Anda di halaman 1dari 28

RINGKASAN MAKALAH KELOMPOK YANG TELAH PRESENTASI

UTS MESIN MESIN LISTRIK AC


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022-2023

NAMA : NESTORIUS EGIANTA GINTING

NIM : 5212431007

KELAS :PTE C 2021

MATA KULIAH :MESIN-MESIN LISTRIK AC

DOSEN PENGAMPU :Drs.JONGGA MANULLANG,M.Pd

GENERATOR INDUKSI
a.Pengertian generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi
elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari
generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen
elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.

Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor
generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada
stator dan menghasilkan tegangan pada stator.

b.Prinsip kerja generator


Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik Faraday. Tegangan bolak-balik akan
dibangkitkan oleh putaran medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan medan terletak
pada bagian yang sama dengan rotor dari generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
- Jumlah dari lilitan dalam kumparan.
-Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.
-Kecepatan putar dari generator itu sendiri.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar
berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. proses
terjadinya tenaga mekanik ke tenaga listrik ada beberapa syarat yaitu:
1.  Adanya fluks yang ditimbukan oleh dua buah kutub magnet.
2.  Adanya kawat penghantar.
3.  Adanya putaran yang menyebabkan penghantar memotong fluks2 magnet

Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor
apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet,
dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi.

c.Bagian-bagian generator AC
1.Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak putar mesin untuk memutar alternator.

2.Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun kumparan pada alternator.

3.Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang dihasilkan tergantung besar arus listrik
yang mengalir ke rotor coil,Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang
dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran mesin.

4.Rotor alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir dari positip baterai, variable resistor, amper
meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke negatip baterai. Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi
magnet,  saat tahanan pada variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat besar, magnet pada rotor sangat kuat,
namun bila tahanan variable resistor besar maka arus yang mengalir ke rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga
menjadi kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka voltmeter  yang dipasang pada slip ring menunjukan
tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
5.Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong medan magnet dari rotor.Stator terdiri
dari stator core (inti stator)  dan stator coil. Disain stator coil ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada
model  “Y”, ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu..

6.Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu :
1.        Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2.        Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi gesekan antara slip ring dengan sikat,
sehingga sikat menjadi cepat aus.  Kontak sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik,  agar
kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.
.

7.Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator. Arus yang dihasilkan altenator
sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang, namun saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada
putaran 2000 rpm sebesar 30 A atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban listriknya.

Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output
generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan
mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter.

Gambar 1. Diagram sistem eksitasi.

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator (PMG) sebagai
contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari potencial
transformer (PT) dan current transformer (CT).

Gambar 2. Diagram AVR.

d.Cara Kerja generator AC

-Ketika kumparan diputar didalam medan magnet,satu sisi kumparan (biru) bergerak ketas sedang
lainnya(kuning)bergerak kebawah
-Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang semakin sedikit,sehingga pada kedua sisi kumparan
mengalir arus listrik mengitari kumparan mengalir arus listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid
-Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga tidak ada listrik yang mengalir
pada kumparan
-Pada posisi ini kumparan mendapat garis ± garis magnet maksimum
-Kumparan terus berputar hingga sisi biri bergerak kebawah dan sisi kuning bergerak keatas
-Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang bertambah banyak,sehingga pada setiap sisi kumparan
mengalir arus listrik yang berlawanan hingga posisi kumparan
sinusoidal.Kumparan terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas dan sisi kuning bergerak
kebawah
-Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator rator diberi eksitasi.Karena
ada dua kutub yang berbeda,utara dan selatan,maka tegangan yang
dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang sinusoidal
-Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
masyarakat
LILITAN STATOR
Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti stator. Pada kumparan stator
terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi
kumparan diluar alur-alur satu sama lain.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang
berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 1200/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti
medan putar stator.

Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip.. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor
cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan rotor sangkar

Secara detail bagian –bagian sebuah stator motor induksi

1) Badan stator

merupakan bagian yang terbuat dari best tuang dimana pada bagianluarnya dikonstruksikan bersirip-sirip untuk
memperluas daerah pelepasan panas motor.

2) Inti stator :terbuat dari beberapa lapisan besi lunak atau baja silikon yang direkatkan. Inti stator juga sering disebut
sebagai alur stator.

3) Belitan stator atau kumparan stator:merupakan tempat terjadinya medan magnet yang ditempatkan pada alur stator
motor.

Kumparan stator dirancang agar membentuk jumlah kutub tertentu, untuk menghasilkan jumlah putaran yang
diingankan. Kumparan stator dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Kumparan satu lapis (single layer), dimana satu alur ditempati satu lapis kumparan

b. Kumparan dua lapis (double layer), dimana satu alur ditempati dua alur kumparan.

Berdasarkan bentuknya, kumparan yang sering dipakai pada kumparan stator ada dua jenis, yaitu: kumparan
gelung dan kumparan rantai. (Socliman: 1995: 13).. Dalam Modul PTL HAR 006 (1) A ada tiga jenis bentuk
kumparan, yaitu kumparan jerat atau lilitan bertumpuk, kumparan terpusat (concentric winding), kumparan
gelombang (wave winding).

4) Bearing, merupakan bagian yang memisahkan antara badan stator dengan rotor. Bearing sebagai tempat peletakan
poros/as rotor.

5) Papan hubung, yaitu tempat peletakan ujung-ujung kumparanstator sekaligus sebagai tempat penentuan hubungan
kumparan (bintang atau segitiga).

6) Papan nama, yaitu bagian motor yang berisi data-data tentang motor seperti,merek, jumlah fasa/frekuensi, daya
motor, banyak putaran, faktor daya, besar arusnya (pada saat hubung bintang dan segitiga, faktor daya, tegangan
kerja,berat motor, negara pembuatan.

7) Tutup Stator, yaitu bagian stator yang terdiri dari dua bagian berfungsi sebagai tempat peletakan bearing dan untuk
melindungi bagian dalam motor.

1.Bentuk-bentuk Kumparan Stator


Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam, hal semacam ini adalah tergantung
dari cara melilitkannya kedalam alur-alur stator Bentuk kumparan-kumparan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan dengan lilitan spiral
2) Kumparan terpusat (concentric winding)
3) Kumparan gelombang (wave winding)

a. Bentuk Kumparan Jerat b. Bentuk Kumparan Sepusat

Fungsi dari kedua jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut:


1) Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor motor (generator) dengan kapasitas yang relatif besar.
Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih
besar. kumparan statommya menggunakan sistem kosentris
2) Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak digunakan untuk motor dan generator dengan
kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor-motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan
dengan tipe spesial.
3) Kumparan gelombang (wave winding) untuk motor dengan belitan sistem ini banyak digunakan kapasitor besar.

1) Cara menggulung ulang kumparan staor motor induksi 1 fasa

Motor-motor induksi 1 fasa pada dasamya adalah sama dengan motor induksi 2 fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat,
bahwa pada motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan utama (running winding RW RV) dan
kumparan bantu (starting winding-SW-RB) kedua kumparan tersebut mempunyai penampang kawat dan jumlah lilitan
yang tidak sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama Kumparan utama mempunyai fuas penampang
kawat yang lebih besar dan jumlah lilitan yang lebih banyak.
Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki luas p penampang yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit. Apabila motor
induksi fasa kita suplai dengan tegangan tertentu, maka besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu tu dan Ip
atau dapat kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal tersebut akan berpengaruh
pada nilai arus lu dan Is yang mempunyai penggeseran fasa 900 listrik (900 el),

a. Langkah Kumparan
Yang dimaksud dengan langkah kumparan adalah sudut kisar yang dibentuk antara kedua sisi kumparan dan diberi
dengan tanda huruf Yg Untuk mendapatkan kopel putar yang maksimal, maka langkah kumparan harus sama dengan
satu jarak kutub.

b. Jumlah Alur Per Kutub Per Fasa


Apabila jumlah fasam, maka masing-masing fasa akan memiliki kumparan bagian sebanyak G/2pm, sehingga pada
setiap kutub untuk masing masing fasa akan menempuh alur sebanyak G2pm alur Apabila banyaknya alur pada setiap
kutub untuk masing-masing fasa diberi tanda dengan huruf g maka jumlah alur untuk setiap kutub tian fasa menjadi
gG/2pm alur

c. Menempatkan Kumparan (Pergeseran Tempat)


Untuk menempatkan kumparan pada setiap fasa, maka harus selalu ditempatkan saling bergeseran tempat. Hal
semacam ini bertujuan agar kopel putar yang dihasilkanselaing bergeser fasa, Untuk motor induksi 2 fasa bergeser
fasa, untuk 2 kopel putar (kekuatan putar) adalah 900 el. Apabila pergeseran tempat tersebut diberikan dengan tanda
huruf Yf, maka Yg=1800 el . jadi untuk 2 fasa nilai YF ½ . dari uraian di atas,maka dapat diperoleh beberapa rumusan
yang membelit motor motor induksi.
LILITAN TERBAGI

a.Lilitan Terbagi

Gambar 1. Lilitan terbagi


Dalam prakteknya jumlah belitan dari suatu kumparan tidak dipasang didalam satu alur, melainkan dibagi
dalam beberapa alur (lebih dari satu). Kumparan demikian, dinamakan kumparan bagi. Dimana jumlah belitan
dari tiap sisi kumparan, terbagi atas dua alur. Jadi masing-masing alur hanya ditempati oleh 2 belitan.
Keuntungan dengan sistem kumparan bagi ialah bahwa alur-alurnya tidak begitu dalam, sehingga
diameter luar inti stator menjadi lebih kecil dan mesin menjadi lebih ringan dan lebih murah.

b.Lilitan 1 Fasa

Motor induksi 1-fasa biasanya terdiri dari 2 kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu yang
diusahankan berjarak 90 derjat listrik. Khusus untuk motor induksi 1-fasa jenis motor kapasitor start kapasitor
jalan, maka kedua kumparan ini digunakan baik pada saat start maupun saat jalan. Sedangkan untuk jenis motor
induksi 1-fasa yang lain kedua kumparan ini hanya digunakan untuk saat start saja. Gambaran bentuk hubungan
kumparan bantu dan kumparan utama ini diperlihatkan pada gambar 1.
Gambar 2 Bentuk hubungan kumparan bantu dan kumparan utama motor induksi 1 fasa jenis motor
kapasitor

Mengacu kepada gambar 2 dapat dijelaskan bahwa kumparan X ke X' adalah kumparan utama dan
kumparan Y ke Y' adalah kumparan bantu dengan C adalah kapasitor yang digunakan pada kumparan bantu. F
pada gambar 1 adalah Fasa dari sumber sistem satu fasa dan N adalah Netral dari sumber sistem 1-fasa.

c.Lilitan Lapis Dua


Kumparan jangkar yang hanya mempunyai satu lilitan per kutub per fasa, akibatnya masing-masing
kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada
dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan sama untuk
menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar per fasa.
.Untuk mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa
alur per kutub per fasa. Gambar memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak
digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran.
Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut “ Winding Overhang”, sehingga tidak ada
tegangan dalam winding overhang.
Gambar 3. Lilitan Lapis dua

Sisi atas slot adalah daerah yang dekat dengan celah udara. Konduktor
penyusun kumparan jangkar ini harus dibentuk terlebih dahulu
menjadikumparan sebelum diletakkan di dalam slot. Karena satu slot mengandungdua
sisi kumparan yang berbeda, maka kedua sisi kumparan ini dalam satuslot harus
diisolasi dengan baik.
Belitan dua lapis digunakan dalam mesin yang berdaya lebih besar. Pada
Belitan dua lapis ada 2 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pada umumnya, jumlah slot pada stator merupakan kelipatan dariperkalian
antara jumlah fasa dengan jumlah kutub .Sebagaicontoh pada mesin 4 kutub, 3
fasa, bernilai 12 sehingga jumlahslot yang mungkin digunakan adalah merupakan
kelipatan dari 12,yakni: 12, 24, 36, 48, dan seterusnya.
2. Jumlah kumparan (coil) sama dengan jumlah slot.
JENIS HUBUNGAN BINTANG DAN SEGITIGA

a.Pengertian Bintang dan Segitiga

Rangkaian Star dan Bintang adalah jenis rangkaian dalam instalasi listrik sistem 3

fase terutama pada mesin – mesin lisstrik. Rangkaian star adalah peralatan listrik 3 fase

dimana didalamnya terdiri dari 3 unit bagian (belitan misalnya) yang sama dirangkai seperti

membentuk huruf Y dimana ujung – ujungnya adalah tersambung sebagai line dan bagian

tengahnya adalah bagian netral.

Rangkaian delta adalah peralatan listrik 3 fase dimana didalamnya terdiri dari 3 unit

bagian (belitan misalnya) dirangkai seperti membentuk bagian segitiga dimana ujung –

ujungnya adalah tersambung sebagai line dan tidak mempunyai netral. Bila ingin

mendapatkan netralnya biasanya diambil dari ground dengan syarat sumber tegangannya juga

di groundkan. Rangkaian star – delta biasanya dipakai pada industri kecil dan manufaktur

yang bertujuan untuk menghindari pemakaian daya yang tinggi star starting awal suatu

motor.

b.Fungsi Rangkaian Star – Delta

Secara umum, fungsi rangkaian star – delta adalah untuk mengurangi jumlah arus start

yang dihasilkan oleh motor listrik.

Berikut adalah fungsi dan kelebihan dari rangkaian star – delta :

1. Saat motor pertama kali dihidupkan, bisa dibilang jumlah arus yang keluar lebih

terkurangi menjadi lebih sedikit. Hal ini bisa terjadi karena adanya koneksi star

delta yang terpasang

2. Meskipun difungsikan untuk mengurangi lonajkan arus, namun ketika

menggunakan tipe rangkaian ini maka tidak akan mengurangi torsi pada

elektomotor tersebut
3. Koneksi star delta bisa dikatakan dapat digunakan untuk menstabilkan tegangan

arus pada motor listrik

4. Apabila motor listrik mengalami kelebihan beban, maka ragkaian akan

memutuskan tegangan. Dengan begitu arus yang kelebihan muatan akan

berhenti secara otomatis

c.Skema Rangkaian Listrik Star - Delta

Untuk memahami lebih jauh mengenai rangkaian Star – Delta, kami juga akan

mengulas secara singkat skema dari komponen rangkaian Star – Delta adalah sebagai berikut

1. MCB 3 Phole

Seperti namanya MCB atau miniaur circuit breker merupakan alat yang berfungsi untuk

menyambungkan dan memutus arus listrik. Pada rangkaian bintang, MCB juga berfungsi

untuk mengontrol arus listrik yang mengalir pada jaringan, apabila terjadi korsleting,

lonjakan arus listrik atau bahkan hubungan pendek arus listrik, maka MCB 3 Phole ini

bertugas memutuskan arus secara otomatis

2. Kontraktor
Pada rangkaian Star – Delta motor 3 phasa kontraktor berperan sebagai alat yang

fungsinya untuk memutuskan dan menyambung arus listrik. Namun arus yang dihasilkan oleh

rangkaian ini berasal dari lilitan koil yang menghasilkan magnet.

Pada rangkaian Star – Delta, terdapat 3 buah kontraktor yang digunakan diantaranya

adalah :

1. Kontraktor utama

2. Kontraktor kedua yang digunakan pada saat rangkaian dalam sistem start

3. Kontraktor ketiga digunakan pada rangkaian terutama ketika jaringan sedang

dalam sistem delta

3. Thermal Overload Relay (TOR)

Komponen ini berfungsi sebagai pengaman, jadi apabila listrik kelebihan muatan listrik
makan TOR akan berfungsi untuk mengamankannnya, selain itu komponen yang satu ini juga

akan melakukan deteksi berdasarkan thermal

4. Timer

Timer adalah komponen yang memiliki fungsi untuk memutuskan dan menyambung

arus, namun dengan menggunakan sistem alat ukur waktu.

Jadi pada saat koil dialiri arus listrik, maka timer akan memindahkan operasional

induksi pada motor, prosesnya yaitu memindahkan induksi ke star kemudian diubah ke delta

5. Transformer

Trasnformer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah nilai tegangan arus

listrik, cara kerjanya yakni dari nilai tegangan yang tinggi ke rendah

Contoh nyata yakni seperti gambar diatas . dimana trasnformer berfungsi untuk
menurunkan tegangan, yaitu dari yang tadinya tegangan mencapai 380 Vac bisa turun

menjadi 220 Vac

6. RT 18-32

Komponen ini disebut juga dengan fuse atau sekring, apabila ada hubungan arus

pendek ke jaringan star delta, fuse akan memutuskan arus listrik secara otomatis

d.Cara Kerja Rangkaian Star Delta

Prinsip kerja rangkaian Star Delta sangat sederhana dan mudah dipahami, untuk

mengetahui bagaimana cara kerja, simak urain berikut


1. Pada saat tombol push button ditekan atau kondisi on, maka teganga yang bersumber

dari MCB akan mengalir menuju koil

2. Koil magnetik kontraktor (K1) akan terhubung pada terminal no pada K1. Nantinya

tegangan push button off jugak akan mengalir sebagai pengunci

3. Setelah itu, timer pada rangkaian juga akan mendapatkan arus listri dari terminal koil

k1

4. Tegngan NC yang bersal dari koil sebelumnya akan dialirkan pada koil magnetik

kontraktor (k3)

5. Kontraktor k1 lalu akan mengalirkan tegngan R-S-T menuju gulungan elektromotor

6. Lalu, kontraktor k3 akan menghubungn terminal untuk pertama kalinya

7. Pada fase ini jaringan beroperasi dengan hubungan star

8. Setelah beroperasidengan tegangan rendah, maka timer akan melakukan penyesuaian

dan membuat arus pada rangkakian menjadi stabil

9. Selanjutnya terminal NO akan terhubung pada koil magnetik k2 dan k3 sehingga

tegangan R-S-T akan beroperasi pada gulungan elektromotor

10. Pada kondisi ini hubungan rangkaian tersebut sedang berpindah dari star menuju delta

11. Lalu ketika push button offf ditekan maka seluruh arus pada rangkaian akan terputus

dan elektromotor akan berhenti

e.Bagaimana Hubungan Perbedaan Star dan Delta

Untuk mengetahui perbedaan rangkaian tersebut, berikut uraian beberapa karakteristik

dari masing-masing rangkaian tersebut.

1. Hubungan Star

Beberapa karakteristik dari hubungan star antara lain adalah:

 Untuk hubungan satar penggunaan sering diaplikasikan pada tipe rangkaian yang

membutuhkan arus start yang sedikit


 Karena membutuhkan insulasi yang rendah koneksi bintang dapat digunakan untuk

kontrol jarak jauh

 Jumlah arus masuk (input) dan keluar pada koneksi bintang adalah sama

 Koneksi bintang digunakan untuk rangkaian 1 phasa dan 3 phasa

2. Hubungan Delta

Beberapa karakteristik hubugan delta adalah sebagai berikut:

 Penggunaan koneksi delta biasa diaplikasikan pada komponen elektroneik yang

membutuhkan torsi awal yang tinggi

 Hubungan delta lebih banyak digunakan untuk kontrol jarak dekat

 Jumlah arus input dan arus keluar pada koneksi delta adalah √ 3 x arus input

 Penggunaannya hanya untuk rangkaian star delta 3 phasa

f.Jenis – Jenis Rangkaian Star – Delta

Berdasarkan jenisnya, hubunga star delta dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian star

delta otomatis dan manual, berikut perbedaanya sebagai berikut :

1. Rangkaian Star Delta Manual

Pada rangkaian star delta manual, anda akan menemukan 3 buah push button, ketiganya
yaknik push button on star, push button on delta dan push buttob off, ajdi perpindahan start

awal pada rangkaian ini terjadi secara manual. Dan tentu saja yakni menggunakan push

button.

Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh rangkaian manual ini diantaranya

sebagai berikut

 Rangkaian manual untuk star delta tidak memiliki wiring yang rumit

 Rangkaian manual juga tidak memerlukan timer sebagai komponen

penyusunnya

 Namun apabila menekan tombol push button delta terlalu lama atau telat, maka

dapat mengakibatkan motor terbakar

 Perpindahan anatar star dan delta dilakukan secara manual atau mengikuti

insting

2. Rangkaian Star Delta Otomatis

Pada rangkaian star delta otomatis timer merupakan salah satu yang dibutuhkan sebagai

bagian dari komponen penyusunnya, adapun beberapa karakteristik dari rangkaian Star Delta

otomatis
 Rangkaian star delta otomatis bisa dibilang mempunya sistem wiring yang

cukup rumit terlebih jika dibanding dengan jenis rangkaian yang manual

 Adanya timer akan membantu adanya proses perpindahan dari star ke delta

secara otomatis

 Karena terdapat timer waktu perpidanhan dari star ke delta juga dapat disetting

sesuai kebutuhan

 Push button ini ternyaa digunakan lebih sedikit yaitu hannya 2 buah saja

g.Rumus Rangkaian Star Delta

Untuk dapat melakukan perhitungan pada rangkaian star dan delta tentunya anda harus

mengetahui bagaimana rumus dan cara perhitungannya


Rumus rangkaian star delta adalah sebagai berikut

 Rumus rangkaian delta

I =¿ / √ 3

 Rumus rangkaian star

I =¿ /3

Untuk dapat mengetahui berapa nilai yang diperoleh untuk meghitung magnetik

kontraktor k1 dan k2 pada rangkaian star delta. Maka dapat dilihat contoh dibawah

 Anda mempunyai elektromotor yang menggunakan koneksi star delta. Dimana

tingkat daya yang terpasang yaitu sebanyak 11.000 wat. Selain itu diketahui

juga bahwa nilai daya copshi 0,80 dan juga tegangan sebesar 380 volt. Kira-kira

berapa besar magnetik kontraktro yang dibutuhkan oleh rangkaian tersebut?

Dik : P = 11.000 wat

Cosphi = 0.80

V = 380 Volt

Dit : berapa besar nilai In?

Jawab : P = V x I x Cosphi x √ 3

11.000 = 380 x I x 1,73

In = 11.000/525,92

In = 20,91 Ampere

Bila diubah menjadi koneksi delta maka

I = In / √ 3

I = 20,91 /1,73

I = 12,08 Ampere

Bila diubah menjadi koneksi star adalah

I = In / 3
I = 20,91 / 3

I = 6,97 Ampere

ANALISA HUBUNGAN BINTANG DAN SEGITIGA

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal


atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan
merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang
dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.

Rangkaian Star dan Bintang adalah jenis rangkaian dalam instalasi listrik sistem 3 fase
terutama pada mesin – mesin lisstrik. Rangkaian star adalah peralatan listrik 3 fase dimana
didalamnya terdiri dari 3 unit bagian (belitan misalnya) yang sama dirangkai seperti
membentuk huruf Y dimana ujung – ujungnya adalah tersambung sebagai line dan bagian
tengahnya adalah bagian netral.

Hubungan Bintang

Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil K1 dan menjadi

menyalurkan bersamaan dengan koil K2. Kontaktor K1 dan K2 menyalurkan tenaga motor

terhubung bintang. Koil timer K1 akan menyalurkan tenaga, selama setting waktu berjalan

motor terhubung bintang.

Hubungan Segitiga

Saat K1 dan K2 masih posisi ON dan timer K1 masih menyalurkan tenaga, sampai

setting waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer habis, kontak

Normally Close K1 dengan akan OFF menyebabkan koil kontaktor K1 OFF, bersamaan

dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor K2 dan K3 posisi ON dan motor dalam

hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan tombol tekan
S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan

berhenti bekerja. Kelengkapan berupa lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik

indikator saat rangkaian kondisi ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya

dengan menambahkan kontak bantu normally open yang diparalel dengan koil kontaktor dan

sebuah lampu indicator.

Hubungan bintang segitiga

Rangkaian daya hubungan bintangsegitiga menggunakan tiga buah kontaktor K1, K2,

dan K3. Fuse F1 berfungsi mengamankan jika terjadi hubung singkat pada rangkaian motor.

Saat motor terhubung bintang kontaktor K1 dan K2 posisi ON dan kontaktor K3 OFF.

A. Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator

kepada kumparan rotornya. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan

stator, timbullah medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron (Ns), besarnya Ns

ditentukan olehjumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan :

Ns = 120 x f (rpm)

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor, sehingga

pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi atau gaya gerak listrik (ggl) per phasa

sebesar : 𝐸𝑟 = 4,44𝑓𝑠𝑁𝑟𝑚 (volt) 7

Er = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (volt)
Nr = Jumlah lilitan kumparan rotor

𝑚 = Fluksi maksimum (Wb)

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup ggl (E) akan

menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F)

pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya Lorenz (F) pada rotor cukup besar

untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena

terpotongnya batang konduktor rotor oleh medan magnet putar stator. Artinya agar

adanya tegangan terinduksi maka diperlukan relatif antara kecepatan medan magnet putar

stator (Ns) dan kecepatan putar rotor (Nr). Dan perbedaan antara Ns dan Nr ini disebut

dengan slip (S) yang dinyatakan dengan :

S = (Ns – Nr) x 100%

Nr

Bila Nr = Ns maka slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong belitan rotor

sehingga pada belitan rotor tidak diinduksikan tegangan, maka tidak ada arus yang

mengalir pada belitan rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan

timbul bila Nr < Ns. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor

tak serempak atau asinkron.

B. Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa

Motor induksi adalah motor AC yang paling banyak dipergunakan, karena konstruksinya

yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor induksi terdiri dari
rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang

diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil.

Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam

dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur

yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan

laminasi inti diisolasi dengan kertas. Tiap elemen laminasi ini dibentuk dari lembaran

besi. Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat

untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa

dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120°.

Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis,

kemudian tumpukan inti 9 dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris (c)).

Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang telah disatukan, belitan

stator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor iinduksi tiga phasa.
Komponen stator motor induksi tiga phasa, (a) Lempengan inti, (b) Tumpukan inti

dengan kertas isolasi pada beberapa alurnya, (c) Tumpukan inti dan kumparan dalam

cangkang stator.

C. Hubungan Bintang (Y) Segitiga (∆) Pada Motor Induksi 3 Phasa

Sesuai dengan namanya yaitu bintang segitiga atau sering disebut star delta,

pengasutan ini bekerja dengan rangkaian belitan bintang (Y), dan beberapa saat rangkaian

bintang terlepas kemudian digantikan dengan rangkaian segitiga (∆). Melalui metode

bintang segitiga ini arus awal yang sampai 6 kali dapat dihindarkan dengan cara

menurunkan arus starting sebesar 33,33%. Arus yang mengalirpun dapat ditekan menjadi

1/3 dari arus pengasutan langsung.

Prinsipnya adalah saat sebuah motor 3 phasa distart awal, motor tidak dikenakan nilai

tegangan penuh dan hanya arus saja yang digunakan secara penuh. Tentunya motor

induksi bertipikal seperti ini hanya motor induksi 10 dengan daya diatas 5.5 HP (Horse

Power), sedangkan 1 HP adalah bernilai 0.75 KW (kilowatt). Karena penggunaan arus

mula yang lumayan besar ini, maka diperlukanlah hubungan bintang (Y) untuk

meminimalisir arus. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun, barulah
dipindahkan menjadi hubungan segitiga (∆) sehingga motor tersebut mendapatkan nilai

tegangan secara penuh.

Motor yang digunakan dalam pengasutan ini adalah jenis motor induksi 3 phasa. Pada

dasarnya, motor listrik tiga phasa memiliki tiga kumparan stator yang terpisah satu dengan

lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung

keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga phasa terdapat

enam ujung sisi kumparan stator. Berikut merupakan hubungan belitan motor bintang (Y)

dan segitiga (∆).

Hubungan bintang motor induksi 3 phasa

Hubungan delta motor induksi 3 phasa


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai