Anda di halaman 1dari 11

Motor DC

Tuesday, October 21st, 2014 - Komponen Aktuator

Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC. Motor
DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.

Motor DC

Komponen Utama Motor DC

Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama :

1. Kutub medan magnet

Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan
motor DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau
lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari
sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Kumparan motor DC

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet
berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan
selatan kumparan motor DC.
3. Commutator Motor DC

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan
arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus
antara kumparan motor DC dan sumber daya.

Kelebihan Motor DC

Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC tersebut,
yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur :

 Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan


meningkatkan kecepatan
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah
arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.

Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan
dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :

Gaya elektromagnetik : E = K Φ N
Torque : T = K Φ Ia

Dimana:

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)


Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus kumparan motor DC
K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC
1. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited

Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah /
separately excited.

2. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah. Oleh karena
itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus kumparan motor DC.
Karakteristik Motor DC Shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).

3. Motor DC daya sendiri: motor seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. Oleh karena itu, arus
medan sama dengan arus kumparan motor DC. Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell
International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002) :

 Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM


 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang
tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada gambar berikut.
Karakteristik Motor DC Seri

4. Motor DC Kompon/Gabungan

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan
medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan kumparan motor
DC (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah. Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-
50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor
kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Karakteristik Motor DC Kompon


Prinsip Kerja Motor Listrik DC
Electrical

by Onny

Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Motor listrik pertama kali diciptakan dengan menggunakan sumber
arus listrik searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa ilmuwan seperti Englishman Peter
Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834), dan William Sturgeon (1832). Perkembangan
motor listrik DC tidak dapat terlepas dari sebuah fenomena induksi elektromagnetik yang
diperkenalkan oleh Michael Faraday (1831) dan terkenal dengan sebutan Hukum Faraday.

Namun justru di akhir abad 19, puluhan tahun setelah para ilmuwan memperkenalkan motor
listrik, John Ambrose Fleming memperkenalkan sebuah sistem mneumonik untuk
memudahkan kita memahami fenomena yang terjadi pada motor listrik dan generator listrik.
Sistem mneumonik tersebut Fleming sebut dengan kaidah tangan kiri untuk motor listrik, dan
kaidah tangan kanan untuk generator listrik. Kaidah ini memudahkan kita untuk menentukan
arah gaya dorong, arah medan magnet, serta arah arus listrik pada sebuah sistem induksi
elektromagnetik.
Kaidah Tangan Kiri
(Sumber)

Gambar di atas adalah kaidah tangan kiri yang diperkenalkan oleh Fleming untuk
memudahkan kita memahami fenomena induksi elektromagnetik pada motor listrik. Tirukan
saja susunan jari tangan kiri Anda untuk membentuk konfigurasi seperti gambar di atas.
Sekarang yang perlu kita ingat adalah dengan konfigurasi jari tangan kiri seperti ini maka jari
tengah Anda menunjukkan arah arus listrik, jari telunjuk Anda menunjukkan arah medan
magnet, sedangkan ibu jari Anda menunjukkan gaya dorong yang terjadi akibat fenomena
induksi elektromagnetik. Arah dari ketiga parameter pada kaidah tangan kiri ini berlaku
untuk semua motor listrik dan bekerja secara alami selayaknya Anda mengenal gaya gravitasi
bumi maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang berbeda.
Skema Dasar Motor Listrik DC

Selanjutnya untuk lebih memahami bagaimana sebuah motor listrik dapat bekerja, mari kita
perhatikan gambar skema motor listrik DC di atas. Pada skema di atas, rotor motor
diskemakan dengan sebuah kawat angker penghantar listrik (armature) yang membentuk
persegi panjang. Pada kedua ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk lingkaran
yang terbelah di tengahnya, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin belah.
Cincin belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor. Sedangkan
stator motor tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang saling berhadapan. Pada
bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator dilengkapi dengan sikat karbon
yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari sumber tegangan ke kumparan rotor.

Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan gambar baterai pada skema motor DC di atas.
Masing-masing kutub baterai terhubung dengan sikat karbon, sehingga tercipta arus listrik
DC dengan arah arus dari kutub positif ke negatif melewati sikat karbon, satu bagian cincin
belah, kawat angker (armature), kembali ke cincin belah, sikat karbon dan ke kutub negatif
baterai.
(a)

(b)
(c)
Proses Berputarnya Rotor Motor Listrik DC
(Sumber)

Setelah kita memahami konsep kaidah tangan kiri Fleming serta juga komponen-komponen
dasar dari motor listrik, maka kita akan dengan mudah memahami bagaimana motor listrik
dapat bekerja. Kita mulai dengan gambar (a) di atas, garis medan magnet mengarah ke kiri
yang disimbolkan dengan garis biru dan huruf (B). Untuk arah arus listrik ditunjukkan
dengan garis berwarna hitam dan huruf (I). Jika kita mencoba menggunakan kaidah tangan
kiri kita pada sisi kiri kawat angker, maka akan kita dapatkan bahwa gaya dorong (F) akan
mengarah ke atas. Sedangkan untuk sisi kanan kawat angker, kaidah tangan kiri akan
menunjukkan bahwa gaya dorong akan mengarah ke bawah. Gaya dorong yang tegak lurus
langsung terhadap kawat angker kanan dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling besar pada
rotor motor. Gaya torsi inilah yang akan memutar rotor motor.

Pada posisi rotor seperti gambar (b), masing-masing cincin belah masih terhubung dengan
sikat karbon sehingga arah arus listrik tidak berubah. Dengan cara yang sama menggunakan
kaidah tangan kiri, arah gaya dorong juga mengarah ke atas untuk kawat angker kiri dan ke
bawah untuk kawat angker kanan. Namun besar gaya torsi yang terjadi adalah lebih kecil
sebesar cos α daripada gaya F. Gaya torsi ini masih akan membuat rotor motor berputar
searah jarum jam.

Torsi rotor akan menjadi nol pada saat kawat angker berposisi seperti pada gambar (c).
Sesuai dengan kaidah tangan kiri, jika pada kawat angker terdapat arus listrik, maka arah
gaya dorong kawat juga ke atas atau pun ke bawah. Namun karena gaya tersebut segaris
dengan titik poros rotor, atau dapat pula dikatakan tegak lurus dengan arah putaran rotor,
maka tidak akan timbul gaya torsi pada kawat angker. Sudut α yang sebesar 90o menjelaskan
pula tidak akan timbul gaya torsi pada saat posisi kawat angker demikian, karena nilai dari
cos 90o adalah nol. Nilai torsi nol ini tidak akan membuat rotor motor berhenti berputar,
karena sifat kelembaman rotor maka rotor akan terus berputar selama masih ada arus listrik
yang mengalir pada kawat angker.
Setelah kawat angker melewati fase tegak lurus dan membentuk sudut -α, arah arus listrik
akan mengalir dengan arah yang sama seperti pada saat kawat angker bersudut +α (gambar
b). Komponen komutator yang selalu ikut berputar dengan rotor dan sikat karbon yang selalu
diam, menjadi komponen yang akan menjaga arah arus listrik untuk selalu tetap yakni --
sesuai gambar skema-- mengalir dari sisi kiri kawat angker ke kanan. Arah arus listrik yang
selalu tetap di setiap setengah putaran rotor inilah yang akan membuat rotor motor listrik
selalu berputar selama masih ada arus listrik yang mengalir ke kawat angker.

Animasi Prinsip Kerja Motor Listrik DC


(Sumber)

Gaya Lorentz
Gaya dorong pada kawat angker motor listrik dc merupakan salah satu bentuk gaya Lorentz.
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang berada di dalam
sebuah medan magnet. Perhitungan besar gaya Lorentz adalah sesuai dengan rumus berikut:
F =BxIxL
Dimana:
F = Gaya Lorentz (Newton)
B = Medan magnet (Tesla)
I = Arus listrik (Ampere)
L = Panjang kawat yang dialiri listrik (Meter)

Besar gaya Lorentz berpengaruh langsung terhadap kecepatan putaran serta gaya torsi motor
listrik. Sesuai dengan rumusan di atas, maka kecepatan putaran serta torsi motor tergantung
dari besar medan magnet, besar arus listrik, serta panjang kawat. Ketiga komponen tersebut
dapat direkayasa sehingga didapatkan karakteristik motor listrik yang sesuai dengan yang
diinginkan. Merekayasa jumlah lilitan kawat angker serta besar arus listrik yang masuk ke
kawat tersebut menjadi dua komponen yang paling mudah dimodifikasi pada sebuah motor
listrik.
Diagram Motor Listrik Dengan Tiga Lilitan Kawat Angker
(Sumber)

Video Prinsip Kerja Motor Listrik DC

Referensi :

 Electrical4U: Working Principle of DC Motor


 Electrical4U: Fleming Left & Right Hand Rules
 Wikipedia: Gaya Lorentz

Anda mungkin juga menyukai