Anda di halaman 1dari 8

TEORI TAMBAHAN MODUL 1

KARAKTERISTIK START DAN SLIP


PADA MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR TUPAI

Karakteristik Motor sangkar tupai adalah sebagai berikut :

1. Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan ujung-
ujung yang dihubung singkat
2. Kecepatan konstan
3. Arus scart yang besar diperlukan oleh motor menyebabkan tegangan perfluktansi
4. Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga fasa daya utama pada motor
5. Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang dikurangi
6. Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator dihasilkan medan magnet putar yang
menginduksikan tegangan pada rotor.Tegangan tersebut pada gilirannya menimbulkan medan
magnet. Medan rotor dan medan stator cenderung saling tarik-menarik satu sama lain. Situasi
tersebut membangkitkan torsi yang memutar rotor dengan arah yang sama dengan putaran
medan magnet yang dihasilkan oleh stator.

Karakteristik arus starting pada motor induksi

Ketika motor induksi di jalankan maka akan timbul arus mula yang besar, hal ini dikarenakan
frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start yaitu dengan slip seratus persen. Jadi
dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal terhadap ggl (gaya gerak listrik)
rotor dengan sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam
konduktor rotor pada suatu waktu setelah kerapatan fluksi maksimum stator melewati konduktor
tersebut. Sehingga kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar dengan faktor daya yang
rendah dan menghasilkan torsi mula yang rendah.

Jika rotor melakukan percepatan, frekuensi rotor menjadi berkurang dikarenakan nilai slip yang
berkurang, hal ini berarti nilai reaktansi rotornya berkurang sehingga menyebabkan nilai torsinya
naik ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut, torsi akan turun sesuai
dengan harga yang diperlukan untuk memutar beban dengan kecepatan konstan. Pada saat
kondisi start motor listrik memerlukan arus yang besar, hal ini berlangsung untuk beberapa lama.
Kemudian arus yang dibutuhkan akan turun pada kondisi locked rotor. Dan nilai arus yang
dibutuhkan akan tetap saat kondisi beban normal. Dari karakteristik arus mula ini kita bisa
menentukan karakteristik dan setting relay proteksi yang di butuhkan untuk melindungi peralatan
ini.

Starting Motor Induksi

Beban dengan inersia yang tinggi/besar akan menyebabkan waktu starting motor menjadi lama
untuk mencapai kecepatan nominalnya. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan
rotor akan mengalir arus yang besar sehingga bisa terjadi pemanasan berlebih (over heating)
pada motor.
Bahkan bisa lebih buruk lagi dapat menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber
listriknya sehingga akan menurunkan tegangannya. Hal ini akan mengganggu beban listrik yang
lainnya.

Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level tegangan
yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Pengurangan tegangan starting tersebut akan
membatasi daya yang diberikan ke motor, namun demikian di sisi lain pengurangan tegangan ini
akan berdampak memperpanjang waktu/periode starting (waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kecepatan nominalnya).

Sebagai contoh, jika digunakan untuk menggerakkan flywheel yang memiliki energi kinetik
5000 joule. Maka selama periode starting rotor akan mendisidasikan panas sebesar 5000 joule
juga. Tergantung pada ukuran dan sistem pendinginan pada motor tersebut dapat dengan mudah
akan menyebabkan overheating pada motor.

Starting Motor Sangkar Tupai

Cara yang paling sederhana untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar tupai ini adalah
dengan menghubungkan langsung dengan sumber dengan menggunakan saklar tiga phasa. Cara
ini hanya diizinkan pada motor induksi rotor sangkar tupai dengan daya di bawah 3HP (sekitar 2
kw). Motor-motor dengan daya lebih dari 3 HP tidak boleh langsung dihubungkan dengan
sumber. Untuk motor-motor dengan daya 2-4 kw kita hanya memakai saklar bintang segitiga.
Untuk itu kumparan mula-mula dihubungkan. Cara ini hanya digunakan untuk motor-motor
induksi 3 phasa yang mempunyai hubungan kumparan segitiga pada kondisi normalnya.

Slip

Perbedaan kecepatan putaran rotor (Nr) terhadap kecepatan medan putar stator (Ns) disebut
dengan slip. Berubahnya kecepatan motor dapat mengakibatkan berubahnya besar slip 100 %
pada saat start sampai 0 % pada saat diam (Nr) = (Ns). Karena terjadi slip maka kecepatan
relative medan putar stator terhadap putaran rotor. Hubungan antar frekuensi slip dapat dilihat
dari persamaan berikut :

Bila f1 = frekuensi
Ns = 120 f / P atau f1 = P Ns / 120
Pada rotor berlaku hubungan f2 = P (Ns-Nr) / 120
Bila f2 = P Ns (Ns- Nr) / 120 Ns
Karena S = Ns-Nr / Ns dan f1 = P Ns / 120
Maka f2 = f1 S

Karena pada saat start S = 100%, jadi f2 = f2 dengan demikian terlihat bahwa pada saat start dan
rotor belum berputar frekuensi arus rotor dipengaruhi oleh slip (f2 = f1 S). Karena tegangan
induksi dan reaktansi kumparan rotor merupakan fungsi, maka besarnya juga dipengaruhi oleh
slip.
TEORI TAMBAHAN MODUL 2
ARAH PUTARAN DAN PERUBAHAN ARAH PUTARAN
DARI MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR TUPAI

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan Hukum
Lorentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.

Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,
sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi,
apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Motor induksi satu fasa sering disebut dengan motor asinkron atau motor tak serempak,
karena putaran medan stator tidak sama dengan putaran medan rotor. Putaran sinkron
stator (ns) selalu mendahului atau lebih cepat dari putaran medan rotor (nr). Putaran medan
stator dihasilkan karena adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan oleh
kumparan stator atau rotor dari motor. Medan putar akan terjadi bila kumparan stator atau
rotor dialiri arus listrik dengan fase banyak, misalnya dua fasa, tiga fasa dan sebagainya.

Motor induksi satu fasa bila dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik tidak akan
menghasilkan medan putar pada kumparan statornya, tetapi malah medan pulsasilah yang
akan terjadi. Medan pulsasi adalah suatu medan yang punya dua besaran yang sama besar,
tetapi berlawanan arah dengan kecepatan sudut yang sama pula. Kedua komponen tersebut
akan bergerak berlawanan arah dan dengan kecepatan sudut yang sama, sehingga
kedudukannya terhadap ruang seolah‐olah tetap (diam). Kedua komponen ini tentunya akan
menghasilkan kopel yang sama besar dan berlawanan arah pula. Pada dasarnya, kopel yang
dihasilkan mempunyai kemampuan untuk menggerakkan motor dengan arah maju atau
mundur, akan tetapi dalam gerak mulanya kemampuan gerak maju dan gerak mundur sama
besar oleh sebab itu motor akan diam. Apabila dengan suatu bantuan gerak mula yang diberikan
pada arah maju atau arah mundur, maka motor akan berputar sesuai dengan arah gerak yang
diberikan.

Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan
sinkronnya, meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan
putaran. Pengaturan putaran motor induksi memerlukan biaya yang agak tinggi.
Biasanya pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Mengubah jumlah kutub motor

Karena ns = maka perubahan jumlah kutub (p) atau frekuensi (f) akan mempengaruhi putaran.
Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa sehingga
dapat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda. Biasanya diperoleh
dua perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah kutub dari 2 menjadi 4.

2. Mengubah frekuensi jala-jala

Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekuensi jala.
Hanya saja untuk menjaga keseimbangan kerapatan fluks, perubahan tegangan harus dilakukan
bersamaan dengan perubahan frekuensi. Persoalannya sekarang adalah bagaimana mengatur
frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis.

3. Mengatur tegangan jala-jala

T = (V1)2

Dari persamaan kopel motor induksi diatas diketahui bahwa kopel sebanding dengan pangkat
dua tegangan yang diberikan. Untuk karakteristik beban, kecepatan akan berubah dari n1 ke n2
untuk tegangan masuk setengah tegangan semula. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan
putaran yang terbatas (daerah pengaturan sempit).

4. Pengaturan Tahanan Luar

Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihasilkan karakteristik kopel
kecepatan yang berbeda-beda. Putaran akan berubah dari n1 ke n2 ke n3 dengan bertambahnya
tahanan luar yang dihubungkan ke rotor.

PRINSIP KERJA ROTOR BERPUTAR

Jika kumparan utama dan kumparan bantu dihubungkan ke sumber tegangan maka arus mengalir
ke kumparan utama dan bantu dengan berbeda fase. Perbedaan fase tersebut ditimbulkan medan
magnit antara medan stator kumparan utama dan kumparan bantu. Hasil kedua medan kumparan
utama dan kumparan bantu menghasilkan medan putar pada stator dan selanjutnya menyebabkan
rotor berputar. Saklar sentrifugal akan bekerja memutuskan arus pada kumparan bantu secara
otomatis jika putaran motor mencapai 70 – 80 % dari kecepatan nominal.
TEORI TAMBAHAN MODUL 3
PENGUKURAN TORSI DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER

Dynamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan kecepatan
putaran (rpm) dari tenaga yang diproduksi oleh suatu mesin, motor atau penggerak berputar lain.

Dynamometer dapat juga digunakan untuk menentukan tenaga dan torsi yang diperlukan untuk
mengoperasikan suatu mesin. Dalam hal ini, maka diperlukan dynamometer. Dynamometer yang
dirancang untuk dikemudikan disebut dynamometer absorsi/penyerap atau dynamometer pasif.
Dynamometer yang dapat digunakan, baik penggerak maupun penyerap tenaga disebut dynamometer
aktif atau universal.

Sebagai tambahan untuk digunakan dalam menentukan torsi atau karakteristik tenaga dari mesin
dalam test/Machine Under Test (MUT), Dynamometer juga mempunyai peran lain. Dalam siklus standar
uji emisi, seperti yang digambarkan oleh US Environmental Protection Agency (US EPA), dynamometer
digunakan untuk membuat simulasi jalan baik untuk mesin (dengan menggunakan dynamometer mesin)
atau kendaraan secara penuh (dengan menggunakan dynamometer chasis). Sebenarnya, di luar
pengukuran torsi dan power yang sederhana, dynamometer dapat digunakan sebagai bagian dari
pengujian untuk berbagai aktivitas pengembangan mesin seperti kalibrasi pengontrol manajemen mesin,
pengembangan sistem pembakaran dan sebagainya.

Prinsip Operasi

Dynamometer absorsi bertindak sebagai pemberi beban yang digerakkan oleh mesin pada saat
pengujian. Dynamometer harus mampu beroperasi pada kecepatan yang bervariasi, dan memberi beban
pada mesin tersebut pada tingkatan torsi yang bervariasi pula selama pengujian berlangsung.
Dynamometer pada umumnya dilengkapi dengan beberapa cara operasi pengukuran torsi dan kecepatan.

Dynamometer harus dapat menyerap tenaga yang dikeluarkan oleh mesin.Tenaga yang diserap
oleh dynamometer harus dapat diteruskan ke udara sekitar atau mentransfer ke air pendingin.
Dynamometer regeneratife memindahkan tenaga ke bentuk daya listrik.

Dynamometer dapat dilengkapi dengan berbagai system kontrol. Jika dynamometer mempunyai
regulator torsi, itu beroperasi pada penyetel torsi pada saat mesin beroperasi pada kecepatan apapun, hal
itu dapat dicapai selama pengembangan torsi yang telah di tentukan sebelumnya. Jika dynamometer
mempunyai regulator kecepatan, maka dapat diketahui besar torsi yang diperlukan menggerakkan mesin
pada kecepatan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dynamometer motor bertindak sebagai penggerak dari peralatan yang akan diuji. Maka
dynamometer harus dapat menggerakkan peralatan pada kecepatan dan tingkatan torsi yang berfariasi
selama pengujian berlangsung

Dynamometer Listrik

Pada dasarnya pengereman yang terjadi pada dynamometer listrik akibat pemotongan medan
magnet oleh pergerakan bahan konduktor.
Ada 2 type dynamometer absorsi yang bekerja secara listrik yaitu :

1). Dynamometer arus pusaran (eddy current dynamometer)


2). Dynamometer ayunan listrik atau generator

1). Dynamometer Arus Pusaran

Dynamometer ini terdiri dari suatu rotor yang digerakkan oleh suatu motor yang tenaganya yang
akan diukur, dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnetnya dikontrol dengan merubah
arus sepanjang susunan kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi dari rotor. Rotor ini bertindak
sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan medan magnet itu maka terjadi
arus dan arus ini diinduksikan dalam rotor sehingga rotor menjadi panas.

Keuntungan-keuntungan:
- Pengaturan beban dan pemeliharaan mudah
- Pada kecepatan yang rendah penyerapan daya bisa penuh

Kerugian-kerugian:
- Harus tersedia sumber arus searah yang besar
- Pada penyerapan daya yang besar, panas yang timbul menyulitkan pendingin
- Bagian yang dilalui air pendingin dipengaruhi erosi dan korosi

2). Dynamometer Ayunan Listrik atau Generator

Pada prinsipnya, bidang gerak dynamometer ini diputarkan secara terpisah baik dengan
mengutamakan pipa-pipa saluran utama atau abattery yang mempertahankan suatu tegangan yang
konstan. Seluruh mesin ditumpu dengan ball bearing, casing menahan sebuah lengan torsi untuk
menjadikan seimbang torsi mesin. Torsi mesin disebarkan pada casing oleh daya tarik medan magnet,
yang dihasilkan ketika jangkar sedang berputar dan mengeluarkan tenaga listriknya pada aliran sebelah
luar dynamometer.

Keuntungan-keuntungan:
- Kapasitas penyerapan sampai 500 hp dan ketelitian kerja tinggi
- Sistem yang tertutup yang tidak terpengaruh gangguan luar
- Tidak memerlukan pendinginan

Kerugian-kerugian:
- Harga mahal
- Untuk penyerapan daya yang besar dengan kecepatan yang rendah sulit dilaksanakan
TEORI TAMBAHAN MODUL 4
KARAKTERISTIK TORSI DAN BEBAN
PADA SEBUAH MOTOR INDUKSI

Torque (Torsi) motor induksi AC tergantung kepada kekuatan medan rotor dan stator yang saling
berinteraksi dan hubungan fasa antara keduanya. Torque dapat dihitung dengan Equation (12-3).

Dimana :

Selama operasi normal, K, , dan cos adalah konstan, sehingga torque berbanding lurus
dengan arus rotor. Arus rotor meningkat dengan proporsi yang sama dengan slip. Perubahan
torque terhadap slip menunjukkan bahwa begitu slip naik dari 0% hingga 10%, torque naik
secara linier. Begitu torque dan slip naik melebihi torque beban penuh, maka torque akan
mencapai harga maksimum sekitar 25% slip. Torque maksimum disebut breakdown torque
motor. Jika beban dinaikkan melebihi titik ini, motor akan stall dan segera berhenti. Umumnya,
breakdown torque bervariasi dari 200% hingga 300% torque beban penuh. Torque awal (starting
torque) adalah nilai torque pada 100% slip dan normalnya 150% hingga 200% torque beban
penuh. Seiring dengan pertambahan kecepatan dari rotor, torque akan naik hingga breakdown
torque dan turun mencapai nilai yang diperlukan untuk menarik beban motor pada kecepatan
konstan, biasanya antara 0 – 10%.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torque sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok :

1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan
kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan
adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.

2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatan
operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque
bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.
Beban Motor

Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban motor
dapat diukur sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor daya dan
efisinsi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh.

Persamaan berikut digunakan untuk menentukan beban:

Beban = Pi x η

HP x 0,7457

Dimana :

Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya

Pi = Daya tiga fase dalam kW

η = Efisiensi operasi motor dalam %

HP = Nameplate untuk Hp

Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di seluruh pabrik.
Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil (mengakibatkan motor
terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidakefisiensian). US DOE merekomendasikan
untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam per tahun.

Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi secara
individu:

1. Pengukuran daya masuk.

Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat
analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.

2. Pengukuran jalur arus.

Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis daya)
dengan laju amper. Metode ini digunakan bila faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai amper
yang tersedia. Juga direkomendasikan untuk menggunakan metode ini bila persen pembebanan
kurang dari 50%

3. Metode Slip.

Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor beroperasi dengan slip
untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini terbatas namun dapat dilakukan dengan
hanya penggunaan tachometer (tidak diperlukan alat analisis daya). Karena pengukuran daya
masuk merupakan metode yang paling umum digunakan, maka hanya metode ini yang dijelaskan
untuk motor tiga fase.

Anda mungkin juga menyukai