Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Mesin Listrik

Acara IV
MOTOR INDUKSI 3 PHASA

Oleh:
Nama : Agung Suheru Susandi
NIM : 21130082
Jadwal : Senin, November 2023
Pukul : 15;00-19;50

Dosen Pengampu: Dr. Hansi Effendi, S.T., M.Kom.

LABORATORIM EA8 FAKULTAS TEKNIK


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
DAPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
MOTOR INDUKSI 3 PHASA

I. Tujuan
Untuk mengukur efisiensi kinerja motor induksi tipe squirrel cage ketika diberi
beban yang berbeda – beda dan untuk menentukan karakteristik torsi.

II. Teori Singkat


Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Salah satu kelemahan motor induksi yaitu
memiliki beberapa karakteristik parameter yang tidak linier, terutama resistansi
rotor yang memiliki nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda,
sehingga tidak dapat mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi
perubahan beban. Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan
peformansi sistem yang lebih baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu
pengontrol.
Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi
yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah,
sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri.
Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linier,
terutamaresistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang
berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit
dibandingkan dengan motor DC.
Salah satu kelemahan dari motor induksi adalah tidak mampu
mempertahankan kecepatannya dengan konstan bila terjadi perubahan beban.
Apabila terjadi perubahan beban maka kecepatan motor induksi akan menurun.
Untuk mendapatkan kecepatan konstan serta memperbaiki kinerja motor induksi
terhadapi perubahan beban, maka dibutuhkan suatu pengontrol. Penggunaan
motor induksi 3 fasa dibebrapa industri membutuhkan peformasi yang tinggi dari
motor induksi untuk dapat mempertahankan kecepatannya walaupun terjadi
perubahan beban.
Prinsip Kerja Motor Induksi Motor induksi bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator tersebut kepada kumparan rotornya itu. Bila
kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang
berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul tegangan induksi.
Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup,
maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang
dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator
tersebut sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang
menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor tersebut sesuai dengan
arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada
rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan
turut berputar mengikuti medan putar stator, perbedaan putaran relatif antara
stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya
akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar
stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila beban motor
bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slotslotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutup tertentu.
Adapun daya output dapat ditentukan dengan mengukur kecepatan putaran motor
(n2) seperti persamaan di bawah ini,

Sedangkan daya input dapat ditentukan dengan mengukur daya pada masing –
masing fasa,

Slip (s) dapat ditentukan dari perbedaan kecepatan sinkron medan putar stator
(ns) dan kecepatan rotor (nr). Besarnya slip yang terjadi adalah

Motor induksi tipe squirrel cage (atau yang juga dikenal sebagai motor
asinkron) adalah salah satu jenis motor listrik yang paling umum digunakan di
dunia. Motor ini bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik, di mana medan
magnet yang berasal dari stator berinteraksi dengan arus listrik yang mengalir di
rotor untuk menghasilkan gerakan mekanik.
Teori dasar di balik motor induksi tipe squirrel cage adalah hukum Faraday
tentang induksi elektromagnetik. Menurut hukum ini, perubahan medan magnet
yang melintasi kawat konduktor akan menghasilkan arus listrik dalam kawat
tersebut. Dalam motor induksi, medan magnet yang berputar dihasilkan oleh stator
(bagian tetap dari motor) dan berinteraksi dengan arus listrik yang mengalir dalam
kumparan rotor (bagian yang berputar dari motor).
Squirrel cage sendiri merujuk pada desain rotor motor yang terdiri dari
kumparan konduktor pendek yang terhubung oleh jembatan atau batang
konduktor. Bentuk ini menyerupai kandang tupai (squirrel cage), dan itulah
sebabnya disebut demikian.
Ketika arus listrik dilewatkan melalui stator, medan magnet yang berasal dari
kumparan stator akan berputar dan menghasilkan medan magnet yang berputar.
Medan magnet ini kemudian akan menimbulkan arus induksi dalam kumparan
rotor, sehingga menyebabkan medan magnetik lainnya di rotor. Interaksi antara
medan magnet di stator dan rotor ini akan menyebabkan rotor berputar dengan
kecepatan yang sedikit lebih lambat dari medan magnet di stator.
Kecepatan rotor sedikit lebih lambat daripada kecepatan medan magnetik
stator, sehingga motor ini disebut motor asinkron. Namun, kecepatan rotor bisa
diatur dengan mengubah frekuensi atau tegangan pada stator, dan ini
memungkinkan motor induksi tipe squirrel cage digunakan dalam berbagai
aplikasi yang memerlukan kontrol kecepatan yang tepat.

III. Metodologi Praktikum


A. Peralatan
G = Torsi meter listrik MV 100
M = Motor Induksi, squirrel cage, MV 123
RB = Resistor beban TB 40
U = Voltmeter 60 V dan 240 V
I1 = Ammeter 10 A
P = Wattmeter 1 A, 140 V
Y = Star / delta switch TO 33
S = Switch TO 30
B. Prosedur
1. Merangkai dan menjalankan mesin
a. Hubungkan torsi motor sebagai generator dan motor induksi sebagai
motor sesuai dengan rangkaian percobaan. Switch S harus berada pada
posisi “off” dan switch star/delta berada pada posisi “0”.
b. Catat rating motor induksi yang terdapat pada rating plate.
c. Dosen / teknisi akan mengecek rangkaian.
2. Pengukuran Karakteristik Efisiensi dan Torsi
a. Atur posisi switch tegangan variabel AC ke 220 V dan posisi switch
star/delta ke posisi “Y’. Aktifkan sumber tegangan AC kemudian
motor mulai beroperasi. Ketika kecepatan motor sudah berhenti
meningkat, ubah switch star/delta ke posisi “Δ”.
b. Atur nilai tegangan AC ke 220 V dan pertahankan nilai tersebut
konstan selama percobaan berlangsung. Catat nilai U, I1, P, T, and n2.
Perhatikan bahwa resistor beban RB di atur pada posisi arus minimum.
c. Hidupkan switch S dan tegangan DC konstan.
d. Variasikan nilai beban pada torsi meter dengan menggunakan shunt
rheostat dan nilai beban resistor RB sesuai dengan kenaikan nilai torsi
(T) 1 Nm hingga 10 Nm dan catat nilai U, I1, P, T, dan n2 untuk
masing – masing kenaikan nilai T.
e. Atur resistor beban pada posisi arus minimum dan matikan switch S.
3. Kontrol Kecepatan
a. Atur tegangan AC sebesar 176 V ( 80% dari 220 V ).
b. Ulangi pengukuran yang sama sesuai dengan langkah percobaan 2.a –
2.e.
c. Kali ini kenaikan nilai torsi dimulai dari 1 Nm hingga 9 Nm.
d. Matikan sumber tegangan DC dan AC.
4. Penutup
a. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan
yang digunakan ke dalam toolboox, minta teknisi untuk memeriksa
kelangkapan peralatan.
b. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama
praktikum.
c. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.

C. Gambar Rangkaian

Anda mungkin juga menyukai