Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Motor DC Penguat

Terpisah

Judul : Motor DC Penguat Terpisah

Disusun oleh : Rizki Akbar Prasetya (1217100163)


Anggota :-Abbiyu Ghifari M
-M. Adrian
-M. Diaz Amelza
-Reza Ardyanto
Kelas : 2G
Jurusan : Teknik Mesin (Konsentrasi Perawatan Rangka
dan Mesin Pesawat (GMF)
Tanggal praktikum : 12 Mei 2018
Tanggal penyerahan laporan : 31 Mei 2018

Politeknik Negeri Jakarta


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Motor DC digunakan pada berbagai macam kegiatan sehari-hari, seperti kipas angin,
motor wiper, pemutar CD, dan lainnya. Pada kesempatan kali ini praktikkan ingin mengetahui cara
kerja motor DC dan bagaimana cara pengaplikasiannya pada kehiupan sehari-hari

1.2 Tujuan
Dalam pecobaan ini, diharapkan praktikan dapat:
 Mengoprasikan motor DC jenis penguat terpisah
 Menjelaskan prinsip kerja motor DC
 Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama:

 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya


 Jika kawat yang membawa arus dibengkokan menjadi sebuah lingkaran/ loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromegnetik yang
disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa
yang dimaksud dengan beban motor. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam 3
kelompok:
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
2. Beban dengan variable torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variable torque adalah pompa sentrifugal
dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
3. Beban dngan energy konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan
daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

(Gambar 1 prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik)


2.1.2 Jenis-jenis Motor Listrik

Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme
operasinya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik.

(Gambar 2 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik)

2.1.3 Motor DC/ Arus searah

Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan listrik arus searah
menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/ arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/ Direct-unDirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus
dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.

Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan jangkar dan
kumparan medan untuk diubah menjadi energy mekanik. Berdasarkan karakteristiknya, motor arus
searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus bolak-
balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang mesin produksinya
memerlukan pengaturan yang luas.

(Gambar 5 Konstruksi Motor DC dan Komponen)


2.1.4 Tiga Komponen Utama Motor DC

1. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dynamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua
kutub medan: kutub utara dan selatan. Garis megnetik energy membesar melintasi bukaan
diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks
terdapat satu atau lebih electromagnet. Electromagnet menerima listrik dari sumber daya dari
luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Dynamo
Bila arus masuk menuju dynamo, maka arus ini akan menjadi electromagnet. Dynamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Unutk kasus
motor DC yang kecil, dynamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dynamo.

3. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dynamo. Komutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dynamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai engendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor DC dapat dikendalikan dengan mengatur:
 Tegangan dynamo – Meningkatkan tegangan dynamo akan meningkatkan kecepatan
 Arus medan – Menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaan nya pada umumnya
dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus
listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di
area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juda relative
mahal dibandingkan motor AC.
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dynamo ditunjukan dalam
persamaan berikut:

Kecepatan Motor DC
Dari persamaan tegangan motor sebelumnya, diperoleh:

øZN P
Eb=V −Ia . Ra atau ( )
60 A
=V −Ia . Ra

V −Ia . Ra 60 A
Maka akan diperoleh N= x( ) rpm
ø ZP
Eb 60 A
Karena V −Ia . Ra=Eb , maka N= x( )rpm
ø ZP

Eb
Atau N=K
ø
rpm

Ini menunjukan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL dan berbanding terbalik
dengan flux atau N ~ Eb / ø
Gaya electromagnetic : E = KøN
Torsi : T = K ø I Nm

Dengan,

E = gaya electromagnet yang dikembangkan pada terminal dynamo (volt)


Ø = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan

N = kecepatan dalam RPM

T = Torsi elektromagnetik

I = Arus dynamo

K = konstanta persamaan

Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan magnet. Arus pada coil
dialirkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring. Coil berada pada medan magnet tetap,
dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat menghasilkan torsi pada coil.
Gaya F pada kawat dengan panjang L membawa arus listrik I pada medan magnet B adalah ILB dikali
dengan sinus sudut antara B dan I. Arah dari gaya F mengikuti prinsip tangan kanan. Gaya yang
diperlihatkan memiliki besaran yang sama namun dengan arah yang berbeda, sehingga gaya-gaya
tersebut menghasilkan torsi.

Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan fungsinya
sebagai salah satu alat produksu, maka motor C sangat perlu diamati stabilitasnya. Salah satu langkah
untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati kecepatan motor. Untuk mengamati kecepatan
motor, dapat digunakanmetode telemetri, yaitu metode pengukuran kecepatan motor jarak jauh.
Dengan metode ini tidak perlu berdekatan dengan motor untuk mengetahui kecepatan motor. Dengan
gelombang radio, fapat digunakan sebagai media untuk mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga
kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain tanpa menggunakan kabel.

2.1.5 Jenis-jenis Motor DC/ Arus Searah

1. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/ separately excited.
2. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara parallel dengan
guungan dynamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam
jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dynamo.

(Gambar 6 Karakteristik Motor DC Shunt)


Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
 Kecepatan pada perakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu
setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar 6) dan pleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
 Keceparan dapat deikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dynamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).

3. Motor DC daya sendiri: motor seri


Dalam motor seri, dulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
dynamo (A) seperti ditunjukan dalam gambar 7. Oleh karena itu, arus medan sama dengan
arus dynamo (jangkar).
Berikut tentang kecepatan motor DC seri:
 Kecepatan dibatasi pada 5000Rpm.
 Harus dihindarkan menjalankan motor DC seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Motor-motor seri cocol untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi,
seperti Derek dan alat pengangkat hoist (lihat gambar 7)

(Gambar 7 Karakteristik Motor DC Seri)


4. Motor DC Kompon/ Gabungan
Motor kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan
medan (medan shunt) dihubungkan secara parallel dan seri dengan gulungan dynamo (A)
seperti yang ditunjukan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi presentase
penggabungan (yakni presentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal uang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,penggabungan 40-
50% menjadikan motor ini cocok intik alat pengangkat hoist atau Derek, sedangkan motor
kompon yang standar (12%) tidak cocok.

(Gambar 8 Karakteristik Motor DC Kompon)

Mesin DC yang akan kira praktekan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat gambar rangkaian.
Karakteristik motor yang diamati dalam keadaan tanpa beban ialah:

 Putaran motor fungsi arus penguat N = f (if), dengan V = konstan


 Putaran motor fungsi tegangan jangkar N = f(V), dengan If = Konstan
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan bahan


1. Motor DC
2. Tachometer
3. Voltmeter (u1), 1 buah
4. Amperemeter (A), 2 buah
5. Kabel penghubung

3.2 Langkah Kerja

Untuk karakteristik N = f(V)


1. Catat ‘name plate’ mesin DC
2. Rangkailah sesuai dengan diagram rangkaian
3. Masukan saklar unuk suplay arus medan, pengaturan dari 0,2A – 0,8A secara bertahap
4. Masukan saklar untuk suplay arus tegangan dan atur untuk nilai 150V tetap
5. Masukan data putaran yang diperoleh pada table yang telah dibuat
6. Matikan motor dengan jalan turunkan tegangan motor sampai 0
7. Matikan saklar untuk penguat medan

Untuk karakteristik N = f(If)

1. Masukan saklar untuk penguat medan, atur sampai mencapai 0,8A konstan
2. Masukan saklar untuk tegangan motor dari 20V dampai 220V. lakukan secara bertagap
3. Catat putaran, masukan dalam table
4. Matikan motor dengan menurunkan tegangan terlebih dahulu
5. Matikan saklar penguat medan
BAB IV
DATA DAN ANALISA

4.1. Data

Percobaan 1
N = f(V)

N (Rpm)
No V Ia
If = 0,3 A If = 0,35A
1 30 0.55 265 255
2 60 0.6 565 540
3 90 0.65 880 845
4 120 0.7 1180 1135
5 150 0.75 1480 1420
6 180 0.75 1760 1680
7 210 0.8 2055 1980
8 240 0.85 2345 2240
9 270 0.9 2660 2535
10 300 0.95 2960 2830
11 330 1 3255 3120
12 360 1.5 3580 3400

Percobaan 2
N = f(If)

N (Rpm)
No If
Va = 150 Va=270
1 0.35 1420 2590
2 0.3 1460 2670
3 0.25 1430 2780
4 0.2 1640 2980
5 0.15 1845 3400
4.2. Analisa Data

Percobaan 1

Grafik Tegangan Terhadap Putaran


8000

7000

6000

5000 If = 0.35A
If = 0.3 A
N(RPM)

4000

3000

2000

1000

0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Pada percobaan kali ini praktikan ingin mengetahui pengaruh tegangan sumber dari AC
terhadap putaran pada motor DC. Dari hasil praktikum, didapatkan hasil bahwa perbedaan
tnilai tegangan sumber dari sumber AC akan mempengaruhi putaran pada motor DC secara
signifikan. Semakin besar nilai arus pada rangkaian DC maka perubahan jumlah putaran
terhadap teganagan sumber AC akan semakin signifikan.
Percobaan 2

Grafik Arus DC Terhadap Putaran


4000

3500

3000

2500 Va = 150 V
Va = 270 V
N(RPM)

2000

1500

1000

500

0
0.35 0.3 0.25 0.2 0.15

Pada percobaan kali ini praktikakan ingin mengetahui pengaruh arus DC terhadap putaran
motor DC. Dari hasil prakitikum menunjukan bahwa perubahan arus DC mempangaruhi
putaran pada motor DC namun tidak terlalu signifikan, dikarenakan perubahan arus DC
dalam motor digunakan untuk memperhalus perubahan putaran pada motor DC. Selain itu,
semakin kecil tegangan AC yang masuk ke dalam komponen motor DC maka perubahan
putaran pada motor DC akan semakin halus
4.3. Masalah

Pertanyaan :
1. Mengapa pada saat menjalankan motor DC penguatan terpisah ini langkah pertama harus
memberi penguatan medan terlebih dahulu?
2. Analisis hasil percobaan
3. Beri kesimpulan lengkap

Jawaban:

1. Karena syarat berputarnya motor DC adalah adanya medan magnet yang berubah-ubah
yang didapatkan dari ggl induksi. Untuk mendapatkan ggl induksi maka terlebih dahulu
harus adanya arus eksitasi terlebih dahulu, dengan adanya arus eksitasi maka inti rotor
akan berfungsi menjadi magnet
2. Terdapat pada sub bab 4.2 – Analisis Data
3. Terdapat pada Bab V - Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini praktikan berusaha mengethaui cara kerja motor DC. Untuk itu terdapat
dua variabel bebas yang praktikan cermati pengaruhnya terhadap putaran pada motor DC yaitu
tegangan pada penguat terpisah dan arus dari sumber DC. Hasilnya adalah tegangan pada
penguat terpisah digunakan untuk meningkatkan atau menguarangi daya pada motor DC
sedangkan arus dari sumber DC digunakan untuk mempehalus atau memperkasar putaran pada
motor DC

Anda mungkin juga menyukai