A. Tujuan
1) Mempelajari dan memverifikasi karakteristik sinkronisasi sinkronisasi atau
paralel 2 generator AC 3 Fasa.
2) Mengetahui cara supaya generator dapat dipararel atau berputar secara
bersamaan.
B. Dasar Teori
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik arus bolak-balik. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah
tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-
balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC (alternating current),
atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan
sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet
yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat
tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan
jala-jala.
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Generator 1 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu
kumpulan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak
diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu
dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U
2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda
U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y
dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W –
Z.
Konstruksi Generator AC
Generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
1. Stator, merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan
bolak-balik, antara lain:
Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi
yang diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus
eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk
menempatkan konduktor danuntuk mengatur arah medan magnetnya.
Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-
masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat
belitan stator ditempatkan.
Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang
berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan
name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan
ferromagnetik yang berlapis- lapis dan terdapat alur-alur tempat
meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk
menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata.
2. Rotor, merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang
menginduksikan ke stator. Stator dipisahkan oleh celah udara ( air gap).
Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu: Inti kutub dan Kumparan medan.
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi
sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal
kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan
ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk
generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan
konstruksi rotor dengan kutub silindris atau”cylinderica poles” dan jumlah
kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap
gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi.
Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000
rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole”
dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak. Pada prinsipnya, salah satu
dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap
sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar.
Paralel Generator
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu
akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol.
Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat
beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar berikut.
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua
lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar
berikut ini.
Gambar Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang gelap
C. Alat dan Bahan
1) Kabel / connecting leads
2) Power Generator Panel
3) Motor
4) Generator
5) Alat tulis ( Catatan Data )
D. Langkah Kerja
1) Pastikan bahwa breaker dari generator yang akan diparalel (incoming
generator) dalam keadaan terbuka, atau dengan katalain incoming generator
terisolasi dengan sistem.
2) Pastikan AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam keadaan “Automatic”,
bukan manual.
3) Start Prime mover sampai pada spesifikasi putaran tanpa beban.
4) Gunakan governor control untuk mengeset frekwensi Incoming generator
lebih tinggi 1/10 dari frekwensi sistem.
5) Gunakan AVR untuk mengeset Tegangan Incoming Generator sama atau
lebih tinggi dari sistem.
6) Gunakan Synchroscope pada incoming generator dan set frekwensi
incoming generator berputar perlahan – lahan di daerah “Fast” mendekati 0.
7) Tutup breaker incoming generator saat 1 sampai 2 derajat pada synchroscope
sebelum posisi 0. Dengan asumsi breaker mepunyai massa lembam dengan
demikian penutupan breaker tepat pada angka 0 pada synchroscope.
8) Matikan synchroscope.
9) Dengan governor control, buat perpindahan beban ke incominggenerator
secara perlahan – lahan.
10) Jika power faktor yang terbaca antara 2 generator atau lebih yang diparalel
tidak sama maka, set AVR masing – masing generator sampai power faktor
setiap generator mendekati sama.
E. Warning atau Peringatan
1) Menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) secara baik dan benar
2) Jika ada bagian dari perangkat yang rusak, jangan digunakan dan segera
diperbaiki.
3) Semua perkakas dan peralatan listrik harus dicabut jika tidak digunakan dan
disimpan di tempat yang kering.
4) Jangan pernah menggunakan perangkat atau sirkuit listrik jika basah.
5) Alat dan komponen harus bersih dan dalam kondisi baik, tanpa retak atau
kabel terbuka.
6) Ikuti prosedur cara mempararel 2 generator AC 3 Fasa dengan petunjuk dan
instruksi yang benar
7) Jangan lupa mematikan daya ke sirkuit atau perangkat yang akan Anda
kerjakan. Setelah mematikan sirkuit, ada baiknya untuk memeriksanya lagi
untuk memastikan bahkan dalam keadaan MATI.
F. Gambar Rangkaian
G. Data Percobaan
( K1 ) ( K2 )
( Pararel Instruments )
H. Analisa Data
Setelah dilakukan praktikum didapatkan hasil dimana indikator keduanya sudah
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
Dari data percobaan diatas dapat diketahui bahwa pada K1 dan K2 sudah
memenuhi syarat dari sinkronisasi atau paralel dua generator AC 3 fasa yang
dibuktikan pada gambar pararel instrumen yg menunjukkan data yang sama
(warna hijau berada ditengah).
I. Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa data sudah dapat diverivikasi dengan
pembuktian nilai yang sama dan sesuai berdasarkan syarat dari sinkronisasi atau
pararel dari dua generator 3 fasa.
PRAKTIKUM 6
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR TRAKSI DC
A. Tujuan
1) Mempelajari dan memverifikasi pengaturan kecepatan motor traksi DC.
2) Mengetahui kecepatan motor traksi DC.
3) Menganalisa hasil dari pengaturan kecepatan motor traksi DC.
B. Dasar Teori
Motor Traksi DC, secara historis sudah menjadi andalan untuk penggerak traksi
listrik pada rolling stock kereta rel listrik maupun kereta berpenggerak diesel-
elektrik. Berikut ini gambar dari konstruksi motor traksi DC :
D. Langkah Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan
2) Pastikan seluruh tombol pada control and electrical loads panel dalam
keadaan standby
3) Hubungkan kabel conection leads dari power generation panel (generator)
ke control and electrical loads panel sesuai dengan warna phasanya.
4) Pastikan monitor pada control and electrical loads panel menyala dan pada
kedua lampu indikator loads busbar menyala yang mengindikasikan bahwa
loads busbar sudah teraliri arus listrik.
5) Kemudian, pada praktikum ini motor yang digunakan akan adalah motor
DC 3 (M3). Oleh sebab itu maka kita hidupkan atau meng-ON kan MCB Q4
dengan menekan tombol warna hitam.
6) Setelah itu, sebelum kita menekan tombol start pastikan terlebih dahulu
bahwa lampu indikator drive bay 3 menyala menuju ke motor DC 3 (M3).
Jika tidak, kita dapat mengaturnya pada motor bay association dengan
memutar tuasnya dengan petunjuk warna putih selaras dengan garis putus-
putus atau mengarah ke atas.
7) Lalu hubungkan output dari motor 3 (M3) secara paralel dengan voltmeter
dan secara seri dengan amperemeter menggunakan kabel connection leads.
8) Kemudian, atur arah gerak motor (forward atau reverse) dengan menekan
tombol motor bay asscociation. Ke kanan untuk forward dan ke kiri untuk
reverse.
9) Tekan tombol start.
10) Setelah menekan tombol start, motor akan menyala hingga indikator drive
bay 3 menunjukan indikator “run”.
11) Kemudian, kita dapat mengatur kecepatan motor DC dengan memutar
potensiometer pada motor bay association. kita dapat mengamati nilai dari
kecepatan putaran motor (rpm) dengan menggunakan monitor rpm. Oleh
karena pada praktikum ini menggunakan motor DC 3 (M3), maka kita dapat
memutar tuas yang berada pada sisi monitor rpm menuju angka 1.
12) Setelah itu, kita juga dapat memberikan beban pada motor dengan menekan
tuas yang berada pada M3 loads menuju ON. Dan kita juga dapat mengatur
besar beban yang akan diberikan pada motor, dengan cara memutar kenop
potensiometer pada M3 loads.
13) Kita juga dapat melihat nilai tegangan dan arus jangkar dengan monitor
dibawah yang bertanda V untk tegangan dan A untuk arus jangkar.
14) Catat hasil pengaturan kecepatan motor DC dan perubahan nilai tegangan
dan arus jangkar dari motor traksi DC.
E. Warning atau Peringatan
1) Pastikan pembumian atau grounding laboratorium Anda benar dan terhubung
ke terminal yang disediakan di sisi belakang terminal.
2) Hubungkan kabel pembumian atau grounding ke sekrup pembumian yang
tersedia di sisi belakang panel
3) Periksa apakah sekring dengan nilai yang sesuai ada di dalam penahan
sekring atau tidak
4) Direkomendasikan untuk menggunakan suplai tegangan variabel dan kenop
hitam besar (ditempatkan untuk mengatur suplai) pada awalnya disetel pada
posisi nol. Ini mencegah mesin beroperasi secara tidak sengaja pada
kecepatan tinggi dengan arus start tinggi.
5) Pastikan bahwa neraca pegas dan meter terkait berada pada posisi nol
6) Jangan membebani mesin dan karenanya selalu membaca spesifikasi teknis
yang ditempelkan di mesin.
7) Jangan menjalankan mesin sampai Anda membaca manual sepenuhnya.
8) Lepaskan selalu semua cincin, gelang, atau apa pun yang dapat tersangkut
pada mesin yang bergerak atau dapat menghantarkan listrik.
9) Selalu kenakan sepatu untuk melindungi dari segala kecelakaan listrik.
10) Rambut panjang harus diikat ke belakang saat bekerja di dekat mesin yang
berputar.
11) Jangan memakai pakaian longgar.
12) Jangan letakkan kabel di atas peralatan bergerak atau berputar atau di lantai.
13) Menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) secara baik dan benar
F. Gambar Rangkaian
RPM V A Beban
201 28 0,83 1
406 54 1,19 1
600 78 1,28 1
811 103 1,30 1
1030 130 1,26 1
H. Analisa Data
Torsi yang dikeluarkan oleh motor traksi untuk beban 1 Kg
Torque = 9,8 x R x (W1 – W2)
= 9,8 x 0,14 x 1
= 1,372 Newton-meter.
Dari data hasil percobaan diatas didapatkan bahwa ketika motor diberi beban
dengan berat tertentu maka terjadi kenaikan nilai voltase/tegangan dan nilai arus
(ampere). Kenaikan nilai tegangan dan arus ini terjadi ketika motor diberikan
beban 1 Kg. Pada percobaan dengan menggunakan beban 1 Kg, nilai tegangan
dan nilai arus akan naik dibandingkan dengan percobaan tanpa beban (0 Kg).
Sebagai contoh pada kecepatan yang sama yaitu 600 rpm, ketika dilakukan
percobaan tanpa beban, nilai dari tegangan adalah 74 V dan nilai arus nya 0,44
sedangkan pada percobaan dengan menggunakan beban 1 Kg, nilai dari tegangan
naik sebesar 78 V atau tegangan naik sebesar 4 V dan untuk nilai arus terjadi
kenaikan sebesar 1,28 ampere atau nilai arusnya naik sebesar 0,8 ampere.
I. Kesimpulan
Motor traksi adalah motor listrik yang digunakan untuk tenaga kendaraan,
seperti lokomotif atau kendaraan jalan raya listrik.kecepatan putaran yang
dihasilkan suatu Motor Traksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
yaitu frekuensi. dengan data percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
ketika motor diberi berat tertentu maka akan terjadi kenaikan perubahan nilai
voltase atau tegangan dan nilai arus.