Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

motor induksi rotor sangkar adalah motor induksi yang memiliki rotor dengan kumparan yang
terdiri dari beberapa batang konduktor yang disususn sedemikian rupa sehingga menyerupai
sebuah sangkar tupai (squirrel cage). Motor rotor sangkar konstruksinya sangat sederhana, yang
mana rotor dari motor sangkar adalah konstruksi dari inti berlapis dengan konduktor dipasangkan
paralel, atau kira – kira paralel dengan poros yang mengelilingi permukaan inti. Konduktornya
tidak terisolasi dari inti, karena arus rotor secara alamiah akan mengalir melalui tahanan yang
paling kecil konduktor rotor. Pada setiap ujung rotor, konduktor rotor semuanya dihubung
singkatkan dengan cincin ujung. Batang rotor dan cincin ujung sangka yang lebih kecil adalah
coran tembaga atau almunium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih
besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan kedalam alur kemudian dilas ditempatkan
paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali dimiringkan. Hal ini menghasilkan torsi yang lebih
seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang jalan.Bisa
dibilang konstruksi rotor squirrel cage ini adalah konstruksi motor yang cukup sederhana bila
dibandingkan dengan konstruksi motor listrik jenis lainnya.

Prinsip kerja dari motor induksi tiga fasa rotor sangkar adalah menggunakan prinsip hukum
Faraday dan Lorentz. Jika kumparan stator dihubungkan ke sumber tegangan 3 fasa maka pada
kumparan akan timbul medan magnet putar ( rotating magneting field ) yang sebanding dengan
putaran sinkron. Kecepatan sinkron tersebut dapat dihitung dengan rumus ns = 120 f/p. dimana :
ns adalah kecepatan sinkron, f adalah frekuensi sumber listrik, dan p adalah jumlah kutub.
Medan magnet putar yang timbul tadi akan memotong motong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan jangkar timbul tegangan asinkron (GGl) sebesar E. Karena kumparan
jangkar merupakan rangkaian tertutup maka ggl (E) akan menghasilkan arus I. Adanya arus I di
dalam medan magnet akan menimbulkan adanya gaya F pada rotor. Jika kopel mula yang
dihasilkan oleh gaya f pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban maka rotor akan
berputar searah dengan medan putar stator. Kecepatan putar rotor tidak akan mencapai pada
putaran sinkronnya, disebabkan jika rotor berputar sama dengan kecepatan sinkronnya maka
batang batang konduktor pada rotor tidak akan terpotong medan magnet sehingga tidak terjadi
induksi pada rotor. Selisih kecepatan antara kecepatan sinkron dengan putaran rotor disebut slip
yang dirumuskan sebagai berikut : s = (ns-nr)/ns x 100 %. Dimana s adalah slip, ns adalah
putaran sinkron, dan nr adalah putaran rotor.

Selain harga motor induksi yang murah, motor induksi mempunyai efisiensi yang baik dan
putaran konstan untuk setiap perubahan beban. Starting motor induksi tiga fasa tidak memiliki
permasalahan yang cukup besar seperti pada motor sinkron. Pada dasarnya motor induksi daya
kecil dapat distart langsung hanya dengan menghubungkan dengan sumber tegangan. Namun
untuk motor induksi yang besar hal ini tidak dapat dilakukan, karena arus start yang relatif besar
yaitu 2 sampai 7 kali arus nominal. Pada saat motor induksi dalam keadaan start, frekuensi rotor
dan reaktansinya tinggi yaitu dengan slip 100%, jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif,
arus rotor tertinggal ggl rotor dengan sudut yang besar, ini akan menghasilkan arus start yang
tinggi pada faktor daya rendah. Pada keadaan tertentu, kelebihan arus start ini bisa menyebabkan
gangguan pada saluran instalasi yang nantinya bias mempengaruhi operasi kerja motor motor
lain. Secara umum motor induksi tinggi tiga fasa rotor sangkar dapat distart dengan cara
menghubungkan motor secara langsung ke sumber tegangan, akan tetapi untuk mengurangi arus
start yang tinggi dapat dilakukan dengan cara mengatur tegangan yang masuk ke motor selama
periode start. Pengendalian yang digunakan untuk menstart motor pada kedua metode starting di
atas dapat dioperasikan baik secara manual ataupun secara magnetik.

Anda mungkin juga menyukai