Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Aplikasi Motor DC Tipe Seri Eksitasi

Sendiri
Ferri Witanto
ferri2177@gmail.com
Pembimbing : Djodi Antono, B.Tech, M.Eng
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA
Abstraksi
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan
tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan
memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor
akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan
tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula.
Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal
menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda
tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor
Motor DC memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan
Motor AC. Pada motor DC jika arus lewat pada suatu
konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Medan
magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus
mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet
ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Keywords motor DC seri eksitasi sendiri, motor
starter.
.

I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,
mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di rumah
(mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70%
beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang
tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar).
Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada
medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang
berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus
searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang
mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,
dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan
jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor
paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa
berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 1. Motor D.C Sederhana

Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui


sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung
dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar
di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan
untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.
B. Prinsip Kerja Motor DC
Motor DC memiliki dua elemen listrik yang terdiri dari
bagian stator (kumparan medan utama) dan rotor (kumparan
jangkar). Kumparan jangkar mengalirkan arus yang berasal
dari komutator (cincin belah). Tegangan DC dialirkan ke
kumparan jangkar melalui karbon yang menempel komutator.
Meskipun pada motor DC kecil, magnet permanen dapat
digunakan sebagai stator. Tetapi, pada motor yang besar, yang
biasa digunakan di industri menggunakan elektomagnet
sebagai stator. Pada saat tegangan dialirkan ke kumparan
medan di stator dengan kutub utara dan selatan buatan
(elekromagnet), akan dihasilkan medan magnet statis (bukan
medan magnet putar). Untuk menjelaskannya, stator akan
dianggap sebagai magnet permanen.
Motor DC berputar sebagai akibat adanya dua medan
magnet yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Medan pertama adalah medan magnet utama yang berada

pada kumparan stator dan medan kedua adalah medan magnet


yang berada pada jangkar.
Bila sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet
(UTARA -SELATAN ) maka pada kawat itu akan bekerja
gaya sehingga kawat bergerak. Gaya dimaksud adalah gaya
yang dikenal dengan gaya Lorenz. Arah gaya Lorenz dan
hubungannya medan magnet utama serta arah arus pada
jangkar, dapat dijelaskan dengan aturan tangan kanan untuk
motor.
Motor DC bekerja berdasarkan hukum Ampere dan
hukum Lorentz, yaitu:
1.
Di sekitar penghantar yang dialiri arus listrik akan
timbul medan magnet.
2.
Suatu penghantar yang dialiri arus listrik, jika berada
pada medan magnet akan mengalami suatu gaya yang disebut
gaya Lorentz.
Hukum Ampere berlaku pada kumparan medan yang
menghasilkan medan magnet, sedangkan hukum Lorentz
berlaku pada belitan jangkar yang berada dalam medan
magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan.
Cara kerja motor DC akan lebih mudah dipahami dengan
menggunakan diagram dasar yang menunjukan interaksi
magnetis antara armature/rotor yang berputar dengan
kumparan stator yang diam. Dari Gambar 2.16.(a) dapat
dilihat terdapat sebuah magnet yang dipasang pada batang
sehingga ia dapat berputar dengan poros di tengahnya.
Kumparan medan berupa inti stator yang dililit sebuah kawat
panjang yang mempunyai dua ujung, yang atas dihubungkan
dengan kutub positif sumber tegangan dan yang bawah
dihubungkan dengan kutub negatif. Aliran arus ini
menyebabkan ujung atas koil menjadi kutub utara magnet dan
ujung bawah koil menjadi kutub selatan magnet. Magnet yang
dapat berputar tadi dianggap sebagai rotor / armature dan koil
yang dililit kabel sebagai medan (stator). Arah panah
menunjukkan arah putaran rotor.

Gambar 2.16.(a) Diagram magnetis yang menunjukkan


operasi motor DC. (b) Magnet yang berputar ditarik karena
memiliki kutub yang berbeda. (c) Magnet yang berputar

sekarang disebut dengan koil armature, dan polaritasnya


ditentukan oleh sikat dan komutator.
Dengan berputarnya rotor, mengakibatkan semakin
lama kutub magnet rotor mendekat ke kutub medan yang
berlawanan muatannya. Karena berbeda muatannya, maka
akan saling tarik menarik. Tarikan tersebut makin lama makin
kuat sampai saat kedudukan menjadi satu baris seperti
ditunjukkan oleh Gambar 2.16.(b). Pada saat tersebut, rotor
seperti terkunci, tidak bisa bergerak. Agar rotor dapat bergerak
lagi, maka polaritas rotor tersebut harus dibalik. Karena saat
ini rotor berupa magnet permanen, rotor tetap tidak bisa
berputar lagi. Oleh karena itu, rotor harus diganti dengan
kumparan (elektromagnetik), agar polaritasnya dapat digantiganti, dan ditambahkan satu set komutator untuk tetap
menghubungkan antara rotor dengan stator. Satu segmen
komutator disediakan untuk satu terminal kumparan magnetik.
Rotor mempunyai satu koil yang mempunyai dua terminal,
maka komutator mempunyai dua segmen.
Karena rotor sekarang berupa kumparan kawat, maka
diperlukan arus DC yang mengalirinya agar dapat menjadi
elektromagnet. Karena rotor akan terus berputar maka kabel
tegangan DC tidak bisa secara langsung dihubungkan ke
kumparan rotor. Satu set sikat dari bahan karbon diperlukan
untuk menghubungkan kumparan rotor. Sikat ini ditempatkan
pada segmen komutator, sehingga arus DC dapat mengalir ke
kumparan rotor. Pada Gambar 2.16.(c) dapat dilihat tegangan
DC menyuplai medan dan sikat. Karena kutub negatif
dihubungkan ke salah satu sikat, segmen komutator dimana
sikat negatif ditempatkan juga akan menjadi negatif. Medan
magnet dari rotor ini menyebabkan rotor mulai berputar. Saat
rotor menuju titik yang menyebabkan dia terkunci, sikat
negatif akan menyentuh ujung kumparan rotor yang dulunya
positif menjadi negatif. Begitu juga dengan sikat positif yang
akan mengubah ujung kumparan rotor yang dulunya negaif
menjadi positif. Rotor akan terus mengubah polaritasnya dua
kali tiap putaran, yang menyebabkan dapat terus berputar
secara kontinyu.
II. PEMBAHASAN
A. Motor DC penguatan seri / Motor DC seri
Motor seri identik dalam kosntruksi untuk motor
shunt kecuali untuk field. Field dihubungkan secara seri
dengan armature, oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat
yang mempunyai penampang cukup besar untuk membawa
arus.
Meskipun kosntruksi serupa, properti dari motor seri
benar-benar berbeda dari motor shunt/ Dalam motor shunt,
flux per pole adalah konstan pada semua muatan karena
field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi motor seri, flux
per pole tergantung dari arus armature dan beban. Saat
arusnya besar, fluxnya besar dan sebaliknya. Meskipun
berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama.

Catatan :
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang
mengalami poling ( angker dinamo menyentuh
kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus
yang tinggi akan mengalir melalui kumparan dan
anker dinamo karena kecepatan angker dinamo
menurun dan menyebabkan turunnya EMF kembali.

Kumparan
Seri

Armature

Sumber
teg DC
2

Pada motor yang mempunyai hubungan seri jumlah


arus yang melewati angker dinamo sama besar dengan yang
melewati kumparan. Lihat gambar 9. Jika beban naik motor
berputar makin pelan. Jika kecepatan motor berkurang maka
medan magnet yang terpotong juga makin kecil, sehingga
terjadi penurunan EMF. kembali dan peningkatan arus catu
daya pada kumparan dan angker dinamo selama ada beban.
Arus lebih ini mengakibatkan peningkatan torsi yang sangat
besar.

Gambar 2.18 Diagram rangkaian elektronis motor DC seri


Rangkaian ekivalen dari jenis motor ini adalah :

Gambar 9. Motor dengan kumparan seri.


EMF kembali mencapai maksimum jika kecepatan
angker dinamo maksimum. Arus yang disedot dari catu daya
menurun saat motor makin cepat, karena EMF kembali yang
terjadi melawan arus catu daya.
EMF kembali tidak bisa sama besar dengan arus EMF.
yang diberikan pada motor d.c., sehingga akan mengalir
searah dengan EMF yang diberikan.
Karena ada dua EMF. yang saling berlawanan EMF
kembali menghapuskan EMF. yang diberikan, maka arus yang
mengalir pada angker dinamo menjadi jauh lebih kecil jika
ada EMF kembali.
Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan
maka resistansi angker dinamo akan tetap kecil sementara arus
angker dinamo dibatasi pada nilai yang aman.
Motor DC seri mempunyai torsi awal yang sangat tinggi
sehingga dapat memutar beban yang sangat berat disaat awal.
Oleh karena itu, salah satu kegunaannya adalah sebagai motor
starter, motor keran, atau sebagai pengungkit, dimana yang
dipentingkan adalah torsi awal yang kuat. Dari Gambar 2.12
dapat dilihat bahwa kumparan medan dihubungkan secara seri
dengan kumparan armature / rotor. Maka arus yang mengalir
melalui kumparan medan dan rotor sama

Seperti judulnya rangkain ini menghubungkan


kumpara medan secara seri dengan rangkaian jangkarnya.
Maka sesuai dengan hokum kirchof bahwa arus yang
mengalir pada kumparan jangkar akan sama dengan arus yang
mengalir pada kumparan medan, sehingga persamaan
matematisnya adalah :

Dimana :
Is = arus kumparan medan seri (Ampere)
Rs = tahanan medan seri (ohm)
iL = arus dari jala jala

Kecepatan motor (rpm)

Oleh karena itu, kawat yang digunakan untuk


kumparan medan berdiameter besar. Karena kawatnya besar,
maka lilitan yang dibuat pada kumparan medan hanya sedikit.
Berikut adalah grafik hubungan antara arus pada rotor dengan
kecepatannya:

B. Penera pan Aplikasi Motor DC Seri


Pada makalah ini diambil salah satu contoh dari
penerapan aplikasi motor DC seri eksitasi sendiri yaitu motor
starter.
Motor starter adalah suatu komponen yang berfungsi
untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik)
yang akan digunakan untuk memutar fly wheel pertama kali
yang dibutuhkan mesin tersebut untuk hidup atau melakukan
siklus kerjanya. Saat ini dikenal dua jenis motor starter, yakni
motor starter tipe konvensional dan motor starter tipe reduksi.
Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas tentang jenisjenis motor starter, melainkan tentang komponenkomponennya.

Series

Arus Rotor (A)

Berikut ini komponen komponen dari motor starter :

1. Yoke dan Pole Core


Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi
sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core
berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Gambar 2.19 Grafik hubungan antara kecepatan motor


dengan arus pada rotor
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa saat arus
kecil, kecepatan motor akan maksimum, dan saat arus
meningkat, kecepatannya akan menurun. Dapat dilihat juga
keadaan runaway terjadi saat arus mengecil sampai mendekati
nol.

Gambar 1 Yoke dan Pole Core


2. Field Coil
Kumparan medan atau yang biasa disebut dengan field coil
dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat
memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup
kuat/besar. Field coil ini berfungsi untuk membangkit medan
magnet.

Gambar 5. Karakteristik Motor DC Seri.

Gambar 2 Field Coil

3. Armature dan shaft


Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris
dan diberi slot-slot, poros, komulator serta kumparan
armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi
energi mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar.

Gambar 6 Drive Lever

Gambar 3 Armature dan Shaft


4. Brush
Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi
untuk meneruskan atau menyalurkan arus listrik dari field coil
ke armature coil langsung ke massa melalui komutator.
Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang
dikelompokkan menjadi dua.
a. Dua buah brush disebut dengan brush positif.
b. Dua buah brush lainnya disebut dengan brush negative.

7. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter
shaft kepada fly wheel, sehingga dapat berputar. Sarter clutch
juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana
roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
8. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet (magnetic switch) atau disebut juga dengan
solenoid ini digunakan untuk menghubungkan dan
melepaskan pinion gear ke/dari roda gila, sekaligus
mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter
melalui teminal utama.

5. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran
armature setelah lepas dari perkaitan dengan ring gear pada
roda gila (fly wheel).

Gambar 8 Magnetic Switch (Solenoid)

Cara Kerja Motor Stater Tipe Konvensional,


1. Pada saat kunci kontak pada posisi ST (starter)

Gambar 5 Armature Brake


6. Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah
posisi berkaitan dengan ring gear pada roda gila. Dan melepas
perkaitan pinion gear dari perkaitan ring gear roda penerus.

Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional

Apabila starter switch diputar ke posisi ST (atau pada saat


start), maka arus dari baterai mengalir melalui kunci kontak
kemudian ke hold in coil kemudian ke massa dan dilain pihak
arus juga mengalir ke pull in coil, field coil dan ke massa
melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil
membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan
arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.
Seperti pada gambar diatas. Maka pada kedua kumparan hold
in coil dan pull in coil terjadi kemagnetan.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah
menutup main switch, sehingga drive lever bergerak
menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring
gear pada roda gila (fly wheel). Untuk lebih jelas lagi kurang
lebih aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai kunci kontak terminal 50 hold in coil
massa
Baterai kunci kontak terminal 50 pull in coil field
coil brush positif armature brush negatif massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu,
relative kecil (belum besar) maka armature berputar lambat
dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear
menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum
menutup main switch (terminal 30 dan terminal C belum
berhubungan).
2. Pada saat Pinion Gear Berkaitan Penuh dengan Ring Gear

starter dapat menghasilkan momen putar yang besar yang


digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin sudah mulai
hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.
Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut
maka kopling sarter akan membebaskan dan melindungi
armature dari putaran yang berlebihan.
3. Pada saat Kunci Kontak Kembali ke Posisi On (mesin
sudah hidup)

Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional


Sesudah mesin hidup, dan kunci kontak kembali ke posisi ON,
serta main switch dalam keadaan belum membuka (belum
bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Bateraiterminal 30main
coilarmaturemassa

switchterminal

CField

Oleh karena kunci kontak kembali On (bukan pada posisi


Start), maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus
dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran
arusnya akan menjadi:
Bateraiterminal 30main switchterminal CPull in
coilHold in coilmassa

Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional


Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear,
kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar
diatas, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:
Baterai kunci kontak terminal 50 hold in coil
massa
Bateraiterminal 30main switchterminal cfield
coilarmaturemassa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus
dari pull in coil tidak dapat mengalir (karena tidak adanya
beda potensial), akibatnya kontak plate ditahan oleh
kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang
besar
akan
mengalir
dari
baterai
ke
field
coilarmaturemassa melalui main switch. Akibatnya

Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet


yang dihasilkan juga berlawanan, sehingga kedua-duanya
saling menghapuskan dan tidak terjadi kemagnetan, hal ini
akan mengakibatkan kekuatan return spring dapat
mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan
demikian drive lever menarik sarter clutch dan pinion gear
terlepas dari perkaitan

1.

2.

3.

III. KESIMPULAN ( PENUTUP)


Motor DC merupakan alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik
putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai
generator atau sebaliknya generator DC dapat
difungsikan sebagai motor DC.
Motor DC seri mempunyai torsi awal
yang sangat tinggi sehingga dapat memutar beban yang
sangat berat disaat awal. Oleh karena itu, salah satu
kegunaannya adalah sebagai motor starter, motor
keran, atau sebagai pengungkit, dimana yang
dipentingkan adalah torsi awal yang kuat.
Motor starter adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi
energi gerak (mekanik) yang akan digunakan untuk
memutar fly wheel pertama kali yang dibutuhkan
mesin tersebut untuk hidup atau melakukan siklus
kerjanya. Saat ini dikenal dua jenis motor starter, yakni
motor starter tipe konvensional dan motor starter tipe
reduksi.

REFERENSI
[1][Online].Available:
http://hernawan471.blogspot.com/2012/12/motor-listrik.html
[2][Online].Available:
http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211041arigustian/2013/04/25/mesi
n-direct-current-dc/
[3][Online].Available:
http://keep-meka.blogspot.com/2011/07/motor-dc-bruses-atausikat.html
[4][Online].Available:
http://ilmubagus-darmaxxx.blogspot.com/2012/02/motor-ac-dan-dc1-fasa.html
[5][Online].Available:
http://mekatronika-smk.blogspot.com/2012/04/pengaturan-putaranmotor-listrik-1.html
[6][Online].Available:
http://blogmekatronik.wordpress.com/tag/motor-listrik/
[7][Online]Available:
http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211041arigustian/2013/04/25/mesi
n-direct-current-dc/

Anda mungkin juga menyukai