Ir.USMAN UMAR,ST.MT
NIDN : 0918107201
MBM :1156990
MOTOR ARUS SEARAH (DC)
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan definisi motor DC, jenis-jenis motor
DC, daya armatur maksimum motor DC, pengaturan kecepatan motor DC,
karakteristik motor DC, motor DC tanpa beban, efisiensi motor DC, dan simulasi
motor DC.
MANFAAT PEMBELAJARAN
Dengan adanya pengetahuan tentang definisi motor DC, prinsip kerja, dan
pengendalian motor DC serta implementasinya diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan mengembangkan implementasi yang lain hal-hal yang berkaitan
dengan motor DC.
MOTOR ARUS SEARAH (DC)
Sub Pokok Bahasan
Definisi Motor Listrik
Motor Listrik DC
Bagian Motor DC/Arus Searah
Kelebihan Motor DC
Jenisi jenis Motor DC
Perinsip Kerja Motor DC
Konstruksi Motor DC
Motor Listrik
• Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa
sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
• Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang
berubah dan berbanding kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak
bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah
JENIS MOTOR LISTRIK
Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC dan motor AC.
Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan
mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini.
Motor DC/Arus Searah
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC.
Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung
dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap
untuk kisaran kecepatan yang luas
Motor listrik pertama kali diciptakan dengan menggunakan sumber arus listrik
searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa ilmuwan seperti Englishman Peter
Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834), dan William Sturgeon (1832).
Perkembangan motor listrik DC tidak dapat terlepas dari sebuah fenomena induksi
elektromagnetik yang diperkenalkan oleh Michael Faraday (1831) dan terkenal
dengan sebutan Hukum Faraday.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada
kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan
tegangan bolak-balik.
Prinsip dari arus searah adalah membalik phasa negatif dari gelombang sinusoidal
menjadi gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,
dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar
dalam medan magnet,dihasilkan tegangan (GGL) seperti yang terlihat pada Gambar
dibawah ini sebagai berikut :
Bagian Motor DC/Arus Searah
Pada sebuah motor DC memiliki tiga komponen utama:
2. Kumparan Motor DC
3. Commutator Motor DC
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang
lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo
yangberbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampai kutub utaradan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo
3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi
arus antara dinamo dan sumber daya.
Kelebihan Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak
mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
• Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
• Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kece
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
Gaya elektromagnetik:
E = KΦN
Torsi:
T = KΦIa
Dimana :
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Jenis-Jenis Motor DC
Motor DC/Arus Searah di kelompokkan menjadi 4 jenis yaitu
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisahmaka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited.
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar
dibawah. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus
medan dan arus kumparan motor DC.
Jenis-Jenis Motor DC
2. Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: Motor Shunt
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
3. Motor DC Daya Sendiri: Motor Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. Oleh
karena itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC. Berikut tentang
kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd,
2002)
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
akan mempercepat tanpa terkendal
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan(medan shunt) dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yangditunjukkan dalam gambar 6.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni
persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk
silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan
kumparan tempat terbentuknya GGL induksi .
Inti Jakar tebuat dari bahan ferromagnetik, dengan meksud agar komponen-
komponen (lilitan jangkar) terletakdalam daerah yang induksi magnetnya besar,
supaya ggl induksi dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka
jangkar dibuat dari bahan berlapis- lapis tipis untuk mengurangi panas yang
terbentuk karena adanya arus linier
KONTRUKSI MOTOR DC
4. Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl
induksi.
5. Kumparan Medan
Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang akan
dipotong oleh konduktor jangkar.
KONTRUKSI MOTOR DC
6. Kommutator
Sedangkan stator motor tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang saling berhadapan.
Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator dilengkapi dengan sikat karbon yang
berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari sumber tegangan ke kumparan rotor.
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan gambar baterai pada skema motor DC di atas. Masing-
masing kutub baterai terhubung dengan sikat karbon, sehingga tercipta arus listrik DC dengan arah
arus dari kutub positif ke negatif melewati sikat karbon, satu bagian cincin belah, kawat angker
(armature), kembali ke cincin belah, sikat karbon dan ke kutub negatif baterai.
Gambar a
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Pada posisi rotor masing-masing cincin belah masih
terhubung dengan sikat karbon sehingga arah arus listrik
tidak berubah. Dengan cara yang sama menggunakan
kaidah tangan kiri, arah gaya dorong juga mengarah ke
atas untuk kawat angker kiri dan ke bawah untuk kawat
angker kanan. Namun besar gaya torsi yang terjadi
adalah lebih kecil sebesar cos α daripada gaya F. Gaya
torsi ini masih akan membuat rotor motor berputar
searah jarum jam
F =BxIxL
Dimana:
F = Gaya Lorentz (Newton)
B = Medan magnet (Tesla)
I = Arus listrik (Ampere)
L = Panjang kawat yang dialiri listrik (Meter)
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Besar gaya Lorentz berpengaruh langsung terhadap kecepatan putaran serta gaya torsi
motor listrik. Sesuai dengan rumusan di atas, maka kecepatan putaran serta torsi motor
tergantung dari besar medan magnet, besar arus listrik, serta panjang kawat. Ketiga
komponen tersebut dapat direkayasa sehingga didapatkan karakteristik motor listrik
yang sesuai dengan yang diinginkan. Merekayasa jumlah lilitan kawat angker serta besar
arus listrik yang masuk ke kawat tersebut menjadi dua komponen yang paling mudah
dimodifikasi pada sebuah motor listrik.
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Bentuk rangkaian listrik dari motor DC tanpa penguat medan
Vt : tegangan sumber DC
Ea : GGL induksi armatur
Ia : arus armatur
Ra : hambatan armatur
KU : kutub utara magnet
KS : kutub selatan magnet
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Rangkaian listrik dari motor DC dengan menggunakan penguat kumparan medan
terpisah.
Persmaan
Vt =Ia . Ra + Ea + Vs
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Dikalikan dengan Ia semua menjadi
Vt . Ia = (Ia)2 . Ra + Ea . Ia + Ia . Vs
Vt . IL = P in (daya input yang dibutuhkan dari sumber listrik)
Vt . Ia = Daya listrik yang dibutuhkan untuk memutar jangkar
Ea . Ia = Pa (daya armatur)
(Ia)2 . Ra = Rugi daya listrik pada jangkar
Vsh = If . Rf
= Vt
IL = Arus jala-jala
= (Ia + If)
(Ia2 . Ra + If2 Rf) = Rugi tembaga total (Pcu)tot
Gaya gerak listrik induksi armatur (Ea) timbul akibat kumparan rotor berputar yang
terletak di antara kutub utara dan kutub selatan magnet motor. Pada saat awal rotor
berputar, besar Ea = nol. Dengan demikian kumparan rotor akan menarik arus yang besar
dari sumber listrik Vt,Ia = (Ia)2. Ra+Ea.Ia+(Ia.Vs)
Setelah motor berputar pada kecepatan sebenarnya, Ea akan menjadi
maksimum. Dengan demikian motor akan menarik arus listrik sumber paling
minimum (arus nominal = sepersepuluh dari arus start).
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Besar torsi jangkar motor DC adalah sebesar:
T = 0,159 x P / a x z x Ф x Ia (N.m)
Atau: Di mana:
Ф = flux dalam weber
T = K x Ф x Ia (N.m)
Jika panjang kumparan rotor L dialiri arus listrik sebesar I dan terletak di antara kutub
magnet utara dan selatan dengan kerapatan flux sebesar B, maka kumparan rotor tersebut
mendapat gaya F sebesar:
F = B.I.L
Di mana:
F = gaya lorentz (Newton)
B = kerapatan flux magnet (Weber/m2)
I = arus listrik (Ampere)
L = panjang sisi kumparan rotor (m)
KEGUNAAN MOTOR DC
o Motor stator mobil
o Tape recorder
o Motor pada mainan anak-anak
Pada Industri motor DC berfungsi sbg :
Traksi
Elevator
Comveyer
Tram listrik
Untuk menggerakan mesin2 produksi di pabrik
Jenis Motor DC
Jenis motor DC sama dengan jenis generator DC, sehingga suatu mesin DC
dapat diapakai sebagai generator dan dapat pula dipakai sebagai motor
Dengan membalikan gen. DC, dimana teg. (Vc) menjadi sumber dan
tegangan jangkar (Eg) merpakan ggl lawan.
Gen DC ini akan berlaku sebagai motor DC, maka hubnganteg Vt dengan
Ea dapat ditulis sbb :
Eg = Vt-IaRa
Motor Berpenguatan bebas
Pada jangkar motor imbul EMF (ggl) lawan sebasar Eg yang melawan
tegangan masuk (vt).
Rangkaian ekivalennya sbb :
Vt = Eg + IaRa + .. Vst
I = Ia
If= Vf/ R+Rf , I= Pinp/Vt
Jenis Motor DC
Motor DC berpenguatan sendiri :
Motor DC shunt
Motor DC seri
Motor DC kompon :
Motor DC kompon pendek
Motor DC kompon panjang
Jenis Motor DC
Motor DC shunt
Persamaan R. ekivalennya :
Vt=Eb+IaRa+ ….Vst
Motor DC kompon
Ish = If= Vt/Rsh
Rangkaian ekivelan :
I = Ia +Ish
Pers. Rangk. Ekivalen :
I = Pinp/Vt
Vt = Eb+IaRa+Irs+delta Vst
Ish = Vt-IRs/ Rsh
Motor DC seri I = Ia-Ish
Pers. Rangk. Ekivalen : I = Pin/ Vt
Vt= Eb+IaRa+Irs+ delta Vst
I = Ia
I = Pinp/Vt