Persamaan Maxwell I yang merupakan hukum Faraday, menyatakan bahwa variasi medan magnet B
terhadap waktu akan membangkitkan medan elektrik E. aplikasi dari persamaan Maxwell ini dapat
dijumpai pada “Generator”. Generator merupakan sebuah perangkat motor listrik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. mekanisme kerja dari generator meggunakan prinsip
percobaan faraday yaitu memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya,
ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah
penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga
menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan listrik). Dalam hal ini
yang menjadi syarat utama yaitu harus ada perubahan fluks magnetik,
jika tidak maka tidak akan timbul listrik. Cara megubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnet
dalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar
baling-baling turbin untuk menggerakkan magnet tersebut.
Hukum Faraday
Persamaan (1) diturunkan dari hukum Faraday yang menyatakan bahwa perubahan fluks
magnetik menyebabkan medan listrik dengan gaya gerak listrik berlawanan dengan variasi
fluks magnetik yang menyebabkannya.
Hukum Faraday
Tanda negative (-) mengindikasikan arah dari ggl untuk melawan perubahan yang menghasilkan ggl tsb.
Jika suatu konduktor digerakkan memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung
konduktor tsb. Tegangannya akan naik saat mendekati medan dan turun saat menjauhi. Sehingga listrik
yg timbul dalam siklus: positif-nol-negatif-nol (AC). Generator DC membalik arah arus saat tegangan
negatif, menggunakan mekanisme cincin-belah, sehingga hasilnya jadi siklus: positif-nol-positif-nol
(DC).
Generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC
menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan menggunakan slip ring sedangkan generator DC menghasilkan
arus searah (DC) dan menggunakan kommutator. Baik arus bolak-balik maupun searah dapat digunakan
untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi
listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa
jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar, jenis generator
DC yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator compound
Konstruksi Generator DC ;
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor,
regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan
rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu
bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan
poros rotor. Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran
sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas
halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
Prinsip kerja Generator DC
Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan Faraday. Percobaan
Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah
garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah. Ada 3 hal pokok terkait dengan GGL Induksi ini,
yaitu :
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC arah
arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa
cincin belah (komutator).Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui
dua cara:
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada (Gbr 12) dan (Gbr 13).
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh
lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi
saat rotor menempati posisi seperti Gambar 12 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan
magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 12.(b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan
penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Gambar 13. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan cincin
seret), seperti ditunjukkan Gambar 13.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk
sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 13.(2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator
berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran
dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).
Secara umum konstruksi dasar dari generator AC dapat dibedakan menjadi dua yakni:
Stator yaitu bagian yang diam dan sebagai tempat keluarnya tegangan bolak-
balik.
Rotor yaitu bagian bergerak yang menghasilkan medan magnet yang digunakan
untuk menginduksi stator
Menurut Andika (2013:5) stator memiliki beberapa bagian utama diantaranya adalah
Inti stator, bentuknya seperti cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat
mungkin untuk menghindari rugi arus eddy . Selain itu, juga terdapat slot-slot
sebagai tempat untuk meletakkan konduktor dan mengatur arah medan magnet.
Belitan stator, terdiri atas beberapa batang konduktor yang terdapat dalam slot
dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapat
tegangan induksi.
Alur stator, bagian yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.
Rumah stator, bagian ini terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian
belakang biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu proses pendinginan.
Sikat (brush). Bagian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari
regulator ke rotor coil. Sikat ini memiliki dua jenis yaitu sikap positif yang
berhubungan terminal F altenator dan sikat negatif berhubungan dengan bodi
altenator dan terminal E.
Menurut Ardiansyah (2015:8) rotor memiliki beberapa bagian utama diantaranya
adalah
Slip ring, bagian berbentuk cincin logam melingkar pada poros rotor dan
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor akan dihubungkan ke
sumber arus searaha melalui sikat(brush) yang letaknya menempel pada slip ring
Kuparan rotor (kuparan medan). Bagian yang memegang peranan utama untuk
menghasilkan medan magnet.
Poros rotor. Bagian yang digunakan sebagai tempat peletakkan kumparan
medan. Pada poros ini telah terbentuk slot-slot yang tersusun secara pararel
terhadap poros rotor.
Ketika kumparan terlihat pada posisi seperti gambar A-B fluks magnet ϕ yang dihasilkan terletak
pada posisi maksimum (ϕm). Namun ketika kumparan tersebut bergeser ke kanan sejauh α, maka
posisi berubah menjadi A’-B’. Hal ini berimbas pada fluks yang dihasilkan yakni ϕ=ϕm cos α.
Sedangkan jika perputaran ataupun pergeseran tersebut deputar dengan kecepatan ω dan
perubahan posisi
AB menjadi A’B; ditepuh selama t detik, maka besar sudut α =ω . t. Mengetahui pernyataan
tersebut maka fluks magnet yang didapat setiap saat adalah ϕ=ϕm cos ω . t. Berdasarkan
persamaan tersebut maka GGL induksi setiap saatnya dapat dihitung dengan persamaan berikut.
e=N ϕm sin ω .t .ω
Persamaan tersebut jika dikaitkan dengan grafik sinus merupakan persamaan tegangan sesaat.
Persamaan GGL di atas merupakan fungsi sinus, hal ini menurut Sari (2010)
mengandung makna bahwa tegangan e (GGL) akan mencapai harga maksimun apabila
sin ω . t =1. Hal ini juga dapat diperlihatkan dengan grafik sinus dan perlu diketahui bahwa
fungsi ini juga berlaku untuk arus listrik.
Grafik Sinus Tegangan Listrik Bolak-Balik
I ef =I =
ℑ 2
=0.707 ℑ I rata−rata= =0.636 ℑ
√2 πℑ
Em 2
Eef =I = =0.707 Em Erata −rata= =0.636 Em
√2 π Em
Selain persamaan tersebut, ada beberapa faktor yang memberi pengaruh terhadap persamaan
tegangan khususnya pada pembentukan persamaan gaya gerak listrik akhir. Pertama adalah
faktor bentuk (fb). Faktor ini merupakam perbandingan antara harga efektif dan harga rata-rata.
I ef 0,707
fb= = =1,11
I rt 0,636
E ef 0,707
fb= = =1,11
Ert 0,636
Kedua adalah faktor puncak. Faktor ini merupakan perbandingan antara harga maksimum dan
harga efektif.
Im Im
fp= = =1,414
I ef 0,707 I m
Em Em
fp= = =1,414
E ef 0,707 Em
Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perolehan tegangan efektif pada setiap belitan
dalam generator untuk satu kali pembangkitan adalah
Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perolehan tegangan efektif pada setiap belitan
dalam generator untuk satu kali pembangkitan adalah
Eef =E=fb . Ert
Selain itu, faktor pool steck (τ ¿ juga berpengaruh. Pool steck adalah jarak antara dua buah kutub
magnet terdekat. Apabila rotor berpuar 2x τ , maka setiap belitan
stator mengalami 4x perubahan ϕ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan (GGL) yang
dibangkitkan setiap belitan dalam satu kali putaran adalah
e=4 ϕ(ϕ dalam weber ¿
Keterangan:
q = jumlah slot per fase per kutub
m = jumlah slot per kutub
P = jumlah kutub
S = total slot
Berdasarkan rumus tersebut maka dapat ditemukan bahwa jumlah slot per
fase per kutub dari jumlah slot, kutub, da slot per kutub di atas adalah 1.