Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

“ MOTOR LISTRIK AC TIGA PHASE ”

Disusun Oleh :
Sentanu Herman D 16050754010
Iqswanda Pradana A 16050754014
Moh Faqih Zulqornain 16050754017
Fajar Budi Rahmansyah 16050754020
I Gede Darma Susila 16050754023
Yoga Prasetyo 16050754025
Moh Yoan Fernanda 16050754041

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding
dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif murah,
konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik.
Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan
terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran
yang rendah.

1.2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa.
2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia industri.
3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3 fasa.
BAB II
PEMBAHASAN MOTOR LISTRIK

2.1. Pengertian Motor lnduksi 3 Fasa


 
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan
rotor. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak
digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Bentuk
gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan padagambar 2.1, dan contoh penerapan
motor induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.2.

a) bentuk fisik b. motor induksi (gambar irisan)


Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa

Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industri


Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan
dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi.
Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada
gambar 2.3

Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada
kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah
dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase memiliki
kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi bergantung
pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk
mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan
ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan
mungkin dilakukan.
Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan
mengenai field oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap
dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses industri. Kemudian teknik baru
telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi
yang dikenal dengan Direct Torque Control (DTC). Dengan DTC dimungkinkan
mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa menggunakan tranduser mekanik
pada poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai teknik kontrol “type
sensorless” . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan mengakibatkan
stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga dalam pengemudian motor induksi
dengan pemakaian khusus menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct
Torque Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :
1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus.
4. Kurang bergantung pada parameter mesin.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop
umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan
respon kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close loop disebut
juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai perbandingan dengan input
(referensi) untuk memperoleh suatu error. Didalam suatu sistem yang handal, adanya
error merupakan suatu kerugian. Oleh karena itu, digunakan control PI yang
diharapkan dapat menekan error sampai nilai minimal. Namun hal ini membutuhkan
perhitungan matematik yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang
sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.

2.2. Direct Torque Control (DTC)


Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator dalam
kerangka seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari switching inverter. Ide
dasar dari DTC adalah perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk stator dan
fluk rotor pada kondisi fluk bocor stator tetap. Hal ini banyak dikenali untuk
pengaturan torsi dan fluk cepat dan robust. Pada motor induksi dengan rotor sangkar
untuk waktu tetap rotor menjadi sangat besar, fluk bocor rotor berubah perlahan
dibanding dengan perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada keadaan
perubahan yang cepat fluk rotor cenderung tidak berubah. Perubahan cepat dari torsi
elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk stator, sebagai arah torsi. Dengan
kata lain fluk stator dapat seketika mempercepat atau memperlambat dengan
menggunakan vektor tegangan stator yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-
sama dan decouple dicapai dengan pengaturan langsung dari tegangan stator, dari
error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan sesuai vektor tegangan dalam
hal ini untuk memelihara torsi dan fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang
menghasilkan perilaku bang bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan
ripple fluk, torsi dan arus yang penting.

2.3. Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada
kontrol loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda
pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem
pengatur yang semakin baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang
saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral).
Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi
dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.

2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa : 

 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
 Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
 Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
 Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.

2.5. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa


 Kecepatan tidak mudah dikontrol
 Power faktor rendah pada beban ringan
 Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

 Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns
= kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p  = jumlah kutup
 Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar
E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N =
banyak lilitan, Q = fluks
 Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ).
 Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
 Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan
putar stator.
 Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan putar rotor (nr).
 Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang
dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)
 Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor,
dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor
akan timbul apabila ns > nr.
 Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak
serempak atau asinkron.
2.7. Komponen Motor Induksi 3 fasa
        Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga
memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud
terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan detail dari kedua
konstruksi dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor

2.7.1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari
bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat
meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya

Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda
satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3
fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah
putaran yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor
listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-
motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen-segmen
laminasi.
2.7.2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor
terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang
dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu
kesatuan sebagaimana gambar 2.6.
Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai

Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan
aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada
setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'.
Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat
konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam
kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji
aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor
Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan
juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut ini,
menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau
alumunium yang dihubungkan singkat.
Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar

Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam laminasi-


laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi satu dengan poros rotor.
Sebagaimana konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang konduktor yang
terhubung singkat, maka tidak dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan Luar”
(yang dipasang secara seri) dengan rotor guna keperluan ”Pengasutan”. Selain itu
pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga posisinya dibuat tidak paralel
(tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang konduktor agak dimiringkan
sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.
Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :
 Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan
magnetis/suara bising)
 Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci” yang disebabkan
karena interaksi langsung antara medan magnit stator dan rotor.
Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor menjadi
satu bagian dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga
yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa satupun konduktor. Jenis seperti ini
biasanya disebut sebagai ”Motor Arus Eddy”.
b. Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai
tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga
terhubung singkat seperti gambar 2.8.

Gambar 2.8. Rotor berlian


Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau
pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi

Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan


yang terdapat pada stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur
rotor dan pada setiap ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring)
yang posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar
2.6.). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki belitan statornya
dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2 fasa. Pengaturan
belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase adalah sama.
Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fase yang keluar dihubungkan ke
3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah fasenya. Konstruksi slip ring terhubung
secara langsung dengan masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini
dapat dihungkan secara langsung ke ”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan. Pada
gambar 2.7 dan 2.8 di bawah ini menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi
dengan rotor sangkar dan rotor belitan termasuk bagian-bagiannya

Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”


Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor belitan”

2.8. Parts lainnya


Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

 Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE)
dan yang lainnya di non drive-end (NDE)
 Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE
 Poros baja untuk transmisi torsi ke beban
 Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat
untuk stator dan rotor
 Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik
eksternal
Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi
BAB III
JENIS-JENIS MOTOR LISTRIK

Motor listrik arus listrik bolak balik (AC) terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Motor Sinkron
2. Motor Induksi
3.1. Motor Sinkron
 Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu.
 Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan
memiliki torque awal yang rendah.

Prinsip Motor Sinkron secara umum :


Belitan medan terdapat pada rotor 
Belitan jangkar pada stator 

Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan fluksi medan
putar stator (Bs) dan suplai listrik searah (DC) membangkitkan medan rotor (Bs).
Rotor berputar karena terjadi interaksi tarik-menarik antara medan putar stator dan
medan rotor. Namun dikarenakan tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor
sinkron membutuhkan prime-mover yang memutar rotor hingga kecepatan sinkron
agar terjadi coupling antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br). 
3.2. Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Konsep dasar motor induksi:


 Apabila stator diberi catu daya 3 fasa, maka akan menimbulkan medan putar
 Medan putar stator akan memotong batang konduktor pada rotor. Sehingga
pada kumparan rotor akan timbul GGL induksi.
 GGL induksi ini akan menimbulkan arus di dalam medan magnet, sehingga
menimbulkan gaya pada rotor yang dikenal dengan kopel (torka induksi).
Apabila torka yang dihasilkan pada rotor cukup besar untuk memikul kopel
beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
 Syarat agar terjadinya tegangan induksi adalah harus ada slip (perbedaan
kecepatan relatif) antara kecepatan medan putar stator dengan kecepatan
putar rotor.

BAB IV
PERHITUNGAN MOTOR LISTRIK
Rumus menghitung kecepatan sinkron, jika yang diketahui frekuensi dan
jumlah kutup pada motor AC.

Contoh : hitung kecepatan putar motor 4 poles/kutup jika motor dioperasikan dengan
frekuensi 50 hz.
ns = (120. F)/ P  = (120 . 50)/ 4  = 1500 rpm

menghitung slip pada motor

Contoh : hitung slip motor jika diketahui kecepatan motor 1420 rpm. Dengan
kecepatan sinkron yang sama dengan hasil diatas.
% slip = ((ns - n)/ ns) x 100 = ((1500 - 1420)/ 1500)x 100 = 5 %

 Menghitung arus/ampere motor ketika diketahui daya(watt), tegangan(volt),


dan faktor daya(cos φ).

Contoh. Hitung besarnya arus(ampere) motor dengan daya 1 kw dan tegangan 220V
dengan faktor daya 0,88.
I = P / V. Cos φ.....P = 1 kw = 1000 watt
I = 1000/(220 . 0,88) = 5 Ampere

Menghitung daya motor 3 phasa ketika diketahui arus, tegangan, dan faktor
daya.

 
Contoh. Hitung daya motor induksi 3 phasa yang memiliki arus 9,5 A dengan
tegangan 380V dan faktor daya/ cos φ 0,88.
P = √3 .V. I . cos φ  = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,88 = 5495 watt atau dibulatkan jadi 5,5 KW.

Menghitung daya output motor


P output =  √3 .V. I . eff . cos φ
Contoh. Hitung daya output motor jika diketahui seperti data diatas dengan efisiensi
motor 90 % . 
P output = √3 .V. I . eff . cos φ  = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,9 . 0,88 = 4946 watt atau
dibulatkan jadi 5 KW atau 6,6 HP

Menghitung efisiensi daya motor

 
Contoh. Dengan daya input motor 5 KW dan daya output 4,5 KW. Hitung efisiensi
daya pada motor tersebut.
ᶯ = (Pout / P)x 100% = (4500/5000)x 100% = 90 %

Menghitung daya semu motor (VA)


Pada motor 1 phasa
S (VA) = V . I
Pada motor 3 phasa
S = √3 . V . I

Menghitung torsi motor jika diketahui daya motor dan kecepatan motor.
Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan.

Contoh. Hitung berapa torsi motor 10 HP. Dengan kecepatan 1500 rpm.
T = (5250 . HP)/n  = (5250 . 10)/ 1500  = 35 lb ft = 45,6 Nm

Menghitung torsi motor


1.    T = F . D
Dimana :
T = torsi motor (dalam lb ft)
F = gaya (pon)
D = jarak (ft)

2.    T = F . D
Dimana :
T = torsi motor (Nm)
F = gaya (Newton)
D = jarak (meter)

1 lb ft = 0,1383 kgm =1,305 Nm


1 kgm = 7,233 lb ft = 9,807 Nm
BAB V
KESIMPULAN DAN CONTOH SOAL
Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak d gunakan dalam
bidang industri, karena memiliki keunggulan yang handal, tidak ada kontak antara
rotor dan stator kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik yang rendah dan
perawatan yang minim.selain itu kontruksinya sangat sederhana sehingga tidak terlalu
sulit dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada motor sehingga tidak
menggangu jalannya produksi pada industri.

Contoh Soal

Suatu motor induksi 220 volt, 3 fase, 4 kutub, 50 Hz hubungan bintang (Y)mempunai
daya 5 HP.R1 = 0,45 Ohm ; R2' = 0,4 Ohm; Bo =
- 1/3 MhoX1 = 0,8 Ohm; X2' = 0,8 Ohm; Go = 0Rugi inti stator 50 watt, rugi angina
dan gesekan 150 watt; untuk slip 0,04.Pergunakanlah rangkaian sebenarnya
untuk menghitung :a. Arus infutb. Pf inputc. Daya masuk rotord. Daya masuk
mekanik e. Torsi elektromagnetf. Daya outputg. EfisiensiJawab :Lihat gambar
rangkaian sebenarnya, Ro atau Go = 0 (diabaikan), maka untuk Zohanya terdiri dari
Bo atau Xo; selanjutnya Zo diparalel dengan Z 2 ' menghasilkan Z AB
f. Daya output

Po = Pm - rugi-rugi angin dan gesekan= 3986 - 150 = 3836 watt

Anda mungkin juga menyukai