10
Modul ke:
Transformator
Rangkaian Pengganti Trafo
Fakultas
Teknik Fadli Sirait,S.Si,MT
Program Studi
Teknik Elektro
Trafo Real
Rugi Daya Pada Trafo
1. Rugi tembaga 𝐼2 𝑅 . Merupakan rugi-rugi resistif
pada belitan primer dan belitan sekunder
2. Rugi arus eddy. Merupakan rugi resistif pada inti
trafo yang proporsional terhadap kuadrat
tegangan yang diterapkan pada trafo.
3. Rugi histeresis. Merupakan rugi yang muncul
karena reorientasi domain-domain magnet pada
inti trafo.
4. Rugi fluks bocor. Merupakan induktansi diri yang
timbul karena fluks bocor dari belitan primer
maupun dari belitan sekunder
Rugi Tembaga
• Merupakan rugi resistif.
• Penghantar yang membentuk belitan primer dan
belitan sekunser memiliki resistansi.
• Apabila ada arus yang mengalir pada belitan
maka resistansi belitan akan menyerap daya yang
besarnya 𝐼2 𝑅
• Rugi tembaga pada belitan primer dimodelkan
dengan resistansi 𝑅𝑝 dan pad belitan sekunder 𝑅𝑠
Rugi Fluks Bocor
• Fluks bocor pada belitan primer, 𝜙𝐿𝑃 menimbulkan drop tegangan yaitu
𝑑𝜙𝐿𝑃
𝑒𝐿𝑃 (𝑡) = 𝑁𝑃
𝑑𝑡
• Fluks bocor pada belitan sekunder, 𝜙𝐿𝑆 menimbulkan drop tegangan yaitu
𝑑𝜙𝐿𝑆
𝑒𝐿𝑆 (𝑡) = 𝑁𝑆
𝑑𝑡
• Fluks 𝜙𝐿𝑃 = 𝒫𝑁𝑃 𝑖𝑝 , 𝜙𝐿𝑆 = 𝒫𝑁𝑆 𝑖𝑠 ; 𝒫 = permeansi
• Maka
𝑑 𝒫𝑁𝑃 𝑖𝑝 𝑑𝑖𝑝
𝑒𝐿𝑃 (𝑡) = 𝑁𝑃 = 𝑁𝑝2 𝒫
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝒫𝑁𝑆 𝑖𝑠 2
𝑑𝑖𝑠
𝑒𝐿𝑆 (𝑡) = 𝑁𝑆 = 𝑁𝑠 𝒫
𝑑𝑡 𝑑𝑡
• 𝑁𝑝2 𝒫 = 𝐿𝑝 dan 𝑁𝑠2 𝒫 = 𝐿𝑠 (induktansi diri belitan primer dan sekunder)
• Maka
𝑑𝑖𝑃 𝑑𝑖𝑠
𝑒𝐿𝑃 𝑡 = 𝐿𝑃 dan 𝑒𝐿𝑆 (𝑡) = 𝐿𝑆
𝑑𝑡 𝑑𝑡
• Karena itu fluks bocor dimodelkan dengan 𝐿𝑃 dan 𝐿𝑆
Eksitasi Inti
• Arus magnetisasi 𝑖𝑚 adalah arus yang proporsional
dengan tegangan yang diterapkan pada inti trafo (pada
daerah tidak jenuh) dan tertinggal fasanya 900 dari
tegangan yang diterapkan.
• Arus magnetisasi dimodelkan dengan sebuah rektansi 𝑋𝑚
yang parelel dengan tegangan yang diterapkan pada ini
trafo.
• Sedangkan arus rugi inti 𝑖ℎ+𝑒 proporsional terhadap
tegangan yang diterapkan pada inti trafo dan sefasa
dengan tegangan.
• Arus rugi inti 𝑖ℎ+𝑒 dimodelkan dengan sebuah resistansi
𝑅𝑐 yang paralel dengan tegangan yang diterapkan pada ini
trafo.
Rangkaian Pengganti Trafo
Gambar 1
Rangkaian Pengganti Trafo Dilihat
Dari Sisi Primer
Gambar 2
Rangkaian Pengganti Trafo Dilihat
Dari Sisi Sekunder
Gambar 3
Rangkaian Pengganti Trafo Pendekatan
Gambar 5
Short Circuit Test (SCT)
• Rangkaian pengukuran SCT • Dengan demikian keseluruhan
ditujukkan pada gambar 6 drop tegangan jatuh di bagian
• Terminal keluaran (sekunder) seri rangkaian.
dihubung-singkat • Besar impedansi seri dilihat dri
• Sisi primer dihubungkan dengan sisi primer:
sumber tegangan yang sangat 𝑉𝑠𝑐
rendah. 𝑍𝑠𝑒 =
𝐼𝑠𝑐
• Atur tegangan masukan hingga • sudut faktor daya:
arus pada hubung singkat pada sisi 𝑃𝑠𝑐
sekunder sama dengan nilai 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1
nominalnya (pastikan tegangan 𝑉𝑠𝑐 𝐼𝑠𝑐
masukan berada pada nilai yang • Maka
aman, jangan membakar trafo) 𝑉𝑠𝑐
• Ukur tegangan 𝑉𝑠𝑐 , arus 𝐼𝑠𝑐 , 𝑍𝑠𝑒 =
𝐼𝑠𝑐 ∠ − 𝜃
dan daya masuk 𝑃𝑠𝑐
• Atau
• Karena tegangan masuk sangat
rendah selama SCT maka arus yang 𝑍𝑠𝑒 = 𝑅𝑒𝑞 + 𝑗𝑋𝑒𝑞
mengalir ke rangkaian cabant = 𝑅𝑝 + 𝑎2 𝑅𝑠 + 𝑗 𝑋𝑝 + 𝑎2 𝑋𝑠
eksitasi sangat kecil dan dapat
diabaikan.
Rangkaian Short Circuit Test (SCT)
Gambar 6
Contoh Soal-1
• Rating trafo: 20 k VA, 8000/240 V, 60 Hz
• Hasil pengukuran OCT dan SCT (di sisi primer):