Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Nama : Muhammad Fikri


NPM : 2006574061
Kelompok : 76
Rekan Kerja : Alfian Febrianto

No. Percobaan : Modul 2&3


Nama Percobaan : Motor dan Generator DC

Asisten : Farrel Panca Agung

Laboratorium Konversi Energi Listrik


Departemen Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Depok
2021
Dasar Teori

Mesin DC adalah Alat yang dapat mengonversi energi listrik arus searah (DC)
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik adalah perpindahan
energi secara elektris dan mekanis. Mesin DC terbagi menjadi dua jenis, yaitu Motor DC dan
Generator DC.

Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah (DC) menjadi
energi mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetik. Pada konstruksi motor DC, terdapat
dua komponen utama, yaitu stator dan rotor. Stator merupakan komponen pada mesin listrik
yang statis atau tidak bergerak dan pada motor DC berfungsi sebagai penghasil medan magnet
utama. Sedangkan rotor merupakan komponen mesin yang bergerak atau berputar.

Bagian-bagian dari motor DC adalah :

• Stator : Bagian yang diam pada sebuah motor DC

o Yoke/cangkang : berfungsi untuk memberikan support pada armature dan


melindungi bagian dalam dari motor.

o Inti magnetik : berfungsi untuk membangkitkan dan menyebarkan fluks magnet


di dalam motor DC untuk mengurangi gesekan.

o Kumparan : sama seperti inti magnetik yaitu berfungsi untuk membangkitkan


fluks magnetik di dalam motor DC.
• Rotor : Bagian yang bergerak/berputar pada sebuah motor DC

o Komutator : berfungsi untuk menyearahkan arus yang masuk ke kumparan pada


sebuah motor DC.

o Brush : berfungsi untuk mengalirkan arus yang datang dari sumber ke kumparan
di dalam motor DC.

o Shaft : berfungsi sebagai sumbu poros utama agar rotor dapat berputar/bergerak.

o Inti magnetik : berfungsi untuk membangkitkan dan menyebarkan fluks magnet


di dalam motor DC untuk mengurangi gesekan.

o Kumparan : sama seperti inti magnetik yaitu berfungsi untuk membangkitkan


fluks magnetik di dalam motor DC

Generator DC adalah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus
searah dengan prinsip induksi elektromagnetik. Konstruksi generator DC tidak jauh berbeda
dengan motor DC. Sedangkan pada prinsip kerjanya, generator DC menggunakan hukum
Faraday untuk menghasilkan energi listrik.

Bagian-bagian dari generator DC adalah :


• Stator : Bagian yang diam pada sebuah generator DC.

o Yoke/cangkang : berfungsi untuk memberikan support pada armature dan


melindungi bagian dalam dari generator.

o Inti magnetik : berfungsi untuk membangkitkan dan menyebarkan fluks magnet


di dalam generator DC untuk mengurangi gesekan.

o Kumparan : sama seperti inti magnetik yaitu berfungsi untuk membangkitkan


fluks magnetik di dalam generator DC.
• Rotor : Bagian yang bergerak/berputar pada sebuah generator DC.

o Komutator : berfungsi untuk menyearahkan arus yang masuk ke kumparan pada


sebuah generator DC.

o Brush : berfungsi untuk mengalirkan arus yang datang dari kumparan ke


terminal di dalam generator DC (Kebalikan dari motor DC).

o Shaft : berfungsi sebagai sumbu poros utama agar rotor dapat berputar/bergerak.

o Inti magnetik : berfungsi untuk membangkitkan dan menyebarkan fluks magnet


di dalam generator DC untuk mengurangi gesekan.

o Kumparan : sama seperti inti magnetik yaitu berfungsi untuk membangkitkan


fluks magnetik di dalam generator DC.

Lalu untuk perbedaan dari Motor dan Generator DC adalah :

Perbedaan Motor DC Generator DC

Input/Output Inputnya adalah energi listrik Inputnya adalah gerak mekanik


arus DC dan outputnya dan outputnya adalah energi
adalah gerak mekanik litrik arus DC.

Commutation Motor DC menggunakan Generator DC menggunakan


komutator untuk menukar komutator untuk
kutub magnet yang memberhentikan efek
dibangkitkan polarisasi dan menyearahkan
arus output
Electromotive Force EMF dibangkitkan oleh EMF dibangkitkan di sekitar
(EMF) kumparan yang ada dan kumparan, dialirkan dan
berguna untuk memutar dipakai oleh beban listrik
sumbu rotor. (load).

EMF vs Terminal Voltage EMF yang berada di EMF yang dibangkitkan lebih
armature lebih kecil daripada besar daripada tegangan
tegangan terminalnya (𝐸𝑏 < terminalnya (𝐸𝑔 > 𝑉).
𝑉).

Back EMF Back EMF untuk motor DC EMF yang dihasilkan untuk
dapat dihitung dengan rumus generator DC dapat dihitung
𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 di mana V dengan rumus 𝐸𝑔 = 𝑉 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎
adalah tegangan terminal, I di mana V adalah tegangan
adalah arus pada armature, terminal, I adalah arus pada
dan R adalah hambatan dari armature, dan R adalah
armature. hambatan dari armature.

Prinsip Kerja Prinsip kerjanya sesuai Prinsip kerjanya sesuai dengan


dengan aturan tangan kiri aturan tangan kanan yang
yang dikemukakan oleh dikemukakan oleh Alexander
Alexander Fleming. Fleming.

Operasi Jika arus yang diberikan Generator DC memproduksi


semakin besar, maka shaft tegangan yang tetap pada
akan berputar semakin putaran RPM yang sudah
kencang, dan hal ini diatur dari pabrik.
bergantung pada rating
voltase dan arus kerja si
motor DC tersebut.

Tipe mesin Shunt dan Compound Shunt, Compound, dan Series


Wound. Wound.

Terdapat beberapa rangkaian ekuivalen untuk motor DC, yaitu :

• Motor DC Berpenguat Terpisah (Separately Excited DC Motor).


• Motor DC Berpenguat Sendiri (Self Excited DC Motor). (Rangkaian Seri)

• Motor DC Berpenguat Sendiri (Self Excited DC Motor). (Rangkaian Paralel)

• Motor DC Berpenguat Sendiri (Self Excited DC Motor). (Rangkaian long compound)


• Motor DC Berpenguat Sendiri (Self Excited DC Motor). (Rangkaian short compound)

Selanjutnya, sebagai salah satu mesin listrik, terdapat juga rugi-rugi yang dialami oleh
Motor dan Generator DC, yaitu Hysteresis loss dan Eddy Current loss.
• Hysteresis loss : rugi-rugi yang diakibatkan oleh gagalnya inti sebuah
motor/generator DC dalam menyusun kembali medan magnetiknya yang disebabkan
oleh bahan yang mempertahankan sifat kebahanannya.

• Eddy Current loss : rugi-rugi yang diakibatkan oleh pemanasan yang disebabkan
oleh munculnya arus Eddy pada inti sebuah motor/generator DC. Hal ini dapat terjadi
karena terdapat banyak cacat mikroskopis pada material inti sehingga terjadi perbedaan
tegangan. Rugi-rugi ini dapat diminimalkan dengan cara melaminasi inti.
PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
MODUL PERCOBAAN MOTOR DC DAN GENERATOR DC

LEMBAR DATA PERCOBAAN


Asisten : Farrel Panca Agung

A. MOTOR

a) Percobaan Beban Nol (no load) [ 0 – 5 detik]


note: TLoad = 0
Untuk Vt konstan = 240 volt Untuk If konstan = 1,4 ampere

No. If (ampere) n (rpm) No. Vt (volt) n (rpm)


1 1 2382 1 200 1425
2 1,2 1992 2 220 1568
3 1,4 1712 3 240 1712
4 1,6 1500 4 260 1855
5 1,8 1335 5 280 1998
b) Percobaan Berbeban (half load) [5 – 10 detik]
note: TLoad = ½ TL

Untuk Vt konstan = 240 volt Untuk If konstan = 1,4 ampere

No. If (ampere) n (rpm) No. Vt (volt) n (rpm)


1 1 2106 1 200 1283
2 1,2 1800 2 220 1427
3 1,4 1570 3 240 1570
4 1,6 1391 4 260 1713
5 1,8 1249 5 280 1856

c) Percobaan Berbeban (full load) [>10 detik]


note: TLoad = TL

Untuk Vt konstan = 240 volt Untuk If konstan = 1,4 ampere


No. If (ampere) n (rpm) No. Vt (volt) n (rpm)
1 1 1831 1 200 1142
2 1,2 1607 2 220 1285
3 1,4 1428 3 240 1428
4 1,6 1283 4 260 1571
5 1,8 1163 5 280 1715

keterangan:

Vt = tegangan input pada rangkaian armature (volt)

If = arus yang mengalir pada rangkaian medan (ampere)

n = kecepatan putar motor (rpm)

B. GENERATOR

a) Percobaan Beban Nol (no load)


note: Ia = 0; open circuit

Untuk n konstan = 1000 rpm Untuk If konstan = 0,6 ampere

No. If (ampere) Vt (volt) No. n (rpm) Vt (volt)


1 0,5 49,65 1 600 35,75
2 0,6 59,58 2 700 41,71
3 0,7 69,51 3 800 47,67
4 0,8 79,44 4 900 53,63
5 0,9 89,38 5 1000 59,58

b) Percobaan Berbeban (with load)

Untuk n konstan = 1000 rpm


dan arus If = 0,6 ampere
No. RL (ohm) Ia (ampere) Vt (volt) 𝜏 (Nm)
1 20 -2,64 52,77 -1,5
2 30 -1,82 54,86 -1,04
3 40 -1.4 55,97 -0,8
4 50 -1.13 56,66 -0,64
5 60 -0.95 57,13 -0,54

keterangan:

If = arus yang mengalir pada rangkaian medan (ampere)

Vt = teg. terminal yang diukur pada ujung pembebanan generator (volt)

𝜏 = torsi elektris pada generator (Nm)


Pengolahan Data

Motor DC
• Pembebanan Nol dengan Vt konstan = 240 Volt
Percobaan Motor DC dengan pembebanan no
load dan Vt konstan = 240 volt
2600 2382
2400
2200 1992
2000
n (RPM)

1712
1800
1500
1600
1335
1400
1200
1000
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
If (Ampere)

• Pembebanan Nol dengan If konstan = 1.4 Ampere


Percobaan Motor DC dengan pembebanan no
load dan If konstan = 1.4 Ampere
2200
1998
2000 1855
1800 1712
n (RPM)

1568
1600
1425
1400

1200

1000
180 200 220 240 260 280 300
Vt (Volt)
• Pembebanan Half Load dengan Vt konstan = 240 volt
Percobaan Motor DC dengan pembebanan Half
Load dan Vt konstan = 240 volt
2200 2106

2000
1800
1800
n (RPM)

1570
1600
1391
1400 1249
1200

1000
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
If (Ampere)

• Pembebanan Half Load dengan If konstan = 1.4 Ampere


Percobaan Motor DC dengan pembebanan Half
Load dan If konstan = 1.4 Ampere
2000
1856
1900
1800 1713
1700 1570
n (RPM)

1600
1500 1427
1400 1283
1300
1200
1100
1000
180 200 220 240 260 280 300
Vt (Volt)
• Pembebanan Full Load dengan Vt konstan = 240 volt
Percobaan Motor DC dengan pembebanan full
load dan Vt konstan = 240 volt
1900 1831
1800
1700 1607
1600
n (rpm)

1500 1428
1400 1283
1300
1163
1200
1100
1000
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
If (Ampere)

• Pembebanan Full Load dengan If konstan = 1.4 Ampere


Percobaan Motor DC dengan pembebanan full
load dan If konstan = 1.4 Ampere
1800 1715
1700
1571
1600
1500 1428
n (RPM)

1400
1285
1300
1200 1142

1100
1000
180 200 220 240 260 280 300
Vt (Volt)
Generator DC

• Pembebanan Nol dengan n konstan = 1000 RPM


Percobaan Generator DC dengan pembebanan no
load dan n konstan = 1000 RPM
100
89.38
90
79.44
80
Vt (Volt)

69.51
70
59.58
60
49.65
50

40
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
If (Ampere)

• Pembebanan Nol dengan If konstan = 0.6 Ampere


Percobaan Generator DC dengan pembebanan no
load dan If konstan = 0.6 Ampere
65
59.58
60
53.63
55
Vt (Volt)

50 47.67

45 41.71
40 35.75
35
30
500 600 700 800 900 1000 1100
n (RPM)

• Pembebanan Full Load dengan n konstan = 1000 RPM dan If konstan =


0.6 Ampere. (Kalkulasi menggunakan rumus di Excel)

RL Ia Vt
Tau (Nm) Pin Pout Efficiency
(ohm) (ampere) (volt)

20 -2.64 52.77 -1.5 -25.08 -139.31 5.55


30 -1.82 54.86 -1.04 23.09 -99.85 -4.32
40 -1.4 55.97 -0.8 48.22 -78.36 -1.62
50 -1.13 56.66 -0.64 64.98 -64.03 -0.99
60 -0.95 57.13 -0.54 75.45 -54.27 -0.72
Analisis
• Motor DC
o Pembebanan nol
▪ Analisis Data dan Grafik
Dari data yang didapat, untuk percobaan pembebanan nol dengan Vt konstan
bernilai 240 volt dapat dilihat bahwa RPM pada masing-masing setting arus
memiliki tren menurun. Yang pertama adalah ketika diberikan arus sebesar 1 A,
motor DC di simulasi berputar dengan kecepatan 2382 RPM, lalu untuk arus
sebesar 1.2 A, motor berputar dengan kecepatan 1992 RPM, lalu untuk arus
sebesar 1.4 A, motor berputar dengan kecepatan 1712 RPM, lalu untuk kecepatan
1.6 A, motor berputar dengan kecepatan 1500 RPM,dan untuk arus 1.8 A, motor
berputar dengan kecepatan 1335 RPM. Untuk grafik dari data pembebanan no
load dapat dibuat dari plotting perbandingan If (Ampere) dengan n (RPM). Lalu
untuk plottingnya sendiri koordinatnya adalah (1, 2382); (1.2, 1992); (1.4, 1712);
(1.6, 1500); (1.8, 1335). Setelah di-plot ke dalam grafik didapat grafik dengan
garis linier yang memiliki persamaan y = -1293x ± 3594.4. Lalu ketika If di-set
konstan pada value 1.4 Ampere, didapat data, yaitu ketika Vt = 200 V, motor
berputar dengan kecepatan 1425 RPM, lalu ketika Vt = 220 V, motor berputar
dengan kecepatan 1568 RPM, lalu ketika Vt = 240 V, motor berputar dengan
kecepatan 1712 RPM, lalu ketika Vt = 260 V, motor berputar dengan kecepatan
1855 RPM, lalu ketika Vt = 280 V, motor berputar dengan kecepatan 1998 RPM.
Untuk grafik dari data pembebanan no load dapat dibuat dari plotting
perbandingan dengan Vt (Volt) dengan n (RPM). Untuk plottingnya sendiri,
koordinatnya adalah (200, 1425); (220, 1568); (240, 1712); (260, 1855);
(280,1998). Setelah di-plot ke dalam grafik didapat grafik dengan garis linier
yang memiliki persamaan y = 7.165x ± 8. Dari data tersebut, didapat bahwa trend
kecepatan sudut/putaran dari motor DC tersebut menurun ketika Vt konstan dan
If-nya bertambah besar, dan bertambah cepat ketika If konstan dan Vt bertambah
besar. hal ini dapat dilihat dari gradien grafik pembebanan no load untuk Vt
konstan = 240 volt yang memiliki tanda negatif yang berarti garisnya
menunjukkan penurunan di sumbu y atau berbanding terbalik dengan nilai sumbu
x. Sedangkan, grafik pembebanan no load untuk If konstan = 1.4 A memiliki
gradien positif karena tren datanya bertambah besar yang berarti nilai sumbu x
sebanding dengan nilai sumbu y.
▪ Perbandingan Teori dengan Data Simulasi
Hasil pengolahan rumus-rumus listrik yang bekerja pada motor DC memberi tahu
kita bahwa untuk mendapatkan kecepatan sudut yang lebih tinggi, kita harus
menurunkan fluks magnetnya, lalu untuk dapat menurunkan fluks magnet, kita
juga harus menurunkan medan magnet yang bekerja, lalu agar medan magnet
yang bekerja itu dapat turun, kita juga harus menurunkan induktansi yang terjadi,
lalu untuk dapat menurunkan induktansi, kita harus menurunkan arus yang
bekerja, lalu untuk menurunkan arus yang bekerja, kita dapat menurunkan voltase
dari sumber, atau menaikkan hambatan pada rangkaian. Dari pernyataan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kecepatan sudut berbanding terbalik
dengan arus yang bekerja, dan voltase sebanding dengan kecepatan sudut sesuai
𝑉𝑇 −(𝐼𝐴 .𝑅𝐴 )
dengan rumus 𝐸𝐴 = 𝐾. 𝜙. 𝜔 dan 𝜔 = . Lalu untuk data yang didapat
𝐾.𝜙

sendiri sudah sesuai dengan pernyataan yang sudah dikemukakan sebelumnya,


yaitu ketika pembebanan nol dengan Vt konstan dan If yang berubah, grafiknya
menunjukkan penurunan kecepatan sudut ketika If bertambah besar, sedangkan
untuk pembebanan nol dengan If konstan dan Vt yang berubah, grafiknya
menunjukkan kenaikan kecepatan sudut ketika Vt bertambah besar. Hal ini
membuktikan bahwa pernyataan “kecepatan sudut berbanding terbalik dengan
arus dan voltase sebanding dengan kecepatan sudut” adalah benar.
o Pembebanan Half Load
▪ Analisis Data dan Grafik
Untuk percobaan pembebanan half load, dapat dilihat dari data yang sudah
didapat bahwa karakteristiknya sama seperti pada pembebanan nol, di mana
datanya itu memiliki trend menurun ketika menggunakan Vt konstan = 240 volt
dan If yang berubah-ubah, tetapi memiliki trend naik ketika menggunakan If
konstan = 1.4 A dan Vt yang berubah-ubah. Untuk percobaan dengan Vt konstan
= 240 volt, didapat koordinat untuk plotting di grafik yaitu (1, 2106); (1.2, 1800);
(1.4, 1570); (1.6, 1391); (1.8, 1249). Setelah di-plotting di grafik dan titiknya
disambungkan satu sama lain, didapat sebuah garis linier yang menurun dengan
persamaan garis y = -1061.5x ± 3109.3. Sedangkan untuk percobaan dengan If
konstan = 1.4 A, didapat koordinat untuk plotting di grafik yaitu (200, 1283);
(220, 1427); (240, 1570); (260, 1713); (280, 1856). Setelah di-plotting di grafik
dan titiknya disambungkan satu sama lain, didapat sebuah garis linier yang
meningkat ke atas dengan persamaan garis y = 7.16x ± 148.6.
▪ Perbandingan Teori dengan Data Simulasi
Hasil pengolahan rumus-rumus listrik yang bekerja pada motor DC memberi tahu
kita bahwa untuk mendapatkan kecepatan sudut yang lebih tinggi, kita harus
menurunkan fluks magnetnya, lalu untuk dapat menurunkan fluks magnet, kita
juga harus menurunkan medan magnet yang bekerja, lalu agar medan magnet
yang bekerja itu dapat turun, kita juga harus menurunkan induktansi yang terjadi,
lalu untuk dapat menurunkan induktansi, kita harus menurunkan arus yang
bekerja, lalu untuk menurunkan arus yang bekerja, kita dapat menurunkan voltase
dari sumber, atau menaikkan hambatan pada rangkaian. Dari pernyataan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kecepatan sudut berbanding terbalik
dengan arus yang bekerja, dan voltase sebanding dengan kecepatan sudut sesuai
𝑉𝑇 −(𝐼𝐴 .𝑅𝐴 )
dengan rumus 𝐸𝐴 = 𝐾. 𝜙. 𝜔 dan 𝜔 = . Lalu untuk percobaan
𝐾.𝜙

pembebanan Half Load ini hal itu sudah sesuai dengan perbandingan antara
variable-variable yang ada di rumus tersebut, karena pada percobaan Vt konstan
dan If berubah-ubah, garis yang terbentuk memiliki gradien negative yang
menandakan bahwa datanya memiliki trend menurun, sehingga dapat
disimpulkan bahwa If dan n berbanding terbalik. Sedangkan untuk percobaan If
konstan dan Vt berubah-ubah, garis yang terbentuik pada grafik memiliki gradien
positif yang menandakan bahwa data yang didapat memiliki trend meningkat,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Vt dan n berbanding lurus. Lalu untuk
penurunannya sendiri dibandingkan dengan pembebanan no load adalah bernilai
sekitar 200 rpm, yang diakibatkan oleh pemberian beban setengah dari kapasitas
maksimum yang ada. Hal ini juga sejalan dengan karakteristik Torque-speed
series yang memiliki starting speed tinggi tetapi kecepatan sudutnya mudah drop
apabila diberikan beban.
o Pembebanan Full Load
▪ Analisis Data dan Grafik
Untuk pembebanan full load dapat dilihat pula hasilnya kurang lebih mirip
dengan kedua percobaan yang sudah dibahas sebelumnya, di mana ketika
percobaan dengan Vt konstan dan If yang berubah-ubah, datanya memiliki trend
menurun, sedangkan ketika If konstan dan Vt berubah-ubah, datanya memiliki
trend meningkat. Untuk data percobaan full load sendiri yang di-plotting ke
dalam grafik yaitu (1, 1831); (1.2, 1607); (1.4, 1428); (1.6; 1283); (1.8, 1163).
Ketika titik-titik dari koordinat hasil percobaannya disambungkan satu sama lain,
terbentuk sebuah garis linier dengan grafik menurun dan memiliki persamaan
garis y = -830x ± 2624.4. Sedangkan ketika diubah If nya menjadi konstan
sebesar 1.4 A dan Vt nya berubah-ubah, data yang di-plotting ke dalam grafik
yaitu (200, 1142); (220, 1285); (240, 1428); (260, 1571); (280, 1715). Setelah
titik-titiknya dihubungkan satu sama lain, didapat sebuah garis linier dengan
grafik meningkat dan memiliki persamaan garis y = 7.16x ± 290.2.
▪ Perbandingan Teori dengan Data Simulasi
Hasil pengolahan rumus-rumus listrik yang bekerja pada motor DC memberi tahu
kita bahwa untuk mendapatkan kecepatan sudut yang lebih tinggi, kita harus
menurunkan fluks magnetnya, lalu untuk dapat menurunkan fluks magnet, kita
juga harus menurunkan medan magnet yang bekerja, lalu agar medan magnet
yang bekerja itu dapat turun, kita juga harus menurunkan induktansi yang terjadi,
lalu untuk dapat menurunkan induktansi, kita harus menurunkan arus yang
bekerja, lalu untuk menurunkan arus yang bekerja, kita dapat menurunkan voltase
dari sumber, atau menaikkan hambatan pada rangkaian. Dari pernyataan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kecepatan sudut berbanding terbalik
dengan arus yang bekerja, dan voltase sebanding dengan kecepatan sudut sesuai
𝑉𝑇 −(𝐼𝐴 .𝑅𝐴 )
dengan rumus 𝐸𝐴 = 𝐾. 𝜙. 𝜔 dan 𝜔 = . Lalu dalam kasus percobaan full
𝐾.𝜙

load ini teori yang sudah dikemukakan sebelumnya terbukti benar, karena
variable-variablenya sudah memiliki perbandingan yang sesuai dengan apa yang
disebutkan di teori, seperti perbandingan antara If dengan n yang berbanding
terbalik, dan perbandingan Vt dan n yang berbanding lurus. Lalu karena
percobaan ini menggunakan seluruh kapasitas beban yang dimiliki oleh motor
DC ini, maka hasilnya adalah penurunan kecepatan sudut yang semakin jauh, hal
ini diakibatkan oleh sifat dari torque-speed series yang sudah disebutkan
sebelumnya di mana kecepatannya mudah drop apabila bebannya ditambah, dan
memiliki starting speed yang tinggi.

• Generator DC
o Pembebanan Beban Nol
▪ Analisis Data dan Grafik
Untuk percobaan beban nol ini, kedua percobaan sama-sama memiliki data yang
selalu meningkat. Untuk percobaan beban nol dengan n konstan = 1000 RPM,
data yang di-plotting di grafik adalah (0.5, 49.65); (0.6, 59.58); (0.7, 69.51); (0.8,
79.44); (0.9, 89.38). Ketika masing-masing titik dihubungkan satu sama lain,
terbentuk suatu garis linier dengan trend meningkat dan memiliki persamaan
garis y = 99.32x ± 0.012. Sedangkan untuk percobaan beban nol dengan If
konstan = 0.6 A, data yang di-plotting di grafik adalah (600, 35.75); (700, 41.71);
(800, 47.67); (900, 53.63); (1000, 59.58). Ketika masing-masing titik
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu garis linier dengan trend meningkat
dan memiliki persamaan garis y = 0.0596x + 0.004.
▪ Perbandingan Teori dengan Data Simulasi
Hasil pengolahan rumus-rumus listrik pada generator DC memberitahu kita
bahwa If dan Vt memiliki perbandingan yang sebanding dengan kecepatan sudut,
sehingga apabila kita menaikkan If maupun n, maka Vt yang dihasilkan pun akan
ikut meningkat. Hal ini sudah dibuktikan dalam percobaan sebelumnya di mana
semakin besar If yang ada, maka Vt yang ada pun semakin meningkat nilainya,
begitupun ketika percobaan dengan If konstan, ketika n nya dinaikkan, maka Vt
nya pun ikut bertambah. Dengan sesuainya Teori dan data simulasi, maka teori
yang sudah dikemukakan sebelumnya adalah benar.
o Percobaan Berbeban
▪ Analisis Data
Pada percobaan berbeban ini, ada dua variable terikat yang digunakan, yang
pertama adalah n dengan nilai konstan sebesar 1000 RPM, dan If konstan sebesar
0.6 A. Lalu ketika dilakukan percobaan, didapat data yaitu ketika RL semakin
besar, maka Ia yang dihasilkan semakin kecil yang berarti RL berbanding terbalik
dengan Ia. Lalu untuk Vt nya sendiri semakin bertambah, yang berarti Vt
sebanding dengan RL. Lalu untuk Tau nya sendiri semakin kecil, yang berarti
Tau sebanding dengan Ia dan berbanding terbalik dengan RL dan Vt. Dan juga
ketika semakin besar RL yang diterapkan, efisiensinya berkurang hingga jatuh
dibawah 1% seperti yang sudah dicantumkan di data yang didapat.
▪ Analisis Hasil Pengolahan Data
Untuk analisis hasil pengolahan data, data yang didapat di-input dan dihitung
untuk mendapatkan efisiensi menggunakan rumus dari efisiensi. Lalu untuk
efisiensi yang telah didapat ketika menggunakan RL sebesar 20 ohm adalah
5.55%, lalu ketika menggunakan RL sebesar 30 ohm efisiensinya adalah 4.32%,
lalu ketika menggunakan RL sebesar 40 ohm efisiensinya adalah 1.62%, lalu
ketika menggunakan RL sebesar 50 ohm efisiensinya adalah 0.99%, dan ketika
menggunakan RL sebesar 60 ohm efisiensinya adalah 0.72%. Tanda mins yang
terdapat pada kalkulasi hanya menandakan arahnya saja karena Ia pada generator
memiliki arah yang terbalik dengan Ia pada motor DC sehingga arahnya negative
dan disimbolkan dengan tanda negative. Dari hasil pengolahan ini didapat
kesimpulan bahwa semakin besar RL yang dibebankan kepada sebuah generator,
maka semakin kecil pula efisiensi dari generator tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya adalah :

• Pada Motor DC, If berbanding terbalik dengan n, sedangkan Vt berbanding lurus


dengan n, yang berarti apabila ingin mendapatkan kecepatan sudut yang besar kita
harus mengurangi fluks, medan magnet, induktansi, arus, dan menurunkan voltase atau
menambah hambatan.
• Untuk pembebanannya sendiri, semakin bebannya ditambah, kecepatan sudut yang
dihasilkan semakin rendah walaupun dengan nilai Vt dan If yang sama seperti pada
pembebanan nol.
• Pada Generator DC, RL berbanding lurus dengan Vt, tetapi berbanding terbalik dengan
Ia dan Tau. Sehingga apabila RL diperbesar maka Vt akan ikut membesar tetapi Ia dan
Tau akan semakin mengecil.
• Efisiensi sebuah generator bergantung pada RL yang diterapkan pada generator
tersebut. Semakin besar RL yang diterapkan pada generator tersebut, semakin kecil
pula efisiensi yang didapat dari generator tersebut.
Tugas Tambahan

Anda mungkin juga menyukai