Anda di halaman 1dari 18

NAMA : MUH.

ASNAN HABIB RABU, 17 JUNI 2020


NIM : 32119018
KELAS : 1A D3 TEKNIK LISTRIK

1. Jelaskan serta gambarkan empat jenis metode pengereman pada motor listrik!
Jawab:
a. PENGEREMAN DINAMIK
Pengereman dinamik yaitu dengan memasang beban RL pada terminal setelah tegangan
sumber dimatikan. Karena motor arus searah tidak dapat berhenti secara mendadak, maka
setelah tegangan sumber dimatikan kecepatan putaran motor masih relatif tinggi. Pada
saat yang demikian ini motor tersebut tidak berfungsi sebagai motor melainkan berfungsi
sebagai generator. Untuk menghentikan putaran motor setelah tegangan sumber
dimatikan pada terminal motor dihubungkan dengan beban RL. Dengan adanya beban RL
tersebut, maka putaran jangkar akan turun cepat. Hal yang perlu diperhatikan bahwa
harga RL dipilih sedemikian rupa sehingga IL tidak terlalu besar (biasanya dua kali arus
jangkar beban penuh).

b. PENGEREMAN PLUGGING
Pada pengereman secara plugging dilakukan pembalikan polaritas tegangan pada jangkar
atau pada penguat medan. Dengan cara ini motor cepat berhenti berputar, malah
cenderung berbalik arah.
c. PENGEREMAN BEBAN LISTRIK
Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi
yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri daristruktur
kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir
pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub
utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati
kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada
rotor
d. PENGEREMAN ELEKTROMEKANIS
Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim
pengeremanElektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis
bekerjamembuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum
akandicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan
hilangmaka proses pengereman bekerja.

2. Jelaskan tentang metode starting pada motor listrik!


Jawab:
1. Starting secara Direct on line ( DOL )
Pengasutan secara langsung DOL (direct on line) akan menarik arus sangat besar dari jaringan (6
– 7 kali arus normal), dan torsi pengasutan 0,5 – 1,5 x torsi nominal.
Gambar rangkaian motor dengan sistem DOL

Perlu diperhatikan bahwa dengan sistem DOL, waktu pengasutan singkat, tidak lebih dari 10
detik dan kapasitas BHP motor maksimum 5kW. Atau pengasutan DOL dapat direkomendasikan
dengan kapasitas motor hingga 0,5 -1MW apabila waktu asut 5 detik dan persediaan daya pada
feeder cukup, dimana waktu t dan besaran kuat arus starting motor tidak melampau triping alat
proteksi.

2. Starting dengan Star Delta


Star awal dilakukan dalam hubungan bintang dan kemudian motor beroperasi normal dalam
hubungan delta. Pengendalian bintang ke delta dapat dilakukan dengan sakelar mekanik Y /Δ
atau dengan relay / kontaktor magnit.

Metoda starting Y /Δ banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar yang
mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter
yang umum dipakai antara lain : saklar rotari Y /Δ, saklar khusus Y /Δ atau dapat juga
menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang dirancang khusus untul
rangkaian starter Y /Δ.
Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan tegangan jala-jala yang
tersedia sumber 3 fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan bintang (Y) artinya
motor berjalan normal pada hubungan bintang pada tegangan 380 V. Motor tersebut dapat
dilakukan starting Y /Δ. Apabila dihubungkan pada tegangan jala 3 fasa 220 V.

Gambar Motor starting bintang-segitiga.

Besar arus pada hubungan bintang adalah 1/3 kali arus jika motor dihubungkan segitiga.

3. Starting Dengan Menggunakan Tahanan Primer (Primary Resistance)


Starting dengan menggunakan tahanan primer adalah suatu cara menurunkan tegangan yang
masuk ke motor melalui tahanan yang disebut tahanan primer karena tahanan ini terhubung pada
sisi stator.

Gambar Starting dengan Tahanan Primer (Primary Resistance Starter).

Penggunaan metoda starting ini banyak digunakan untuk motor-motor


kecil.

4. Starting dengan Auto Transformer


Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tahapan tegangan sekunder
auto transformer terendah. Setelah beberapa saat motor dipercepat, transformator diputuskan dari
rangkaian dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh.
Gambar Starting dengan Auto-Transformer

Keuntungan dari metoda starting ini adalah tegangan motor pada saat distart pada kondisi torsi
yang telah besar daripada metoda starting dengan tahanan primer (primary resistance starting),
pada penurunan tegangan yang sama dan arus jaringan yang sama.

5. Starting dengan Pengaturan Tahanan Rotor.


Cara ini adalah untuk menurunkan arus starting (I2) dengan menggunakan tahanan (R) yang
dihubungkan pada rangkaian rotor. Starting ini hanya dapat dipakai untuk motor induksi motor
rotor lilit (motor slip ring), sedangkan untuk motor induksi rotor sangkar hal ini tidak bisa
dilakukan. Motor induksi rotor lilit juga disebut motor induksi cincin geser (slipring), rotornya
mempunyai lilitan yang dihubungkan ke tahanan luar. Pada waktu starting, rotor dihubungkan
dengan tahanan (Rheostat) dengan harga R yang maksimum. Setelah motor running, maka
rheostat dihubung singkat dan rangkaian rotor dalam hubungan bintang secara langsung tanpa
disisipi rheostat.
Gambar Pengaturan tahanan rotor.

Cara diatas tidak bisa dilakukan pada motor induksi 3 fasa rotor sangkar karena kontruksi rotor
sangkar terdiri dari batang- batang tembaga yang membentuk seperti sangkar. Pada motor
induksi rotor lilit hal ini bisa dilakukan karena rotor terdiri dari lilitan tiga fasa yang ujungnya
dikeluarkan melalui slip ring dan dikoneksikan secara bintang.

3. Motor listrik sebagai penggerak beban vertical dengan berat benda 500 kg dan diangkat
dengan ketinggian 30 meter dalam 12 detistk, seperti terlihat pada gambar di bawah.
Tegangan fasa yang tersedia 220 Volt, frekuensi 50 Hz.
Hitung:
a. Daya mekanik yang ada pada system penggerak motor beban tersebut ?
b. Daya nominal motor listrik sebagai penggerak ?
c..Besarnya arus nominal motor ?
d. Kapasitas pengaman arus motor ?
Jawaban:
Peneyelesaian ;
Dik: F = mxg = 500x9,8= 4.900 N
W= Fxd = 4.900x30= 147.000J
Peny:
a. Daya mekanik motor
P=W/t = 147.000/12 = 12.250w = 12,25KW
b. Daya nominal motors
Pn = S = V x I = 220 x 55,68 = 12249,6 VA
c. Arus nominal motor
In = P/V = 12.250/220 = 55,68
d. Kapsitas pengaman arus motor
Fuse = 4xIn = 4x55,68 =222,72

4. Suatu motor 3 phase, masing-masing lilitan phase mempunyai tahanan murni 50 ohmdan
induktansi (L) 0,3 Henry, sumbernya adalah 415 V, 50 cps. Hitunglah daya total motor
dalam keadaan tanpa beban jika motor dalam sambungan bintang dan segitiga.

Jawab:

Peny:

Zphase = √ R2 +¿ j = √ 502 +¿

Pada hubungan bintang :

EL = Eph √ 3
EL 415
Eph = = = 240 volt
√ 3 106,6
IL = Iph
E ph 50
Iph = = = 2,25A › IL = 2,25A
I ph 106,6

E ph 50
Cos φ= = =0,47lagging
I ph 106,6
Daya total (P) = √ 3 EL IL cos φ

= √ 3 . 415 . 2,25 . 0,47

= 762 watt
Cara lain untuk mencari P ialah :
P = 3 EL IL cos φ
= 3 . 415 . 2,25 . 0,47
= 762 watt

Pada hubungan segitiga :


EL = Ephase = 415volt
E ph 415
Iph = = =3,9 Amper
Z ph 106,6

IL = Iph √ 3=3,9 . √ 3=6,75 A


R ph 50
Cos φ= = =0,47 lagging
Z ph 106,6

Daya total (P) = √ 3 EL IL cos φ

= √ 3 . 415 . 6,75 . 0,47

= 2280 watt
Cara lain untuk mencari P ialah :
P = 3 EL IL cos φ
= 3 . 415 . 3,9 . 0,47
= 2280 watt
5. Motor induksi 3 fasa, 50 hp kW, 60 Hz, 440 Volt, 1760 rpm digunakan sebagai
penggerak beban dengan inersia J=25 kg.m2 . Tahanan dc antara dua terminal statornya
adalah 0,32 ohm. Arus rata-rata motor adalah 62 Ampere. Pengereman dilakukan dengan
menghubungkan sunber dc 24 volt pada terminal motor. Hitunglah : a. arus dc pada stator
b. energi yang didisipasikan pada rotor c. rata-rata torsi pengereman jika waktu
pengereman yang dibutuhkan adalah 4 menit.
Jawab:
Penyelesaian :
Estator 24
a. Arus dc pada stator : I = = =75amper › nilai arusnya melebihi dari arus rata-
Rstator 0,32
rata dan tidak jadi masalah karena masih dibawah arus maksimal yang diijinkan (3.I rata-
rata)
b. Energi yang didisipasikan adalah sama dengan energi kinetik yang terjadi saat dilakukan
pengereman
Ek = 5,48 . 10 -3 . J . n 2
dimana :
Ek = energi kinetik saat dilakukan pengereman (Joule)
J = momen inersia beban (kg.m2)
n = kecepatan putar rotor (rpm)
π2
5,48 . 10 -3 = konstanta yang sebanding dengan
1800

Dalam contoh ini nilai parameter yang ada adalah :


J= 25 kg.m2 dan n = 1760 rpm, sehingga energi kinetik
(Ek) adalah : Ek = 5,48 . 10 -3 . J . n 2
= 5,48 . 10 -3 . 25 . 1760 2
= 424 kJoule
c. Torsi rata-rata selama periode pengereman (T) :
T .∆t
a∆ n=9,55
J
dimana:
∆ n=¿ perubahaan kecepatan (rpm)
T = torsi (N.m)
∆ t=¿ selang waktu (detik)
J = momen inersia (kg.m2)
30
9,55 = konstanta yang sebanding dengan
π

Nilai parameternya adalah :


A∆ n = 1760 – 0 = 1760rpm
a∆ t = 4 menit = 240 detik
J = 25 kg.m2

Sehingga jika dimasukkan ke persamaan akan didapatkan:


T .∆t
a∆ n=9,55
J
1 ∆ n. J
T= x
9,55 ∆t
1 1760 . 25
= x
9,55 240
= 19,2 N.m

6. Dalam sebuah pabrik perusaahn terdapat sebuah motor listrik seperti Gambar
dibawah ini
A 40 cm 50 cm 60cm

15 kw 25 kW 10 kw
Memperlihatkan saluran suplai untuk perlengkapan hubung bagi I, II dan III. Beban I = 15
kW, Beban II = 25 kW dan Beban III = 10.000 Watt. Dengan mengunakan metode KHA
(metode rapat arus), tentukan luas penampang penghantar yang diperlukan, jika saluran
dihubungkan dengan :
a.Jaringan AC 3 fasa 380 x cos phi 0,75
b. Jaringan arus DC 220 V
Jawab :
Penyelesaian :
Dik : PHB I = 15 kW = 15.000 W
PHB II = 25 kW = 25.000 W
PHB III = 10 kW = 10.000 W
P
a. I =
Vxcos φ x √ 3
P
Arus PHB I =
Vxcos φ x √ 3
15000
=
380 x 0,75 x 1.73
15000
=
493,05
= 30,42 A
P
Arus PHB II =
Vxcos φ x √ 3
25000
=
380 x 0,75 x 1.73
25000
=
493,05
= 50,7 A
P
Arus PHB III =
Vxcos φ x √ 3
10000
=
380 x 0,75 x 1.73
10000
=
493,05
= 20,28 A
Total arus pada instalasi tersebut = 30,42 + 50,7 + 20,28
= 101,4 A
Dengan asumsi tiap panel adalah beban penerangan, maka KHA tiap PHB didapatkan
KHA = Inominal. Untuk menentukan luas penampang dengan metode rapat arus (metode KHA)
maka dipergunakan Tabel 7.3-1, Tabel 7.3-4 dan Tabel 7.3-5 PUIL 2011.
Luas penampang kabel NYA pemasangan dalam pipa instalasi = 35 mm2
Luas penampang kabel NYA pemasangan di udara = 25 mm2
Luas penampang kabel NYM = 25 mm2
Luas penampang kabel NYY/NFYGbY pemasangan di udara = 16 mm2
Luas penampang kabel NYY/NFYGbY pemasangan di tanah = 10 mm2
P
b. I =
V
P
Arus PHB I =
V
15000
=
220
= 68,18 A
P
Arus PHB I =
V
25000
=
220
= 113,63 A
P
Arus PHB I =
V
10000
=
220
= 45,45 A
Total arus pada instalasi tersebut = 68,18 + 113,63 + 45,45
= 227,26 A
Dengan asumsi tiap panel adalah beban penerangan, maka KHA tiap PHB didapatkan
KHA = Inominal. Untuk menentukan luas penampang dengan metode rapat arus (metode KHA)
maka dipergunakan Tabel 7.3-1, Tabel 7.3-4 dan Tabel 7.3-5 PUIL 2011.
Luas penampang kabel NYA pemasangan dalam pipa instalasi = 120 mm2
Luas penampang kabel NYA pemasangan di udara = 70 mm2
Luas penampang kabel NYM = 95 mm2
Luas penampang kabel NYY/NFYGbY pemasangan di udara = 70 mm2
Luas penampang kabel NYY/NFYGbY pemasangan di tanah = 35 mm2

7. Sebuah pabrik memiliki sebuah transformator fasa tiga dengan daya 500 kva, tegangan sekunder
tranformator 380/220 v. Beban maksimum untuk penerangan dan pemanasan adalah 100 kw dengan
cos ɸ =1, dan untuk tenaga 300 kw ngan cosɸ = 0,6. Tentukanlah :
a. jumlah keseluruhan beban dalam kw
b. arusnya
c. faktor daya

d. berapakah seharusnya factor dayanya, agar transformator yang digunakan tidakbeban lebih
e. berapa arus kapasitor yang diperlukan untuk perbaikan factor daya ini

f. Berapakah daya kapasitor dalam kvar yang diperlukan

Jawab:
Penyelesaian :
a. Beban instalasi Penerangan dan pemanasan + Beban instalasi Tenaga
= 100 kW + 300 kW
= 400 kW
P
b. I =
√ 3 xVx cos φ
100.000
=
1,73 x 380 x 1
100.000
=
657,4
= 152,11 A
P
I=
√ 3 xVx cos φ
300.000
=
1,73 x 380 x 0,6
300.000
=
394,44
= 760,57 A
Arus instalasi Penerangan dan pemanasan + Arus instalasi Tenaga
= 152,11 + 760,57
= 912,68 A
P
c. cosφ =
S
100
=
500
= 0,2
P
cosφ =
S
300
=
500
= 0,6
Faktor daya instalasi Penerangan dan pemanasan + Faktor daya instalasi Tenaga
= 0,2 + 0,6
= 0,8
d. Penyelesaian :
S = √3 x I x V
= 1,73 x 912,68 x 380
= 599.995 VA
P
cosφ =
S
400
=
599,9
= 0,6
500
e. I=
√ 3 x 380
500
=
657,4
= 0,76 A
f. S = 500 kVA
P = 500 x 0.8 = 400 kW
Q1 = √S2 – P2
= √5002 - 4002
= √250.000 – 160.000
= √90.000
= 300 kVAr
400
S= = 666,6
0,6
P = 400
Q1 = √S2 – P2
= √666,62 - 4002
= √444.355 – 160.000
= √284.355
= 533 kVAr
QC =533 – 300
= 233 kVAr.

8. Motor Bekerja selama 2 menit mempunyai Load Cycle sebagai berikut

Tentukan rating motor (continuous) yang sesuai untuk load cycle tersebut, Anggap bahwa
beban tergantung pada
a. Harga rms dari beban
b. Harga rata-rata dari beban
Jawab:
Pada grafik diketahui :
Vmax ketika P = 1050 HP
Misalkan :
Nilai T = I
Maka , Vmax = P/I = 1050/15 = 70
Sehingga :
a. Harga rms dari beban
Vrms = 0,707 x Vmax
= 0,707 x 70
= 49.49
b. Harga rata-rata dari beban
Vr = 2 x Vmax/Phi
= 2 x 70/3,14
= 44,59

9. The next a bout Name Plate Induction Motor


Jawab:
1. 1.A 30 HP motor with a 1.15 service factor can be operated at 34,5 HP.
2.A motor with class F insulation has a maximum 105°C temperature rise.
3.The starting torque of a NEMA B motor is approximately 150% of full-load torque
4. Breakdown torque refers to point on a torque curve where a motor is overloaded
beyond the motor’s torque capability, causing the motor to stall or abruptly slow down.

1.A motor rated for 460 VAC operating on a supply of 437 VAC (-5%) will have a
negative 10% change in motor performance.
2.Using the altitude derating table the “Derating Factors” section, a 200 HP motor
operated at 5500 feet would be derated to 188 HP.
3.The volts per hertz ratio of a 460 Volt 60 Hz motor is 7.67 V/Hz.
4.When applying an AC motor to an AC drive a motor with a 1.15 service factor is
recommended.
5.If the radius of a pulley and shaft were 2 feet, and the force required to turn the shaft
were 20 pounds, the amount to torque required to turn the load is 40 Lb-Ft.

1.A type of open enclosure that prevents liquids and solids falling from above at angles
up to 15o from vertical from entering the interior of the motor is an Open Drip Proof
2.A type of enclosure that is closed and uses a fan mounted on the shaft to supply cooling
is referred as Totally Enclosed Fan Cooled
3.Gasoline is defined as a Class I hazard.
4.The NEMA dimension from the center of the shaft to the mounting surface is
designated by the letter D .
5.The letter T in the motor frame size designation indicates a motor is built to current
NEMA standards.
6.The shaft height can be determined by dividing the first two digits of an integral frame
designation by 4 .

1.TEFC EPACT efficiency Medallion motors are available from 1 to 200 horsepower.
2.PE-21 Plus motorsavailable from 1 to 500 horsepower.
3.An advantage of a premium efficiency motor over a standard efficiency motor is a
savings in ( Energy )over the operating life of the motor.
4.Vertical pump motors have NEMA design B torque and current characteristics.
5.IEC motors are built to IEC 34 standards.
6.Above NEMA motors are available from 200 to 10,000 HP.

Anda mungkin juga menyukai