Disusun Oleh :
Sentanu Herman D 16050754010
Iqswanda Pradana A 16050754014
Moh Faqih Zulqornain 16050754017
Fajar Budi Rahmansyah 16050754020
I Gede Darma Susila 16050754023
Yoga Prasetyo 16050754025
Moh Yoan Fernanda 16050754041
1.2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa.
2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia industri.
3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3 fasa.
BAB II
PEMBAHASAN MOTOR LISTRIK
Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada
kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah
dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase memiliki
kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi bergantung
pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk
mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan
ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan
mungkin dilakukan.
Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan
mengenai field oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap
dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses industri. Kemudian teknik baru
telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi
yang dikenal dengan Direct Torque Control (DTC). Dengan DTC dimungkinkan
mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa menggunakan tranduser mekanik
pada poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai teknik kontrol “type
sensorless” . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan mengakibatkan
stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga dalam pengemudian motor induksi
dengan pemakaian khusus menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct
Torque Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :
1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus.
4. Kurang bergantung pada parameter mesin.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop
umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan
respon kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close loop disebut
juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai perbandingan dengan input
(referensi) untuk memperoleh suatu error. Didalam suatu sistem yang handal, adanya
error merupakan suatu kerugian. Oleh karena itu, digunakan control PI yang
diharapkan dapat menekan error sampai nilai minimal. Namun hal ini membutuhkan
perhitungan matematik yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang
sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.
2.3. Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada
kontrol loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda
pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem
pengatur yang semakin baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang
saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral).
Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi
dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns
= kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup
Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar
E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N =
banyak lilitan, Q = fluks
Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ).
Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan
putar stator.
Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan putar rotor (nr).
Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang
dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)
Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor,
dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor
akan timbul apabila ns > nr.
Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak
serempak atau asinkron.
2.7. Komponen Motor Induksi 3 fasa
Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga
memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud
terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan detail dari kedua
konstruksi dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
2.7.1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari
bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat
meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya
Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda
satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3
fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah
putaran yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor
listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-
motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen-segmen
laminasi.
2.7.2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor
terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang
dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu
kesatuan sebagaimana gambar 2.6.
Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai
Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan
aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada
setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'.
Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat
konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam
kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji
aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor
Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan
juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut ini,
menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau
alumunium yang dihubungkan singkat.
Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar
Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa
Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE)
dan yang lainnya di non drive-end (NDE)
Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE
Poros baja untuk transmisi torsi ke beban
Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat
untuk stator dan rotor
Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik
eksternal
Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi
BAB III
JENIS-JENIS MOTOR LISTRIK
Motor listrik arus listrik bolak balik (AC) terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Motor Sinkron
2. Motor Induksi
3.1. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu.
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan
memiliki torque awal yang rendah.
Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan fluksi medan
putar stator (Bs) dan suplai listrik searah (DC) membangkitkan medan rotor (Bs).
Rotor berputar karena terjadi interaksi tarik-menarik antara medan putar stator dan
medan rotor. Namun dikarenakan tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor
sinkron membutuhkan prime-mover yang memutar rotor hingga kecepatan sinkron
agar terjadi coupling antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br).
3.2. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
BAB IV
PERHITUNGAN MOTOR LISTRIK
Rumus menghitung kecepatan sinkron, jika yang diketahui frekuensi dan
jumlah kutup pada motor AC.
Contoh : hitung kecepatan putar motor 4 poles/kutup jika motor dioperasikan dengan
frekuensi 50 hz.
ns = (120. F)/ P = (120 . 50)/ 4 = 1500 rpm
Contoh : hitung slip motor jika diketahui kecepatan motor 1420 rpm. Dengan
kecepatan sinkron yang sama dengan hasil diatas.
% slip = ((ns - n)/ ns) x 100 = ((1500 - 1420)/ 1500)x 100 = 5 %
Contoh. Hitung besarnya arus(ampere) motor dengan daya 1 kw dan tegangan 220V
dengan faktor daya 0,88.
I = P / V. Cos φ.....P = 1 kw = 1000 watt
I = 1000/(220 . 0,88) = 5 Ampere
Menghitung daya motor 3 phasa ketika diketahui arus, tegangan, dan faktor
daya.
Contoh. Hitung daya motor induksi 3 phasa yang memiliki arus 9,5 A dengan
tegangan 380V dan faktor daya/ cos φ 0,88.
P = √3 .V. I . cos φ = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,88 = 5495 watt atau dibulatkan jadi 5,5 KW.
Contoh. Dengan daya input motor 5 KW dan daya output 4,5 KW. Hitung efisiensi
daya pada motor tersebut.
ᶯ = (Pout / P)x 100% = (4500/5000)x 100% = 90 %
Menghitung torsi motor jika diketahui daya motor dan kecepatan motor.
Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan.
Contoh. Hitung berapa torsi motor 10 HP. Dengan kecepatan 1500 rpm.
T = (5250 . HP)/n = (5250 . 10)/ 1500 = 35 lb ft = 45,6 Nm
2. T = F . D
Dimana :
T = torsi motor (Nm)
F = gaya (Newton)
D = jarak (meter)
Contoh Soal
Suatu motor induksi 220 volt, 3 fase, 4 kutub, 50 Hz hubungan bintang (Y)mempunai
daya 5 HP.R1 = 0,45 Ohm ; R2' = 0,4 Ohm; Bo =
- 1/3 MhoX1 = 0,8 Ohm; X2' = 0,8 Ohm; Go = 0Rugi inti stator 50 watt, rugi angina
dan gesekan 150 watt; untuk slip 0,04.Pergunakanlah rangkaian sebenarnya
untuk menghitung :a. Arus infutb. Pf inputc. Daya masuk rotord. Daya masuk
mekanik e. Torsi elektromagnetf. Daya outputg. EfisiensiJawab :Lihat gambar
rangkaian sebenarnya, Ro atau Go = 0 (diabaikan), maka untuk Zohanya terdiri dari
Bo atau Xo; selanjutnya Zo diparalel dengan Z 2 ' menghasilkan Z AB
f. Daya output
Po = Pm - rugi-rugi angin dan gesekan= 3986 - 150 = 3836 watt