Anda di halaman 1dari 14

Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa

November 16, 2015 By Muhammad robith ~ Leave a comment


Share to : Google Facebook Twitter Linkedin Print

Gambar 1-Motor Induksi 3 Fasa (t0t0x.wordpress.com)

Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum
digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi
merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena
mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron. Kecepatan
sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin.
Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub
pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks
pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang
terbangkitkan pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang
terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat
kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan
terdapat 2 jenis motor induksi, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi
3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor induksi 3
fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi
tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua
motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa
bantuan putaran dari luar pada awal motor digunakan, sedangkan
motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari
luar.

Konstruksi Motor 3 Fasa

Gambar 2 Komponen Penting pada Motor 3 Fasa


(www.electrical4u.com)

Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki 2


komponen penting, yaitu: stator dan rotor.

1. Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada


komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini
dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri
memiliki 3 bagian penting:
o Frame

Gambar 3 Frame Stator (www.electrical4u.com)

Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat untuk
memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi
agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada
motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah
induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang
mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti
pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.

Inti

Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator
bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada
stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk mencegah
arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator dilapisi oleh
lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon untuk mencegah
rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk
menghasilkan fluks

Winding

Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya


dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang
digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan
rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu
dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan
berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai
kumparan medan.

2. Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor


dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang
terpasang pada pusat rotor. Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi menjadi
2 macam:
o Sarang Tupai Atau Squirrel Cage

Gambar 4 Rotor tipe Squirrel Cage (www.electrical4u.com)

Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan diberi
beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun sedikit
miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat konduktor pada
rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Umumnya rotor jenis
ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis ini sangat sering
digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan berapapun kutub pada
stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas angin dan blower pada
printer.

Slip Ring

Gambar 5 Rangkaian Rotor Slip Ring (www.electrical4u.com)

Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki
sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah
satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung dengan
rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian
kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star.
Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran
motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya rotor jenis ini digunakan untuk
beban-beban besar seperti untuk menggerakkan elevator atau lift.

Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa

Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber
AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui
kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja.
Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada
suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel
tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah tangan kanan.

Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks


(www.learnengineering.org)

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di
setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap
fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada
kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada kalanya arus
pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus
pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang
dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus
paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet
yang dibangkitkan juga ikut berputar seiring waktu. Kecepatan putaran
medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada
Rangkaian (www.learnengineering.org)

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah
dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan
terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat
mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus
pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar
mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran
rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini
disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak
ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi
pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada
rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek
dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat
kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor
akan terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum
lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali.
Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip.

Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz


(www.learnengineering.org)
Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor
(www.learnengineering.org)

Mengapa Motor Induksi 3 Fasa Dapat Start Sendiri?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa motor ini memiliki 3 fasa pada
masing-masing kumparan statornya. Karena besarnya arus yang
dibangkitkan dari masing-masing fasa berbeda tiap waktunya, maka fluks
yang dihasilkan juga berbeda-beda, seolah-olah medan magnet yang
dihasilkan juga ikut berputar seiring waktu. Sehingga jika ada rotor yang
diam dipasang diantara medan magnet ini maka rotor akan mengalami gaya
karena terjadi perbedaan kecepatan antara rotor dan medan magnet ini.
Berbeda dengan motor induksi 1 fasa yang medan magnetnya juga diam.
Karena rotor dan medan magnet sama-sama diam maka rotor tidak
mengalami gaya, atau lebih tepat dikatakan resultan gayanya nol karena
gaya yang dihasilkan fluks sama dengan gaya yang dihasilkan arus induksi
pada rotor.

Jika artikel ini bermanfaat buat Anda, mohon untuk di Share because
Sharing is Caring
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
Motor Listrik
Motor Listrik adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak / mekanik
Macam - macam motor listrik berdasarkan sumbernya adalah :
1. Motor AC
a. Motor Sinkron
b. Motor Asinkron ( Induksi)
2. Motor DC

Motor Listrik sangat membantu pekerjaan manusia bahkan bisa dikatakan tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia terutama yang berhubungan dengan pekerjaan mengangkat,memindahkan,
mengatur dan membersihkannya dan sebagaiannya
Pada kenyataan motor listrik ini digunakan untuk menggerakkan peralatan - peralatan lain akan
menghasilkan energi atau jasa yang digunakan oleh manusia, misalnya : Menggerakkan pompa,
menggerakkan vacuum cleaner, menggerakkan mesin pemintal benang dan sebagainya

PRINSIP KERJA MOTOR


Pada dasarnya prinsip kerja motor sama dengan prinsip kerja generetor dan transformator dimana
induksi magnetik sangat berperan dalam merubah bentuk energi yang satu ke bentuk yang lain.

Jadi prinsip kerja motor adalah jika sebuah penghantar dilalui arus listrik dalam medan magnet atau
medan listrik (fluks), maka akan timbul suatu gaya pada konduktor tersebut. Gaya ini yang kemudian bisa
menggerakkan kondukotor (rotor) untuk bergerak (berputar).

Besarnya gaya yang timbul pada konduktor yang dialiri listrik dalam medan magnet adalah sbb :

F= BIL cos

Dimana :

F = Gaya yang timbul pada konduktor L = pajang konduktor

B = Besar medan listrik atau medan magnet (fluks) = besar sudut antara arah fluks dan
arus

I = Besarnya Arus yang lewat konduktor

MOTOR AC

Disebut motor AC karena sumber utama untuk menggerakkan motor adalah berasal dari sumber
tegangan AC.

Berdasarkan prinsip kerjanya ada 2 macam motor AC, yaitu :

1. Motor Sinkron
Prinsip kerjanya adalah putaran rotor selalu sama dengan putaran medan listrij atau medan magnet
(fluks) pada stator

2. Motor Asinkron / induksi

Prinsip kerjanya adalah putaran rotor tidak akan pernah sama dengan putaran medan listrik atau
medan magnet (fluks) pada stator

Keuntungan dari motor asinkron adalah :

a. Bentuknya sederhana dan konstruksinya cukup kuat

b. Biaya murah dan dapat diandalkan

c. Tidak memerlukan sikat seperti pada motor DC atau motor sinkron

d. Perawatan minimum

Namun disamping hal tersebut di atas, perlu diperhatikan faktor - faktor yang tidak menguntungkan :

a. Efisiensi rendah karena perlu adanya beda putaran rotor dan fluks pada stator untuk menghasilkan
gaya.

b. kecepatan akan berkurang jika beban bertambah.

Bila ingin membalikkan arah putaran motor AC dapat dilakukan dengan menukar arah putaran medan
putarnya yaitu dengan cara menukar dua beda fasanya.

MOTOR INDUKSI

Umumnya motor AC yang digunakan adalah tipe motor asinkron. Motor asinkron disebut juga dengan
motor induksi. Motor induksi ini lebih banyak digunakan karena pada motor induksi ini tidak diperlukan
medan magnet dari sumber DC ataupun dari sumber AC yang disearahkan. Sehingga bisa dikatakan
bahwa motor induksi tidak memiliki kumparan medan.

Karena tidak memiliki kumparan medan, apakah motor induksi hanya memiliki satu kumparan saja ?
Tidak, motor induksi tetap memiliki 2 kumparan pada stator dan rotor-nya.

Motor Induksi, disebut demikian karena memanfaatkan induksi dari stator ke rotor-nya . Contoh peralatan
yang memanfaatkan induksi adalah transformator yang memiliki kumparan primer dan sekunder.
Demikian juga dengan motor induksi, kumparan pada stator seolah-olah menjadi kumparan primer,
sedangkan kumparan pada rotor seolah-olah menjadi kumparan sekundernya.

MOTOR DC

Disebut motor DC karena sumber utama untuk menggerakkan motor berasal dari tegangan DC.
Motor DC dilengkapi dengan sebuah komutator yang berupa cincin belah untuk mengalirkan arus dari
sumber DC ke rotor

Motor DC memiliki kumparan medan dan kumparan jangkar. Kumparan medan umumnya terdapat pada
stator, sedangkan kumparan jangkarnya pada rotor. kumparan medan berfungsi untuk menghasilkan fluks
magnetik. Motor DC berputar karena gaya yang timbul akibat adanya fluks magnet pada stator dan arus
jangkar pada rotor.

Pada motor-motor kecil (misalnya mainan anak-anak) biasanya tidak memiliki kumparan medan, karena
menggunakan magnet permanen sebagai penggantinya. Untuk motor DC yang memiliki kumparan
medan,pengambilan sumber tegangan DC-nya bisa bermacam-macam tergantung tipe penguatan yang
digunakan

Prinsip Kerja Motor Induksi

Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa. Arus
ini akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena adanya perbedaan sudut fasa
sebesar 120 antara ketiga fasanya, maka akan timbul medan putar, dengan kecepatan sinkron n s,

Dimana :

ns : kecepatan sinkron
f : frekuensi
p : jumlah kutub

Dalam stator sendiri akan timbul tegangan pada masing-masing fasa yang dinyatakan:
Dalam keadaan rotor masih diam, medan putar stator akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E 2:

Dengan :

E1 : tegangan stator
E2 : tegangan rotor
N1 : jumlah kumparan stator
N2 : jumlah kumparan rotor
m: fluks maksimum

Perbedaan kecepatan sinkron medan putar stator (n s) dan kecepatan rotor (nr) disebut slip. Besarnya slip
yang terjadi adalah,

Dimana :

s : slip motor
ns : kecepatan stator
nr : kecepatan rotor

Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan
bervariasi tergantung besarnya slip, dan tegangan induksi ini dinyatakan dengan E 2s.

Dengan :

E2s: tegangan rotor saat keadaan berputar


sf sama dengan f2: frekuensi rotor

Aliran Daya Aktif Motor Induksi

Kita dapat mengidentifikasi dan menghitung tiga hal penting dari motor induksi tiga fasa berdasarkan
diagram aliran daya pada gambar berikut, yaitu efisiensi, daya dan torsi dari motor induksi.
Aliran Daya Pada Motor Induksi

Efisiensi. Dari definisinya, efisiensi merupakan rasio dari daya output dengan daya input, di rumuskan
dalam persamaan sebagai berikut:

Rugi-rugi I2R pada rotor. Rugi-rugi I2R pada rotor (Pjr) berhubungan dengan daya input rotor P r , dan
digambarkan melalui persamaan berikut:

Daya Mekanik. Daya mekanik Pm yang dihasilkan oleh motor sama dengan daya yang dikirim pada rotor
dikurangi rugi-rugi pada rotornya.

Torsi Motor. Torsi, Tm dihasilkan oleh motor pada semua atau berapapun kecepatan motornya, dengan
persamaan:

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
.
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena
penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada
kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang
menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan
pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan
kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar
jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medanstator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Secara sistematis, prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat diuraikan sebagai beriku
1. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator akan timbul medan putar
dengan kecepatan ns = 120flp.
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:
E2s = 4,44 f2N2m (untuk satu phasa)
E2s merupakan tegangan induksi pada saat rotor berputar
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E) akan menghasilkan
arus (I).
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 3, tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor rotor oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) yang dinyatakan dengan
S = (ns nr)/ns x 100%
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr
lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau motor
asinkron.

Anda mungkin juga menyukai