Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN

MOTOR DC SHUNT

OLEH:
SYAHRUL AL RASYID
21130043

Dosen Pengampu: Dr. Aswardi, M.T.

PRODI DIV TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. TUJUAN

Mengukur dan menganalisis karakteristik motor DC shunt dalam keadaan


tanpa beban dan keadaan berbeban

B. TEORI

Motor DC Shunt adalah motor listrik DC yang kumparan medan dan


kumparan jangkarnya dihubungkan secara paralel serta memerlukan tegangan arus
searah (DC). Motor DC shunt ini memiliki kecepatan yang hamper konstan
meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai
torsi/torque tertentu). Karena kumparan medan dan kumparan jangkar yang
dihubungkan secara paralel, sehingga total arus listrik merupakan penjumlahan
yang terdapat pada arus yang melalui kumparan medan dan kumparan jangkar
Diagram rangkaian motor DC shunt dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar. Motor DC shunt

Konstruksi motor DC shunt adalah sama dengan semua jenis motor DC. Motor
ini dapat dibangun dengan bagian-bagian dasar seperti kumparan medan
(stator), komutator dan jangkar dinamo (rotor). Prinsip kerja motor DC shunt
berdasarkan penghantar yang membawa arus ditempatkan dalam suatu medan
magnet maka penghantar tersebut akan mengalami gaya. Gaya akan menimbulkan
torsi yang akan menghasilkan rotasi mekanik, sehingga motor akan berputar. Pada
saat motor DC dinyalakan, maka DC mengalir ke seluruh stator dan juga rotor.
Aliran arus ini akan menghasilkan dua bidang yaitu kutub serta jangkar dinamo. Di
celah udara antara jangkar dinamo dan medan, ada dua medan magnet, mereka
saling merespons untuk memutar jangkar dinamo. Sehingga motor DC shunt
menerima sumber arus searah dari jala-jala kemudian dirubah menjadi energi
mekanik berupa perputaran. Arah dari garis-garis gaya (fluks) medan magnet yang
dihasilkan oleh kutub, arah arus yang mengalir pada penghantar dan arah dari gaya,
saling tegak lurus serta menurut hukum tangan kiri fleming. Gaya yang dihasilkan
oleh arus yang mengalir pada penghantar yang ditempatkan dalam suatu medan
magnet tergantung pada hal-hal berikut :
1. Kekuatan dari medan magnet
2. Harga dari arus melalui penghantar
3. Panjang kawat yang membawa arus

C. PERALATAN

G = Torsi meter listrik MV 100


M = Mesin DC MV 120
TG = Tachometer generator MV 153
Rmy = Shunt rheostat TS 500/440
RB = Resistor beban TB 40
IB = Ammeter 12 A
Im = Ammeter 1 A
V = Voltmeter 300 V
S = Switch TO 30

D. PROSEDUR
1. Merangkai dan menjalankan mesin
a. Hubungkan torsi meter sebagai generator dan mesin DC MV 120 sebagai
motor sesuai dengan diagram rangkaian.
b. Catat spesifikasi generator DC seperti ditunjukkan pada rating plate.
Rating ini tidak boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
c. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
d. Cek switch S pada posisi OFF, starter RS pada posisi start sehingga semua
tahanan terhubung.
e. Hidupkan switch tegangan DC variabel dan konstan. Naikkan tegangan DC
variabel DC ke 220 V.
f. Atur shunt rheostat Rmy pada posisi maksimum sehingga didapatkan arus
penguatan maksimum (Ifm).
g. Matikan starter RS secara perlahan dan amati bahwa kecepatan motor
semakin meningkat. Ketika starter sudah sepenuhnya OFF, kecepatan
putaran motor telah mencapai 1200 rpm.

2. Pengukuran karakteristik efisiensi n=f(Pout) dan karakteristik torsi T =


f(n)
Pada percobaan ini yang akan diobservasi adalah pengaruh perubahan arus
beban (IL) terhadap daya Torsi motor (T) dan kecepatan putaran motor (n). Selain
itu, mahasiswa juga dituntut untuk menganalisis karakteristik torsi (T) sebagai
fungsi kecepatan f(n) dan karakteristik efisiensi (n) sebagai fungsi daya output Pout.
a. Hidupkan switch tegangan DC konstan dan atur shunt rheostat torsi pada sisi
generator sehingga arus medan (Ifg) yang tercatat mencapai 0.6 Ampere.
b. Cek switch S pada posisi off, hidupkan starter RS
c. Hidupkan switch tegangan DC variabel dan atur nilainya sebesar 220 Volt.
d. Atur shunt rheostat Rmy pada posisi maksimum sehingga didapatkan arus
penguatan maksimum pada sisi motor (Ifm max).
e. Posisikan beban RL berada pada kondisi arus beban minimum. Lalu
hubungkan switch S ke posisi on.
f. Naikkan nilai resistor beban (RL) sehingga didapatkan nilai arus beban (IL)
yang bervariasi sesuai dengan nilai yang tertera pada tabel 7.1.
g. Lakukan pengukuran nilai kecepatan putaran motor (n), daya yang
dikonsumsi oleh motor (Pin), daya output generator (Pout) dan Torsi (T).
h. Perlu diingat bahwa selama percobaan ini berlangsung nilai tegangan DC
variable, arus penguatan medan pada motor (If m ), dan arus penguatan medan
pada generator (Ifg) harus selalu konstan.
i. Perhatikan hasil yang didapatkan pada saat pengukuran. Analisa pengaruh
penambahan arus beban (IL) terhadap kecepatan putaran motor (n).
3. Kontrol kecepatan motor DC Shunt dengan pengaturan Shunt
Rheostat (Rmy)

a. Selanjutnya atur beban RB sehingga didapatkan nilai Torsi sebesar 4 Nm,


nilai ini harus dijaga konstan selama pengukuran.
b. Variasikan nilai Ifm seseuai dengan nilai yang tertera pada tabel 7.2 dengan
cara mengatur shunt rheostat Rmy.
c. Lakukan pengukuran nilai arus yang mengalir pada beban (IL) dan kecepatan
putaran motor (n) untuk setiap kenaikan step Ifm.. Dan masukkan semua nilai
yang didapatkan ke dalam tabel 7.2.
d. Lakukan perhitungan Pin, Pout dan ɳ dengan persamaan berikut :

4. Penutup
a. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan yang
digunakan ke dalam toolboox, minta teknisi untuk memeriksa kelangkapan
peralatan.
b. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama
praktikum.
c. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.
E. DIAGRAM RANGKAIAN

F. TABEL PERCOBAAN
Karakteristik Berbeban
V = f (IL), If = konstan (mis: 0.6 A), V = konstan (mis: 220 V), variasikan niilai IL

No Vt (Volt) IL (A) Pin (watt) T (Nm) N (rpm)

1 220 0 20 0,5 1250

2 220 1 44 1,7 1250

3 220 2 57 2,5 1250

4 220 3 75 3,5 1250

5 220 4 92 4,5 1250

6 220 5 110 5,5 1250

n= f (Im) V= konstan (mis: 220 V), T = Konstan 4 Nm


Ifm(A) IL (A) N (rpm) Pin (W)

0.5 3,5 1450 8,4

0.4 3,5 1500 8,9

0.3 3,25 1600 9,75


G. Analisis
Motor shunt adalah jenis motor DC yang memiliki kumparan medan yang
disambungkan secara parallel dengan kumpran jangkar motor. Motor shunt
memiliki torsi awal yang sangat rendah, sehingga membutuhkan beban poros yang
cukup kecil. Kecepatan motor shunt dapat dikontrol dengan memvariasikan jumlah
arus yang disuplai ke kumparan medan atau memvariasikan jumlah arus yang
disuplai ke jangkar.
Pada tabel percobaan 1, jika Vt konstan yaitu 220 Volt dan If 0,6 A. Saat I L
diatur dari 0 hingga 5 A maka Pin mengalami penambahan nilai secara bertahap, T
juga mengalami kenaikkan nilai sehingga mencapai nilai tertinggi sebesar 5,5 dan
n (rpm) bernilai konstan yaitu 1250.
Pada tabel percobaan 2, jika V tetap konstan sebesar 220 Volt dan T konstan
sebesar 4 Nm. Saat If diatur dari 0,5 hingga 0,3 maka n akan meningkat. Serta nilai
IL juga mengalami peningkatan.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Konstruksi dasar dari motor DC shunt terdiri atas 2 bagian yaitu rotor
danstator. Rotor merupakan bagian motor yang berputar dan terdiri atas
poros/shaft,belitan jangkar, bearing, serta komutator. Sedangkan stator
merupakan bagianmotor yang diam dan terdiri atas sikat arang, sepatu tiang
(pole shoe), serta belitanmedan. Dimana pada motor DC shunt belitan
medan dipasang secara parallel(shunt) terhadap jangkar.
b. Prinsip kerja motor DC shunt pada dasarnya memanfaatkan
prinsipelektromagnetik dan Hukum Lorentz. Dimana ketika dialiri arus
maka belitanjangkar dan belitan medan shunt pada motor akan menghasilkan
medan magnetsesuai hukum elektromagnetik. Di celah udara antara jangkar
dan kutub (sepatutiang) akan ada dua kutub magnet yang saling berinteraksi
secara tolak menolakdengan resultan maksimal sehingga rotor/jangkar dapat
berputar.
c. Pada motor DC shunt, kenaikan tegangan (Vin) yang di suplai ke motor
DCakan menyebabkan kenaikan arus jangkar (Ia) namun tidak begitu
signifikan. Halini karena pengaruh dari pemasangan belitan medan
yang dipasang parallelterhadap jangkar. Akibatnya kecepatan putar rotor
(N) juga mengalami perubahanyang tidak signifikan. Oleh karena itu
motor DC shunt dikenal dengankecepatannya yang konstan.
d. Pada motor DC shunt, dapat diasumsikan bahwa besar fluks (Φ) adalah
konstansehingga saat torsi (T) naik maka arus jangkar (Ia) yang
dibutuhkan jugamengalami kenaikan namun tidak begitu signifikan. Dengan
kata lain motor DCshunt memiliki arus start cukup kecil, sehingga motor DC
shunt tidak cocok distart pada beban berat yang membutuhkan arus start yang
besar.
2, Saran

1. Dalam melakukan praktikum kita harus berhati-hari dalam bekerja.


2. Sebelum memulai praktikum, kita harus mempelajari jobsheet yang ada.
3. Setelah melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan yang telah
digunakan.
4. Setelah melaksanakan praktikum, bersihkan workshop dan rapikan kembali
meja dan kursi.

Anda mungkin juga menyukai