapat pengisian dari sebuah generator sinkron khusus. Pengisian
dilakukan dengan arus tukar berfrekuensi variabel dari hampir nol hingga mencapai
frekuensi nominal, dengan demikian motor sinkron mengalami start mulai putaran
hampir nol hingga mencapai putaran nominal.
3. Sebagai Generator Rotor Sangkar
Rotor mesin dilengkapi suatu belitan yang bekerja sebagai sangkar asinkron, dengan
demikian selama start mesin bekerja sebagai motor tak serempak, dengan start
asinkron pada kumparan medan dapat dihasilkan gaya-gaya gerak listrik yang
tinggi, disebabkan jumlah lilitan magnet yang biasanya besar. Gaya gerak listrik
yang tinggi ini bukan saja dapat merusak mesin, melainkan dapat juga menimbulkan
bahaya bagi personil yang melayani mesin sinkron itu, untuk menghindari bahaya
ini kumparan magnet selama start dapat dibagi dalam beberapa belitan, yang
masing-masing dihubungsingkatkan. Setelah mencapai putaran sinkron, hubungan
ini dilepaskan. Sistem start yang digunakan pada generator set GSC 05 adalah
dengan penggerak mula.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 3


B. Prinsip kerja generator AC
Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik
Faraday. Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran medan magnetik dalam
kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan medan terletak pada bagian yang sama
dengan rotor dari generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
1. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.
2. Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang diinduksikan.
3. Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Secara matematis rumus besar tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut :

ε = N .B .ω
Keterangan:
ε = besarnya tegangan (V)
N = banyaknya lilitan
B = kuat medan magnetik (T)
ω = kecepatan putar dari generator (rad/s)

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang


menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka
pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. proses terjadinya tenaga mekanik
ke tenaga listrik ada beberapa syarat yaitu:

1. Adanya fluks yang ditimbukan oleh dua buah kutub magnet.


2. Adanya kawat penghantar.
3. Adanya putaran yang menyebabkan penghantar memotong fluks - fluks magnet

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 4


Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan
diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet
sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan
arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan
penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron
yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan. Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan diam atau medan
magnet dibuat diam dan medan magnet berputar.

a. Ketika kumparan diputar didalam medan magnet,satu sisi kumparan(biru) bergerak


ketas sedang lainnya(kuning)bergerak kebawah
b. Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang semakin sedikit, sehingga
pada kedua sisi kumparan mengalir arus listrik mengitari kumparan mengalir arus
listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid.
c. Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet
sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada kumparan.
d. Pada posisi ini kumparan mendapat garis – garis magnet maksimum.
e. Kumparan terus berputar hingga sisi biri bergerak kebawah dan sisi kuning bergerak
keatas.
f. Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang bertambah banyak,
sehingga pada setiap sisi kumparan mengalir arus listrik yang berlawanan hingga

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 5


posisi kumparan sinusoidal. Kumparan terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas
dan sisi kuning bergerak kebawah.
g. Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator
rator diberi eksitasi. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka
tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang
sinusoidal.
h. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan masyarakat

C. Bagian-bagian generator AC
 Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak putar
mesin untuk memutar alternator.

 Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun kumparan pada
alternator.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 6


 Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang dihasilkan
tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan
melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat dua sikat yaitu sikat positip
berhubungan dengan terminal F, sikat negatip berhubungan dengan massa atau terminal E.
Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang
dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding
dengan putaran mesin.

 Rotor alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir dari positip
baterai, variable resistor, amper meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke negatip baterai.
Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi magnet, saat tahanan pada
variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat besar, magnet pada rotor sangat kuat,
namun bila tahanan variable resistor besar maka arus yang mengalir ke rotor coil menjadi
kecil sehingga kemagnetan juga menjadi kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka
voltmeter yang dipasang pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat
tahanan variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 7


 Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong medan
magnet dari rotor.Stator terdiri dari stator core (inti stator) dan stator coil. Disain stator coil
ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model “Y”, ketiga ujung kumparan
tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” (neutral point). Pada
model delta ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model
ini tidak memiliki terminal neutral (N). Stator coil menghasilkan arus listrik AC tiga
phase. Tiap ujung stator dihubungkan ke diode positip dan diode negatip.

 Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada altenator terdapat
dua sikat, yaitu :
1. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2. Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E

Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi gesekan
antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak sikat dengan slip ring
harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik
maka sikat ditekan oleh pegas.

Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator, karena
cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor coil berkurang,
akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 8


kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan altenator menurun. Bila sikat suda
pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan
dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran
listrik ke rotor coil terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan
listrik, tidak terjadi proses pengisian.

Sikat patah dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat merakit
altenator. Saat rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada kondisi tersebut
bila seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga sikat patah
dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk menghindari hal tersebut
maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan menggunakan kawat yang
dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila sikat sudah tertahan oleh kawat
maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.

 Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator.
Arus yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang, namun
saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada putaran 2000 rpm sebesar 30 A
atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban listriknya. Tegangan yang dihasilkan
altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-14,8 Volt. Regulator mekanik 6 terminal mempunyai
terminal E, F, N, B, IG dan L. Pada regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage
regulator yang berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan voltage relay yang

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 9


berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian sebagai indikasi
sistem pengisian berfungsi.

Pola susunan terminal pada regulator tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B, sedangkan pola
susunan terminal pada regulator tipe B adalah B,L,E dan F,N,IG. Meskipun terminal
regulator mempunyai pola tertentu, namun kita sering mengalami kesulitan dalam
menentukan terminal regulator, sehingga kita kesulitan menentukan apakah regulator tertentu
tipa A atau tipe B.

D. Teori Timbulnya GGL Listrik Karena Lilitan Memotong Fluksi


Induksi elektromagnetik dapat dikatakan sebagai proses perubahan energi mekanik
(energi kinetic) menjadi energi listrik. Proses perubahan energi ini, berkaitan dengan
konsep fluks magnetik. Kita mulai dengan mempelajari Fluks magnetik dan Huhum
Faraday secara kuantitatif.
a. Fluks magnetik
Fluks magnetik didefinisikan sebagai hasil kali antara komponen induksi magnetik
dengan luas bidang. Hukum Lenz : “ Arah arus induksi adalah sedemikian sehingga medan
magnetik yang ditimbulkannya berlawanan dengan arah medan magnetik yang menimbulkan
arus induksi itu”.
b. Penerapan Konsep Induksi Elektromagnetik
1. Dynamo/Generator AC
2. Generator DC
3. Transformator

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 10


Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator
mekanik (konvensional) maupun dengan IC regulator. Komponen sistem pengisian regulator
mekanik terdiri dari :
a. Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang
dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC
digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
b. Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator dengan
cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur
hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
c. Sekring untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat
hubungan singkat.
d. Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e
regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk menghasilkan
magnet pada altenator.

E. Macam-macam pembagian generator AC


Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu
1. Generator 1 fasa

Generator AC yang menghasilkan listrik fasa tunggal adalah generator yang di


dalamnya hanya memiliki satu kumparan kawat (armature), atau beberapa kumparan kawat
yang tersusun secara seri.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 11


(a) Alternator Dengan Satu Putaran Lilitan Kumparan Sebagai Rotor

Gambar (a) adalah sebuah generator AC dengan kumparan kawat sebagai rotor.
Tampak pada grafik dibawahnya bahwa dengan satu putaran lilitan kumparan mampu
menghasilkan listrik AC fasa tunggal.

(b) Alternator Dengan Beberapa Putaran Lilitan Kumparan Sebagai Rotor

Gambar (b) juga sama seperti gambar (a), yakni sebuah alternator dengan kumparan
sebagai rotor. Hanya saja lilitan kumparan diperbanyak menjadi beberapa kali. Hal ini akan
menghasilkan arus listrik AC fasa tungggal dengan frekuensi yang sama seperti gambar (a),
namun memiliki nilai voltase yang berlipat ganda sesuai dengan jumlah lilitan kumparan.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 12


(c) Alternator Dengan Satu Pasang Kumparan Sebagai Stator

Gambar (c) dan (d) adalah generator AC tipe medan magnet sebagai rotor, sehingga
kawat kumparan didesain berada di sisi stator. Nampak pada gambar (c), stator tersusun atas
dua sisi kumparan yang saling terhubung secara seri. Selain itu arah putaran lilitan kumparan
antara yang satu dengan yang lainnya nampak saling berkebalikan, hal ini dikarenakan tiap-
tiap kumparan akan menghadap ke medan magnet dengan kutub yang berbeda. Dengan
desain demikian akan membuat arah arus listrik yang terbangkitkan akan selalu searah antara
kumparan yang satu dengan yang lainnya.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 13


(d) Alternator Dengan Dua Pasang Kumparan Sebagai Stator

Generator gambar (d) merupakan pengembangan dari desain (c), dimana kumparan
kawat bertambah menjadi empat kumparan dan begitu pula dengan kutub magnet yang juga
menjadi empat kutub. Lilitan kumparan saling terhubung secara seri sesuai dengan gambar di
atas. Dengan desain semacam ini, untuk setiap 90o putaran rotor, kutub voltase listrik akan
berubah arah dari positif ke negatif ataupun sebaliknya. Sehingga di setiap satu putaran rotor
akan tercipta dua gelombang penuh listrik AC. Selain itu karena kumparan dihubungkan
secara seri dan output tegangan berupa satu fase, maka besar tegangan listrik total yang
dihasilkan oleh generator ini sebanyak empat kali tegangan yang dihasilkan oleh masing-
masing kumparan. Dengan kata lain dua kali lebih besar dibandingkan dengan tegangan
listrik yang dihasilkan oleh generator (c).

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 14


2. Generator 3 fasa

Generator tiga fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan generator satu fasa.
Pembeda paling utama adalah digunakannya tiga kumparan kawat yang saling terhubung
dengan konfigurasi khusus. Jika pada alternator satu fasa beberapa kumparan dihubungkan
secara seri akan menghasilkan tegangan listrik AC yang lebih besar, maka pada alternator
tiga fasa koneksi antar ketiga kumparan kawat akan menghasilkan tiga gelombang voltase
listrik AC yang saling mendahului.

Koneksi Antar Kumparan Pada Alternator AC

Tiga kumparan kawat, diposisikan sebagai rotor ataupun stator alternator, disusun
sedemikian rupa sehingga diantara ketiganya memiliki jarak sudut 120o. Masing-masing
kumparan memiliki dua ujung kawat yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan ujung
kawat kumparan lainnya dengan bentuk konfigurasi delta (Δ) atau wye(Y) seperti pada

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 15


gambar di atas. Sedangkan ujung-ujung kawat kumparan lainnya berfungsi sebagai output
untuk menyalurkan energi listrik AC yang terbangkitkan keluar generator.

3 Kumparan Sebagai Stator Alternator Saling Terhubung dengan Koneksi Y

Tegangan listrik keluaran alternator AC tiga fasa membentuk tiga buah gelombang
sinus jika diproyeksikan ke dalam sebuah grafik. Ketiga gelombang tersebut memiliki
frekuensi yang sama persis, namun saling memiliki jarak sepertiga gelombang antara satu
gelombang dengan gelombang lainnya. Dibawah ini adalah sebuah animasi proses
pembentukan gelombang listrik AC dari sebuah alternator. Titik-titik merah, biru, dan hijau
adalah posisi dimana kumparan kawat harus diletakan serta merepresentasikan fase satu, dua,
dan tiga.

Pembangkitan Listrik AC Tiga Fasa

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 16


F. Rumus Perhitungan yang Terdapat Pada Generator AC

1. Menentukan Frekuensi Generator


Kecepatan dan jumlah kutub derajat ac menentukan frekuensi tegangan yang
dibangkitkan. Jika generator mempunyai dua kutub ( Utara dan Selatan ) dan
kumparan berputar pada kecepatan satu putaran perdetik, maka frekuensi akan berubah
manjadi siklus per detik. Rumus untuk mementukan frekuensi generator adalah :

𝑝𝑥𝑛
𝑓=
120
Keterangan :
f = Frekuensi tegangan yang diinduksikan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor per menit (rpm)

2. Menghitung Tegangan GGL pada Generator AC


Secara umum rumus untuk GGL dari generator dapat dituliskan sebagai berikut :

𝐸 = 4 . 𝑓 . 𝑓𝑣 . Φ . W . 10−8 Volt
Keterangan :
E = Tegangan GGL generator (V)
f = frekuensi generator (Hz)
fv = faktor efektif = 1,111
fw = faktor lilitan (untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator
fasa tiga adalah 0,96)
Φ = fluks (garis gaya = 108 maxwell)
W = lilitan

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 17


3. Menghitung Besar Tegangan pada Generator AC
Secara matematis rumus besar tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut :

ε = N .B .ω
Keterangan:
ε = besarnya tegangan (V)
N = banyaknya lilitan
B = kuat medan magnetik (T)
ω = kecepatan putar dari generator (rad/s)

4. Menghitung Besar Tegangan Maksimal pada Generator AC

𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = N . B . A . ω
Keterangan:
ε = besarnya tegangan (V)
N = banyaknya lilitan
B = kuat medan magnetik (T)
ω = kecepatan putar dari generator (rad/s)
A = Luas Penampang (m2)

5. Menghitung Arus Maksimum pada Generator AC


𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
Keterangan:
I = Arus Maksimum (A)
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = Besar Tegangan Maksimal (V)
R = Hambatan (Ω)

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 18


6. Rugi – Rugi Generarator Sinkron
Rugi – rugi total yang terjadi pada generator sinkron terdiri dari rugi – rugi tembaga,
rugi besi dan rugi mekanik.

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 + 𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡


1. Rugi Listrik

Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan armatur,
kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan pada semua belitan pada mesin, dihitung
berdasarkan pada tahanan dc dari lilitan pada suhu 750 C dan tergantung pada tahanan efektif
dari lilitan pada fluks dan frekuensi kerjanya. Rugi kumparan armatur ( Par = Ia2 . Ra ) sebesar
sekitar 30 sampai 40% dari rugi total pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan
shunt ( Psh = Ish2 . Rsh ) bersama – sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr2 . Rsr ) sebesar
sekitar 20% sampai 30% dari rugi beban penuh.

Sangat berkaitan dengan rugi I2 R adalah rugi – rugi kontak sikat pada cincin slip
dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan mesin serempak, dan
pada mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap sebesar 2V
keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.

2. Rugi Besi

Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan rugi arus pusar
atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin dengan hanya
lilitan peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi ini dialami oleh besi
armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang berasal dari mulut celah akan
menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama pada sepatu kutub atau permukaan besi
medan. Rugi ini biasanya data diambil untuk suatu kurva rugi – rugi besi sebagai fungsi
dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka rugi besi dalam keadaan terbebani
ditentukan sebagai harga pada suatu tegangan yang besarnya sama dengan tegangan
ukuran yang merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm armatur pada saat
terbebani. Rugi histerisis (Ph) dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan empiris yang
besarnya adalah :

𝑃ℎ = 𝜂ℎ . 𝐵𝑚𝑎𝑥 1,6 . 𝑓 . 𝑣 (𝑊𝑎𝑡𝑡)


TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 19
Keterangan :

𝜂ℎ = koefisien steinmetz histerisis. Perhatikan tabel 2.1 tentang nilai dari


bermacam macam bahan baja .
B = kerapatan flux (Wb/m2atau T)
v = volume inti (m3 )
f = frekuensi (Hz)

3. Rugi Mekanik

Rugi mekanik terdiri dari :

 Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini dapat diukur
dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan yang
semestinya tetapi tidak diberi beban dan tidak diteral.
 Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss) akibat adanya celah
udara antara bagian rotor dan bagian stator. Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai 20%
dari rugi total pada beban penuh.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 20


7. Arus Stator
Rugi-rugi belitan akhir dan belitan terselubung maksimum per satuan volume
didapatkan besaran rugi-rugi maksimum tembaga :

𝑃𝑐𝑢, 𝑠 = 3𝐼2𝑠 𝑥 𝑅𝑠.................................................................. 1

𝑃𝑐𝑢,𝑠
𝐼 2𝑠 = .............................................................................. 2
3 . 𝑅𝑠

√𝑃𝑐𝑢,𝑠
𝐼𝑠 = ............................................................................ 3
3 .𝑅𝑠

Keterangan :

Pcu,s = Rugi-rugi tembaga stator (watt)

Is = Arus stator maksimum (ampere)

Rs = Resistansi belitan stator ( ohm )

8. Arus Rotor
Oleh karena pemanasan rotor sama dengan pemanasan stator maka persamaan
pembatasnya pun mempunyai bentuk yang sama yaitu :

𝑃𝑐𝑢, 𝑟 = 𝐼2 . 𝑟 𝑥 𝑅𝑟 ................................................................. 1
𝑃𝑐𝑢,𝑟
𝐼2 𝑟 = ............................................................................... 2
𝑅𝑟
√𝑃𝑐𝑢,𝑟
𝐼𝑟 = .............................................................................. 3
𝑅𝑠

Keterangan :
Pcu,r = Rugi-rugi belitan maksimum belitan rotor (watt)
Ir = Arus rotor maksimum (ampere)
Rr = Resistansi belitan rotor ( ohm )

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 21


9. Perngertian Daya
Daya dalam tegangan AC pada setiap saat sama dengan perkalian dari harga arus
tegangan pada saat itu. Jika arus dan tegangan bolak – balik satu fasa, maka daya
dalam satu periode sama dengan perkalian dari arus dan tegangan efektif. Tetapi jika
ada reaktansi dalam rangkaian arus dan tegangan tidak satu fasa sehingga selama
siklusnya biasa terjadi arus negatif dan positif. Secara teoritis daya terdiri dari tiga
yaitu daya efektif, daya reaktif dan daya semu yang pengertiannya adalah sebagai
berikut :
a. Daya reaktif (P) adalah daya yang diubah menjadi energi, persatuan waktu
atau dengan kata lain day aktif adalah daya yang benar – benar terpakai yang
dihasilkan oleh kompone resistif, satuannya adalah watt (W).
b. Daya reaktif (Q) adalah daya yang ditimbulkan oleh kompone reaktansi, daya
reaktif ditentukan dari reaktansi yang menimbulkannya, dapat berupa
reaktansi induktif (XL) atau reaktansi kapasitif (XC), satuannya adalah volt
ampere reaktif (VAR).
c. Daya semu (S) salah jumlah secara vekoris daya aktif dan daya reaktif yang
memiliki satuan volt ampere (VA).

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.12 sistem segitiga daya berikut ini :

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 22


𝑃 = 𝑉 . 𝐼 . 𝐶𝑜𝑠 𝜃.................................................................... 1
𝑆 = 𝑉 . 𝐼................................................................................ 2
𝑄 = 𝑉 . 𝐼 . 𝑆𝑖 ......................................................................... 3

Daya memiliki hubungan usaha yaitu daya merupakan usaha yang dilakukan dalam
satuan waktu atau dengan kata lain daya berbanding terbalik dengan waktu sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑊
𝑃=
𝑇
Keterangan :
P = Daya (W)
W = Usaha (joule)
T = Waktu (s)

10. Efisiensi Generator AC


Efisiensi Generator Pada umumnya yang disebut dengan efisiensi generator adalah
perbandingan antara daya output dengan daya input. Seperti halnya dengan
mesinmesin listrik lainnya, maupun transformator, maka efisiensi generator sinkron
dapat dituliskan seperti Persamaan.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100% ................................................................. 1
𝑃𝑖𝑛

Atau
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100% .......................................................... 2
𝑃𝑖𝑛+𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠

𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠 = 𝐼2 . 𝑅........................................................................... 3

Keterangan :
𝜂 = efisiensi generator (%)
Pout = daya keluaran (watt)
Pin = daya masukan (watt)

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 23


∑ P loss = untuk generator adalah ( If2 . Rf + Ia2 . Ra + IL . Rsr + rugi gesek +
rugi inti )
If2 . Rf = rugi kumparan medan
Ia2 . Ra = rugi kumparan jangkar
IL 2 . Rsr = rugi kumparan medan
Rugi gesek = rugi sikat + rugi angin + rugi sumbu
Rugi sikat = Ia . Vsi
Rugi angin yaitu rugi-rugi karena adanya celah antara bagian rotor dan stator (
± 1 %)
Rugi Sumbu = rugi-rugi yang timbul pada benda berputar
Rugi Inti = rugi histerisis + rugi arus pusar

Pin (daya masukan) adalah jumlah dari masukan ac pada jangkar dan masukan dc pada
medan. Sedangkan daya keluaran adalah daya masukan total dikurangi jumlah rugi-rugi
total.

G. Kelebihan dan kekurangan generator AC

Generator AC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah


energi mekanis menjadi energi listrik. Generator AC menghasilkan arus AC (arus bolak
balik).Pada Generator AC digunakan Slip Ring yang berfungsi sebagai pengganti dari
komutator.
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 24
Bentuk fisik dari slip ring adalah seperti cincin-cincin yang dihubungkan satu sama
lain. berbeda dari bentuk komutator yang mempunyai banyak segmen. Hal Ini memberikan
banyak keuntungan pada Slip Ring. Slip Ring tidak membutuhkan terlalu banyak kawat atau
kabel yang dihubungkan kepadanya, sehingga konstruksinya sederhana. hal ini juga
mengakibatkan harga dari Generator AC lebih murah. Selain itu Slip ring juga tidak
mempunyai banyak segmen-segmen yang berjarak , sehingga saat Slip ring berputar dengan
kecepatan tinggi tidak mengakibatkan bising.

Kemungkinan terjadinya peloncatan bunga api jugasemakin sedikit karena , jarak


antar cincin lumayan jauh, hal ini mengakibatkan kapasitas tegangannya menjadi tinggi
(750MW).Namun, generator AC juga mempunyai kekurangan yaitu Torsi Awal yang
dihasilkan lemah.

H. Pemanfaatan Generator AC
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari pemanfaatan generator AC dalam kehidupan
sehari – hari :

a. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi
besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi
pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang
menghubungkan kedua ujung kumparan, lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC,
akibatnya lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran
magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin kencang).

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 25


b. Generator sinkron banyak digunakan sebagai pembangkit energi listrik
berkapasitor besar, seperti yang diterapkan pada PLTA (Pembangkit Listrik
Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik
Tenaga Gas), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), dan pembangkit listrik
lainnya.
 Pada PLTA, generator digerakkan oleh tenaga air. Air ini ditampung pada sebuah
dam dan dialirkan melalui pipa ke turbin generator untuk memutar turbin tersebut,
sehingga rotor generator berputar. Akibat perputaran rotor pada generator ini, maka
timbul tegangan pada kumparan jangkar generator. penggunaan generator pada
PLTA ini diperlihatkan pada gambar 1.6 dan 1.7.

Gambar 1.6 Penggunaan generator pada PLTA

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 26


Gambar 1.7 Hubungan generator dan turbin pada PLTA

 Pada PLTU, generator digerakan oleh tenaga uap air yang dipanaskan dengan bahan
bakar batu bara. Uap air yang dihasilkan dialirkan dengan tekanan yang tinggi untuk
memutar turbin generator. Bentuk gambaran penggunaan generator pada PLTU ini
diperlihatkan pada gambar 1.8.

Gambar 1.8 Penggunaan generator pada PLTU

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 27


Gambar 1.9 Penggunaan generator pada PLTN
 Pada PLTN, zat radioaktif (bahan nuklir) digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan erergi panas yang besar. Reaksi nuklir yang terjadi pada PLTN
dikontrol oleh bahan moderator (air biasa, air berat atau grafit) sehingga proses
pelepasan energi karena reaksi nuklir dapat dikendalikan. Energi panas yang
dihasilkan oleh reaksi nuklir ini digunakan untuk memanaskan air. Uap air bertekanan
tinggi yang dihasilkan karena proses pemanasan ini dialirkan untuk memutar turbin
generator. Karena energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir ini sangat besar, maka
pada PLTN ini dapat digunakan generator berkapasitas besar untuk membakitkan
energi listrik. Bentuk gambaran PLTN diperllihatkan pada gambar 1.9.

Gambar 1.10 Penggunaan kincir angin sebagai pembangkit energi listrik

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 28


 Pada pembangkit listrik tenaga angin, kincir angin dihubungkan ke turbin
generator. Ketika kincir berputar ditiup angin, turbin juga ikut berputar dan
menggerakkan rotor generator, sehingga menghasilkan energi listrik pada kumparan
jangkar generator. Bentuk gambaran penggunaan kincir angin sebagai pembangkit
energi listrik diperlihatkan pada gambar 1.10.

c. Contoh lainnya adalah alternator di mobil, yang sangat kecil sebagai


perbandingannya. Beratnya hanya beberapa kilogram dan menghasilkan daya sekitar
100 hingga 200 watt, biasanya pada tegangan 12 volt.

Generator AC banyak kita jumpai pada pusat-pusat listrik (dengan kapasitas yang
relatif besar). Misalnya pada PLTA, PLTU, PLTD, PLTN, PLTG, dan lain lain. Disini
umumnya generator AC disebut dengan alternator atau generator saja. Selain generator AC
dengan kapasitas yang relatif besar tersebut, kita mengenal pula generator dengan kapasitas
yang relatif kecil, misalnya generator yang dipakai untuk penerangan darurat, untuk
penerangan daerah-daerah terpencil (yang belum terjangkau PLN), dan sebagainya.
Generator tersebut sering disebut home light atau generator set.

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 29


Contoh Soal :

1. Sebuah generator memiliki 4 kutub, memiliki frekuensi sebesar 50 Hz. Kalkulasikan


berapa besar kecepatan rotor generator tersebut ?
Diketahui
P = 4 Kutub
F = 50 Hz
Ditanya :
n?
Jawab :
(120 𝑥 𝑓) (120 𝑥 50)
𝑛= = = 1500 𝑟𝑝𝑚
𝑃 4

2. Sebuah generator memiliki 1000 lilitan. Jika generator tersebut berputar dengan
kecepatan sudut 3 rad/s pada medan magnetik sebesar 10 T, maka tegangan yang
dihasilkan generator tersebut adalah berapa ?
Diketahui :
N = 1000 lilitan
ω = 3 rad/s
B = 10 T
Ditanya :
ε ?
Jawab :

ε = N.B.ω
ε = 1000 . 10 . 3
ε = 30.000 V

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 30


3. Kumparan rotor generator AC memiliki 1000 lilitan dengan penampang lintang
luasnya 0,05 m2 dan hambatan 100 Ω. Rotor diputar dalam medan magnet 2 Tesla
dengan frekuensi 50 Hz. Arus maksimum yang di induksikan adalah ?
Diketahui :
N = 1000 lilitan
A = 0,05 m2
R = 100 Ω
B =2T
f = 50 Hz
Ditanya :

Imaks?

Jawab :

𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = N . B . A . ω
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
N .B .A .ω
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
N . B . A . 2πf
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
(100). (2). (0,05). (2 x 3,14). (50)
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
100
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 31,4 𝐴

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 31


4. Soal Daya Generator

Pada gambar di atas G adalah generator 1000 W yang digerakkan dengan kncir air.
Generator menerima energi sebesar 80% dari energi air. Jika generator dapat bekerja
normal, debit air yang sampai ke kincir adalah …. L/s.
Diketahui :
P = 1000 W
H = 10 m
g = 10 m/s2
𝜌 = 1000 Kg/m3
Ditanya :
Q?
Jawab :

𝑊 𝑚𝑔ℎ 𝜌. 𝑉. 𝑔. ℎ
𝑃= = = = 𝜌 .𝑄 .𝑔 .ℎ
𝑡 𝑡 𝑡

𝑃 = 𝜌 .𝑄 .𝑔 .ℎ

1000 = 1000. 𝑄 . 10. 10 . 0,8

1000 = 80.000 𝑄

1000 𝑚2
𝑄= = 0,0125 = 12,5 L/s
80.000 𝑠

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 32


5. Pada suatu generator memiliki daya masukan sebesar 5000 watt dan kemudian daya
keluaran yang dihasilkan sebesar 7500 watt. Hitunglah besar efisiensi pada generator
tersebut?
Diketahui :
Pin = 7500 W
Pout = 5000 W
Ditanya :
η?
Jawab :
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
5000
𝜂= 𝑥 100%
7500
𝜂 = 0,67 𝑥 100% = 67 %

6. Pada inti besi sebuah generator memiliki koefisien steinmentz histerisis sebesar 502
joule / m3, kemudian kerapatan flux pada generator sebesar 0,8 T. Volume intinya
sebesar 0,3 m3 dan frekuensi sebesar 25 Hz. Hitunglah berapa besar nilai rugi rugi !
Diketahui :
ηh = 502 Joule/m3
Bmax = 0,8 T
V = 0,3 m3
f = 25 Hz
Ditanya :
𝑃ℎ ?
Jawab :

𝑃ℎ = 𝜂ℎ . 𝐵𝑚𝑎𝑥 1,6 . 𝑓 . 𝑣 (𝑊𝑎𝑡𝑡)

𝑃ℎ = 502 . (0,8)1,6 . 25 . 0,3

𝑃ℎ = 2634,57 𝑊𝑎𝑡𝑡

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 33


SOAL UTS

1. Sebuah generator memiliki 1000 lilitan. Jika generator tersebut berputar dengan
kecepatan 500 rpm di dalam medan magnetik sebesar 10 T, maka tentukan tegangan
yang dihasilkan generator tersebut !

2. Kumparan rotor generator AC memiliki 1000 lilitan dengan luas penampang


luasnya 0,05 m2 . Rotor diputar dalam medan magnet dengan fluksi 5 Weber
dengan frekuensi 50 Hz.Jika resistansi jangkar adalah 100 Ω, tentukan arus induksi
maksimum yang di hasilkan !

Jawaban Soal UTS :


1. Diketahui :
N = 1000 lilitan
ω = 500 rpm = 500 x 2𝜋/60 = 1000 𝜋 / 60 = 52,33 rad/s
𝜋 = 3,14
B = 10 T
Ditanya :
ε ?
Jawab :

ε = N.B.ω
ε = 1000 . 10 . 52,33
ε = 523.333,33 V

2. Diketahui :
N = 1000 lilitan 1 Tesla = 1 Weber/Luas Penampang
A = 0,05 m2
Ra = 100 Ω
B = 5 Weber / 0,05 m2 = 100 T
f = 50 Hz

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 34


Ditanya :

Imaks?

Jawab :

𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = N . B . A . ω
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
N .B .A .ω
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
N . B . A . 2πf
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
(1000). (100). (0,05). (2 x 3,14). (50)
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
100
𝐼 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 15.700 𝐴

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 35

Anda mungkin juga menyukai