ABSTRACT
This paper describe the performance of three phase induction motor braking 2.2 kW/3 hp,
50Hz, 230/380V, 8, 7/5,0 Amp, 1430 rpm by using programmable logic control (PLC) based
control system. The performance of the braking system is obtained by comparing the time required
by the motor to stop between the braking system mechanism with non braking system. The braking
system also performs with various configuration system of stator phase winding connection.
The results of the braking system designed shown that: (1) the stopping time without
braking system is nearly similar for different motor winding connection, (2) specifically for motor
with capacity 1/3 of full load capacity and loading at 50 %, the stopping time is reduced 6.6 s
(46.85 %), on the other hand for load 90 % the reduction is 8.8 s (61.53 %), (3) for motor with full
load capacity then the stopping for loading 50 % is reduced to 9.2 s (58.9 %). The braking time
for star connecting motor with load 50 % and various configuration, the average time 2.3 s with
reduction 3.62 s (61.21 %), in contrary for load 90 %, the average time 3.95 s with reduction 1.98
s (33.33 %). Generally, it can be concluded that the greater the motor load then the braking time
will be shorter, even though the configuration of the winding connection are various.
Keyword: Braking, PLC, connection system configuration
TeknikA 25
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
(a)
TeknikA 26
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
n s − nr
S = x 100% (8)
ns
S = slip (%)
ns = kecepatan medan putar (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)
TeknikA 27
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
Micro- Flash
RS-422
processor memory
RAM Internals
Hand-held
Programmer
Discrete Temporaries %T Bit
Discrete System %S Bit
Pots Discrete Global %G Bit
Register %R Bit
Analog Input %AI Word
Analog Output %AG Word
PSOK
INPUT PWR
LEDs OK OK LEDs
OUTPUT RUN RUN 3. Metode Penelitian
24 VDC
PSOK
Penelitian ini bersifat eksperimen dengan
INPUT
5VDC
Power
menguji pengereman putaran motor induksi tiga
I/O Circuits 24VDC for Outputs
OUTPUT
24VDC for Inputs Supply fasa type Y100LI-4, 2,2kW/3 Hp, 50 Hz,
Board
Input Power
5.14VDC
220/380 Volt, 8,7/5,0 Amp, 1430 Rpm, Ins cl
Input
Power B/No Ro13/34 kg, made in China secara
dinamik. Dalam pengujian ini motor dikontrol
Gambar 4. Konfigurasi rangkaian stator dengan menggunakan PLC. Untuk mendapatkan
(Agus Warsito ; 2006) pengereman secara dinamik, kumparan stator
TeknikA 28
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
motor diinjeksi dengan arus searah yang diambil Pemograman PLC untuk pengereman
dari sumber yang telah disearahkan. Dalam putaran motor induksi tiga fasa seperti diagram
pengujian yang akan diamati adalah nilai arus alir dibawah ini
searah yang diinjeksikan dan lama waktu
penginjeksian dalam berbagai variasi beban dan
tanpa beban. Besar arus searah yang diinjeksikan
diatur dengan memvariasikan rangkaian stator
motor. Sedangkan waktu penginjeksian diatur
melalui program yang ada dalam PLC. Untuk
pengujian berbeban, motor dihubungkan dengan
generator sinkron yang akan melayani beban
berupa resistor, induktor dan kapasitor.
Penelitian dilakukan dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Studi literatur mengenai pengereman dinamik
motor induksi tiga fasa dan Programable
Logic Controller.
2. Merancang dan membuat alat pengereman
dinamik motor induksi tiga fasa dengan
menggunakan Programable Logic Controller
3. Melakukan pengujian terhadap motor untuk
mendapatkan nilai arus searah yang
diinjeksikan dan waktu penginjeksian yang
efektif untuk mendapatkan pengereman yang
optimal
4. Menganalisa hasil pengujian dan membuat
kesimpulan
Blok diagram pengereman putaran motor
induksi tiga fasa dengan PLC seperti gambar
dibawah ini.
24 VDC
PLC IC693UDR005
pengamatannya sebagai berikut :
Power Suplay
L N Q1 Com1 VC Q2 Q3 Q4 Q5 Com2 Q6 Com3 Q7 Com4 Q8 Com5 Q9 Com6 Q10 Q11 Q12 Com7 Com7
4.1. Hasil pengamatan waktu berhenti motor
tanpa pengereman
R
220 VAC
N
TeknikA 29
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
Tabel 3. Hasil pengamatan waktu berhenti motor 4.2. Hasil pengamatan waktu berhenti motor
No Rangkaian tanpa pengereman
I Beban t dengan pengereman dinamik
Stator (A) (KW) (dt) Hubu Hub. Beban I ac Idc Waktu
1 Bintang 0,96 Tanpa beban 14,3 ngan Stator (KW) (A) (A) (dt)
2 Bintang 2,62 1 7,6 Stator Saat
3 Bintang 4,35 2 5,5 Saat Penge-
4 Delta 1,20 Tanpa beban 15,6 Opera reman
5 Delta 3,85 1 8,2 si
6 Delta 7,69 2 6,4 Hubun Konfigu TB 0,96 1,18 5,30
1 2,62 3,20 3,30
gan rasi A
2 4,35 5,30 1,20
Bintan Konfigu TB 0,96 1,33 4,40
16
Arus dan Waktu berhenti motor
14.3
14 g rasi B 1 2,62 3,29 2,25
12
10 2 4,35 6,13 1,00
7.6 Arus Motor (Ampere)
8
6 5.3 Waktu Berhenti Motor (dt) Konfigu TB 0,96 1,98 3,50
4.35
4 2.62
rasi C 1 2,62 5,12 1,30
2 0.96 2 4,35 7,54 0,50
0 Konfigu TB 0,96 1,11 5,45
tanpa beban 1 KW 2 KW
rasi D 1 2,62 3,12 3,40
Daya beban
2 4,35 5,25 1,25
Konfigu TB 0,96 0,98 5,50
Gambar 8. Grafik waktu berhenti motor rasi E 1 2,62 2,87 4,45
hubungan bintang tanpa pengereman 2 4,35 4,75 2,35
Konfigu TB 0,96 0,98 5,50
rasi F 1 2,62 2,87 3,45
18 Arus Motor (Ampere)
15.6 2 4,35 4,75 1,45
16
14
Waktu Berhenti Motor (dt) Hubun Konfigu TB 1,20 1,42 4,30
12 gan 1 3,85 4,71 2,45
rasi A
10 8.2 7.69
Delta 2 7,69 9,23 0,35
8
6
6.4
Konfigu TB 1,20 1,72 4,20
4
3.85 rasi B 1 3,85 5,35 1,15
2 1.2 2 7,69 10,8 0,30
0 1
tanpa beban 1 KW 2 KW
Konfigu TB 1,20 2,56 3,40
rasi C 1 3,85 7,54 0,48
2 7,69 13,8 0,25
Gambar 9. Grafik waktu berhenti motor Konfigu TB 1,20 1,40 4,30
hubungan delta tanpa pengereman rasi D 1 3,85 4,23 2,10
2 7,69 8,98 0,40
Konfigu TB 1,20 1,38 1,43
rasi E 1 3,85 4,05 3,15
2 7,69 7,95 0,45
Konfigu TB 1,20 1,38 1,43
rasi F 1 3,85 4,05 3,15
2 7,69 7,95 0,45
TeknikA 30
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
5.00 4.75
5.00 4.45
Motor
3.00 2.87
Waktu Berhenti Motor 3.00 2.35
Waktu Berhenti
2.00 (dt)
1.18 1.20 2.00 Motor (dt)
1.00 0.98
1.00
0.00
Tanpa 1 KW 2 KW 0.00
beban Tanpa 1 KW 2 KW
Daya beban beban
Daya Beban
Gambar 10. Grafik waktu berhenti motor Gambar 14. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan bintang melalui pengereman running hubungan bintang melalui pengereman
dengan rangkaian stator konfigurasi A dengan rangkaian stator konfigurasi E
7.00
6.13 4.75
5.00 4.45
6.00
5.00 4.40 4.00 Arus Injeksi (A)
Arus Injeksi (A)
Motor
2.87
Motor
Gambar 11. Grafik waktu berhenti motor Gambar 15. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan bintang melalui pengereman running hubungan bintang melalui pengereman
dengan rangkaian stator konfigurasi B dengan rangkaian stator konfigurasi F
Arus Injeksi dan Waktu Berhenti
10.00 9.23
Arus Injeksi dan Waktu Berhenti
8.00 7.54
9.00
7.00 8.00
7.00
6.00 5.12 Arus Injeksi (A)
6.00
Motor
Gambar 12. Grafik waktu berhenti motor Gambar 16. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan bintang melalui pengereman running hubungan delta melalui pengereman
dengan rangkaian stator konfigurasi C dengan rangkaian stator konfigurasi A
Arus Injeksi dan Waktu Berhenti
Motor
3.00 5.35
Waktu Berhenti Motor 6.00
4.20 Waktu Berhenti
2.00 (dt)
1.11 1.25 4.00 Motor (dt)
1.00 1.72
2.00 1.15
0.30
0.00
0.00
Tanpa 1 KW 2 KW
Tanpa 1 KW 2 KW
beban
beban
Daya Beban
Daya Beban
Gambar 13. Grafik waktu berhenti motor Gambar 17. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan bintang melalui pengereman running hubungan delta melalui pengereman
dengan rangkaian stator konfigurasi D dengan rangkaian stator konfigurasi B
TeknikA 31
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
Motor
10.00 5.00 4.05
Motor
Gambar 18. Grafik waktu berhenti motor Gambar 21. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan delta melalui pengereman running hubungan delta melalui pengereman
dengan rangkaian stator konfigurasi C dengan rangkaian stator konfigurasi F
4.3. Pembahasan
Arus Injeksi dan Waktu Berhenti
10.00 8.98
9.00
Dari hasil pengujian dapat dikemukakan
8.00
7.00 bahwa :
Arus Injeksi (A)
6.00
Motor
9.00 7.95
3. Pada pengujian pengereman motor hubungan
8.00 bintang, waktu yang dibutuhkan motor untuk
7.00 berhenti paling kecil terdapat saat rangkaian
6.00 Arus Injeksi (A) stator dibuat dalam konfigurasi C. Karena
Motor
5.00 4.05
4.00 3.15 Waktu Berhenti
pada rangkaian stator konfigurasi C, arus
3.00 Motor (dt) searah yang diinjeksikan sangat besar
2.00 1.381.43 sehingga torsi yang dihasilkan untuk
1.00 0.45
melawan torsi rotor menjadi lebih besar.
0.00
Tanpa 1 KW 2 KW 4. Pada pengujian pengereman motor hubungan
beban delta, waktu yang dibutuhkan motor untuk
Daya Beban berhenti paling kecil juga terdapat saat
rangkaian stator dibuat dalam konfigurasi C.
Gambar 20. Grafik waktu berhenti motor
running hubungan delta melalui pengereman 5. Dari hasil pengujian, maka dapat disim-
dengan rangkaian stator konfigurasi E pulkan bahwa waktu pengereman motor
untuk pengereman secara dinamik dipe-
ngaruhi oleh bentuk rangkaian stator saat
beroperasi, konfigurasi rangkaian stator saat
pengereman dan kapasitas beban yang
dipikul oleh motor
TeknikA 32
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
TeknikA 33
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Hawari, M (2002). Principles of Electric
Machines with Power
ElectronicAplications. IEEE Press:
Piscataway.
2. Budiyanto, M. (2003). Pengenalan Dasar –
Dasar PLC. Gava Media: Jogyakarta
3. Bruton, David. (1996). Logic Master 90 –
30/20/Microprogramming Software User’s
Manual. Ge Fanuc Automation: North
America.
4. Festo Didactic. (1996). Programable Logic
Controllers.
5. Marapung, M (1979) Teori Soal
Penyelesaian Teknik Tenaga Listrik.
Armico: Bandung
6. Chowdhuri, N (2003). Induction Motor
Basics and Equivalent Circuits. EE
Electrical Machines. Jilid 3. No. 313
(http://www.ee.com. Diakses 13 Desember
2006)
7. Omron Indonesia Representative Office
(1997) Smallest PLC in The Sysmac C
Series ( SYSMAC CPM1A). PT. Interindo
Wiradinamika: Bandung.
8. Sen, P.C. 1996 Principles Of Electirc
Machine and Power Electronic. John
Willey & Sons: New York
9. Warsito, A . dkk (2006). Pengereman
Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa.
Jurnal Transmisi. Volume 11, No. 1
http://www.electro.ft.undip.ac.id. Diakses
25 November 2006)
TeknikA 34