Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PRAKTIK MESIN LISTRIK


SUBYEK : PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC EKSITASI
TERPISAH
Nama : NIM/Kelas : No. Percobaan :
02

1.TUJUAN
Dalam percobaan ini , diharapkan praktikan dapat:
- Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
- Menjelaskan prinsip kerja motor DC
- Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik pengaturan putaran motor DC

2.PENDAHULUAN

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :


 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi
loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang
lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:

1
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan
kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan
adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatan
operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque
bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.

Gambar 1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik

Jenis-jenis Motor Listrik


Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme
operainya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik.

2
Gambar 2 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik

Motor DC / Arus Searah


Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan litrik arus searah
menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk
kisaran kecepatan yang luas.
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan jangkar dan
kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan karakteristiknya, motor
arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor
arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang
mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.

Gambar 5 Konstruksi Motor DC dan komponen

Tiga Komponen Utama Motor DC


1. Kutub medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua

3
kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan
diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari
luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus
motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

3. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor DC dapat dikendalikan dengan mengatur:
• Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
• Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya


dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga
sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan
arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan
tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

4
Gaya elektromagnetik : E = KΦN

Torsi : T = KΦI Nm

Dengan,
E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM
T = torsi elektromagnetik
I = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Sebuah motor DC terdiri dari gilungan kawat (coil) yang berputar pada medan Magnet . Arus
pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring. Coil berada pada

5
medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat menghasilkan torsi pada
coil.
Gaya F pawa kawat dengan panjang L membawa arus listrik i pada medan magnet B adalah iLB
dikali dengan sinus sudut antara B dan i. Arah dari gaya F mengikuti prinsip tangan kanan
seperti diperlihatkan pada. Gaya yang diperlihatkan memiliki besaran yang sama namun dengan
arah yang berbeda, sehingga gaya-gaya tersebut menghasilkan torsi.
Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan
fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati stabilitasnya.
Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati kecepatan motor.Untuk
mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri, yaitu metode pengukuran
kecepatan motor jarak jauh. Dengan metode ini tidak perlu berdekatan dengan motor untuk
mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio, dapat digunakan sebagai media untuk
mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain
tanpa menggunakan kabel.

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited.
b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam
jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

6
Gambar 6 Karakteristik Motor DC Shunt.

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):


• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah
kecepatannya berkurang, lihat Gambar 6) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 7. Oleh karena itu, arus medan sama
dengan arus dinamo ( jangkar).
Berikut tentang kecepatan motor dc seri :
- Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
- Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat
tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi,
seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 7).

7
Gambar 7 Karakteristik Motor DC Seri.

d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan
motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar
(12%) tidak cocok.

8
Gambar 8 Karakteristik Motor DC Kompon.

Mesin DC yang akan kita praktekkan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat gambar
rangkaians. Karakteristik motor yang diamati dalam keadaaan tanpa beban ialah :
 Putaran motro fungsi aus penguatan N=f(if), dengan V= Konstan
 putaran motor fungsi tegangan jangkar N=f(V), dengan If= Konstan

C.DAFTAR PERALATAN
1. Motor DC : 1 buah
2. Tachometer : 1 buah
3. Voltmeter (V): 2 buah
4. Ampermeter (A), 2 buah
5. Kabel penghubung : 16, Panjang=10, pendek=6
6. Penyearah tiga fasa: 1 buah
7. Multi tester : 1 buah

9
D.LANGKAH KERJA

(a) Untuk karakteristik N= f(V), If= Konstan


1. Rangkai seperti gambar 9
2. Masukkan saklar untuk penguat medan, hingga mencapai 0,45A konstan
3. Masukkan saklar untuk tegangan motor. Tegangan diatur dari 0 V sampai 360 V atau
hingga putaran 3600 Rpm secara bertahap ( Step by step), seperti pada Tabel 1
4. Catat putaran untuk setiap tegangan masukkan seperti pada Tabel 1
5. Lakukan langkah langkah 1 untuk if= 0,35 A atau harga lain.
6. Lakukan langkah 2 hingga 3
7. Catat semua nilai putaran dan masukkan pada Tabel 2

(b).Untuk karakteristik N=f(if), V= Konstan


1. Catat ‘name plate’ mesin DC
2. Rangkaikan sesuai dengan diagram rangkaian pada gambar 9
3. Masukkan saklar untuk suplai arus medan hingga If=0,45. secara bertahap.
4. Masukkan saklar kemudian buat suplai tegangan masukan motor 300 V tetap.
5. Turunkan eksitasi dari 0,45 A sebesar 0.05 seperti pada Tabel 3secara bertahap hingga
putaran, N= 3000 rpm. Catat putaran dan masukkan tabel 3
6. Eksitasi dinaikkan kembali seperti semula, If=0,45 A
7. Turunkan tegangan masukan motor ke tegangan 270 V
8. Ulangi langkah 5 dan masukkan nilai Rpm pada tabel 4.
9. Turunkan tegangan masukan motor sampai nol kemudian matikan saklarnya,
10. Turuankan arus penguat medan hingga nol dan matikan saklarnya

10
PANEL MEJA
DC

+ -

A
PANEL MEJA
AC 3 Fasa
V
MOTOR DC
REGULATOR E1
A1
L1 L2 L3

E2

A B2
OUTPUT

L1 L2 L3

L1 L2 L3 L1 +
INPUT
V
L2
L3 -

PENYEARAH

Gambar 9.Suplai tegangan rotor dan belitan medan

5.DATA HASIL PERCOBAAN


(a). Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi
N=f ( V), dengan If= Konstan

11
Tabel 1

Tegangan Arus eksitasi If Arus Jangkar


N0 Jangkar V Putaran Rotor Konstan Motor, Ia
(Volt) (RPM) Ampere (Ampere)
1 30
2 60
3 90
4 120
5 150 0,45
6 180
7 210
8 240
9 270
10 300
11 330
11 360 3000

Tabel 2

Tegangan Arus eksitasi, If Arus Jangkar


N0 Jangkar V Putaran Rotor Konstan Motor, Ia
(Volt) (RPM) Ampere (A)
1 30
2 60
3 90
4 120
5 150 0,35
6 180
7 210
8 240
9 270
10 300
11 330
11 360 3000

12
(b). Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaram

N=f(If), V=konstan

Tabel 3

Arus Tegangan Arus Jangkar


N0 Eksitasi , A Putaran Rotor,N Jangkar ,V Motor, Ia
(Volt) (RPM) Volt (Ampere)
1 0,56
2 0,50
3 0,45
4 0,40
5 0,35 300
6 0,30
7 0,25
8 0,20
9 0,15
10 0,10 3000
11
12

Tabel 4

Arus Tegangan Arus Jangkar


N0 Eksitasi Putaran Rotor, N Jangkar,V Motor, Ia
(A) (RPM) Volt (A)
1 0,56
2 0,50
3 0,45
4 0,40
5 0,35 270
6 0,30
7 0,25
8 0,20
9 0,15
10 0,10 3000
11
11

13
6.TUGAS
1. Jelaskan mengapa pada saat menjalankan motor dc penguat terpisah ini langkah pertama
harus memberi penguatan medan lebih dahulu ?
2. Hitung tegangan ggl balik dalam motor. Ambil tiga data tiap Tabel 1-4
3. Hitunglah daya masukan motor (Pin), daya listrik yang dikonversi menjadi daya mekanik
(Pm)
4. Analisa hasil percobaan
5. Berilah kesimpulan yang lengkap.

14

Anda mungkin juga menyukai