Anda di halaman 1dari 17

Mesin Arus Searah dan

09
Modul ke:

Transformator
Trafo Real

Fakultas
Teknik Fadli Sirait,S.Si,MT

Program Studi
Teknik Elektro
Pendahuluan

• Trafo yang dibahas pada pertemuan


sebelumnya tidak mungkin direalisasikan
• Trafo real berupa koil yang dillitkan pada
suatu inti dari bahan feromagnetik
• Dalam batas tertentu karakteristik trafo real
sama dengan trafo ideal
Dasar Operasi Tafo Real

Gambar 1

• Sisi primer terhubung dengan sumber


• Fluks terlingkup: jumlah fluks
tenaga AC magnet yang melewati setiap
• Sisi sekunder rangkaian terbuka lllitan pada koil
• Dasar operasi trafo dapat diturunkan dari
hukum Faraday:
𝒅𝝀
• 𝒆𝒊𝒏𝒅 = • Fluks rata-rata per lilitan
𝒅𝒕
• 𝝀 = fluks terlingkup = fluks magnet yang
dilingkupi koil (flux linkage) • Maka
Rasio Tegangan
• Tegangan sumber tenaga pada trafo • Effek pada sisi sekunder
(gambar 1): 𝒗𝒑 (𝒕) tegantung berapa banyak dari
• Dari fluks yang mencapai belitan
sekunder: fluks bersama
(mutual flux)
• Maka, untuk sisi primer:
• Tidak semua fluks yang
dibangkitkan di belitan primer
• Dari persamaan diatas : melalui belitan sekunder
o Fluks rata-rata pada lilitan adalah • Sebagian fluks keluar dari inti
proporsional terhadap integral besi : fluks bocor (leakage flux)
tegangan yang diterapkan pada • Maka, pada sisi primer
lilitan
o Konstanta pembandingnya adalah • pada sisi sekunder
kebalikan dari jumlah lilitan pada
sisi primer
• Fluks ini terdapat pada sisi primer
Fluks Pada Trafo

Gambar 3
Rasio tegangan (lanjutan)
• Sesuai hukum Faraday, tegangan • Dapat dituliskan:
sisi primer:
• Maka

• Atau
• Dari persamaan di atas:
• Rasio tegangan primer (yang
• Di sisi sekunder: disebabkan oleh fluks bersama)
dengan tegangan sekunder
(yang disebabkan oleh fluks
bersama) sama dengan rasio
belitan trafo
• Pada trafo yang bagus,
• Dari uraian sebelumnya • dan
• Maka
• dan
Kurva Magnetisasi Trafo Real
• Gambar 4 menunjukkan kurva
• Jika sumber tenaga dihubungkan megnetisasi inti trafo pada
dengan trafo maka arus akan mengalir umumnya
pada sisi primer, meskipun rangkaian
sisi sekunder hubung terbuka • Jika fluks pada inti trafo
diketahui maka besar arus
• Ini adalah arus yang diperlukan untuk
menghasilkan fluks pada inti magnetisasi dapat diperoleh
feromagnetik, terdiri dari 2 langsung dari gambar 4
komponen: • Abaikan sementara efek fluks
1. Arus magnetisasi (iM), yaitu arus bocor,
yang diperlukan untuk
memproduksi fluks pada inti
trafo.
• Tegangan primer
2. Arus rugi inti (ih+e), yaitu arus
yang menyebabkan rugi • Maka
histeresis dan rugi arus eddy
Kurva Magnetisasi

Gambar 4
Arus Magnetisasi
• Sketsa arus megnetisasi didapat dengan membandingkan fluks dan
arus yang diperlukan untuk menghasilkan fluks pada inti trafo pada
waktu yang berbeda-beda.
• Beberapa hal tentang arus megnetisasi:
1. Arus megnetisasi pada trafo tidak sinusoidal karena
mengandung komponen frekuensi tinggi (harmonisa)
2. Sekali puncak fluks mencapai titik saturasi dari inti trafo,
peningkatan sedikit puncak fluks memerlukan penigkatan arus
megnetisasi yang sangat besar.
3. Komponen fundamental dari arus megnetisasi tertinggal
𝟗𝟎𝟎 dari tegangan yang diterapkan.
4. Komponen frekuensi tinggi dari arus magnetisasi dapat jauh
lebih besar dari komponen fundamentalnya.
5. Semakin jauh inti trafo masuk pada keadaan saturasi, semakin
besar arus harmonisa yang terjadi
Gambar 5
Histeresis Dan Arus Eddy
• Komponen arus hubung
terbuka lainnya adalah arus
yang diperlukan untuk
memenuhi rugi histeresis dan
rugi arus eddy 𝒊𝒉+𝒆
• Kedua arus ini menyebabkan
rugi inti Gambar 6
• Jika fluks pada inti sinusoidal, • Beberapa hal tentang arus rugi
arus eddy proporsional inti:
𝒅𝝓 1. Arus rugi inti tidak linier
terhadap , maka arus eddy
𝒅𝒕 diakibatkan efek non linier
akan lebih besar ketika fluks daripada histeresis
pada inti melewati 0 Wb.  2. Komponen fundamental
arus rugi inti lebih besar saat daripada arus rugi inti sefasa
fluks melewati nol. dengan tegangan yang
diterapkan pada inti
Arus Eksitasi
• Arus tanpa beban
total pada inti trafo
disebut arus
eksitasi.
• Arus eksitasi
merupakan jumlah
arus magnetisasi
dan arus rugi inti: Gambar 7

• 𝒊𝒆𝒌𝒔 = 𝒊𝑴 + 𝒊𝒉+𝒆
Trafo Berbeban

Gambar 8
Konvensi Titik
• Trafo berbeban ditunjukkan pada gambar 8.
• Tanda titik pada belitan trafo berfungsi untuk membantu
menentukan polaritas tegangan dan arus pada inti tanpa harus
memeriksa secara fisikal.
• Arus yang mengalir masuk ke ujung yang bertanda titik pada
belitan trafo akan menghasilkan GGM 𝓕 positip
• Arus yang mengalir masuk ke ujung yang tidak bertanda titik
pada belitan trafo akan menghasilkan GGM 𝓕 negatip
• Dua arus yang mengalir masuk ke ujung belitan trafo yang
bertanda titik akan menghasilkan GGM yang saling menjumlah
• Jika satu arus masuk ke tanda titik dan arus lainnya keluar dari
tanda titik maka GGM saling mengurangi
Rasio Arus
• Pada gambar 8, arus primer • Reluktansi trafo
menghasilkan GGM positip yang baik
• 𝓕𝒑 = 𝑵𝒑 𝒊𝒑 mendekati nol maka
• Arus sekunder menghasilkan • 𝓕𝒏𝒆𝒕 = 𝑵𝒑 𝒊𝒑 −
GGM negatip
• 𝓕𝒔 = −𝑵𝒔 𝒊𝒔 𝑵𝒔 𝒊𝒔 ≈ 𝟎
• GGM netto menghasilkan • Sehingga:
fluks pada inti: • 𝑵𝒑 𝒊𝒑 ≈ 𝑵𝒔 𝒊𝒔
• 𝓕𝒏𝒆𝒕 = 𝑵𝒑 𝒊𝒑 − 𝑵𝒔 𝒊𝒔 = 𝝓𝓡
• Maka
• 𝓡 = reluktansi inti trafo
𝒊𝒑 𝑵𝒔 𝟏
• ≈ =
𝒊𝒔 𝑵𝒑 𝒂
Trafo Ideal Vs Trafo Real
• Trafo ideal adalah trafo
real yang:
1. Pada inti tidak ada
histeresis dan arus
eddy
2. Memiliki bentuk kurva
magnetisasi seperti
gambar 9.
3. Arus bocor pada inti
sama dengan nol Gambar 9

4. Resistansi belitan trafo


sama dengan nol
Terima Kasih
Fadli Sirait,S.Si,MT

Anda mungkin juga menyukai